Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pola penyakit bergeser dari penyakit menular dan masalah gizi ke penyakit degeneratif
termasuk didalamnya adalah kanker payudara. Menurut American Cancer Society (ACS) (2011) kanker
payudara adalah tumor ganas yang menyerang sel-sel payudara. Tumor ganas adalah sekelompok sel-
sel kanker yang dapat tumbuh dan menyerang jaringan sekitarnya atau menyebar ke daerah lain pada
tubuh. Penyakit ini terjadi hampir seluruhnya pada wanita, tetapi dapat juga terjadi pada pria 1.
Kanker payudara adalah neoplasma ganas yaitu suatu pertumbuhan jaringan payudara abnormal
dengan pertumbuhan berlebihan dan tidak ada kordinasi dengan pertumbuhan jaringan normal,
tumbuh infiltartif dan destruktif serta dapat bermetastae dan tetap akan tumbuh dengan cara yang
berlebihan setelah stimulus yang menimbulkan perubahan itu berhenti. Neoplasma juga merupakan
kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel normal yang mengalami poliferasi, tumbuh terus
menerus secara tidak terbatas, tidak berkoordinasi dengan jaringan sekitarnya

GLOBOCAN (Global of Cancer), International Agency for Research on Cancer (IARC), menunjukkan
bahwa pada tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus baru kanker dan 8.201.575 kematian akibat
kanker di seluruh dunia. Data kanker menunjukkan bahwa kanker payudara menempati urutan
pertama yaitu sebesar 43,3% . Berdasarkan data Globocan 2012, insiden kanker payudara sebesar 40
per 100.000 perempuan . Jumlah ini diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan perubahan
pola hidup penduduk Indonesia. Estimasi insidens kanker payudara di Indonesia sebesar 40 per
100.000 perempuan dan kanker leher rahim 17 per 100.000 perempuan.

Setiap tahun lebih dari 250.000 atau setiap jam terdapat 28 kasus kanker payudara terdiagnosa
di Eropa dan kurang lebih 175.000 atau setiap jam terdapat 19 kasus baru kanker payudara
terdiagnosa di Amerika Serikat. Selain itu menurut Natoinal Cancer Institue (NCI) , wanita yang
menderita kanker payudara terdapat perkiraan kasus baru 232.340 wanita sedangkan kasus kematian
akibat kanker payudara sejumlah 39.620 wanita. World Health Organization (WHO) melaporkan
kanker payudara merupakan kanker yang paling umum di derita oleh perempuan baik di Negara maju
maupun di Negara berkembang. Jumlah kasus kanker payudara menduduki peringkat kedua setelah
kanker serviks yang paling banyak di derita wanita di dunia. Survey yang di lakukan WHO menyatakan
8-9 persen

wanita mengalami kanker payudara WHO, 2013. Kanker merupakan salah satu penyebab
kematian diseluruh dunia dan diperkirakan 84 juta orang meninggal akibat kanker dalam rentang
waktu 2005 sampai 2015. WHO pada tahun memperkirakan terdapat 14 juta kasus kanker baru yang
muncul dan 8,2 juta kematian karena kanker di seluruh dunia Berdasarkan data Kementrian
Kesehatan RI, penyakit kanker serviks dan kanker payudara merupakan penyakit dengan prevalensi
tertinggi di Indonesia pada tahun 2013, yaitu kanker serviks sebesar 0,8% dan kanker payudara
sebesar 0,5% atau 61.682 jumlah kasus. Di Indonesia, prevalensi kanker adalah sebesar 1,4 per 1.000
penduduk (Riskesdas 2013), serta merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) dari seluruh
penyebab kematian dan merupakan kanker teringgi kedua di Indonesia (Riskesdas, 2013). Data Riset
Kesehatan Indonesia (Riskesdas) 2013 mencatat prevalensi kanker di Indonesia sebesar 1,4 per mil,
atau sekitar 330.000 orang . Kanker tertinggi ke dua di Indonesia adalah kanker payudara

Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), kanker payudara menempati urutan
pertama pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%).
Kanker payudara menyerang wanita muda atau dewasa dengan penderita terbanyak berusia 40
hingga 49 tahun yang datang dengan kondisi stadium lanjut (Kementrian Kesehatan,2010). Jumlah
kasus baru yang semakin meningkat tiap tahunnya menambah beban global terutama bagi negara
berkembang, namun hal ini dapat di cegah dengan menyebarkan pengetahuan tentang kanker
payudara sejak dini 3. Angka kejadian kanker payudara di Indonesia menempati urutan pertama pada
pasien rawat inap di seluruh rumah sakit. Diagnosis dini pada payudara merupakan salah satu upaya
untuk meminimumkan kanker malignant (ganas) yaitu dengan cara melakukan pemeriksaan
mamografi. Berdasarkan Data dan Informasi kesehatan yang diunggah tahun 2015 semester I
Menyebutkan bahwa Data penderita kanker di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 61.682 penderita
sedangkan untuk daerah Sulawesi Tenggara sebanyak 590 penderita

