Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

CRITICAL JURNAL REVIEW

PAEDAGOGI OLAHRAGA

OLEH
ANGGA YOSUA ARIZONA GAJAH
NIM. 6163321005
dan
KHAIRUL FAHMI
NIM. 6163321022

PKO-C 2016

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017/2018
BAB I
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dimana kami
masih diberikan kesempatan untuk bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
dosen pengampu mata kuliah PAEDAGOGI OLAHRAGA yaitu tugas
CRITICAL JURNAL REVIEW. Dan jika dalam pengerjaan tugas ini ada yang
kurang baik dan kurang lengkap kami mohon maaf, ditugas berikutnya kami akan
mencoba memperbaiki tugas yang diberikan dan lebih kurangnya kami ucapkan
Terima Kasih.
BAB II
RINGKASAN ARTIKEL/HASIL PENELITIAN

Jurnal I PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK MELALUI AKTIVITAS BERMAIN


DALAM PENDIDIKAN JASMANI
A.M. Bandi Utama Universitas Negeri Yogyakarta, Jl. Kolombo No.1,
Karangmalang Yogyakarta 55281 email: bandi_utama@uny.ac.id
Jurnal II IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KECAMATAN BENGKAYANG
Benediktus Iwan, Victor Simanjuntak, Kaswari

Hubungan Ke dua jurnal ini terletak pada arti dari pendidikan Jasmani itu sendiri.
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan formal yang berlangsung di sekolah-
sekolah dari pendidikan dasar sampai dengan menengah. Pendidikan jasmani diartikan
pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan pada umumnya.
Ke 2 peneltian ini mencari bagiamana implementasi kurikulum dalam pelajaran
Pendidikan Jasmani dan cara membentuk karakter anak dalam Aktivitas jasmani dapat berupa
olahraga atau non-olahraga diantaranya adalah bermain. Melalui aktivitas bermain akan
meragsang potensi-potensi yang dimiliki anak untuk berkembang ke arah yang lebih baik
terutama yang dikemas dalam pendidikan jasmani. Melalui aktivitas bermain yang dikelola
secara baik akan memacu perkembangan fisik, sosial, dan psikis anak, sehingga aktivitas
bermain bagi anak mempunyai fungsi untuk mengembangkan aspek fisik, sosial, dan psikis
secara proposional. Aktivitas bermain oleh anak dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja
sehingga pengembangan potensi anak akan berlangsung bersamaan dengan aktivitas bermain
tersebut. Keadaan semacam ini dapat dikatakan bahwa bermain merupakan pendidikan praktis.
Hal ini berlangsung terus menerus dalam kurun waktu yang relatif lama sehingga terbentuk suatu
tingkah laku yang menetap dan diakui oleh orang lain sebagai karakter pribadi seseorang.
Berdasarkan penelitian mengenai implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) pada pembelajaran Penjasorkes di SMA Negeri seKecamatan Bengkayang bahwa secara
garis besar KTSP telah dilaksanakan dan diterapkan dengan cukup baik, namun untuk
menspesifikasikan kesimpulan maka dijabarkan beberapa kesimpulan pokok dari penelitian ini:
1. Pemahaman guru mengenai KTSP
Secara teori pemahaman guru penjasorkes di SMA Negeri seKecamatan Bengkayang mengenai
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) masih terbatas. Hal ini dikarenakan guru
penjasorkes hanya mengetahui secara garis besarnya. Namun pada penerapan secara praktek
guru telah melakukan hal-hal yang berkaitan dengan KTSP yaitu dengan mempersiapkan proses
pembelajaran dengan sebaik-baiknya, serta melaksanakan proses pembelajaran dengan
memaksimalkan sarana dan prasarana yang minim di SMA Negeri se-Kecamatan Bengkayang.
2. Proses Pembelajaran
a. Persiapan pelaksanaan pembelajaran
Dengan menyusun prota, promes, silabus dan RPP untuk menunjang kegiatan pembelajaran
guru penjasorkes di SMA Negeri seKecamatan Bengkayang telah sesuai dengan acuan yang
diharuskan dalam KTSP. Hal-hal tersebut pada nantinya akan menentukan arah dan tujuan
mengajar yang jelas dan teratur secara sistematis sehingga pembelajaran dapat berjalan seperti
apa yang telah direncanakan.
b. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Secara garis besar guru penjasorkes SMA Negeri se-Kecamatan Bengkayang telah
melaksanakan seluruh kegiatan pembelajaran dengan sangat baik, mulai dari cara mengawali
pembelajaran dengan berdoa hingga melakukan absen diawal dan akhir pembelajaran untuk
mengantisipasi kehadiran yang maksimal dari semua murid. Dengan mengganti media ajar
menggunakan media yang lebih aman untuk meningkatkan tingkat keselamatan adalah hal yang
positif bagi proses pembelajaran yang baik. Guru juga melakukan evaluasi diakhir pembelajaran,
hal ini sangat wajib dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran.
Namun masih ada beberapa hal penting yang kuran dimaksimalkan guru, misal metode mengajar
yang sangat minim, hal ini dapat menyebabkan proses pembelajaran menjadi membosankan bagi
murid. Guru juga hanya menggunakan buku sebagai bahan ajar padahal banyak hal yang bisa
dijadikan referensi bahan ajar untuk menunjang proses pengajaran yang baik.

