Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERBILIRUBIN

SOLEKAH AGNES DWI WULANSARI

15631468

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2017/2018
PENGKAJIAN

(DENGAN KASUS FIKTIF)

A. Identitas Pasien
1. Nama : By. J.
Nama Panggilan : J
Umur / Tgl. Lahir : 3 hari/8 Januari 2015 Jam 14.00 WIB
Jenis Kelamin : perempuan
2. Identitas orang Tua

B. Keluhan Utama
Bayi mengalami sesak nafas yang ditandai dengan refraksi dada dalam 2 jam setelah
lahir.

C. Riwayat Penyakit Sekarang


Bayi kiriman RB Alisa dr Endri Sp.OG dengan NA+BBLR. Bayi lahir langsung
menangis setelah 2 jam waktu kelahiran. Tindakan yang dilakukan setelah bayi lahir
yaitu pemberian vit. K jam 17.00 di RB Alisa. Pada saat kondisi stabil bayi diberi
PASI kurang lebih 3 sendok. Setelah pemberian susu, bayi muntah darah (hematin).
Setelah itu bayi dikirim ke IGD RSUD dr Haryoto, Lumajang menggunakan mobil
pribadi. Di IGD bayi mengalami apneu (+), begging (+) jam 20.00, lalu di bawa ke
ruang Perinatologi.

D. Riwayat Kesehatan Dahulu

1. Penyakit yang pernah diderita


Tidak dapat dikaji. (Bayi baru lahir)

2. Riwayat operasi
Tidak dapat dikaji. (Bayi baru lahir)

3. Riwayat Alergi
Tidak dapat dikaji. (Bayi baru lahir)

4. Riwayat Imunisasi
Bayi belum mendapatkan imunisasi. (Bayi baru lahir)

E. Riwayat Perinatal
1. Antenatal
Ibu pasien menyatakan bahwa pada masa kehamilan telah melakukan
pemeriksaan kehamilan di dokter probolinggo sebanyak 3 kali, bidan desa 3 kali,
dan dokter lumajang 1 kali. Total pemeriksaan yang telah ibu pasien lakukan
sebanyak 7 kali semasa kehamilan. Ibu pasien mengatakan juga jika selama
kehamilan porsi makan bertambah 1x/hari. Ibu menyatakan jika selama hamil
ibu tidak memiliki riwayat penyakit menular ataupun penyakit parah lainnya
misalnya hipertensi, TBC, dan sebagainya.

2. Ibu pasien menyatakan bahwa pada masa kehamilan telah melakukan


pemeriksaan kehamilan di dokter probolinggo sebanyak 3 kali, bidan desa 3 kali,
dan dokter lumajang 1 kali. Total pemeriksaan yang telah ibu pasien lakukan
sebanyak 7 kali semasa kehamilan. Ibu pasien mengatakan juga jika selama
kehamilan porsi makan bertambah 1x/hari. Ibu menyatakan jika selama hamil ibu
tidak memiliki riwayat penyakit menular ataupun penyakit parah lainnya misalnya
hipertensi, TBC, dan sebagainya.

3. Intra natal

Ibu melahirkan dibantu oleh bidan pada tanggal 8 januari 2015 pukul 14.00
WIB. Hal ini merupakan kehamilan dan proses persalinan kedua bagi ibu. Ibu J
melahirkan pada usia kehamilan 28 minggu. Ibu pasien menyatakan tidak
mengalami pendarahaan sesaat tetapi tidak mengalami nyeri berlebihan. Pasien
lahir secara spontan belakang kepala. Jenis kelamin perempuan. ketuban jernih
dengan berat badan 1900 gram dan usia premature serta AS 6-7 (asfiksia
sedang).
4. Post natal (0-7 hari)

Pasien langsung dikirim setelah persalinan di RB Alisa menuju RSUD dr.


