Professional Documents
Culture Documents
KLP 4 Fix
KLP 4 Fix
Disusun Oleh,
Kelompok 4:
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
2. Metodologi ............................................................................................................................. 1
Judul: .......................................................................................................................................... 7
i
A. Critical Review
1. Ringkasan Artikel
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pemahaman
wajib pajak, kualitas pelayanan perpajakan, dan sanksi pajak pada tingkat kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pemahaman wajib
pajak, kualitas pelayanan perpajakan, dan pelaksanaan sanksi pajak sedangkan variabel
dependen adalah kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Penelitian ini menggunakan data
primer dengan menyebarkan kuisioner. Kuisioner yang disebar sebanyak 100 buah kepada
wajib pajak orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu dan kuisioner yang
diolah sebanyak 93 buah. Sampel penelitian diambil dengan metode convenience sampling.
Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan
bahwa pemahaman wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi, sedangkan kualitas pelayanan perpajakan dan pelaksanaan sanksi pajak berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu.
2. Metodologi
Kami mereview artikel yang berjudul “Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kualitas
Pelayanan Perpajakan, dan Pelaksanaan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama”. Isu yang diangkat dari
artikel ini adalah tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayarkan pajak yang masih
rendah. Dengan perubahan sistem pemungutan pajak menjadi self assestment system, maka
peran dari wajib pajak menjadi lebih besar dibandingkan dengan peran petugas pajak karena
self assestment system akan efektif apabila kepatuhan sukarela pada masyarakat telah
terbentuk. Fenomena dalam penelitian ini adalah adanya fakta di lapangan yang menunjukan
bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayarkan pajak masih rendah. Hal ini
ditunjukan berdasarkan data bahwa hanya setengah dari wajib pajak yang terdaftar yang
patuh terhadap kewajibannya membayarkan pajak. Persentase jumlah wajib pajak orang
pribadi yang tidak patuh pada KPP Pratama Batu terus meningkat dalam 3 tahun terakhir,
yang diiringi dengan meningkatnya jumlah wajib pajak yang tidak patuh setiap tahunnya
yang mencapai hampir 50 persen dari jumlah wajib pajak orang pribadi.
1
Komentar: Isu mengenai tingkat kepatuhan wajib pajak ini telah sesuai dengan fenomena
yang terjadi di lapangan dan telah sesuai dengan judul yang digunakan oleh peneliti.
Komentar: Rumusan masalah tersebut cukup mewakili fenomena yang diteliti dalam artikel
ini.
4. Kontribusi Penelitian
Artikel ini diharapkan dapat memberikan bukti mengenai pengaruh pemahaman wajib
pajak, kualitas pelayanan perpajakan, dan pelaksanaan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib
pajak orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama.
Komentar: Dengan melihat kontribusi dari penelitian ini, diharapkan dapat membantu
penelitian selanjutnya sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian yang serupa.
5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh dari pemahaman wajib pajak, kualitas
pelayanan perpajakan dan pelaksanaan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu.
Komentar: Tujuan yang terdapat dalam artikel ini sudah sesuai dengan rumusan masalah
yang dirumuskan.
2
6. Teori yang Digunakan
a. Pemahaman Wajib Pajak
Pemahaman wajib pajak adalah pemahaman wajib pajak terhadap sistem
pemungutan pajak yang ada di Indonesia dan segala macam peraturan perpajakan yang
berlaku. Sistem pemungutan pajak di Indonesia adalah sistem self assessment yang
merupakan sistem yang mempercayakan sepenuhnya kepada wajib pajak untuk
menghitung, membayarkan, dan melaporkan sendiri besar nya pajak yang terutang. Di
dalam sistem pemungutan pajak seperti ini tentu diperlukan berbagai macam peraturan
yang digunakan sebagai alat kontrol dan pemahaman wajib pajak terhadap peraturan ini
juga berpengaruh terhadap sukses atau tidaknya penerapan sistem pemungutan self
assessement ini.
b. Kualitas Pelayanan Perpajakan
Kualitas pelayanan pajak merupakan salah satu hal yang meningkatkan minat wajib
pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dan diharapkan petugas pelayanan
pajak harus memiliki kompetensi yang baik terkait segala hal yang berhubungan dengan
perpajakan di Indonesia. Dengan semakin meningkatnya kualitas pelayanan pajak oleh
instansi pemerintah diharapkan semakin membuat wajib pajak mengerti betapa
pentingnya membayarkan pajak demi pembangunan negara. Ada beberapa dampak yang
ditimbulkan akibat kasus kesalahan petugas pelayanan pajak, menurut pengamat
perpajakan Kodrat Wibowo, masyarakat menjadi malas membayarkan pajak dikarenakan
kasus perpajakan yang melibatkan pegawai Ditjen Pajak Gayus Tambunan telah
membuat masyarakan berpikir bahwa uang hasil pajak rawan disalahgunakan.