Rumah Sakit Umum Bahteramas merupakan rumah sakit rujukan provinsi Sulawesi Tenggara.
Data pasien rawat inap dan rawat jalan kanker payudara untuk tahun 2012 sebanyak 36 pasien,
kemudian pada tahun pada tahun 2013 sebanyak 28 pasien, untuk tahun 2014 sebanyak 19 pasien,
kemudian pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebanyak 87 pasien dan 10 pasien dinyatakan
meninggal duniaJIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2 NO.6/
MEI 2017; ISSN 250-731X , 3 sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 90 pasien. Berdasarkan data yang
disajikan sebelumnya yang setiap tahun terjadi secara fluktuatif (peningkatan dan penurunan) kasus.

Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat khususnya pasien
penyakit tidak menular dalam hal ini Kanker, perlu didukung oleh adanya sarana kesehatan yang
memadai dan memiliki kualitas pelayanan yang baik. Orientasi Pembangunan Kesehatan yang semula
sangat menekankan upaya kuratif dan rehabilitatif, secara bertahap diubah menjadi upaya kesehatan
terintegrasi menuju kawasan sehat dengan peran-aktif masyarakat. Pendekatan baru ini menekankan
pentingnya upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan juga
paliatif.

Konteks kekinian, di Kendari fasilitas kesehatan atau rumah sakit yang menangani penyakit kanker
secara khusus belum ada. Selama ini pengobatan penyakit kanker hanya dilakukan di rumah sakit
umum yang ada, pemeriksaan dan pengobatan penyakit kanker dilakukan di ruang yang sama dengan
pemeriksaan dan pengobatan penyakit lainnya.

Dari uraian tersebut, maka keberadaan sebuah fasilitas kesehatan untuk menangani pemeriksaan
dan pengobatan penyakit kanker yang selain mempunyai fasilitas-fasilitas pemeriksaan dan
pengobatan yang cukup lengkap dan memadai juga memiliki fasilitas-fasilitas penunjang yang bersifat
sosial akan sangat diperlukan untuk menangani penderita kanker.

Perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Kanker di Semarang sebagai suatu wadah fasilitas
penanganan kanker yang komprehensif yang dapat memberikan layanan informasi, pencegahan,
pemeriksaan, pengobatan dan follow up pengobatan penyakit kanker dengan fasilitas-fasilitas
pendukung yang lengkap di Semarang dan sebagai pusat rujukan (top referral) pasien penderita
kanker di Sulawesi tenggara. Rumah sakit sebagai sebuah bangunan yang mengutamakan aktivitas
dan utilitas yang ada di dalamnya, akan memunculkan kekhasan dalam fisik bangunannya dan
merupakan penekanan desain yang digunakan dalam proses perancangan
1.2. Tujuan Dan Sasaran
Tujuan Merumuskan Program dasar Perencanaan dan Perancangan yang berhubungan dengan
sarana dan prasarana fasilitas kesehatan yang berfungsi untuk memberikan layanan informasi,
pencegahan, pemeriksaan, pengobatan dan follow up pengobatan penyakit kanker dengan fasilitas
yang lengkap, sehingga tersusun langkah-langkah untuk dapat melanjutkan ke dalam perancangan
grafis.
Sasaran Tersusunnya konsep dasar perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Kanker di
Semarang berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan (design guideline aspects).

1.3. Manfaat
Secara Objektif - Sebagai pedoman dalam perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Kanker di
Kendari. - Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa yang akan
mengajukan Proposal Tugas Akhir.
Secara Objektif Memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo.

1.4. Ruang Lingkup


a. Ruang Lingkup Substansial
Merencanakan dan merancang Rumah Sakit Kanker di Kendari sebagai suatu wadah fasilitas
kesehatan yang dapat memberikan layanan informasi, pencegahan, pemeriksaan, pengobatan
dan follow up pengobatan Rumah Sakit Kanker di Kendari penyakit kanker dengan fasilitas-
fasilitas pendukung yang lengkap, yang termasuk ke dalam kategori bangunan tunggal. Sesuai
dengan kategori dalam kriteria penilaian grafis Tugas Akhir yang telah ditetapkan.
b. Ruang Lingkup Spasial
Perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Kanker di Kendari khususnya, berada di daerah
ibukota Provinsi Jawa Tengah tepatnya berada di wilayah Semarang. Kota Semarang terletak
antara garis 6º50’ - 7º10’ Lintang Selatan dan garis 109º35’ - 110º50’ Bujur Timur. Dibatasi sebelah
Barat dengan Kabupaten Kendal, sebelah Timur dengan Kabupaten Demak, sebelah Selatan
dengan Kabupaten Semarang, dan sebelah Utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis
pantai meliputi 13,6 Km. Ketinggian Kota Semarang terletak antara 0,75 sampai dengan 348,00 di
atas garis pantai.