Haryoto, Lumajang dan dirawat di ruang isolasi 1 perinatologi karena mengalami
asfiksia sedang. Pasien mengalami sesak nafas, refraksi dada dalam, BAB (+) dan
sianosis (+).

F. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu pasien menyatakan bahwa baik orang tua maupun keluarga lainnya tidak memiliki
riwayat penyakit yang menular maupun tidak menular. Misalnya hipertensi, DM,
maupun penyakit kronis lainnya..

G. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN


1. Perkembangan
Hasil pengkajian menggunakan DDST II menunjukkan tugas perkembangan
klien, meliputi:

a. Adaptasi sosial
Bayi baru lahir, pasien tidak dapat melakukan adaptasi sosial

b. Motorik kasar
Bayi baru lahir, pasien tidak dapat melakukan motorik kasar.

c. Motorik halus
Pasien dapat menggerakkan kaki, kepala, dan tangan. Selain itu, pasien juga
dapat memegang erat jari pemeriksa saat bersentuhan dengan tangan pasien.

d. Bahasa
Pasien saat ini hanya dapat merintih terutama ketika merasa sakit atau tidak
nyaman, terlebih saat selang oksigen dilepas dari saluran pernafasannya.

H. Keadaan Lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit


Kondisi klien yang lemah membuat klien harus di rawat di RS sehingga klien
mendapatkan berbagai tindakan untuk memperbaiki kondisi status pasien.

I. POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Pola Persepsi dan Tata laksana kesehatan
Tidak dapat dikaji. (Bayi baru lahir)

2. Pola Nutrisi & Metabolisme


Pasien saat ini masih dipuasakan. Cairan NGT keluar residu hematin 8cc/24jam

3. Pola eliminasi
Pasien saat ini BAB (+) secara spontan dengan warna hitam namun tidak
ditemukan adanya atresi ani atau kelainan lainnya. Pasien belum mampu BAK.

4. Pola aktifitas / bermain (termasuk kebersihan diri)


Bayi baru lahir, pasien masih belum dapat dikaji terait pola aktivitas. Pasien tetap
dijaga kebersihannya.

5. Pola Istirahat tidur


Pasien tampak hanya terbaring lemah dan tidur. Pasien seringkali tiba-tiba
merintih kesakitan serta menangis ketika sedang tidur.

6. Pola kognitif dan persepsi sensori


Tidak dapat dikaji. (Bayi baru lahir)

7. Pola konsep diri


Tidak dapat dikaji. (Bayi baru lahir)

8. Pola Hubungan – Peran


Tidak dapat dikaji. (Bayi baru lahir)

9. Pola Seksual – seksualitas


Tidak dapat dikaji. (Bayi baru lahir)

10. Pola Mekanisme Koping


Tidak dapat dikaji. (Bayi baru lahir)

11. Personal Nilai dan kepercayaan


Tidak dapat dikaji. (Bayi baru lahir)

J. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status kesehatan Umum

Keadaan Umum :
pasien tampak lemah, kuning, sesak nafas, merintih dan menangis perlahan,
respon hisap (-).
Kesadaran : somnolen

Tanda-tanda vital :
TD :- mmHg S: 36,5oC
HR : 128 kali/menit RR: 48 kali/menit irreguler
Panjang badan : 39 cm
Lingkar kepala : 28 cm
Lingkar dada : 24 cm
Lingkar lengan atas : 30 cm
Berat badan sebelum sakit :-
Berat badan saat ini : 2200 gram
Berat badan ideal : >2500 gram
Perkembangan BB : tetap

2. Kepala

Inspeksi : bentuk kepala simetris, tidak ada lesi, persebaran rambut merata,
kondisi mata bersih, tidak ada edema palpebral, konjungtiva
anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor (2/2), terpasang 02 nasal
canul, hipersaliva pada mulut, muntah hematin.

