Professional Documents
Culture Documents
Contoh Laporan Kasus Ccsa
Contoh Laporan Kasus Ccsa
OLEH :
220110140168
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSISTAS PADJADJARAN
BANDUNG, 2017
PENYAKIT TROFOBLAS GESTASIONAL (PTG)
Pengertian
Penyakit trofoblas ganas (PTG) adalah suatu tumor ganas yang berasal dari sito dan
sinsiotrofloblas yang menginvasi miometrium, merusak jaringan disekitarnya dan pembuluh
darah sehingga menyebabkan perdarahan. Penyakit PTG dapat didahului oleh proses
fertilisasi (molahidatidosa, kehamilan biasa, abortus, kehamilan ektopik) bahkan dapat
merupakan produk langsung dari hasil konsepsi atau yang bukan didahului oleh suatu
kehamilan. PGT yang didahului proses pembuahan sel telur digolongkan sebagai
“khoriokarsinoma dengan kehamilan” (gestational choriocarcinoma) sedang yang tanpa
didahului pembuahan sel telur dikenal sebagai koriokarsinoma tanpa kehamilan ( non
gestational choriocarcinoma) yakni yang berasal dari tumor sel germinal pada ovarium. Dari
sini telihat setiap wanita dihadapkan akan kemungkinan menderita penyakit trofoblas
Prognosis
Angka kesembuhan pada pengobatan PTG sekarang ini lebih dari 90%
Keberhasilan ini oleh karena :
1. Efektif dan sensitifnya pengukuran tumor marker βHCG
2. Sensitifnya sel tumor terhadap kemoterapi.
3. Meningkatnya cara mengidentifikasi faktor-faktor resiko tinggi.
4. Agresifnya penggunaan kemoterapi, operasi dan rasiasi pada kasus-kasus resiko
tinggi.
Klasifikasi
Secara klinis terdapat 2 bentuk PTG yaitu:
1. PTG terdapat hanya dalam uterus invasive mola.
2. PTG meluas keluar uterus khoriokarsinoma.
Gejala Dan Tanda
1. Perdarahan yang tidak teratur setelah berkhirnya suatu kehamilan dan dimana
terdapat subinvolosio uteri juga pendarahan dapat terus menerus atau intermitten
dengan pendrahan mendadak dan terkadang masif.
2. Pada pemeriksaan genikolagis ditemukan uterus membesar danlembek. Perdarahan
karena perforasi uterus atau lesi metastase ditandai dengan : Nyeri perut, Batuk darah,
Peninggian tekanan intrakranial berupa sakit kepala, kejang, hemiplegia.
Stadium
Pada tahun 2000, FIGO merekomendasikan stadium klinis tumor trofoblastik gestasional
seperti di bawah ini:
Stadium FIGO Deskripsi
I = Tumor trofoblastik gestasional terbatas pada korpus uterus
II = Tumor trofoblastik gestasional meluas ke adneksa atau ke vagina, tetapi terbatas pada
struktur genitalia
III = Tumor trofoblastik gestasional meluas ke paru, dengan atau tanpa keterlibatan traktus
genitalia
IV = Adanya metastasis
Stadium Klinis PTG, FIGO 2000 (dikutip dari Ngan HY, 2003, FIGO Cancer Report 2012 : Trophoblastic Disease)
Patofisiologi
Banyak teori yang disebutkan tentang patogenesis molahidatidosa komplit, yaitu:
1. Hertig et al menganggap bahwa pada MH terjadi insufisiensi peredaran darah akibat matinya
embrio pada minggu ke 3-5 (missed abortion), sehinggga terjadi penimbunan cairan dalam
jaringan mesenkim vili dan terbentukah kista-kista yang makin lama makin besar, sampai
akhirnya terbentuklah gelembung mola, sedangkan proliferasi trofoblas merupakan akibat dari
tekanan vili yang oedemateus tadi.