c. Pelaksanaan Sanksi Pajak
Sanksi pajak merupakan alat kontrol yang mengontrol agar wajib pajak tetap
memenuhi kewajiban perpajakannya dikarenakan dengan adanya kerugian yang akan
didapat oleh wajib pajak apabila tidak membayarkan pajak yang secara otomatis akan
membuat wajib pajak harus berpikir apabila tidak ingin memenuhi kewajiban
perpajakannya. Menurut Jatmiko (2006) wajib pajak akan memenuhi pembayaran pajak
bila memandang sanksi pajak akan lebih merugikannya dan oleh karena itu diduga
pelaksanaan sanksi pajak yang tegas merupakan salah satu alasan masyarakat patuh
membayarkan pajak.
Komentar: Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini sudah sesuai dengan topik
pembahasan yang diangkat oleh peneliti.
3
7. Objek, Populasi, Sampel, dan Pengukuran Variabel
a. Objek penelitian dalam artikel ini adalah pemahaman wajib pajak, kualitas
pelayanan perpajakan, pelaksanaan sanksi pajak, dan kepatuhan wajib pajak orang
pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu.
b. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang
terdaftar di KPP Pratama Batu yang berjumlah 20.113 wajib pajak.
c. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah pengambilan sampel berbasis
pada probabilitas dengan menggunakan metode convenience sampling yaitu metode
pengambilan sampel secara bebas dan kondisional tanpa menentukan status, atau
keadaan dari responden sehingga menjadikan peneliti nyaman dan mudah dalam
mengambil sampel (Sekaran, 2009:136) dan penentuan jumlah sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin dengan hasil akhir berjumlah 100 sampel.
d. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel terikat atau dependen,
dan variabel bebas atau independen. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah pemahaman wajib pajak, kualitas pelayanan perpajakan, dan pelayanan
sanksi pajak. Sedangkan variabel dependen dalam artikel ini adalah kepatuhan wajib
pajak yang diukur dengan menggunakan skala likert.
Komentar: Objek, Populasi, Sampel, dan Pengukuran Variabel sudah sesuai untuk penelitian
ini.
8. Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi
berganda. Menurut hair et all (1998) dalam Arum (2012) menyatakan bahwa metode analisis
regresi berganda merupakan teknik statistika untuk menjelaskan keterkaitan antara variabel
terikat dengan beberapa varabel bebas. Analisis data akan dilakukan dengan bantuan program
aplikasi Statistical Package for Social Science (SPSS). Berikut persamaannya:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e1
Keterangan:
Y = Kepatuhan wajib pajak orang pribadi
X1 = Pemahaman Wajib Pajak
X2 = Kualitas Pelayanan Perpajakan
X3 = Pelaksanaan Sanksi Pajak
4
b1 b2 b3 = Koefisien regresi untuk variabel X1 X2 X3
e1 = Varibel pengganggu/error
Komentar: teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini sudah sesuai yaitu dengan
menggunakan teknik analisi regresi linier berganda.
9. Hasil Penelitian
Adapun hasil dari penelitian adalah sebagai berikut:
a. Pemahaman wajib pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu, alasannya
dikarenakan kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Batu dan juga dikarenakan masih banyak wajib pajak yang mendaftarkan
dirinya untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak hanya untuk memenuhi
kewajibannya sebagai karyawan pada instansi tempat meraka bekerja atau
kepentingan lainnya, bukan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya sehingga
masih banyak wajib pajak yang kurang paham terkait peraturan-peraturan pajak
terbaru yang berlaku saat ini.
b. Kualitas pelayanan perpajakan berpengaruh secara signifkan terhadap kepatuhan
wajib pajak orang pribadi yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu.
Hal ini membuktikan bahwa dengan semakin baiknya kualitas pelayanan yang
diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu akan semakin meningkatkan
kepatuhan wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
c. Pelaksanaan sanksi pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak orang pribadi yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu. Hal
ini membuktikan bahwa dengan adanya pelaksanaan sanksi pajak yang tegas dan
dianggap merugikan oleh wajib pajak, akan semakin meningkatkan kepatuhan wajib
pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
Komentar: hasil penelitian dalam artikel ini sudah sesuai dengan hipotesis dan rumusan
masalah yang diajukan.