Dalam jurnal pertamalah dijadikan proses pembelajaran dalam hasil penelitian jurnal ke
dua tersebut. Seperti dalam bermain Sudah sejak lama bahwa bermain itu mempunyai fungsi
yang penting dalam dunia pendidikan secara umum. Bermain mampu membawa anak kearah
perkembangan kepribadian yang layak. Dengan bermain semua potensi yang dimilki anak akan
berkembang dengan baik. Semua anak mempunyai potensi yang dibawa sejak lahir, baik potensi
ke arah positif atau potensi ke arah negatif. Potensi yang ada ini akan berkembang atau tidak
tergantung dari lingkungan yang mempengaruhinya. Bermain sebagai salah satu lingkungan
yang mampu mempengaruhi dan mengembangkan potensi positif yang dimiliki oleh\ anak baik
fisik, psikis, maupun social. Termasuk pendidikan adalah lingkungan yang sengaja dibuat untuk
mempengaruhi atau menstimulus potensi yang ada dalam diri siswa agar berkembang dengan
baik. Oleh karena itu tidak berlebihan bahwa bermain itu bagian dari pendidikan, karena
bermain mampu mempengaruhi potensi yang dimiliki siswa secara positif. Hal ini sejalan dengan
Colloza (Sukintaka, 1998:6) menyatakan bahwa bermain betul-betul bagian dari pendidikan.
BAB III

KEUNGGULAN PENELITIAN

a. Kegayutan Antar Elemen


Menurut kami keunggulan dari jurnal yang kami review yaitu memiliki dasar dasar
elemen yang benar adanya, teori yang diberikan memang benar. Hubungan dengan teori
yang ada dengan penelitian yang dilakukan benar terjadi ini terletak pada penelitian
jurnal ke 2.
b. Originalitas temuan
Temuan yang fakta dilakukan oleh peneliti pada jurnal ke 2, peneliti menemukan tingkat
kurikulum tersebut ada dalam proses pembelajaran yang dilakukan.
c. Kemutakhiran masalah
Masalah yang terletak pada factor penghambat dalam melakukan penjas sesuai kurikulum
dan karakter anak dalam pendidikan jasmani. Dalam hal kemutakhiran masalah ini jurnal
memberikan penjelasan sangat membangun untuk peningkatan positif dalam berkarya
dan dari beberapa penjelasan permasalahan yang ada pada ke dua jurnal tersebut dapat
dijadikan sebagai titik acuan untuk mengembangkan karya dengan penuh imajinasi
d. Kohesi dan koherensi isi penelitian
Kohesi adalah hubungan antar jurnal menigkatkan pengembangan karakter melalui
bermain dan kurikulum yang ada.
Koherensi adalah gagasan yang nyata, fakta, di kedua jurnal terletak pada Darmiyati
Zuchdi (2011:28) yang dimaksud karakter adalah sebuah cara berfikir, bersikap, dan
bertindak yang menjadi ciri khas seseorang yang menjadi kebiasaan yang ditampilkan
dalam kehidupan bermasyarakat dan pada jurnal kedua Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan
keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan
kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental,
sosial, dan emosional yang selaras, serasi, dan seimbang (Risky Ristanto, 2012).
BAB IV

KELEMAHAN PENELITIAN

a. Kegayutan antar elemen


Elemen dalam kedua jurnal tersebut, dan pada jurnal pertama hanya memberikan
penjelasan tidak diberikan contoh nyata atau diteliti. Penggabungan teori yang ada dalam
jurnal ke 2 tidak ada contoh yang ditujukan.
b. Originalitas Temuan
Temuan pada jurnal pertama tidak ada dihubungkan karena tidak ada penelitian yang
dilakukan hanya berbentuk artikel dan teori-teori yang ada.
c. Kemutakhiran masalah
Pemecahan masalah dalam judul yang ada pada jurnal pertama ada diberikan penjelasan,
namun tidak diteliti dan adanya sampel pada siswa. Sehingga pemecahan masalahnya
hanya terletak seperti artikel dan teori yang ada.
d. Kohesi dan koherensi penelitian
Dari keterkaitan hubungan dan penjelasan gagasan yang ada juga pada teori yang ada
pada jurnal tersebut terletak pada penjelasan yang kurang rinci pada jurnal pertama,
sedangkan pada jurnal ke dua tidak begitu menjadi masalah dalam penjelasannya.
BAB IV

