Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 30

LEMBARAN PENGKAJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUMOR


TROFOBLAS GESTASIONAL STADIUM III DI RUANG ALAMANDA B RUMAH
SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG

OLEH :

CITRA MARCHELINA NOVILINI

220110140168

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSISTAS PADJADJARAN

BANDUNG, 2017
PENYAKIT TROFOBLAS GESTASIONAL (PTG)

Pengertian

Penyakit trofoblas ganas (PTG) adalah suatu tumor ganas yang berasal dari sito dan
sinsiotrofloblas yang menginvasi miometrium, merusak jaringan disekitarnya dan pembuluh
darah sehingga menyebabkan perdarahan. Penyakit PTG dapat didahului oleh proses
fertilisasi (molahidatidosa, kehamilan biasa, abortus, kehamilan ektopik) bahkan dapat
merupakan produk langsung dari hasil konsepsi atau yang bukan didahului oleh suatu
kehamilan. PGT yang didahului proses pembuahan sel telur digolongkan sebagai
“khoriokarsinoma dengan kehamilan” (gestational choriocarcinoma) sedang yang tanpa
didahului pembuahan sel telur dikenal sebagai koriokarsinoma tanpa kehamilan ( non
gestational choriocarcinoma) yakni yang berasal dari tumor sel germinal pada ovarium. Dari
sini telihat setiap wanita dihadapkan akan kemungkinan menderita penyakit trofoblas
Prognosis
Angka kesembuhan pada pengobatan PTG sekarang ini lebih dari 90%
Keberhasilan ini oleh karena :
1. Efektif dan sensitifnya pengukuran tumor marker βHCG
2. Sensitifnya sel tumor terhadap kemoterapi.
3. Meningkatnya cara mengidentifikasi faktor-faktor resiko tinggi.
4. Agresifnya penggunaan kemoterapi, operasi dan rasiasi pada kasus-kasus resiko
tinggi.
Klasifikasi
Secara klinis terdapat 2 bentuk PTG yaitu:
1. PTG terdapat hanya dalam uterus invasive mola.
2. PTG meluas keluar uterus khoriokarsinoma.
Gejala Dan Tanda
1. Perdarahan yang tidak teratur setelah berkhirnya suatu kehamilan dan dimana
terdapat subinvolosio uteri juga pendarahan dapat terus menerus atau intermitten
dengan pendrahan mendadak dan terkadang masif.
2. Pada pemeriksaan genikolagis ditemukan uterus membesar danlembek. Perdarahan
karena perforasi uterus atau lesi metastase ditandai dengan : Nyeri perut, Batuk darah,
Peninggian tekanan intrakranial berupa sakit kepala, kejang, hemiplegia.
Stadium
Pada tahun 2000, FIGO merekomendasikan stadium klinis tumor trofoblastik gestasional
seperti di bawah ini:
Stadium FIGO Deskripsi
I = Tumor trofoblastik gestasional terbatas pada korpus uterus
II = Tumor trofoblastik gestasional meluas ke adneksa atau ke vagina, tetapi terbatas pada
struktur genitalia
III = Tumor trofoblastik gestasional meluas ke paru, dengan atau tanpa keterlibatan traktus
genitalia
IV = Adanya metastasis
Stadium Klinis PTG, FIGO 2000 (dikutip dari Ngan HY, 2003, FIGO Cancer Report 2012 : Trophoblastic Disease)

Patofisiologi
Banyak teori yang disebutkan tentang patogenesis molahidatidosa komplit, yaitu:
1. Hertig et al menganggap bahwa pada MH terjadi insufisiensi peredaran darah akibat matinya
embrio pada minggu ke 3-5 (missed abortion), sehinggga terjadi penimbunan cairan dalam
jaringan mesenkim vili dan terbentukah kista-kista yang makin lama makin besar, sampai
akhirnya terbentuklah gelembung mola, sedangkan proliferasi trofoblas merupakan akibat dari
tekanan vili yang oedemateus tadi.
2. Park, mengatakan bahwa yang etiologi primer adalah adanya jaringan trofoblas yang
abnormal, baik berupa hiperplasi, displasi,maupun neoplasi. Bentuk yang abnormal ini disertai
pula dengan fungsi yang abnormal. Keadaan ini menekan pembuluh darah, yang akhirnya
menyebabkan kematian embrio.
3. Teori yang sekarang dianut adalah teori sitogenetik. Secara sitogenetik umumnya kehamilan
molahidatidosa komplit terjadi karena sebuah ovum yang tidak berinti (kosong) atau yang
intinya tidak berfungsi, dibuahi oleh sperma yang mengandung haploid 23 X, terjadilah hasil
konsepsi dengan kromosom 23 X, yang kemudian
mengadakan duplikasi menjadi 46 XX. Jadi umumnya MHK bersifat homozigot, wanita dan
berasal dari bapak (androgenetik). Jadi tidak ada unsur ibu sehingga disebut Diploid
Androgenetik

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan βhCG serum/ urine
Diperiksakan setiap minggu smpai dinyatakan negatif selama 3 kali
pemeriksaan, selanjutnya setiap bulan selama 12 bulan kemudian setiap 2
bulan selama 12 bulan dan selanjutnya setiap 6 bulan. Setelah kemoterapi titer
βhCG akan turun pada batas yang tidak dapat dideteksi selama 2 bulan awal
pengobatan.
2. Pemeriksaan pelvic dilakukan setiap minggu, setelah evakuasi suatu kehamilan
sampai batas normal. Selanjutnya setiap 4 minggu mengevaluasi perubahan-

perubahan besar uterus dan munculnya kista teka lutein.1,3


3. Thorax foto : Jika terapi sempurna telah selesi ternyata masih tampak sisa
tumor diparu-paru diperlukan pemeriksaan radiographis selama 2 tahun, untuk
melihat bukti apakah sisa tumor hilang.

