UJI EFEK ANTI ULKUS

1. Variabel bebas
Perasan daun cincau hijau

1.1 Definisi operasional

Air perasan daun cincau hijau adalah air yang diperoleh dari
remasan daun cincau hijau sebanyak 2,7 gram daun cincau hijau (dosis
empiris). Lalu dibuat tiga takaran dosis yaitu ½ x dosis, 1 x dosis dan 2
x dosis, masing-masing kelompok diremas dengan aquades sebanyak
18 ml, diberikan per oral satu kali sehari menggunakan nasogastric
tube selama 7 hari.

1.2 Satuan
Mililiter (ml).
1.3 Skala Pengukuran
Rasio.

2. Variabel Terikat
Gambar histologik lambung pada tikus

2.1 Definisi operasional

Gambaran histopatologik lambung adalah gambaran mikroskopik
mukosa lambung yang mengalami kerusakan (erosi) dengan
mengamati kedalaman erosi yang ditandai dengan terlepasnya sebagian
daerah mukosa lambung. Dibuat sediaan histopatologik dengan
pewarnaan Hematoksilin Eosin. Kedalaman erosi mukosa lambung
diamati berdasarkan skor erosi.

2.2 Satuan
Gambaran kerusakan mukosa lambung dalam 5 lapang pandang.

2.3 Skala Pengukuran

Ordinal.

3. Desain Penelitian
Post test only control group design.

4. Metode Penelitian
Induksi aspirin diberikan bersamaan dengan perlakuan.

4.1 Hewan Coba

Tikus.
 4.2 Jumlah
Jumlah sampel ditentukan berdasarkan penetapan WHO, yaitu satu
kelompok terdiri dari 5-6 ekor tikus. Ada lima kelompok perlakuan,
jadi jumlah sampel 5 x 6 ekor = 30 ekor tikus.

4.3 Kriteria Inklusi

1. Jenis kelamin jantan
2. Umur 12 minggu
3. Berat badan 150-200 gram
4. Sehat (gerak aktif, nafsu makan baik) tidak ada kelainan anatomi.

4.4 Kriteria Eksklusi

Tikus mati sebelum tiba waktu observasi.

5. Alur Penelitian

6. Analisa Data
Data dianalisis secara statistik. Analisis deskriptif menampilkan nilai
mean, median, modus dan simpangan baku. Hasil dibuat dalam bentuk tabel.
Untuk melihat pengaruh air perasan daun cincau hijau (ratio) terhadap
gambaran histopatologi lambung tikus (ordinal) dianalisis menggunakan uji
One Way Anova, yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dan homogenitas
sebagai persyaratan Anova kemudian dilanjutkan dengan uji post hoc. Bila
tidak memenuhi syarat, dilanjutkan dengan uji non parametrik Kruskall-
Wallis. Untuk melihat pengaruh air perasan daun cincau hijau (ratio) terhadap
gambaran histopatologik mukosa lambung (ordinal) dianalisis menggunakan
uji Kruskall-Wallis,lalu dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.
7. Kesimpulan
Pada uji normalitas didapatkan pada kelompok 1 dan 2 hasil p < 0.05
sedangkan pada kelompok yang lain p > 0,05 serta uji homogenitas didapatkan
semua kelompok homogen p > 0,05. Dari kedua uji terdapat salah satu syarat
analisis dengan uji parametrik yang tidak terpenuhi yaitu sebaran data yang
tidak normal sehingga analisis hasil menggunakan uji non parametrik yaitu
Kruskal-Wallis yang dilanjutkan dengan uji post hoc Mann Whitney.
Uji Kruskal Wallis didapatkan hasil p < 0,05 yang menandakan paling
tidak terdapat perbedaan gambaran histopatologi mukosa lambung tikus antara
dua kelompok. Hasil dari uji post hoc Mann Whitney didapatkan perbedaan
yang signifikan antara kelompok 1 dan 2, kelompok 1 dan 3, serta kelompok 1
dan 5 dengan p < 0,05. Sedangkan pada perbandingan kelompok lain p > 0,05
yang menandakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada penggunaan
sukralfat dan air perasan daun cincau hijau untuk efek anti ulkus lambung
pada tikus.

Tabel Uji Normalitas dan Homogenitas

Kelompok p value
Normalitas Homogenitas
I 0,006 0,540

II 0,212

III 0,001

IV 0,091

V 0,101

Tabel Uji Mann Whitney

Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok

I II III IV V

Kelompok I - 0,004* 0,004* 0,006 0,004*

Kelompok 0,004* - 0,206 0,006 0,652

II

Kelompok 0,004* 0,206 - 0,859 0,336

III

Kelompok 0,006 0,268 0,859 - 0,382

IV
 Kelompok 0,004* 0,652 0,336 0,382 -
V

Lampiran analisis SPSS

 UJI BEDA TIAP KELOMPOK

KELOMPOK 1 DAN 2
KELOMPOK 1 DAN 3
KELOMPOK 1 DAN 4
KELOMPOK 1 DAN 5
KELOMPOK 2 DAN 3
KELOMPOK 2 DAN 4
KELOMPOK 2 DAN 5
KELOMPOK 3 DAN 4
KELOMPOK 3 DAN 5
KELOMPOK 4 DAN 5