Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
kasih dan rahmat-Nya, makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
serta memahami dan mengerti tentang Spektrofotometri UV-VIS dalam bidang analisis
kimia. Namun, dalam penulisan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu,
kami mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk pennyempurnaan makalah ini.

Demikian makalah ini penulis buat, atas perhatian serta kritik dan sarannya, kami
ucapkan terima kasih.

Medan, 8 Maret 2018

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii

BAB I
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................................... 2

BAB II
2.1 Zat-zat pengabsorpsi sinar radiasi UV-VIS ...................................................................... 3
2.2 Defenisi Spektroskopi UV-VIS
2.3 Instrumentasi Spektroskopi UV-VIS ................................................................................ 3
2.4 Prinsip Kerja Spektroskopi UV-VIS ................................................................................. 5
2.5 Cara Kerja Spektrofotometer Spektrofotometer UV-VIS................................................. 8

BAB III
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan semakin kompleksisitas berbagai keperluan saat ini, analisis kimia


dengan mempergunakan metoda fisik dalam hal identifikasi dari berbagai
selektifitas fungsi polimer campuran, pemodifikasi dan aditif digunakan untuk
plastik dan elastomer. Spektroskopi infra merah, metoda pengukuran fotometer
UV, gas dan liquid kromatografi dan spektroskopi masa bersama sama dengan
dari metoda pengukuran termoanalisis (DSC-TGA) merupakan alat yang teliti
sebagai pilihan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif bahan.
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksiantara materi dengan cahaya. Sedangkan
peralatan yang digunakan dalam spektrofometri disebut spektrofotometer. Cahaya
yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan
materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron
yang adapada atom ataupun molekul yang bersangkutan.
Para kimiawan telah lama menggunakan bantuan warna sebagai bantuan
dalam mengenali zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai suatu
perluasan pemeriksaan visual yang dengan studi lebih mendalam dari absorpsi
energi radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenankan dilakukannya
pengukuran ciri-ciri serta kuantitatifnya dengan ketelitian lebih besar (Day dan
Underwood, 1993).

1.2 Tujuan
1. Mengetahui zat-zat pengabsorpsi sinar radiasi UV-VIS
2. Mengetahui Defenisi Spektroskopi UV-VIS
3. Mengetahui Prinsip Kerja Spektrofotometer UV-VIS
4. Mengetahui Fungsi dari Bagian-Bagian Spektrofotometer UV-VIS
5. Mengetahui Cara Kerja Spektrofotometer UV-VIS
6. Mengetahui Aplikasi Spektrofotometer UV-VIS

1
BAB II
ISI

2. 1 Zat-Zat Pengabsorbsi
2. 2 Defenisi Spektroskopi UV-VIS

Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri pada dasarnya sama yaitu di


dasarkan pada interaksi antara materi dengan radiasi elektromagnetik. Namun
pengertian spektrofotometri lebih spesifik atau pengertiannya lebih sempit karena
ditunjukan pada interaksi antara materi dengan cahaya (baik yang dilihat maupun
tidak terlihat). Sedangkan pengertian spektroskopi lebih luas misalnya cahaya
maupun medan magnet termasuk gelombang elektromagnetik.
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan
yang digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang
dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi
dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron
valensi.
Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut juga sebagai
radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari adalah cahaya matahari. Dalam interaksi materi dengan cahaya atau
radiasi elektromagnetik, radiasi elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan,
diabsorbsi atau dihamburkan sehingga dikenal adanya spektroskopi hamburan,
spektroskopi absorbsi ataupun spektroskopi emisi.
Pengukuran absorbansi atau transmitansi dalam spektrofotometer UV-Vis
kimia kualitatif dan kuantitatif. Absorbansi ini berlangsung dalam dua tahap,
antara lain :

M + hϑ M*

2
Merupakan eksitasi spesies akibat absorbsi foton hϑ dengan waktu hidup
terbatas. Tahap kedua adalah relaksasi dengan berubahnya M* menjadi jenis baru
dengan reaksi foto kimia. Absorbsi dalam daerah UV-Vis menyebabkan eksitasi
elektron ikatan. Puncak absorbsi (λ max) dapat dihubungkan dengan jenis ikatan
yang ada dalam senyawa. Spektrum absorbsi dalam daerah UV-Vis umumnya
terdiri dari satu atau beberapa pita absorpsi yang lebar seperti pada gambar
dibawah ini:

Elektron dalam ikatan kovalen tunggal terikat erat, untuk eksitasinya


memerlukan energi tinggi sedangkan panjang gelombangnya pendek. Adapun
daerah penyerapan spektrofotometer UV-Vis, yaitu:

3
Berdasarkan pada gambar diatas Spektrofotometer UV mampu menyerap
pada panjang gelombang antara 200 – 400 nm sedangkan untuk spektrofotometer
UV-Vis mampu menyerap pada panjang gelombang antara 200 – 800 nm. Syarat
apabila suatu senyawa dapat di identifikasi melalui spektrofotometer UV-Vis
yaitu harus ada dua ikatan rangkap yang terkonjugasi atau resonansi (Willard,
1974).