5
10. Kelemahan Artikel
Adapun kelemahan yang terdapat dalam artikel ini adalah:
1. Rumusan masalah penelitian tidak dijelaska secara langsung.
2. Skala likert yang digunakan untuk mengukur variabel dependen tidak dijelaskan
secara spesifik.
3. Pemilihan kata pada bagian kesimpulan masih kurang efisien.
4. Tidak dijelaskan mengapa memilih melakukan penelitian di KPP Pratama Batu.
5. Daftar pustaka tidak lengkap.
6
B. PROPOSAL PENGEMBANGAN
7
memasang target dalam penerimaan pajak yang digunakan untuk pembangunan daerah. Dari
struktur penerimaan sektor pajak dapat dilihat bahwa jenis pajak penghasilan merupakan
pajak yang diharapkan sebagai sumber pemasukan yang paling besar dibandingkan jenis
pajak yang lain. Tabel 1 menyajikan target dan realisasi penerimaan pendapatan pajak
penghasilan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Tabanan pada periode Tahun 2012
sampai dengan Tahun 2017.
Tabel 1.
Target dan Realisasi Penerimaan Pendapatan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Orang Pribadi di KPP Pratama Tabanan Tahun 2012-2017
Target Realisasi
Kepatuhan
Tahun (dalam Ribuan (dalam Ribuan
(%)
Rupiah) Rupiah)
2012 155.810.654 133.014.315 85,36
2013 184.804.768 169.154.568 91,53
2014 178.593.675 232.923.522 130,42
2015 302.027.948 260.665.848 86,30
2016 316.572.004 273.122.181 86,27
2017 410.762.364 310.179.154 75,51
Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tabanan, 2018
Berdasarkan data target dan realisasi yang ditunjukan pada Tabel 1 bahwa, tingkat
kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Tabanan berdasarkan target dan
realisasi pada tahun 2012 dan 2013 relatif tinggi, bahkan pada tahun 2014 realisasi
penerimaan pajak penghasilan mencapai angka diatas 100 persen dari target yang telah
ditetapkan, akan tetapi jenjang waktu pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2017
penerimaan pajak penghasilan orang pribadi mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
Hal ini memperlihatkan bahwa masih ada wajib pajak orang pribadi yang kurang atau tidak
patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Menurut Torgler (2005) salah satu masalah yang paling serius bagi para pembuat
kebijakan ekonomi adalah mendorong tingkat kepatuhan wajib pajak. Hal tersebut didukung
oleh Simanjuntak (2009) yang di dalam penilitiannya menjelaskan bahwa, kepatuhan pajak
(tax compliance) sebagai indikator peran masyarakat dalam melaksanakan kewajiban
perpajakan masih rendah. Kepatuhan pajak yang tidak meningkat akan mengancam upaya
pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Chau, 2009). Mencapai tingkat
kepatuhan pajak dan mempertahankan tingkat kepatuhan saat ini merupakan isu yang
8
menjadi perhatian para pembuat kebijakan baik di negara maju maupun berkembang (Razak
dan Christoper, 2013).
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tabanan merupakan instansi yang menangani
pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) wajib pajak orang pribadi maupun badan di Kabupaten
Tabanan. Peningkatan penerimaan pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi sangat
ditentukan oleh tingkat kepatuhan wajib pajak itu sendiri. Tabel 2 menyajikan daftar wajib
pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Tabanan periode Tahun 2012 sampai
dengan Tahun 2017.
Tabel 2.