Palpasi : tidak ada deformitas, tidak ada benjolan/massa, tidak ada nyeri
tekan bola mata

2. Leher :
Inspeksi : tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada deformitas, tidak ada benjolan/massa, nadi karotis
teraba lemah dan cepat
3. Thorax / dada :
a. Jantung
Tidak ada lesi pada dada, ictus cordis teraba, suara perkusi pekak pada ICS 2-
5 sinistra, suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada murmur jantung
b. Paru-paru
Tidak ada lesi pada dada, terdapat retraksi dada dalam sub costae, suara
perkusi sonor di lapang paru, suara nafas vesikuler, tidak ada suara tambahan
ronkhi/wheezing
4. Abdomen :
Tidak ada distensi abdomen, bentuk abdomen meteorismus, bising usus terdengar,
tidak terdapat asites (Tes undulasi negatif) suara perkusi abdomen redup, warna
tali pusat hitam kekuningan

5. Keadaan punggung:
Tidak ada lesi, tidak ada deformitas, tidak ada massa atau benjolan

6. Ekstremitas :
Tidak tampak petekie pada kedua ekstremitas atas dan bawah, terdapat sianosis,
tidak ada edema anasarka, tidak ada deformitas, CRT >2 detik, tidak ada krepitasi,
pergerakan ekstremitas (ROM) terbatas, akral dingin, terpasang infus di tangan
kiri
7. Genetalia & Anus :
Kondisi genitalia dan anus bersih, labiya mayora dan minora tampak menonjol,
tidak ada kelainan anus seperti atresia ani.

8. Pemeriksaan Neurologis :
 Refleks
a) Refleks Moro
Hasil reflek moro menunjukkan hasil refleks (negatif) menurun yaitu
pasien tidak terkejut saat pemeriksa memberikan kejutan suara.
b) Reflek Palmar Grasp
Hasil reflek palmar grasp menunjukkan reflek positif (normal) yaitu
pasien memegang tangan pemeriksa tangan pemeriksa menyentuh
tangan pasien
c) Reflek Rooting
Hasil reflek rooting menunjukkan bahwa terdapat gerakan lemah saat
pemeriksa menyentuh area bibir pasien, dan pasien sedikit membuka
mulut mencarai asal sentuhan
d) Reflek Snout (sucking)
Hasil reflek sucking adalah pasien menjunjukkan reflek hiisap yang
lemah.
e) Refleks Stepping (berjalan)
Hasil reflek stepping menunjukkan hasil refleks (negatif) yaitu pasien
tidak mampu menapakkan kaki di meja pemeriksa.

K. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium

Hasil Lab : Tanggal 10 Januari 2015


Darah
1. Hemoglobin 15,2 13-18 mg/dl
2. Leukosit 13.500 3.500-10.000/cmm
3. Eritrosit 4,03 3,0-6,0
4. Laju endap darah - P= 0-7/jam
5. Hemotokrit 43 35-47%
6. Trombosit 212.000 150.000-450.000
7. Diffcount B A/B/AB/O
8. Golongan darah

Faal Hati 0,76 0,25 mg/dl


9. Bilirubin direct 4,25 0,75 mg/dl
10. Bilirubin total
Kadar Gula Darah
11. Gula Darah Acak 45 63-115 mg/dl
12. CRP kualitatif Negatif

2. Radiologi :-

3. Lain – lain : Ballard Score = 10 (usia kehamilan 28 minggu)

L. Terapi
Inf. D10% 130 cc/24 jam
Inj Ampi 2x100 mg
Aminofilin 2x4 mg
Indexon 3x0,5 mg
Genta 1x12 mg
Aminofusin 30 cc/24jam
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Ketidakefektifan pola nafas b.d Kelelahan otot pernafasan akibat penurunan
suplai O2 ke organ/jaringan