IMPLIKASI TERHADAP
a. Teori
Teori yang ada pada kedua jurnal yang kami review merupakan teori yang benar dan
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, karena dasar dari pengertian Pendidikan
jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan
pendidikan secara menyeluruh dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Program pembangunan di Indonesia
Dari beberapa penjelasan yang ada pada kedua jurnal tersebut bahwasannya penelitian
tersebut sangat bagus untuk program pembangunan di Indonesia terkhususnya pada
peningkatan guru-guru dalam mengajar disekolah-sekolah.
c. Pembahasan dan Analisis
Jurnal pertama, Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan formal yang
berlangsung di sekolah-sekolah dari pendidikan dasar sampai dengan menengah.
Pendidikan jasmani diartikan pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan
pendidikan pada umumnya. Aktivitas jasmani dapat berupa olahraga atau non-olahraga
diantaranya bermainMelalui aktivitas bermain yang dikelola secara baik akan memacu
perkembangan fisik, sosial, dan psikis anak, sehingga aktivitas bermain bagi anak
mempunyai fungsi untuk mengembangkan aspek fisik, sosial, dan psikis secara
proposional. Aktivitas bermain oleh anak dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja
sehingga pengembangan potensi anak akan berlangsung bersamaan dengan aktivitas
bermain tersebut. Keadaan semacam ini dapat dikatakan bahwa bermain merupakan
pendidikan praktis.

Jurnal kedua, Secara garis besar guru penjasorkes SMA Negeri se-Kecamatan
Bengkayang telah melaksanakan seluruh kegiatan pembelajaran dengan sangat baik,
mulai dari cara mengawali pembelajaran dengan berdoa hingga melakukan absen diawal
dan akhir pembelajaran untuk mengantisipasi kehadiran yang maksimal dari semua
murid. Dengan mengganti media ajar menggunakan media yang lebih aman untuk
meningkatkan tingkat keselamatan adalah hal yang positif bagi proses pembelajaran yang
baik. Guru juga melakukan evaluasi diakhir pembelajaran, hal ini sangat wajib dilakukan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran.Namun masih ada beberapa
hal penting yang kuran dimaksimalkan guru, misal metode mengajar yang sangat minim,
hal ini dapat menyebabkan proses pembelajaran menjadi membosankan bagi murid.
Guru juga hanya menggunakan buku sebagai bahan ajar padahal banyak hal yang bisa
dijadikan referensi bahan ajar untuk menunjang proses pengajaran yang baik.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


KESIMPULAN

Bermain mampu membawa anak kearah perkembangan kepribadian yang layak. Dengan bermain
semua potensi yang dimilki anak akan berkembang dengan baik. Semua anak mempunyai
potensi yang dibawa sejak lahir, baik potensi ke arah positif atau potensi ke arah negatif. Potensi
yang ada ini akan berkembang atau tidak tergantung dari lingkungan yang mempengaruhinya.
Bermain sebagai salah satu lingkungan yang mampu mempengaruhi dan mengembangkan
potensi positif yang dimiliki oleh\ anak baik fisik, psikis, maupun social. Termasuk pendidikan
adalah lingkungan yang sengaja dibuat untuk mempengaruhi atau menstimulus potensi yang ada
dalam diri siswa agar berkembang dengan baik. Oleh karena itu tidak berlebihan bahwa bermain
itu bagian dari pendidikan, karena bermain mampu mempengaruhi potensi yang dimiliki siswa
secara positif. Hal ini sejalan dengan Colloza (Sukintaka, 1998:6) menyatakan bahwa bermain
betul-betul bagian dari pendidikan.

Berdasarkan penelitian mengenai implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


pada pembelajaran Penjasorkes di SMA Negeri seKecamatan Bengkayang maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa secara garis besar KTSP telah dilaksanakan dan diterapkan dengan cukup
baik, namun untuk menspesifikasikan kesimpulan maka dijabarkan beberapa kesimpulan
pokok dari penelitian ini:
1. Pemahaman guru mengenai KTSP
2. Proses Pembelajaran
3. Faktor penghambat dalam implementasi KTSP

SARAN
Sebagai orang yang membidangi juruan penjas dan olahraga perlu mempelajari dasar-dasarnya
terlebih dahulu sebelum melangkah untuk meneliti yang ada pada jurnal pertama. Karena dasar
merupakan tahapan pengetahuan itu dimulai dan menghasilkan karya yang memuaskan.

Pustaka jurnal

Arikunto, Suharsimi.(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka


Cipta.
Djam’an Satori dan Aan Komariah. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif Cet. VI; Bandung:
Alfabeta.
Moleong, Lexy J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi. Bandung : PT.Remaja
Rosdakarya.
Arma Abdullah dan Agus Manadji. (1994). Dasar Dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta
Depdikbud.
Darmiyati Zuchdi. (Ed.). (2011). Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Teori dan Praktik.
Yogyakarta: UNY Press

You might also like