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
di KPP Pratama Tabanan Tahun 2012-2017
WPOP yang
WPOP WPOP Kepatuhan
Tahun menyampaikan
Terdaftar Efektif (%)
SPT
2012 63.599 44.130 14.173 32,11
2013 72.020 51.174 18.922 36,97
2014 79.144 58.284 35.164 60,33
2015 86.012 65.140 40.698 62,47
2016 93.740 72.858 44.139 60,58
2017 102.607 81.229 38.524 47,42
Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tabanan, 2018
Tingkat kepatuhan pelaporan SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama
Tabanan berdasarkan tabel 2 pada tahun 2012 sampai dengan 2015 mengalami peningkatan,
akan tetapi pada tahun 2016 dan 2017 mengalami penurunan. Tingkat kepatuhan yang
ditunjukkan oleh wajib pajak di KPP Pratama Tabanan masih relatif rendah, hal ini terjadi
karena adanya penurunan selama dua tahun terakhir, dan dapat dilihat rata-rata tingkat
kepatuhan wajib pajak orang pribadi dari tahun 2012 sampai dengan 2017 sejumlah 49,9
persen atau setengah dari 100 persen jumlah wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama
Tabanan dan dapat dikatakan bahwa, masih ada wajib pajak orang pribadi yang tidak patuh
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Upaya untuk meningkatkan penerimaan pendapatan negara dari sektor pajak masih
menemui banyak kendala, salah satunya ialah kepatuhan wajib pajak. Dalam penelitiannya
Fikriningrum (2012) menyatakan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya ialah pemahaman peraturan perpajakan. Faktor pemahaman
9
sangat penting dalam membantu wajib pajak melaksanakan tingkat kepatuhan wajib pajak
khususnya pemahaman dasar tentang perpajakan (Noormala, 2008). Untuk meningkatkan
kepatuhan wajib pajak maka perlu adanya peningkatan pemahaman seorang wajib pajak
terhadap peraturan perpajakan dan wajib pajak diharapkan dapat menyadari bahwa peran
pajak sangat penting dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah untuk
pencapaian tujuan pembangunan yang dapat memberikan kesejahteraan bagi rakyat.
Menurut Supadmi (2009), untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya, kualitas pelayanan pajak harus ditingkatkan oleh aparat pajak.
Kemauan wajib pajak untuk membayar pajak dalam penelitian Palda dan Hanousek (2002),
menyatakan bahwa sebagian besar hal tersebut dipengaruh oleh kualitas pelayanan yang
diberikan oleh pemerintah. Peran fiskus dalam memberikan kualitas pelayanan yang baik
sangat diharapkan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam peningkatan
penerimaan pajak khususnya penerimaan pajak penghasilan orang pribadi.
Salah satu unsur yang melekat pada definisi pajak adalah pemungutannya dilaksanakan
berdasarkan undang-undang. Hal ini berarti terdapat peraturan dalam perpajakan yang harus
dipatuhi oleh wajib pajak serta ada sanksi bagi wajib pajak yang melanggar. Ali et al. (2001)
dalam penelitiannya menyatakan sanksi pajak merupakan kebijakan yang efektif untuk
mencegah ketidakpatuhan. Jatmiko (2006) mengatakan bahwa wajib pajak akan memenuhi
kewajiban perpajakannya bila memandang sanksi perpajakan akan lebih banyak
merugikannya. Dengan kata lain, sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif)
timbulnya ketidakpatuhan wajib pajak.
Tingkat kepatuhan wajib pajak juga dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti
kesadaran wajib pajak. Kesadaran wajib pajak atas fungsi perpajakan sebagai pembiayaan
negara sangat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak (Nugroho, 2006).
Kesadaran wajib pajak amatlah penting dalam memenuhi kewajibannya menghitung,
membayar dan melapor pajak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dengan tujuan
meningkatkan pendapatan negara khususnya pada pendapatan pajak penghasilan orang
pribadi.
10
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana pengaruh pemahaman peraturan perpajakan pada tingkat kepatuhan
WPOP?
b. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan fiskus pada tingkat kepatuhan WPOP?
c. Bagaimana pengaruh pelaksanaan sanksi pajak pada tingkat kepatuhan WPOP?
d. Bagaimana pengaruh kesadaran wajib pajak pada tingkat kepatuhan WPOP?
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yakni sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengaruh pemahaman peraturan perpajakan pada tingkat
kepatuhan WPOP.
b. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan fiskus pada tingkat kepatuhan
WPOP.
c. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan sanksi pajak pada tingkat kepatuhan
WPOP.
d. Untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak pada tingkat kepatuhan WPOP.
4. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat teoritis dan praktis sebagai berikut:
a. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan bukti empiris yang dapat
menjelaskan kejadian-kejadian aktual yang tengah dihadapi. Penelitian ini juga
diharapkan dapat menjadi referensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan bagi
penelitian selanjutnya tentang pemahaman peraturan perpajakan, kualitas pelayanan
fiskus, pelaksanaan sanksi pajak, dan kesadaran wajib pajak pada tingkat kepatuhan
wajib pajak orang pribadi (WPOP).
b. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran, masukkan, dan sebagai
bahan pertimbangan dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak khususnya wajib
pajak orang pribadi (WPOP). Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
11
tambahan referensi untuk pengembangan lebih lanjut bagi para akademisi yang
mengadakan penelitian dalam bidang yang berkaitan di masa yang akan datang.