2 Gangguan perfusi jaringan perifer b.d hemoglobin tidak mengikat oksigen akibat
suplai oksigen ke jaringan menurun

3 Resiko Infeksi b.d prosedur invasive

RENCANA TINDAKAN PERAWATAN


Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
No
Keperawatan Keperawatan
1 Ketidakefektif Setelah Kriteria Hasil 1. Observasi adanya 1. Perubahan tanda-tanda
an pola nafas dilakukan yang perubahan tanda- vital dapat
b.d Kelelahan tindakan diharapkan: tanda vital menunjukkan bahwa
otot pernafasan keperawatan 2. Kaji fungsi terjadi hipoksia dan
a. irama dan pernafasan, catat hiperventilasi
akibat selama
frekuensi irama dan frekuensi 2. Distress pernafasan
penurunan 3x24jam, pernafasan pernafasan, adanya dapat terjadi akibat
suplai O2 ke pasien dapat pasien berada dispnea/takipnea, stres fisiologis atau
organ/jaringan memperlihatk dalam batas sianosis, retraksi dada menunjukkan
an frekuensi normal 3. Bersihkan jalan nafas terjadinya syok akibat
pernapasan b. Tanda-tanda pasien hipoksia
yang efektif vital berada 4. Posisikan paisen pada 3. Mukus yang
dalam batas posisi telentang menyumbat jalan nafas
normal dengan kepala lebih dapat mengakibatkan
tinggi pasien kesulitan dalam
5. Pertahankan suhu bernafas, sehingga
optimal pasien terjadi hiperventilasi
6. Berikan rangsangan 4. Posisi semifowler dapat
taktil dengan segera mempermudah jalan
apabila terjadi apnea pernafasan.
(misal gosokan pada 5. Adanya
punggung bayi) peningkatan/penurunan
7. Berikan bantuan nafas suhu lingkungan yang
(oksigenasi) sesuai ekstrim dapat
indikasi memperbesar resiko
8. Kolaborasi dengan apnea
tenaga kesehatan 6. Meningkatkan SSP
lainnya dalam untuk meningkatkan
pemberian terapi gerakan tubuh sehingga
farmakologis merangsang
kembalinya pernafasan
spontan
7. Perbaikan kadar O2
dan penurunan CO2
dapat menstabilkan
frekuensi pernafasan
8. Terapi farmakologis
seperti aminophylin
dapat meningkatkan
aktivitas pusat
pernafasan
TELAAH JURNAL

KAJIAN STRES HOSPITALISASI TERHADAP PEMENUHAN POLA TIDUR ANAK


USIA PRASEKOLAH DI RUANG ANAK RS BAPTIS KEDIRI

SOLEKAH AGNES DWI WULANSARI

15631468

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2017/2018
Problem
Dampak negatif dari hospitalisasi pada usia anak prasekolah adalah gangguan fisik,
psikis, sosial dan adaptasi terhadap lingkungan. Sedangkan masalah yang sering
dikeluhkan orang tua adalah mereka sulit untuk meminimalkan tidur anak dalam
meningkatkan kebebasan selama di tempat tidur.

Intervention

Jurnal ini tidak terdapat intervensi.

Comparation

Jurnal ini tidak ada pembanding dengan jurnal lain.

Outcome

Berdasarkan hasil tabulasi silang tersebut menunjukkan responden dengan gangguan pola tidur
(baik) dan stres hospitalisasi (sedang) sebanyak 7 responden (100%), gangguan pola tidur (buruk)
dan stres hospitalisasi ringan sebanyak 1 responden (2%), gangguan pola tidur (buruk) dan stres
hospitalisasi (sedang) sebanyak 17 responden (34%), gangguan pola tidur (buruk) dan stres
hospitalisasi (berat) sebanyak 5 responden (64%). Berdasarkan uji statistik regresi linear yang
didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ 0,05) didapatkan p = 0,035 maka Ho ditolak
dan H1diterima yang artinya ada Pengaruh Stres Hospitalisasi Terhadap Gangguan Pola Tidur
Pada Anak Di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri.

You might also like