Penatalaksanaan
Prinsip dasar penanganan penyakit trofoblas ganas adalah Kemoterapi dan Operasi
Indikasi kemoterapi :
1. Meninggikannya βhCG setelah evekuasi
2. Titer βhCG sangat tinggi setelah evakuasi
3. βhCG tidak turun selama 4 bulan setelah evakuasi
4. Meningginya βhCG setelah 6 bulan setelah evakuasi atau turun tetapi lambat
5. Metastase ke paru-paru, vulva, vagina kecuali kalau βhCG-nya turun
6. Metastase kebagian organ lainnya (hepar,otak)
7. Perdarahan vaginal yang berat atau adanya perdarahan gastrointestinal
8. Gambaran histology koriokarsinoma
Operatif
Operatif merupakan tindakan utama dalam penanganan dini PTG, walaupun tumor
sudah lama bila masih terlokalisir di uterus tindakan histerektomi baik dilakukan.
Pasien-pasien dengan pendarahan pervaginam yang normal dengan uterus menerus,
setelan abortus mola dan persalinan yang normal dengan uterus sebesar kahimilan ≤
12 minggu dan tidak ruptur operasinya diutamakan histerektomi pervaginam. Bila
penyakit telah meluas diluar uterus, histerektomi dilakukan hanya atas dasar
persarahan dari uterus yang hebat atau resisten terhadap kemoterapi
FORMAT PENGKAJIAN DATA UMUM KEPERAWATAN

Tanggal Pengkajian : 16 November 2017 No. Register : 0001596565


Jam Pengkajian : 11.00 WIB Tanggal Masuk RS : 30 Oktober 2017
Ruang / Kelas : Alamanda B / III

I. IDENTITAS
1. Identitas Pasien

Nama : Ny. N

Umur : 43 tahun (25-04-1974)

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT

Gol. Darah :-

Alamat : Kp. Bojong, RT 1 RW 2, Batununggal, Bandung Kidul

2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Bpk. E

Umur : 50 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia

Pendidikan :-

Pekerjaan : Pedagang
Gol. Darah :-

Alamat : Kp. Bojong, RT 1, RW 2, Batununggal, Bandung Kidul

II. Keluhan Utama


1. KELUHAN UTAMA SAAT MASUK RS
Pasien datang ke rumah sakit untuk melakukan kemoterapi
2. KELUHAN UTAMA SAAT INI
Pasien mengatakan merasa sesak di bagian dada disertai nyeri terasa panas dibagian
perut sampai panggul dengan skala 8 (0-10).

III. Diagnosa Medis


Tumor Trofoblas Gestational Stadium III

IV. Riwayat Kesehatan


1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke rumah sakit untuk dilakukan kemoterapi. Pasien mengatakan
merasakan nyeri seperti panas pada area perut sampai panggul saat terjadinya
pendarahan disertai pegal-pegal diseluruh badan dengan skala nyeri 8 (0-10),
selama dirumah sakit pasien mengganti pembalut selama 3x sehari. Pasien juga
mengatakan saat masuk rumah sakit sering terjadi kembung dan sesak area dada,
terlihat pasien bernafas pangkal dan cepat dan pasien sudah diberi terapi oksigen.
Pasien tidak dapat mobilisasi mandiri sehingga membutuhkan bantuan keluarga jika
ingin mobilisasi, pasien mengaku sulit untuk makan karena susah menelan dan
merasa mual apabila makan, sehingga pasien makan sedikit dari porsi yang
diberikan.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu : (-)
3. Riwayat Kesehatan Keluarga : (-)
4. Riwayat Psikologi
Pasien menerima keadaannya dan memiliki semangat untuk menjalani pengobatan,
pasien mendapat support dari keluarga terumata dari suami dan anak pasien yang
sering berkunjung ke rumah sakit untuk merawat pasien, juga dari keluarga besar
pasien mengatakan mendukung pasien
V. Riwayat Pola Pemeliharaan Kesehatan Klien
AKTIVITAS DI RUMAH DI RUMAH SAKIT
Aktivitas dan Istirahat Kegiatan = bersih-bersih, mencuci Kegiatan = bed rest
, membantu suami berdagang Istirahat = tidur siang (2 jam) ,
Istirahat = Tidur siang (x), tidur tidur malam (6 jam )
malam (6 jam),
Kebersihan Diri Mandi 2 x sehari Mandi 1 x sehari
Keramas 4 x seminggu Keramas 3 x seminggu
Sikat gigi 2 x sehari Sikat gigi 1 x sehari
Nutrisi Makan = 3 x sehari Makan = 3 x sehari, tidak habis
BB : 57kg BB = 33kg
Menu makanan = sayur-sayuran Menu makanan = diatur oleh ahli
Minum = 2 Liter gizi
Minum = 1,5 Liter
Eliminasi BAB = 1 x sehari BAB = 1 x sehari
BAK = 4-5 x sehari BAB = 4-5 x sehari
Spiritual Lancar, tanpa ada hambatan Membutuhkan bantuan

VI. Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : Kompos Mentis

Tanda-tanda vital : TD: 110/70, HR : 92x/menit, RR : 24x/menit, Suhu : 36,7oC

Berat Badan (saat ini): 33kg, Tinggi Badan : 150cm

Berat Badan (sebelum sakit) : 57 kg, terjadi penurunan berat badan dalam waktu 6 minggu

BMI : 14,6

Kepala : Bentuk (normal), rambut (hitam,beruban), lesi (-)

Wajah : Bentuk (simetris) , lesi (-)

Leher : Pergerakan leher (Bentuk leher (simetris), refleks menelan (normal), benjolan/massa
(-), pembesaran kelenjar limfe (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), perbahan warna (-), kaku
kuduk (-), nyeri tekan (-), pergerakan leher: fleksi (+), rotasi (+), lateral fleksi (+),
hiperekstension (+). Tenggorokan : ovula (simetris), kedudukan trakea (normal), gangguan
bicara (-)
Mata : Posisi (simetris), Sklera (tidak ikterik), Kongjungtiva (tidak anemis), Pupil (isokhor),
Iris (hitam), Edema palpebra (-)

Hidung : Tulang hidung (normal), pernafasan cuping hidung (+), sekret (-), edema (-), nyeri
tekan (-), fungsi penciuman (baik, mampu membedakan bau-bauan)

Mulut :

Bibir : warna bibir (merah), kering (-), lesi (-), bibir pecah (-), stomatitis (-)
Gigi : bersih (+), gusi berdarah (-), perdarahan (-), caries (-), abses (-)
Lidah : tremor (-), fungsi pengecapan (baik)
Telinga : Bersih, Bentuk daun telinga (simetris), nyeri tekan (-), lesi (-), cairan (-), fungsi
pendengaran (baik)

Kulit : Bersih, warna kulit kuning langsat, turgor kulit (cepat kembali), lesi (-), edema (-),
peradangan (-),pruritus (-), petechiae (-).

Dada : bentuk simetris, pergerakan dinding dada (simetris), bunyi pernafasan (tidak teratur),
irama nafas (teratur), stridor (-), wheezing (-), ronchi (-), friction rub (-), nyeri tekan (-), bunyi
jantung (tidak ada bunyi jantung tambahan)

Abdomen : Bentuk (simetris, datar), pembesaran hati (tidak ada), edema (ada), nyeri tekan
area epigastrik (tidak), nyeri tekan area suprapubik (ada) , peningkatan peristaltik usus (tidak)

Sistem Reproduksi : Radang area genatalia eksterna (ada), lesi (ada), siklus mentruasi (tidak
teratur), pengeluaran cairan (ada, darah)

Ekstremitas Atas dan Bawah : Pembatasan gerak (ada), edema (ada, ektremitas bawah),
varises (-), trombopelitis (-), nyeri/kemerahan (tidak ada), tanda-tanda infeksi (-), kelemahan
tungkai (tidak ada)

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Hasil Lab
a. Hematologi :
- Hb : 10,2 g/dl (Normal : 12 – 16)
- Hematokrit : 29,6 (Normal : 35 – 47)
- Eritrosit : 3,61 juta (Normal : 4.400 – 11.300)
- Leukosit : 10.430 (Normal : 3,6 – 5,8 juta)
- Trombosit : 146 ribu (Normal : 150 – 450 ribu )
b. Hitung jenis leukosit :
- Basofil :0 (Normal : 0-1)
- Eosinofil :2 (Normal : 1-6)
- Neutrofil batang : 0 (Normal : 3-5)
- Neutrofil segmen : 90 (Normal : 40-70)
- Limfosit :6 (Normal : 30-45)
- Monosit :2 (Normal : 2-10)

USG

- uterus dan ovarium masih dalam batas normal

Foto Thorax

- kardiomegali tanpa bendungan paru

- Gambaran suspek metastasis intrapulmonal DD/ bronchopneumonia

MASALAH KEPERAWATAN

1. Pola Nafas Tidak Efektif


2. Nyeri
3. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan - Monitor respirasi dan - Mengetahui status
berhubungan dengan tindakan status O2 respirasi dan O2
hiperventilasi ditandai keperawatan - Monitor adanya terkini
dengan selama 2x24 jam kecemasan pasien - Kecemasan
DS : pasien terhadap oksigenasi mempengaruhi
- Pasien mengaku menunjukkan - Monitor tanda-tanda respirasi pasien
merasa sesak di area keefektifan pola vital - Tanda-tanda vital
dada nafas, dibuktikan - Informasikan pada sebagai tanda awal
DO : dengan kriteria pasien dan keluarga kondisi tubuh terkini
- TD : 110/70 hasil: tentang teknik relaksasi - Keluarga dapat
- HR : 92x/ menit - suara nafas yang untuk memperbaiki membantu pasien
- RR : 24x/ menit bersih, tidak ada pola nafas. untuk melakukan
- Pasien telihat sianosis dan - Kolaborasi pemberian relaksasi sehingga
bernafas dangkal dyspneu (mampu terapi oksigen pola nafas lebih
dan cepat bernafas dengan teratur
mudah, tidak ada - Oksigen tambahan
pursed lips) diberikan
- Menunjukkan mengurangi
jalan nafas yang peningkatan respirasi
paten (klien tidak
merasa tercekik,
irama nafas,
frekuensi
pernafasan dalam
rentang normal,
tidak ada suara
nafas abnormal)
- Tanda Tanda
vital dalam
rentang normal
(tekanan darah,
nadi, pernafasan)