2.3. Prinsip Kerja Spektroskopi UV-VIS

Daerah visible dari spektrum memiliki energi dari 36 s/d 72 kcal/mole.


Radiasi UV yang memiliki panjang gelombang lebih rendah dari 200 nm sulit
dilakukan dengan cara biasa. Energi yang disebutkan tadi cukup untuk
mempromosikan atau mengeksitasi electron suatu molekul ketingkat energi yang
lebih tinggi. Sehingga sebagai konsekuensinya, spektroskopi absorbsi didaerah ini
sering disebut sebagai spektroskopi elektronik. Diagram yang menggambarkan
berbagai jenis eksitasi elektronik yang mungkin terjadi pada molekul organik
dapat dilihat pada gambar kanan ini. Dari ke enam transisi yang digambarkan,
hanya dua energi transisi terendah yang dapat dilakukan oleh sinar dengan energi
pada daerah 200 s/d 800 nm. Sebagai aturannya, promosi elektron akan berasal
dari highest occupied molecular orbital (HOMO) ke lowest unoccupied molecular
orbital (LUMO). Spesi yang dihasilkannya disebut keadaan tereksitasi. Jika suatu
contoh molekul dikenai sinar dengan energi yang sesuai dengan kemungkinan
transisi elektronik didalam molekul, maka sebagian dari sinar diserap dan energi
sinar tersebut digunakan oleh elektron untuk promosi ketingkat energi orbital
yang lebih tinggi. Spektrometer optis akan mencatat panjang gelombang dimana
serapan terjadi, bersamaan dengan tingkat serapan pada setiap panjang
gelombang. Hasil spektrumnya diperlihatkan pada grafik antara A terhadap
panjang gelombang energi radiasi oleh suatu larutan.

4
Prinsip kerja spektroskopi UV-VIS berdasarkan penyerapan cahaya atau

Jumlah cahaya atau energi radiasi yang diserap memungkinkan


pengukuran jumlah zat penyerap dalam larutan secara kuantitatif. Cahaya adalah
suatu bentuk energi radiasi yang mempunyai sifat sebagai gelombang dan partikel.
Sifatnya sebagai gelombang dapat dilihat dengan terjadinya pembiasan dan
pemmantulan cahaya oleh suatu medium, sedangkan sifatnya sebagai partikel
dapat dilihat dari terjadinya efek foto listrik. Energi radiasi terdiri dari sejumlah
besar gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang berbeda-beda.
Bagian-bagian suatu radiasi dapat dipisah-pisahkan menjadi spectrum elektro-
magnetik seperti tertera pada Tabel 1.
Cahaya Tampak hanyalah merupakan bagian kecil dari seluruh radiasi
elektromagnetik. Spektrum cahaya tampak terdiri dari komponen-komponen
merah, jingga, kuning, hijau, biru dan ungu, dimana masing-masing warna
mempunyai panjang gelombang yang berbeda. Satuan yang banyak dipergunakan
-10
untuk menyatakan panjang gelombang adalah Angstrom, 1 A = 10 meter.
Perkiraan panjang gelombang warna-warna dalam daerah Cahaya Tampak dapat
dilihat pada Tabel 2.
Metode Spektrofotometri Ultra-violet dan Sinar Tampak telah banyak
diterapkan untuk penetapan senyawa-senyawa organik yang umumnya
dipergunakan untuk penentuan senyawa dalam jumlah yang sangat kecil.

5
Tabel 1. Daerah spektrum gelombang elektromagnetik
Macam Sinar Panjang Gelombang
Sinar X 10 – 100 pkm
Ultra – violet jauh 10 – 200 nm
Ultra – violet dekat 200 – 400 nm
Sinar Tampak 400 – 750 nm
Infra – merah dekat 0,75 – 2 𝜇m
Infra - merah tengah 2,5 – 50 𝜇m
Infra – merah jauh 50 – 1000 𝜇m
Gelombang mikro 0,1 – 100 cm
Gelombang radio 1 – 1000 m

Tabel 2. Perkiraan panjang gelombang warna – warna dalam daerah


Cahaya Tampak
Warna lengkap Panjang gelombang m (nm)
Hijau kuning 400 – 435
Kuning 435 – 480
Oranye 480 – 490
Merah lembayung 500 – 560
Ungu 580 – 595
Biru 580 – 595
Biru hijau 595 – 610
Hijau – biru 610 – 750

Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang (cahaya


polikromatis) mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang
tertentu saja yang akan diserap. Di dalam suatu molekul yang memegang peranan
penting adalah elektron valensi dari setiap atom yang ada hingga terbentuk suatu
materi. Elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu molekul dapat berpindah
(eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai suatu energi.