2) Kepatuhan Pajak
Kepatuhan adalah motivasi seseorang kelompok atau organisasi untuk berbuat
atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan (Saraswati,
2012). Kepatuhan Wajib Pajak merupakan suatu perilaku dari Wajib Pajak pribadi atau
badan yang tepat waktu dan patuh terhadap peraturan dan ketentuan pajak yang
ditetapkan pemerintah, mulai dari beban pajak yang harus dibayarkan sampai pada
tanggal pembayaran (Berutu, 2013).
12
meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Wajib pajak menjadi tidak taat apabila wajib
pajak tidak memahami peraturan perpajakan.
5) Sanksi Pajak
Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan Undang-
Undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti /ditaati/ dipatuhi. Atau bisa
dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar wajib
pajak tidak melanggar norma perpajakan (Mardiasmo, 2011).
Dalam undang-undang perpajakan dikenal dua macam sanksi, yaitu Sanksi pidana dan
Sanksi administrasi (Mardiasmo, 2011).
13
b) Kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak
sangat merugikan negara.
c) Kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan undangundang dan dapat dipaksakan.
6. Hipotesis Penelitian
a. Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan terhadap Tingkat Kepatuhan
WPOP
Penelitian yang diakukan Fikriningrum (2012), menunjukkan bahwa pemahaman
tentang peraturan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak. Penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan Siregar dkk (2012), yang
juga menunjukkan bahwa tingkat pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian Hardiningsih (2011) menunjukkan hasil
yang berbeda yaitu sikap wajib pajak terhadap pemahaman peraturan perpajakan tidak
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh positif pada tingkat kepatuhan
WPOP.
14
c. Pengaruh Sanksi Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan WPOP
Sanksi pajak merupakan alat kontrol yang mengontrol agar wajib pajak tetap
memenuhi kewajiban perpajakannya dikarenakan dengan adanya kerugian yang akan
didapat oleh wajib pajak apabila tidak membayarkan pajak yang secara otomatis akan
membuat wajib pajak harus berpikir apabila tidak ingin memenuhi kewajiban
perpajakannya. Menurut Jotopurnomo dan Mangoting (2013) sanksi perpajakan
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di Surabaya, begitu
juga menurut Najib (2013) yang menyatakan pelaksanaan sanksi perpajakan berpengaruh
positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Berdasarkan uraian diatas, maka
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
H3 : Sanksi Pajak berpengaruh positif terhadap Tingkat Kepatuhan WPOP
d. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan WPOP
Kesadaran wajib pajak adalah suatu kondisi di mana wajib pajak mengetahui,
memahami, dan melaksanakan ketentuan perpajakan dengan benar dan sukarela. Semakin
tinggi tingkat kesadaran wajib pajak maka pemahaman dan pelaksanaan kewajiban
perpajakan semakin baik sehingga dapat meningkatkan kepatuhan (Dewinta dan
Syafruddin, 2012).
Soraya (2014), yang meneliti tentang pengaruh pelayanan fiskus, sanksi
perpajakan dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku UKM
sesudah penerapan peraturan pemerintah No.46 Tahun 2013. Hasil penelitian ini adalah
kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Semakin tinggi kesadaran wajib pajak, maka semakin tinggi kepatuhan wajib pajak. Arum
(2012) meneliti tentang pengaruh kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi
pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan
pekerjaan bebas pada KPP Pratama Cilacap. Hasil penelitian menunjukkan kesadaran
wajib pajak memiliki pengaruh yang positif. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
H4 : Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh positif terhadap Kepatuhan WPOP
15
7. Metode Penelitian Sampel
a. Desain Penelitian
b. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor
Pelayanan Pajak Pratama yang ada di kabupaten Tabanan.
c. Objek Penelitian
Pada penelitian ini, objek penelitiannya adalah Tingkat Kepatuhan WPOP pada
kantor Pelayanan Pajak yang ada di kabupaten Tabanan.
d. Identifikasi Variabel
Sesuai dengan pokok masalah dan hipotesis yang diajukan, variabel-variabel yang
dianalisi dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan secara garis besarnya adalah:
1) Variabel dependen atau variabel terikat, yaitu variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel dependen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Tingkat Kepatuhan WPOP.