Nyeri b.d penekanan Nyeri berkurang - Kaji skala nyeri pasien - Mengetahui skala
massa pada area jalan atau hilang setelah (skala : 0-10) nyeri
lahir ditandai dengan dilakukan tindakan - Lakukan pengkajian - Nyeri adalah respon
DS : keperawatan dalam nyeri komprehensif subjektif dan harus
- Pasien mengatakan waktu 2x24 jam, meliputi lokasi, dijelaskan oleh klien
merasa nyeri seperti dengan kriteria karakteristik, durasi, untuk merencanakan
panas di area perut hasil : frekuensi, intesitas, penatalaksanaan
sampai panggul - Penurunan nyeri faktor pencetus. yang efektif.
- Pasien mengatakan tingkat nyeri <3 - Posisikan pasien - Posisi yang nyaman
nyeri disertai pegal- - Tekanan darah semifowler atau duduk dapat
pegal diseluruh dalam batas tegak atau posisi yang menghindarkan
badan normal nyaman bagi pasien penekanan pada area
DO : - Nadi dalam batas nyeri dan
- Muka tampak normal meningkatkan
tegang - RR dalam batas - Berikan terapi oksigen ekspansi paru
- Skala nyeri 8 normal - Pemberian oksigen
- Kelemahan menstabilkan pola
- TD : 110/70 - Ajarkan pasien teknik nafas
- HR = 92x/ menit relaksasi dan distraksi - Teknik relaksasi
- RR = 24x/ menit membantu
mengurangi
ketegangan otot
rangka, yang akan
mengurangi
intensitas nyeri,
teknik distraksi
membantu atau
mengontrol
mengalihkan rasa
- Kolaborasi pemberian nyeri.
obat analgesik - Membantu
mengatasi nyeri yang
tak dapat diatasi
dengan teknik
relaksasi dan
distraksi.

Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan - Kaji adanya alergi - Pemberian informasi
kebutuhan tindakan selama makanan mengenai alergi
berhubungan dengan keperawatan 7x24 dapat mengurangi
... ditandai dengan jam, status nutrisi resiko kejadian
DS : baik ditandai respon alergi
- pasien mengaku dengan : - Kolaborasi - Memenuhi
merasa mual saat - Peningkatan dengan ahli gizi untuk kebutuhan nutrisi
makan berat badan menentukan jumlah dalam tubuh untuk
DO : memastikan
- BB : 33kg - Melaporkan kalori dan nutrisi yang kebutuhan
- BMI : 14.6 keadekuatan dibutuhkan pasien metabolik
- Kelemahan tingkat energi - Makanan tinggi serat
- Yakinkan diet dapat mencegah
yang dimakan tinggi serat terjadinya konstipasi
- Mengantisipasi
- Monitor adanya penurunan berat
penurunan BB dan gula badan berkelanjutan
darah dan mencegah
peningkatan gula
darah
- mengetahui faktor
- Indentifikasi penyebab
pencetus mual munculnya mual
- Meningkatkan
- Ajarkan pasien kebersihan oral
oral hygiene sebelum
makan - Meningkatkan
- Berikan pujian motivasi pasien
pada pasien yang untuk makan dan
menunjukan peningkatan meningkatkan nafsu
nafsu makan makan.
- Memudahkan pasien
- Mengatur posisi untuk menelan
semi fowler atau fowler makanan
selama makan

IMPLEMENTASI

Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi


17 November - Monitor respirasi dan status O2 S : sesak di bagian dada
2017 - Monitor adanya kecemasan pasien O : kesadaran kompos mentis
terhadap oksigenasi TD : 110/70
- Monitor tanda-tanda vital HR : 92x/menit
- Informasikan pada pasien dan RR : 24x/menit
keluarga tentang teknik relaksasi Pemberian O2 : 3 L/menit
untuk memperbaiki pola nafas. A : pola nafas efektif (belum teratasi)
- Kolaborasi pemberian terapi oksigen P : observasi keadaan umum
Berikan terapi sesuai catatan

17 November Manajemen Nyeri S : nyeri terasa panas


2017 1. Kaji skala nyeri pasien = 8 (skala : O : kesadaran kompos mentis
0-10) TD : 110/70, HR : 92x/menit, RR :
2. Lokasi : area perut sampai panggul 24x/menit, skala nyeri : 8
Karakteristik : nyeri terasa panas A : Masalah nyeri teratasi
Durasi : tak terhitung P : Observasi keadaan umum
Frekuensi : sering
Intesitas : sangat berat
faktor pencetus : pendarahan
pervaginam
3. Posisikan pasien : semifowler
4. Ajarkan pasien teknik relaksasi dan
mengatur nafas

17 November 1. Memberikan informasi tentang S :Tidak ada keluhan


2017 pentingnya kebutuhan nutrisi O : kesadaran kompos mentis
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk TD : 110/70, HR : 92x/menit, RR L
menentukan jumlah kalori dan 24x/menit, BMI = 15,2
nutrisi yang dibutuhkan pasien A : Masalah belum teratasi
3. Menganjurkan pasien makan P : Observasi keadaan umum
makanan berserat tinggi untuk
mencegah konstipasi Lanjutkan intervensi
4. Memberikan pujian pada pasien
yang menunjukkan peningkatan
nafsu makan
5. Mengatur posisi semi fowler atau
fowler selama makan
LEMBARAN PENGKAJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN DIAGNOSA MEDIS CARCINOMA


CERVIX STADIUM 3B DI RUANG ALAMANDA B RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN
BANDUNG

OLEH :

CITRA MARCHELINA NOVILINI

220110140168

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSISTAS PADJADJARAN

BANDUNG, 2017
KANKER SERVIKS

Kanker serviks adalah kanker pada mulut rahim. Kanker serviks terjadi paling umum pada usia
30-45 tahun, tetapi dapat terjadi pada usia semuda 18 tahun. Aktivitas seksual mempunyai
hubungan dengan insiden : sebelum usia 25 tahun, lebih prevalen pada mereka yang memiliki
pasangan seksual multipel dan beberapa kehamilan dini.

Etiologi

HPV atau Human papillomavirus. Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh human
papillomavirus atau HPV. HPV adalah sekumpulan grup virus yang menginfeksi manusia pada
sel epitel kulit dan membran mukosa (salah satunya adalah daerah kelamin). Virus HPV sangat
umum ditularkan melalui hubungan seksual dengan adanya kontak langsung antara kelamin
yang disertai pertukaran cairan tubuh.

Faktor-Faktor Resiko

Selain dari hubungan seksual dini, melahirkan anak usia dini, dan pasangan yang banyak,
termasuk pamajanan terhadap HPV, infeksi HIV, merokok, dan pemajanan terhadap
dietilstilbestrol (DES) in utero. Infeksi servikal kronis tampaknya memainkan peranan yang
signifikan dalam kanker servikal

a. Sosial ekonomi rendah :


- Makanan kekurangan nilai gizi, protein, vitamin, dan folik asid.
- Terjadi infeksi menahun sekitar serviks.
- Menurunkan pH serviks dan menimbulkan perubahan neoplastik sel squamosa
serviks
- Bentuk infeksi serviks
 STD :
 Trikomonas vaginitis
 Kandida albikan
 Infeksi gonore
 Infeksi HPV
b. Peningkatan infeksi makin besar pada keadaan :
- Frekuensi hubungan seks tinggi
- Multipartner
- Kehamilan dan persalinan melebihi tiga orang.
- Jarak kehamilan terlalu dekat
- Pemakaian IUCD karena iritasi tali IUCD
- Pemakaian pil oral yang dapat menurunkan asam folik
- Perkawinan dalam usia muda karena serviks belum seluruhnya tertutup oleh sel
skuamosa, sehingga mudah mengalami perlukaan

Manifestasi Klinis

Kebanyakan sering asimptomatik. Saat terdapat pendarahan yang tak teratur :

1. Pendarahan meningkat jumlahnya dan menjadi cair, pendarahan ini berwarna gelap dan
berbau busuk karena nekrosis dan infeksi dari massa tumor
2. Perdaharan terjadi pada interval yang tak teratur antara periode atau menopause, cukup
besar dibandingkan hanya bercak yang terdapat pada pakaian dalam, dan biasanya
terlihat setelah trauma ringan (hubungan seksual, douching, atau defekasi)
3. Dengan berjalannya penyakit, perdarahan mungkin persisten dan meningkat
4. Sejalan dengan berkembangnya kanker, jaringan disebelah luar serviks terserang,
termasuk kelenjar limfe anterior ke sakrum. Saraf yang terkena mengakibatkan nyeri
yang sangat pada punggung dan tungkai
5. Tahap akhir : kurus ekstre dan anemia sering dengan demam akibat infeksi sekunder
dan abses pada massa yang mengalami ulserasi dan pembentukan fistula.

Klasifikasi

- Karsinoma sel skuamosa, adalah jenis kanker serviks yang bermula pada sel-sel lapisan
bagian luar leher rahim yang tipis dan datar (sel skuamosa) yang menonjol ke dalam
vagina. Mayoritas kasus kanker serviks yang muncul adalah jenis ini.
- Adenokarsinoma, adalah jenis kanker serviks yang bermula pada sel kelenjar berbentuk
kolom pada saluran leher rahim.
Pemeriksaan Diagnostik

a. PAP SMEAR
b. Kolposkopi :
- Servikografi : Dengan kamera 35mm, asam asetik, dan foto diambil. Dibuat
slide dievaluasi ahli kolposkopi.
- Mikrokolposkopi : dengan pembesaran tinggi. Epithel serviks dicar dengan
Meyer hematoksilin atau toluidide blue.
c. Biopsi didahului dengan uji Schiller, diambil pada perbatasan skuamosa-kolumner
terutama bila dijumpai lesi serviks
d. Tes darah : dilakukan untuk memeriksa kondisi hati, ginjal, dan sumsum tulang.
e. CT scan : pemindaian kondisi tubuh bagian dalam dengan komputer untuk
mendapatkan gambar 3D. Berguna untuk melihat kanker yang tumbuh dan apakah
kanker sudah menyebar ke bagian tubuh yang lain.
f. Foto Thorax : melihat apakah kanker sudah menyebar ke paru-paru
g. MRI scan : pemindaian memakai medan magnet yang kuat dan gelombang radio
menghasilkan gambar dari dalam tubuh. Berguna untuk melihat apakah kanker sudah
menyebar dan seberapa jauh penyebarannya

Stadium

Stadium 0 : stadium prakanker. Tidak ada sel kanker di leher rahim, tetapi ada perubahan
biologis yang berpotensi menjadi kanker. Tahap ini sering disebut sebagai carcinoma in situ
(CIS).

Stadium 1 : kanker masih berada di dalam leher rahim dan belum ada penyebaran

Stadium 2 : kanker sudah menyebar ke luar leher rahim dan jaringan sekitarnya. Tetapi belum
mencapai dinding panggul atau bagian bawah vagina.

Stadium 3 : kanker sudah menyebar ke dindin panggung dan atau ke bagian bawah dari vagina

Stadium 4 : kanker sudah menyebar ke usus, kandung kemih, atau organ lain , seperti paru-
paru.

Penatalaksanaan

1. Pengangkatan non-pembedahan konservatif terhadap lesi prekursor terapi beku


(pembekuan dengan oksida nitrat) atau terapi laser juga efektif.
2. Konisasi untuk karsinoma in situ.
3. Histerektomi sederhana jika terjadi kanker serviks preinvasif setelah melahirkan anak.
4. Radiasi atau histerektomi radikal atau keduanya untuk kanker invasif

5. Kemoterapi merupakan salah satu metode pengobatan kanker yang dilakukan dengan
cara memberikan obat-obat pembunuh sel kanker melalui pembuluh darah. Kemoterapi
menjadi salah satu pengobatan yang efektif untuk mencegah munculnya kembali
pertumbuhan sel kanker.
Pathway

EPITEL KOLUMNER

↓ Penurunan pH cairan vagina

METAPLASI DINI

↓ Faktor virus

METAPLASI NORMAL METAPLASI ATIPIK

Diferensiasi sel Reaksi pejamu Reaksi pejamu


squamous normal abnormal
berjalan normal

Tidak terjadi Displasi sel


displasia

Karsinoma in situ

Invasif karsinoma
serviks
PENGKAJIAN FISIK

Tanggal Pengkajian : 21 November 2017 No. Register : 1700032398


Jam Pengkajian : 09.00 WIB Tanggal Masuk RS : 19 November 2017
Ruang / Kelas : Alamanda B / III

VIII. IDENTITAS
3. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 28 tahun (11 Mar 1980)
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda / Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Gol. Darah : O+
Alamat : Kp. Gunung Batu
4. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Bpk. H
Umur :
Jenis Kelamin :
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan :-
Pekerjaan : Pedagang
Gol. Darah :-
Alamat : Kp. Gunung Batu
(BELUM DI EDIT)
IX. Keluhan Utama
3. KELUHAN UTAMA SAAT MASUK RS
Pasien datang ke UGD mengaku mengalami masalah susah BAK
4. KELUHAN UTAMA SAAT INI
Pasien mengeluh susah BAK dan keluar darah area genital. Pasien mengatakan
setiap keluar darah merasakan nyeri yang panas seperti di remas di area perut
sampai panggul, skala nyeri 9 (Skala : 0-9). Pasien juga mengaku merasa pegal-
pegal diseluruh badan. Pasien tak dapat mobilisasi mandiri.

X. Diagnosa Medis
Carcinoma Cervix

XI. Riwayat Kesehatan


5. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang kerumah sakit mengeluh susah BAK, pasien juga mengalami
pendarahan pervaginam. Pasien mengaku setiap mengalami pendarahan merasakan
nyeri di area perut sampai panggul terasa panas dan seperti di remas . skala nyeri 9
(0-10). Pasien mengatakan juga merasa kembung dan pegal-pegal diseluruh badan.
Pasien juga mengeluh saat pagi hari setelah bangun tidur merasakan pusing. Pasien
tidak dapat mobilisasi sendiri dikarenakan nyeri yang dirasakan sangat berat
6. Riwayat Kesehatan Dahulu : (-)
7. Riwayat Kesehatan Keluarga : (-)
8. Riwayat Psikologi
Keluarga terdekat pasien adalah suami , pasien mengaku keluarga sudah
mengetahui penyakit pasien saat ini. Pasien terlihat sedih dengan kondisinya namun
terlihat suami pasien mendukung pasien dan membantu pasien untuk mobilisasi
XII. Riwayat Pola Pemeliharaan Kesehatan Klien
AKTIVITAS DI RUMAH DI RUMAH SAKIT
Aktivitas dan Istirahat Kegiatan = memasak, bersih- Kegiatan = bed rest
bersih, mencuci, bercocok tanam Istirahat = tidur malam 6-7 jam
Istirahat = Tidur siang (), tidur
malam (... jam),
Kebersihan Diri Mandi 2 x sehari Mandi 1 x sehari
Keramas 3 x seminggu Keramas 2 x seminggu
Sikat gigi 2 x sehari Sikat gigi 1 x sehari
Nutrisi Makan = 3 x sehari, Makan = 3 x sehari,
Makanan = sering makan sayur Makanan = sesuai dengan
BB : perencanaan ahli gizi
Minum = 2 Liter BB =
Minum = 1,5 Liter
Eliminasi BAB = 1 x sehari BAB = 1 x sehari
BAK = 4-5 x sehari BAK = 3 x sehari
Spiritual Lancar, tanpa ada hambatan Membutuhkan bantuan