2. Park, mengatakan bahwa yang etiologi primer adalah adanya jaringan trofoblas yang
abnormal, baik berupa hiperplasi, displasi,maupun neoplasi. Bentuk yang abnormal ini disertai
pula dengan fungsi yang abnormal. Keadaan ini menekan pembuluh darah, yang akhirnya
menyebabkan kematian embrio.
3. Teori yang sekarang dianut adalah teori sitogenetik. Secara sitogenetik umumnya kehamilan
molahidatidosa komplit terjadi karena sebuah ovum yang tidak berinti (kosong) atau yang
intinya tidak berfungsi, dibuahi oleh sperma yang mengandung haploid 23 X, terjadilah hasil
konsepsi dengan kromosom 23 X, yang kemudian
mengadakan duplikasi menjadi 46 XX. Jadi umumnya MHK bersifat homozigot, wanita dan
berasal dari bapak (androgenetik). Jadi tidak ada unsur ibu sehingga disebut Diploid
Androgenetik
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan βhCG serum/ urine
Diperiksakan setiap minggu smpai dinyatakan negatif selama 3 kali
pemeriksaan, selanjutnya setiap bulan selama 12 bulan kemudian setiap 2
bulan selama 12 bulan dan selanjutnya setiap 6 bulan. Setelah kemoterapi titer
βhCG akan turun pada batas yang tidak dapat dideteksi selama 2 bulan awal
pengobatan.
2. Pemeriksaan pelvic dilakukan setiap minggu, setelah evakuasi suatu kehamilan
sampai batas normal. Selanjutnya setiap 4 minggu mengevaluasi perubahan-
Penatalaksanaan
Prinsip dasar penanganan penyakit trofoblas ganas adalah Kemoterapi dan Operasi
Indikasi kemoterapi :
1. Meninggikannya βhCG setelah evekuasi
2. Titer βhCG sangat tinggi setelah evakuasi
3. βhCG tidak turun selama 4 bulan setelah evakuasi
4. Meningginya βhCG setelah 6 bulan setelah evakuasi atau turun tetapi lambat
5. Metastase ke paru-paru, vulva, vagina kecuali kalau βhCG-nya turun
6. Metastase kebagian organ lainnya (hepar,otak)
7. Perdarahan vaginal yang berat atau adanya perdarahan gastrointestinal
8. Gambaran histology koriokarsinoma
Operatif
Operatif merupakan tindakan utama dalam penanganan dini PTG, walaupun tumor
sudah lama bila masih terlokalisir di uterus tindakan histerektomi baik dilakukan.
Pasien-pasien dengan pendarahan pervaginam yang normal dengan uterus menerus,
setelan abortus mola dan persalinan yang normal dengan uterus sebesar kahimilan ≤
12 minggu dan tidak ruptur operasinya diutamakan histerektomi pervaginam. Bila
penyakit telah meluas diluar uterus, histerektomi dilakukan hanya atas dasar
persarahan dari uterus yang hebat atau resisten terhadap kemoterapi
FORMAT PENGKAJIAN DATA UMUM KEPERAWATAN
I. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Gol. Darah :-
Nama : Bpk. E
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan :-
Pekerjaan : Pedagang
Gol. Darah :-
Berat Badan (sebelum sakit) : 57 kg, terjadi penurunan berat badan dalam waktu 6 minggu
BMI : 14,6
Leher : Pergerakan leher (Bentuk leher (simetris), refleks menelan (normal), benjolan/massa
(-), pembesaran kelenjar limfe (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), perbahan warna (-), kaku
kuduk (-), nyeri tekan (-), pergerakan leher: fleksi (+), rotasi (+), lateral fleksi (+),
hiperekstension (+). Tenggorokan : ovula (simetris), kedudukan trakea (normal), gangguan
bicara (-)
Mata : Posisi (simetris), Sklera (tidak ikterik), Kongjungtiva (tidak anemis), Pupil (isokhor),
Iris (hitam), Edema palpebra (-)
Hidung : Tulang hidung (normal), pernafasan cuping hidung (+), sekret (-), edema (-), nyeri
tekan (-), fungsi penciuman (baik, mampu membedakan bau-bauan)
Mulut :
Bibir : warna bibir (merah), kering (-), lesi (-), bibir pecah (-), stomatitis (-)
Gigi : bersih (+), gusi berdarah (-), perdarahan (-), caries (-), abses (-)
Lidah : tremor (-), fungsi pengecapan (baik)
Telinga : Bersih, Bentuk daun telinga (simetris), nyeri tekan (-), lesi (-), cairan (-), fungsi
pendengaran (baik)
Kulit : Bersih, warna kulit kuning langsat, turgor kulit (cepat kembali), lesi (-), edema (-),
peradangan (-),pruritus (-), petechiae (-).