6
Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan
elektron dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron
ini disebut transisi elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah cahaya
inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau elektron ikatan pada suatu
molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi). Sedangkan gerakan berputar elektron
terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya pada gelombang radio.
Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi
suatu suatu yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel
disinari dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya
mengenai sampel sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan
sebagian lagi akan diteruskan.
Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya
yang mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur,
yang dapat diukur adalah It/I0 atau I0/It (perbandingan cahaya datang dengan
cahaya setelah melewati materi (sampel)). Proses penyerapan cahaya oleh suatu
zat dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3. Proses penyerapan cahaya oleh zat dalam sel sampel

7
Dari gambar terlihat bahwa zat sebelum melewati sel sampel lebih terang
atau lebih banyak di banding cahaya setelah melewati sel sampel. Cahaya yang
diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang hamburkan diukur
sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau Hukum
Beer, berbunyi:

“Jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang


diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi
eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan”.

Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk


menghitung banyaknya cahaya yang hamburkan :

dimana I0 merupakan intensitas cahaya datang dan It atau I1 adalah intensitas


cahaya setelah melewati sampel.

Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:

A= a . b . c atau A = ε . b . c

dimana:

A = absorbansi
b = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1 cm)
c = konsentrasi larutan yang diukur
ε = tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam

8
molar)
a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).

Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan terpenuhi apabila peralatan


yang digunakan memenuhi kriteria-kriteria berikut:

1. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar
dengan dengan panjang gelombang tunggal (monokromatis).
2. Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak
dipengaruhi oleh molekul yang lain yang ada bersama dalam satu larutan.
3. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang (tebal
kuvet) yang sama.
4. Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor. Artinya
larutan yang diukur harus benar-benar jernih agar tidak terjadi hamburan
cahaya oleh partikel-partikel koloid atau suspensi yang ada di dalam
larutan.
5. Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan
menggangu kelinearan grafik absorbansi versus konsntrasi.

Gambar 1. Bagan susunan alat spektrofotometer Ultra- Violet dan Sinar


Tampak

Keterangan C1 = contoh
A = sumber cahaya. C2 = pelarut .
B = monokromator. D = detektor.
C = sel absorpsi (tempat larutan) E = meter atau rekorder
( Triyati., 1985)

9
2.3.1 Cara Kerja Spektrofotometer
1. Tempatkan larutan pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama
sedangkan larutan yang akan dianalisis pada kedua sel.
2. Kemudian pilih fotosel yang cocok 200 nm -650 nm (650 nm – 1100 nm)
agar daerah 𝜆 yang diperlukan dapat terliputi
3. Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup “nol” galvanometer dengan
menggunakan tombol dark-current.
4. Pilih h yang diinginkan, buka fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada
blangko dan “nol” galvanometer didapat dengan memutar tombol
sensitivitas.
5. Dengan menggunakan tombol transmitansi, atur besarnya pada 100 %.
6. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis.
7. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel

2.4 Instrumentasi Spektroskopi UV-VIS

Sebuah spektofotometer adalah suatu instrument untuk mengukur


transmitans atau absorbans suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang;
pengukuran terhadap sederetan sampel pada suatu panjang gelombang tunggal
dapat pula dilakukan. Instrumen semacam itu dapat dikelompokkan secara manual
atau merekam atau sebagai; berkas-tunggal atau berkas-rangkap. Dalam praktik,
instrument berkas-tunggal biasanya dijalankan secara manual, dan instrument
berkas – rangkap umumnya mencirikan perekam automatik terhadap spectra
absorpsi, namun dimungkinkan untuk merekam suatu spectrum dengan instrumen
berkas-tunggal (Underwood, 2002). Berikut adalah gambar instrumen di dalam
sketrofotometri UV-VIS

10
1. Sumber Radiasi
Sumber yang biasa digunakan pada spektroskopi absorpsi adalah lampu
wolfram, lampu aargon pada spektroskopi UV-Vakum, lampu hidrogen atau
lampu deuterium digunakan untuk sumber daerah UV. Kebaikan lampu wolfram
adalah energy radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang
gelombang. Untuk memperoleh tegangan yang stabil dapat digunakan
transformator. Jika potensial tidak stabil, kita akan mendapatkan energi yang
bervariasi. Untuk mengkompensasi hal ini maka dilakukan pengukuran transmitan
larutan sampel selalu disertai larutan pembanding.
Sumber cahaya dipergunakan untuk pengukuran absorpsi. Sumber cahaya
ini harus memancarkan sinar dengan kekuatan yang cukup untuk penentuan dan
pengukuran, juga harus memancarkan cahaya berkesinambungan yang berarti
harus mengandung semua panjang gelombang dari daerah yang dipakai. Kekuatan
sinar radiasi harus konstan selama waktu yang diperlukan. Sumber Cahaya
Tampak yang paling umum dipakai adalah lampu Wolfram. Sedangkan sumber
radiasi Ultra-violet biasa dipergunakan lampu Hidrogen atau Deuterium yang
terdiri dari tabung kaca dengan jendela dari kwartz yang mengandung Hidrogen
dengan tekanan tinggi. Oleh karena kaca menyerap radiasi Ultra-violet, maka
sistim optik Spektrofotometer Ultra-Violet dan sel harus dibuat dari bahan kwartz.
2. Monokromator
Monokromator digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang
monokromatis. Alatnya dapat berupa prisma ataupun grating. Untuk mengarahkan
sinar monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan
celah. Jika celah posisinya tetap, maka prisma atau gratingnya yang dirotasikan
untuk mendapatkan 𝜆 yang diinginkan. Ada dua tipe prisma yaitu susunan Cornu
dan susunan Littrow. Secara umum tipe Cornu menggunakan sudut 60◦ ,
sedangkan tipe Littrow menggunakan prisma dimana pada sisinya tegak lurus
dengan arah sinar yang berlapis aluminium serta mempunyai sudut optik 30◦.
3. Sel Absorpsi
Pada pengukuran di daerah tampak kuvet kaca atau kuvet kaca corex dapat
digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah UV kita harus menggunakan sel
kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal

11
kuvetnya adalah 10 mm, tetapi yang lebih kecil lagi ataupun yang lebih besar
dapat digunakan. Sel yang biasa digunakan berbentuk persegi, tetapi bentuk
silinder dapat digunakan. Kita harus menggunakan kuvet yang bertutup untuk
pelarut organik. Sel yang baik adalah kuarsa atau gelas hasil leburan serta seragam
keseluruhannya. Sel absorpsi dipakai dari bahan silika, kuvet dan plastik banyak
dipakai untuk daerah Sinar Tampak. Kualitas data absorbans sangat tergantung
pada cara pemakaian dan pemeliharaan sel. Sidik jari, lemak atau pengendapan zat
pengotor pada dinding sel akan mengurangi transmisi. Jadi sel-sel itu harus bersih
sekali sebelum dipakai.
4. Detektor
Detektor dipergunakan untuk menghasil-kan signal elektrik. Dimana
signal elektrik ini sebanding dengan cahaya yang diserap. Sig-nal elektrik ini
kemudian dialirkan ke alat pengukur.Peranan detector penerima adalah
memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Pada
spektrofotometer, tabung pengganda elektron yang digunakan prinsip kerjanya
telah diuraikan (Khopkar, 1990).
5. Rekorder
Rekorder dipergunakan untuk mencatat data hasil pengukuran dari
detektor, yang dinyatakan dengan angka.

2.5 Aplikasi dari Spektroskopi UV-VIS

12
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Spektrofotometer manghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang


gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas
cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi.
2. Bagian – bagian dari spektofotometri UV-VIS
a. Sumber : Sumber cahaya dipergunakan untuk pengukuran absorpsi
b. Monokromator: digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang
monokromatis
c. Sel absorbsi

13
d. Detektor: dipergunakan untuk menghasil-kan signal elektrik.
e. Rekorder dipergunakan untuk mencatat data hasil pengukuran dari
detektor, yang dinyatakan dengan angka
3. Prinsip kerjanya berdasarkan penyerapan cahaya atau energi radiasi
oleh suatu larutan.

DAFTAR PUSTAKA

Khopkar, S. M., (1990), Konsep dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta.

Noviyanto, Fajrin., ( 2014 ), Ketoprofen, Pnetapan Kadarnya Dalam Sediaan Gel


Dengan Metode Spektrofotometri Ultraviolet-Visible,Pharmacy, 1 (XI)

Triyati, Etty., ( 1985 ), Spektofotometer Ultra-Violet Dan Sinar Tampak Serta


Aplikasinya dalam Oseonologi,Oseana, 1(X)

Underwood, A.L dan R.A.Day., (2002), Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga,


Jakarta.

14

You might also like