XIII. Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : Kompos Mentis

Tanda-tanda vital :

TD: 150/97, HR : 88x/menit,

RR : 20x/menit, Suhu : 36,5oC

Berat Badan (saat ini): 35,8 kg, Tinggi Badan : 153 cm

Berat Badan (sebelum sakit) : x kg, BMI : 15,2

Kepala : Bentuk (normal), rambut (hitam,beruban), lesi (-)

Leher : Pergerakan leher (Bentuk leher (simetris), refleks menelan (normal), benjolan/massa
(-), pembesaran kelenjar limfe (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), perbahan warna (-), kaku
kuduk (-), nyeri tekan (-), pergerakan leher: fleksi (+), rotasi (+), lateral fleksi (+),
hiperekstension (+). Tenggorokan : ovula (simetris), kedudukan trakea (normal), gangguan
bicara (-)

Wajah : Bentuk (simetris) , lesi (-)

Mata : Posisi (simetris), Sklera (tidak ikterik), Kongjungtiva (tidak anemis), Pupil (isokhor),
Iris (hitam), Edema palpebra (-)

Hidung : Tulang hidung (normal), pernafasan cuping hidung (+), sekret (-), edema (-), nyeri
tekan (-),fungsi penciuman (baik, mampu membedakan bau-bauan)

Mulut :
Bibir : warna bibir (merah), kering (-), lesi (-), bibir pecah (-), stomatitis (-)

Gigi : bersih (+), gusi berdarah (-), perdarahan (-), caries (-), abses (-)

Lidah : tremor (-), fungsi pengecapan (baik)

Telinga : Bersih, Bentuk daun telinga (simetris), nyeri tekan (-), lesi (-), cairan (-), fungsi
pendengaran (baik)

Kulit : Bersih, warna kulit kuning langsat, turgor kulit (cepat kembali), lesi (-), edema (-),
peradangan (-), pruritus (-), petechiae (-).

Dada : bentuk simetris, ekspansi dada (normal, 2:1), pergerakan dinding dada (simetris),
bunyi pernafasan (teratur), irama nafas (teratur), stridor (-), wheezing (-), ronchi (-), friction
rub (-), nyeri tekan (-), bunyi jantung (tidak ada bunyi jantung tambahan)

Abdomen : Bentuk (simetris, datar), edema (-), nyeri tekan area epigastrik (tidak ada), nyeri
tekan area suprapubik (ada) , peningkatan peristaltik usus (ada)

Sistem Reproduksi : Radang area genatalia eksterna (ada), lesi (ada), siklus mentruasi (tidak
teratur), pengeluaran cairan (ada, darah)

Ekstremitas Atas dan Bawah : Pembatasan gerak (ada), edema (tidak ada), varises (-),
trombopelitis (-), nyeri/kemerahan (tidak ada), tanda-tanda infeksi (-), kelemahan tungkai
(tidak ada)

XIV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Hasil Lab
c. Hematologi :
- Hb : 8,1 g/dl (normal : 12 – 16 )
- Hematokrit : 23.6 (normal : 35 – 47 )
- Eritrosit : 2,98 juta (normal : 3,6 juta – 5,8 juta )
- Leukosit : 20.250 (normal : 4.400 – 11.300)
- Trombosit : 247 ribu (normal : 150 ribu – 450 ribu )
- MCV : 79,2 fL (normal : 80 – 100 )
- MCH : 27,2 pg (normal : 26 – 34 )
- MCHC : 34,3 (normal : 32 – 36 )
d. Kimia Klinis :
- Glukosa Sewaktu : 77 mg/dl (normal : 70 – 140 )
- Asam Laktat : 1,1 mmol/dl (normal : 0,7 – 2,5 )
- Ureum : 64 mg/dl (normal : 15 – 50 )
- Kreatinin : 2,77 mg/dl (normal : 0,55 – 1,02)
- Natrium : 134 meq/L (normal : 135 – 153 )
- Kalium : 3,1 meq/L (normal : 3,6 – 5,5 )