1.5. Metode Pembahasan


Metode pembahasan dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu menguraikan, menjabarkan, dan
menjelaskan tentang design requirement (faktor-faktor yang dibutuhkan dalam desain) dan design
determinant (faktorfaktor yang menentukan dalam desain) dalam perencanaan dan perancangan
Rumah Sakit Kanker di Kendari. Faktor-faktor yang dibutuhkan dan factor faktor yang menentukan
dalam perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Kanker di Kendari ini adalah pemilihan lokasi,
tapak, program ruang, sirkulasi dan fasilitas. Berdasarkan hal tersebut, akan diadakan pengumpulan
data yang diperlukan kemudian dijabarkan dan dianalisa berdasarkan bahan, alat dan cara analisa
yang sesuai dengan kebutuhan untuk menghasilkan kesimpulan, batasan dan anggapan yang
digunakan sebagai dasar dari perencanaan dan perancangan dari Rumah Sakit Kanker di Kendari.
Data yang diperoleh akan dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu :
1. Data Primer
a. Observasi lapangan Dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dan pendataan langsung
di lokasi studi banding, yaitu pada Rumah Sakit Kanker Rumah Sakit Kanker di Semarang
Dharmais, Jakarta melalui pengumpulan data fisik maupun data nonfisik. Adapun data fisik dan
non-fisik yang dimaksud adalah :
1) Data Fisik, data yang didapat berupa gambar fisik, baik denah maupun master plan RSK
Dharmais, foto-foto observasi lapangan sebagai studi bandingnya.
2) Data Non-Fisik, data yang di dapat berupa angka atau jumlah yang diperoleh pada saat studi
banding pada RSK Dharmais. Perkiraan dimensi ruang, perkiraan jenis-jenis fasilitas,
peralatan yang ada, sistem utilitas bangunan, perletakan bangunan pada tapak, penataan
masa bangunan, sirkulasi ruang dalam dan luar, bentuk tampak, dll.
b. Wawancara Wawancara yaitu dialog langsung dengan baik pelaku aktifitas maupun pengelola
pada studi banding yaitu RSK Bahteramas. Selain itu wawancara juga dilakukan kepada pihak
Pemerintah Kota Kendari, Dinas Kesehatan Kota Kendari, Dinas Kesehatan Propinsisultra , dll
untuk menggali data mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas.

2. Data Sekunder
Studi Literatur melalui buku, makalah, referensi, standart, internet dan sumber-sumber tertulis
yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Kanker di Semarang.
Berikut ini akan dibahas design requirement dan design determinant yang berkaitan dengan
perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Kanker di Semarang yaitu :
a. Pemilihan Lokasi dan Tapak Pembahasan mengenai pemilihan lokasi dan tapak dilakukan
dengan mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penentuan lokasi dan tapak yang sesuai
untuk perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Kanker di Semarang. Data yang diperoleh
akan dianalisa berdasarkan bahan, alat, dan cara yang akan menghasilkan kesimpulan
mengenai lokasi dan tapak terpilih. Adapun bahan, alat, dan cara yang digunakan adalah
sebagai berikut:
- Bahan, berupa RTRW kendari
- Alat, menggunakan kriteria pemilihan lokasi dan tapak, penentuan bobot (scoring)
terhadap kriteria lokasi dan tapak yang telah ditentukan.
- Cara, dengan memberikan skor dan mengalikan dengan bobot untuk masing-masing
kriteria, untuk kemudian diambil jumlah terbesar. Dari hasil analisa, akan diperoleh
tapak terpilih dengan jumlah nilai terbesar sebagai lokasi dan tapak perencanaan dan
perancangan Rumah Sakit Kanker di Kendari

1.6. Sistematika Pembahasan


Sistematika pembahasan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan
Arsitektur ini adalah sebagai berikut :
- BAB I
Pendahuluan Menguraikan latar belakang, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode
pembahasan dan sistematika pembahasan serta alur pikir.
- BAB II
Tinjauan Pustaka dan Studi Banding Menguraikan tentang tinjauan umum Rumah Sakit Kanker,
tinjauan khusus penyakit kanker, tinjauan khusus rumah sakit, studi banding, dll.
- BAB III
Tinjauan Khusus Rumah Sakit Kanker di Semarang Menguraikan tentang tinjauan umum kota
Kendari, tinjauan Kota Kendari mengenai peraturan dan kebijakan, tata guna lahan dan sarana
prasarana pelayanan kesehatan.

You might also like