Dada : bentuk simetris, pergerakan dinding dada (simetris), bunyi pernafasan (tidak teratur),
irama nafas (teratur), stridor (-), wheezing (-), ronchi (-), friction rub (-), nyeri tekan (-), bunyi
jantung (tidak ada bunyi jantung tambahan)
Abdomen : Bentuk (simetris, datar), pembesaran hati (tidak ada), edema (ada), nyeri tekan
area epigastrik (tidak), nyeri tekan area suprapubik (ada) , peningkatan peristaltik usus (tidak)
Sistem Reproduksi : Radang area genatalia eksterna (ada), lesi (ada), siklus mentruasi (tidak
teratur), pengeluaran cairan (ada, darah)
Ekstremitas Atas dan Bawah : Pembatasan gerak (ada), edema (ada, ektremitas bawah),
varises (-), trombopelitis (-), nyeri/kemerahan (tidak ada), tanda-tanda infeksi (-), kelemahan
tungkai (tidak ada)
USG
Foto Thorax
MASALAH KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri b.d penekanan Nyeri berkurang - Kaji skala nyeri pasien - Mengetahui skala
massa pada area jalan atau hilang setelah (skala : 0-10) nyeri
lahir ditandai dengan dilakukan tindakan - Lakukan pengkajian - Nyeri adalah respon
DS : keperawatan dalam nyeri komprehensif subjektif dan harus
- Pasien mengatakan waktu 2x24 jam, meliputi lokasi, dijelaskan oleh klien
merasa nyeri seperti dengan kriteria karakteristik, durasi, untuk merencanakan
panas di area perut hasil : frekuensi, intesitas, penatalaksanaan
sampai panggul - Penurunan nyeri faktor pencetus. yang efektif.
- Pasien mengatakan tingkat nyeri <3 - Posisikan pasien - Posisi yang nyaman
nyeri disertai pegal- - Tekanan darah semifowler atau duduk dapat
pegal diseluruh dalam batas tegak atau posisi yang menghindarkan
badan normal nyaman bagi pasien penekanan pada area
DO : - Nadi dalam batas nyeri dan
- Muka tampak normal meningkatkan
tegang - RR dalam batas - Berikan terapi oksigen ekspansi paru
- Skala nyeri 8 normal - Pemberian oksigen
- Kelemahan menstabilkan pola
- TD : 110/70 - Ajarkan pasien teknik nafas
- HR = 92x/ menit relaksasi dan distraksi - Teknik relaksasi
- RR = 24x/ menit membantu
mengurangi
ketegangan otot
rangka, yang akan
mengurangi
intensitas nyeri,
teknik distraksi
membantu atau
mengontrol
mengalihkan rasa
- Kolaborasi pemberian nyeri.
obat analgesik - Membantu
mengatasi nyeri yang
tak dapat diatasi
dengan teknik
relaksasi dan
distraksi.
Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan - Kaji adanya alergi - Pemberian informasi
kebutuhan tindakan selama makanan mengenai alergi
berhubungan dengan keperawatan 7x24 dapat mengurangi
... ditandai dengan jam, status nutrisi resiko kejadian
DS : baik ditandai respon alergi
- pasien mengaku dengan : - Kolaborasi - Memenuhi
merasa mual saat - Peningkatan dengan ahli gizi untuk kebutuhan nutrisi
makan berat badan menentukan jumlah dalam tubuh untuk
DO : memastikan
- BB : 33kg - Melaporkan kalori dan nutrisi yang kebutuhan
- BMI : 14.6 keadekuatan dibutuhkan pasien metabolik
- Kelemahan tingkat energi - Makanan tinggi serat
- Yakinkan diet dapat mencegah
yang dimakan tinggi serat terjadinya konstipasi
- Mengantisipasi
- Monitor adanya penurunan berat
penurunan BB dan gula badan berkelanjutan
darah dan mencegah
peningkatan gula
darah
- mengetahui faktor
- Indentifikasi penyebab
pencetus mual munculnya mual
- Meningkatkan
- Ajarkan pasien kebersihan oral
oral hygiene sebelum
makan - Meningkatkan
- Berikan pujian motivasi pasien
pada pasien yang untuk makan dan
menunjukan peningkatan meningkatkan nafsu
nafsu makan makan.
- Memudahkan pasien
- Mengatur posisi untuk menelan
semi fowler atau fowler makanan
selama makan
IMPLEMENTASI
OLEH :
220110140168
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSISTAS PADJADJARAN
BANDUNG, 2017
KANKER SERVIKS
Kanker serviks adalah kanker pada mulut rahim. Kanker serviks terjadi paling umum pada usia
30-45 tahun, tetapi dapat terjadi pada usia semuda 18 tahun. Aktivitas seksual mempunyai
hubungan dengan insiden : sebelum usia 25 tahun, lebih prevalen pada mereka yang memiliki
pasangan seksual multipel dan beberapa kehamilan dini.
Etiologi
HPV atau Human papillomavirus. Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh human
papillomavirus atau HPV. HPV adalah sekumpulan grup virus yang menginfeksi manusia pada
sel epitel kulit dan membran mukosa (salah satunya adalah daerah kelamin). Virus HPV sangat
umum ditularkan melalui hubungan seksual dengan adanya kontak langsung antara kelamin
yang disertai pertukaran cairan tubuh.
Faktor-Faktor Resiko
Selain dari hubungan seksual dini, melahirkan anak usia dini, dan pasangan yang banyak,
termasuk pamajanan terhadap HPV, infeksi HIV, merokok, dan pemajanan terhadap
dietilstilbestrol (DES) in utero. Infeksi servikal kronis tampaknya memainkan peranan yang
signifikan dalam kanker servikal
Manifestasi Klinis
1. Pendarahan meningkat jumlahnya dan menjadi cair, pendarahan ini berwarna gelap dan
berbau busuk karena nekrosis dan infeksi dari massa tumor
2. Perdaharan terjadi pada interval yang tak teratur antara periode atau menopause, cukup
besar dibandingkan hanya bercak yang terdapat pada pakaian dalam, dan biasanya
terlihat setelah trauma ringan (hubungan seksual, douching, atau defekasi)
3. Dengan berjalannya penyakit, perdarahan mungkin persisten dan meningkat
4. Sejalan dengan berkembangnya kanker, jaringan disebelah luar serviks terserang,
termasuk kelenjar limfe anterior ke sakrum. Saraf yang terkena mengakibatkan nyeri
yang sangat pada punggung dan tungkai
5. Tahap akhir : kurus ekstre dan anemia sering dengan demam akibat infeksi sekunder
dan abses pada massa yang mengalami ulserasi dan pembentukan fistula.
Klasifikasi
- Karsinoma sel skuamosa, adalah jenis kanker serviks yang bermula pada sel-sel lapisan
bagian luar leher rahim yang tipis dan datar (sel skuamosa) yang menonjol ke dalam
vagina. Mayoritas kasus kanker serviks yang muncul adalah jenis ini.
- Adenokarsinoma, adalah jenis kanker serviks yang bermula pada sel kelenjar berbentuk
kolom pada saluran leher rahim.