Foto Thorax

Tidak tampak metastasis pulmonal

MASALAH KEPERAWATAN

4. Nyeri
5. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Nyeri berhubungan Nyeri berkurang - Kaji skala nyeri pasien - Mengetahui skala nyeri
dengan pendarahan atau hilang setelah (skala : 0-10)
pervaginam ditandai dilakukan tindakan - Lakukan pengkajian - Nyeri adalah respon
dengan keperawatan dalam nyeri komprehensif subjektif dan harus
DS : waktu 2x24 jam, meliputi lokasi, dijelaskan oleh klien
pasien mengeluh dengan kriteria karakteristik, durasi, untuk merencanakan
nyeri terasa panas hasil : frekuensi, intesitas, penatalaksanaan yang
seperti di remas - Penurunan nyeri faktor pencetus. efektif.
DO : tingkat nyeri <3 - Posisikan pasien - Posisi yang nyaman
- TD : 150/70 - Tekanan darah semifowler atau dapat menghindarkan
- HR : 88x/menit dalam batas duduk tegak atau penekanan pada area
- RR : 20x/menit normal posisi yang nyaman nyeri dan meningkatkan
- Hb : 8,1 g/dl - Nadi dalam batas bagi pasien ekspansi paru
- Hematokrit : 23.6 normal - Berikan terapi oksigen - Pemberian oksigen
- Eritrosit: 2,98 juta - RR dalam batas menstabilkan pola nafas
- Leukosit : 20.250 normal - Ajarkan pasien teknik - Teknik relaksasi
- Trombosit : 247 relaksasi dan distraksi membantu mengurangi
ribu ketegangan otot rangka,
yang akan mengurangi
intensitas nyeri, teknik
distraksi membantu
atau mengontrol
mengalihkan rasa nyeri.
- Kolaborasi pemberian - Membantu mengatasi
obat analgesik nyeri yang tak dapat
diatasi dengan teknik
relaksasi dan distraksi.

Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan - Kaji adanya alergi - Pemberian informasi
kebutuhan tindakan selama makanan mengenai alergi dapat
berhubungan dengan keperawatan 7x24 mengurangi resiko
... ditandai dengan jam, status nutrisi kejadian respon alergi
DS: baik ditandai - Kolaborasi dengan - Memenuhi kebutuhan
- Pasien dengan : ahli gizi untuk nutrisi dalam tubuh
mengatakan BAB - Peningkatan menentukan jumlah untuk memastikan
tidak lancar berat badan kalori dan nutrisi yang kebutuhan metabolik
- Pasien - Melaporkan dibutuhkan pasien - Makanan tinggi serat
mengatakan keadekuatan - Yakinkan diet yang dapat mencegah
merasa tingkat energi dimakan tinggi serat terjadinya konstipasi
mengalami - Monitor adanya - Mengantisipasi
penurunan berat penurunan BB dan penurunan berat badan
badan cukup gula darah berkelanjutan dan
banyak mencegah peningkatan
DO: gula darah
- BB : 38,5kg - mengetahui faktor
- Indentifikasi pencetus
- TB : 153 cm penyebab munculnya
mual
- BMI : 15,2 mual
- Hb : 8,1 g/dl - Meningkatkan
- Ajarkan pasien oral
kebersihan oral
hygiene sebelum
makan
- Meningkatkan motivasi
- Berikan pujian pada
pasien untuk makan
pasien yang
menunjukan dan meningkatkan
peningkatan nafsu nafsu makan.
makan
- Mengatur posisi semi - Memudahkan pasien
fowler atau fowler untuk menelan
selama makan makanan

IMPLEMENTASI

Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi


22 November 2017 Manajemen Nyeri S : nyeri terasa panas dan seperti
5. Kaji skala nyeri pasien = 9 (skala diremas
: 0-10) O : TD : 150/70, HR : 88x/menit, RR :
6. Lokasi : area perut sampai 20x/menit, skala nyeri : 9
panggul A : Masalah nyeri teratasi sebagian
Karakteristik : nyeri seperti di P : observasi keadaan umum
remas Lanjutkan intervensi
Durasi : tak terhitung
Frekuensi : sering
Intesitas : sangat berat
faktor pencetus : pendarahan
pervaginam
7. Posisikan pasien : semifowler
8. Ajarkan pasien teknik relaksasi
dan mengatur nafas

22 November 2017 6. Memberikan informasi tentang S :Tidak ada keluhan


pentingnya kebutuhan nutrisi O : BMI = 14,6
7. Kolaborasi dengan ahli gizi A : Masalah belum teratasi
untuk menentukan jumlah P:
kalori dan nutrisi yang Observasi keadaan umum
dibutuhkan pasien Lanjutkan intervensi
8. Menganjurkan pasien makan
makanan berserat tinggi untuk
mencegah konstipasi
9. Memberikan pujian pada
pasien yang menunjukkan
peningkatan nafsu makan
10. Mengatur posisi semi fowler
atau fowler selama makan
Daftar Pustaka
Davey, Patrick. 2005. At a glance Medicine. Jakarta : Erlangga

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC
Nurarif, Amin H, Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Mediaction
Sinclair, Constance. 2009. Buku Saku Kebidanan. Jakarta : EGC

Yatim, Faisal. 2008. Penyakit Kandungan. Myoma, Kanker Rahim/Leher Rahim dan
Indung Telur, Kista, serta Gangguan Lainnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor

Soekimin. 2005. Penyakit Trofoblas Ganas. diakses dari repository.usu.ac.id pada


tanggal 23 November 2017

You might also like