2) Variabel independen atau variabel bebas, yaitu variabel yang diduga mempegaruhi
variabel terikat. Variabel idependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Pemahaman Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Fiskus, Kesadaran Wajib Pajak,
Pelaksanaan Sanksi Pajak.
16
Kepatuhan adalah motivasi seseorang kelompok atau organisasi untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
(Saraswati, 2012). Kepatuhan Wajib Pajak merupakan suatu perilaku dari Wajib
Pajak pribadi atau badan yang tepat waktu dan patuh terhadap peraturan dan
ketentuan pajak yang ditetapkan pemerintah, mulai dari beban pajak yang harus
dibayarkan sampai pada tanggal pembayaran (Berutu, 2013). Pengukuran
dilakukan dengan skala likert 1-5 dimana skala 1 menunjukan Tingkat Kepatuhan
rendah, skala 2 Tingkat Kepatuhan di bawah rata-rata, skala 3 Tingkat Kepatuhan
rata-rata, skala 4 Tingkat Kepatuhan di atas rata-rata, dan skala 5 Tingkat
Kepatuhan tinggi.
17
5) Pelaksanaan Sanksi Pajak(X4)
Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan
Undang-Undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti /ditaati/ dipatuhi.
Atau bisa dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah
(preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan (Mardiasmo,
2011). Pengukuran dilakukan dengan skala likert 1-5 dimana skala 1
menunjukkan sangat tidak setuju, skala 2 tidak setuju, skala 3 netral, skala 4
setuju, dan skala 5 sangat setuju.
19
DAFTAR PUSTAKA
Arum, Harjanti. Puspa. 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan
Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan
Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Diponegoro.
Aryobimo, Putut. Tri. 2012. Pengaruh Persepsi Wajib Pajak tentang Kualitas Pelayanan
Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan Kondisi Keuangan Wajib Pajak dan
Preferensi Risiko sebagai Variabel Moderating. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Berutu, Dian. Anggraeni. 2013. Persepsi Keadilan Pajak terhadap Perilaku Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP). Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Diponegoro.
Brotodiharjo,R Santoso. 2013. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung: RefikaAditama
Dewinta, Rinta Mulia dan Syafruddin. 2012. Pengaruh Persepsi Pelaksanaan Sensus Pajak
Nasional dan Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Lingkungan
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta. Diponegoro
journal of accounting. Vol. 1. Nomor 2. Tahun 2012, Halaman 1-9.
Fikriningrum, Winda. Kurnia. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wajib Pajak
Orang Pribadi dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak. Skripsi. Semarang:
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Fitria, Verisca. Dena. 2010. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Kualitas Pelayanan,
Pemeriksaan dan Kesadaran terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Menyampaikan
Surat Pemberitahuan (SPT). Skripsi. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Jatmiko, A.N, 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan Saksi Denda, Pelayanan
Fiskus, dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Tesis. Semarang :
Program Studi Magister Akuntansi Universitas Diponegoro.
Mardiasmo, 2013. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.
Najib, D.F. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi Dalam Membayar Pajak Penghasilan (Studi Kasus Pada Wajib Pajak Orang
Pribadi pada KPP Pratama Malang Utara). Skripsi. Malang : Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Brawijaya
20
Sapriadi, Doni. 2013. Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak, Sanksi Pajak dan Kesadaran
Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar PBB. Skripsi. Padang:
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Hardiningsih, Pancawati. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar
Pajak. Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan, Volume 3, Nomor. 1: 126-142.
Santi, Anisa. Nirmala. 2012. Analisis Pengaruh Kesadaran Perpajakan, Sikap Rasional,
Lingkungan, Sanksi Denda dan Sikap Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Skripsi.
Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
Sanusi, Ahmad. (1998). Masalah Kesadaran Hukum dalam Masyarakat Dewasa ini Dalam
“Seminar Hukum Nasional ke-4 Tahun 1997, Buku III”. Jakarta. Bina Cipta.
Saraswati, Anggun. Kurnia. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
Wajib Pajak Badan. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Siregar, Yuli. Anita. Saryadi, dan Listyorini, Sari. 2012. Pengaruh Pelayanan Fiskus dan
Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Ilmu Administrasi
Bisnis, Volume 1, Nomor. 1: 1-9.
Soraya Dhabtun Nafsi, 2014. Pengaruh Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan dan Kesadaran
Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pelaku UKM Sesudah Penerapan
Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013. Skripsi, Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Syahril, Farid. 2013. Pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib Pajak Kualitas Pelayanan Fiskus
terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak PPh Orang Pribadi. Padang: Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Padang.
21