Pemeriksaan Diagnostik
a. PAP SMEAR
b. Kolposkopi :
- Servikografi : Dengan kamera 35mm, asam asetik, dan foto diambil. Dibuat
slide dievaluasi ahli kolposkopi.
- Mikrokolposkopi : dengan pembesaran tinggi. Epithel serviks dicar dengan
Meyer hematoksilin atau toluidide blue.
c. Biopsi didahului dengan uji Schiller, diambil pada perbatasan skuamosa-kolumner
terutama bila dijumpai lesi serviks
d. Tes darah : dilakukan untuk memeriksa kondisi hati, ginjal, dan sumsum tulang.
e. CT scan : pemindaian kondisi tubuh bagian dalam dengan komputer untuk
mendapatkan gambar 3D. Berguna untuk melihat kanker yang tumbuh dan apakah
kanker sudah menyebar ke bagian tubuh yang lain.
f. Foto Thorax : melihat apakah kanker sudah menyebar ke paru-paru
g. MRI scan : pemindaian memakai medan magnet yang kuat dan gelombang radio
menghasilkan gambar dari dalam tubuh. Berguna untuk melihat apakah kanker sudah
menyebar dan seberapa jauh penyebarannya
Stadium
Stadium 0 : stadium prakanker. Tidak ada sel kanker di leher rahim, tetapi ada perubahan
biologis yang berpotensi menjadi kanker. Tahap ini sering disebut sebagai carcinoma in situ
(CIS).
Stadium 1 : kanker masih berada di dalam leher rahim dan belum ada penyebaran
Stadium 2 : kanker sudah menyebar ke luar leher rahim dan jaringan sekitarnya. Tetapi belum
mencapai dinding panggul atau bagian bawah vagina.
Stadium 3 : kanker sudah menyebar ke dindin panggung dan atau ke bagian bawah dari vagina
Stadium 4 : kanker sudah menyebar ke usus, kandung kemih, atau organ lain , seperti paru-
paru.
Penatalaksanaan
5. Kemoterapi merupakan salah satu metode pengobatan kanker yang dilakukan dengan
cara memberikan obat-obat pembunuh sel kanker melalui pembuluh darah. Kemoterapi
menjadi salah satu pengobatan yang efektif untuk mencegah munculnya kembali
pertumbuhan sel kanker.
Pathway
EPITEL KOLUMNER
METAPLASI DINI
↓ Faktor virus
Karsinoma in situ
Invasif karsinoma
serviks
PENGKAJIAN FISIK
VIII. IDENTITAS
3. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 28 tahun (11 Mar 1980)
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda / Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Gol. Darah : O+
Alamat : Kp. Gunung Batu
4. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Bpk. H
Umur :
Jenis Kelamin :
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan :-
Pekerjaan : Pedagang
Gol. Darah :-
Alamat : Kp. Gunung Batu
(BELUM DI EDIT)
IX. Keluhan Utama
3. KELUHAN UTAMA SAAT MASUK RS
Pasien datang ke UGD mengaku mengalami masalah susah BAK
4. KELUHAN UTAMA SAAT INI
Pasien mengeluh susah BAK dan keluar darah area genital. Pasien mengatakan
setiap keluar darah merasakan nyeri yang panas seperti di remas di area perut
sampai panggul, skala nyeri 9 (Skala : 0-9). Pasien juga mengaku merasa pegal-
pegal diseluruh badan. Pasien tak dapat mobilisasi mandiri.
X. Diagnosa Medis
Carcinoma Cervix
Tanda-tanda vital :
Leher : Pergerakan leher (Bentuk leher (simetris), refleks menelan (normal), benjolan/massa
(-), pembesaran kelenjar limfe (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), perbahan warna (-), kaku
kuduk (-), nyeri tekan (-), pergerakan leher: fleksi (+), rotasi (+), lateral fleksi (+),
hiperekstension (+). Tenggorokan : ovula (simetris), kedudukan trakea (normal), gangguan
bicara (-)
Mata : Posisi (simetris), Sklera (tidak ikterik), Kongjungtiva (tidak anemis), Pupil (isokhor),
Iris (hitam), Edema palpebra (-)
Hidung : Tulang hidung (normal), pernafasan cuping hidung (+), sekret (-), edema (-), nyeri
tekan (-),fungsi penciuman (baik, mampu membedakan bau-bauan)
Mulut :
Bibir : warna bibir (merah), kering (-), lesi (-), bibir pecah (-), stomatitis (-)
Gigi : bersih (+), gusi berdarah (-), perdarahan (-), caries (-), abses (-)
Telinga : Bersih, Bentuk daun telinga (simetris), nyeri tekan (-), lesi (-), cairan (-), fungsi
pendengaran (baik)
Kulit : Bersih, warna kulit kuning langsat, turgor kulit (cepat kembali), lesi (-), edema (-),
peradangan (-), pruritus (-), petechiae (-).
Dada : bentuk simetris, ekspansi dada (normal, 2:1), pergerakan dinding dada (simetris),
bunyi pernafasan (teratur), irama nafas (teratur), stridor (-), wheezing (-), ronchi (-), friction
rub (-), nyeri tekan (-), bunyi jantung (tidak ada bunyi jantung tambahan)
Abdomen : Bentuk (simetris, datar), edema (-), nyeri tekan area epigastrik (tidak ada), nyeri
tekan area suprapubik (ada) , peningkatan peristaltik usus (ada)
Sistem Reproduksi : Radang area genatalia eksterna (ada), lesi (ada), siklus mentruasi (tidak
teratur), pengeluaran cairan (ada, darah)
Ekstremitas Atas dan Bawah : Pembatasan gerak (ada), edema (tidak ada), varises (-),
trombopelitis (-), nyeri/kemerahan (tidak ada), tanda-tanda infeksi (-), kelemahan tungkai
(tidak ada)
Foto Thorax
MASALAH KEPERAWATAN
4. Nyeri
5. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan - Kaji adanya alergi - Pemberian informasi
kebutuhan tindakan selama makanan mengenai alergi dapat
berhubungan dengan keperawatan 7x24 mengurangi resiko
... ditandai dengan jam, status nutrisi kejadian respon alergi
DS: baik ditandai - Kolaborasi dengan - Memenuhi kebutuhan
- Pasien dengan : ahli gizi untuk nutrisi dalam tubuh
mengatakan BAB - Peningkatan menentukan jumlah untuk memastikan
tidak lancar berat badan kalori dan nutrisi yang kebutuhan metabolik
- Pasien - Melaporkan dibutuhkan pasien - Makanan tinggi serat
mengatakan keadekuatan - Yakinkan diet yang dapat mencegah
merasa tingkat energi dimakan tinggi serat terjadinya konstipasi
mengalami - Monitor adanya - Mengantisipasi
penurunan berat penurunan BB dan penurunan berat badan
badan cukup gula darah berkelanjutan dan
banyak mencegah peningkatan
DO: gula darah
- BB : 38,5kg - mengetahui faktor
- Indentifikasi pencetus
- TB : 153 cm penyebab munculnya
mual
- BMI : 15,2 mual
- Hb : 8,1 g/dl - Meningkatkan
- Ajarkan pasien oral
kebersihan oral
hygiene sebelum
makan
- Meningkatkan motivasi
- Berikan pujian pada
pasien untuk makan
pasien yang
menunjukan dan meningkatkan
peningkatan nafsu nafsu makan.
makan
- Mengatur posisi semi - Memudahkan pasien
fowler atau fowler untuk menelan
selama makan makanan
IMPLEMENTASI
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC
Nurarif, Amin H, Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Mediaction
Sinclair, Constance. 2009. Buku Saku Kebidanan. Jakarta : EGC
Yatim, Faisal. 2008. Penyakit Kandungan. Myoma, Kanker Rahim/Leher Rahim dan
Indung Telur, Kista, serta Gangguan Lainnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor