Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 9

DISTOSIA KARENA KELAINAN ALAT

KANDUNGAN
Pengertian Distosia
Yang dimaksud dengan distosia adalah persalinan yang sulit yang ditandai adanya
hambatan kemajuan dalam persalinan. Persalinan yang normal (Eutocia) ialah persalinan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung spontan dalam 24 jam, tanpa
menimbulkan kerusakan yang berlebih.
Istilah distosia atau persalinan yang sulit kita pergunakan kalau tidak ada kemajuan
dari persalinan.

Distosia Alat Kandungan


Distosia alat kandungan adalah istilah yang digunakan pada kasus tidak adanya
kemajuan persalinan atau gangguan dalam proses persalinan yang disebabkan oleh adanya
kelainan pada alat kandungan. Alat kandungan yang akan dibahas yaitu vulva, vagina, portio
dan uterus.

1. Distosia Karena kelainan Vulva


Distosia vulva adalah persalinan yang sulit disebabkan karena atresia vulvae
(tertutupnya vulva), ada yang bawaan ada juga yang diperoleh misalnya karena radang atau
trauma (sulaeman,184)
Kelainan yang dapat menyebabkan distosia adalah :
1) Oedema Vulva.
a. Definisi
Edema (oedema) vulva adalah meningkatnya volume cairan ekstraseluler dan
ekstravaskuler (cairan interstitium) yang disertai dengan penimbunan cairan abnormal dalam
sela-sela jaringan dan rongga serosa (jaringan ikat longgar dan rongga-rongga badan) pada
vulva.
b. Etiologi
Edema bisa timbul pada waktu kehamilan. Biasanya sebagai gejala pre eklamsi akan
tetapi dapat pula timbul karena sebab lain misalnya gangguan gizi atau malnutrisi atau pada
persalinan yang lama. Edema dapat juga terjadi pada persalinan dengan dispoporsi
sefalopelvik atau wanita mengejan terlampau lama (terus menerus), sedangkan kepala belum
cukup turun.
c. Diagnosa
Diagnosa dapat ditegakkan dengan menginspeksi adanya pembengkakan pada daerah
vulva
d. Penatalaksanaan
 Istirahat cukup
 Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan
mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak.
 Kalau keadaan memburuk,kemungkinan dokter akan mempertimbangkan untuk
segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi
2) Kelainan Bawaan (Stenosis Vulva)
a. Definisi
Stenosis vulva merupakan kelainan congenital pada vulva yang menutup sama
sekali,atau dapat pula terjadi hanya orifisium uretra eksternum saja yang nampak/
penyempitan vulva/vagina atau akibat perlengketan dan parut karena peradangan atau
perlukaan pada persalinan yang lalu.
b. Etiologi
Biasanya terjadi sebagai akibat perlukaan dan radang yang menyebabkan ulkus-ulkus
yang sembuh dengan parut-parut yang dapat menimbulkan kesulitan.
c. Diagnosa
Adanya penutupan pada daerah vulva ataupun hanya terlihat bagian orifisium uretra
eksternum saja
d. Penatalaksanaan
Walaupun umumnya dapat diatasi dengan mengadakan episiotomi yang cukup luas
namun penanganan dengan sayatan median secukupnya untuk melahirkan kepala juga dapat
dilakukan tindakan persalinan dengan operasi.
3. Varises
a. Definisi
Pelebaran pembuluh darah vena yang terjadi pada vulva. Kejadian varises ini makin
meningkat pada kehamilan makin tinggi dan segera akan menghilang atau berkurang setelah
persalinan.
b. Etiologi
Hal ini karena reaksi sistem vena pembuluh darah, seperti otot-otot di tempat lain
melemah akibat hormone estrogen. Penyebab utama varises adalah lemah/rusaknya katup
pembuluh vena. Pada pembuluh vena terdapat katup – katup yang berfungsi untuk menahan
agar darah tidak turun/bergerak mundur. Dengan adanya katup pada pembuluh vena
menyebabkan darah akan terus mengalir ke arah jantung. Katup yang rusak atau lemah akan
membuat darah bergerak mundur yang mengakibatkan darah berkumpul di dalam dan
menyebabkan gumpalan yang mengganggu aliran darah yang disebut sebagai varises.
c. Diagnosa
Pembuluh darah vena akan menonjol di permukaan kulit yang berwarna ungu atau
biru gelap biasa tampak seperti tali sepatu, Jika varises sudah kronik maka akan tampak
pembuluh darah vena yang menyerupai jaring laba – laba (spider navy).
d. Penatalaksanaan
 Kurangi konsumsi garam dan makanan yang mengandung kolesterol tinggi.
 Perbanyak konsumsi sayuran dan buah berserat tinggi dan makanan yang dapat
merangsang sirkulasi darah, seperti bawang merah, bawang putih, bawang bombay,
jahe dan cabai merah. Juga makanan yang kaya dengan vitamin B kompleks, vit C, vit
E, vit B6, magnesium, asam folat, kalsium dan zinc seperti gandum dan kacang
kedelai (susu kedelai).
 Perbanyak makanan dan minuman yang mengandung antioksidan tinggi seperti sayur
– sayuran hijau, buah apel, wortel dan jeruk.
 Jangan berdiri atau duduk terlalu lama.
 Pada saat tidur, tinggikan kaki anda, lebih tinggi dari posisi pinggul atau jantung anda.
Posisi kaki yang lebih tinggi dari jantung akan memudahkan aliran darah vena
kembali ke jantung.
 Jalan-jalan dan senam hamil untuk memperlancar peredaran darah
 Dapat diberikan obat-obatan : Venosan,Glyvenol,Venoruton,dan Varemoid.
 Dengan beberapa pertimbangan pada kasus dengan varises vulva yang besar dapat
dianjurkan persalinan dengan seksio sesarea.
4. Peradangan
a. Definisi
Peradangan pada vulva biasa disebut dengan vulvitis
b. Etiologi
Peradangan vulva sering bersamaan dengan peradangan vagina
Dapat terjadi akibat infeksi spesifik, seperti sifilis, gonorea, trikomoniasis.
Dapat terjadi akibat infeksi non spesifik seperti : eksema,pruritus vulvae,skabie,pedikulus
pubis,bartholinitis.
c. Penatalaksanaan
 Pada kehamilan,radangan tersebut harus diobati.Obat yang diberikan harus dipikirkan
apakah mempunyai efek buruk terhadap anak terutama dalam proses pertumbuhan
organogenensis.
 Dalam pertolongan persalinan menghadapi peradangan sebaiknya mengirimkan
penderita ke tempat yang dapat memberikan pertolongan yang adekuat
2. Distosia karena kelainan vagina
Distosia vagina adalah kelambatan atau kesulitan dalam jalannya persalinan yang
dikarenakan adanya kelainan pada vagina yang menghalangi lancarnya perrsalinan.
Distosia dapat disebabkan karena kelainan his (his hipotonik dan his hypertonik),
karena kelainan besar anak, bentuk anak (hidrocefalus, kembar siam, prolaps tali pusat), letak
anak (letak sungsang, letak melintang), serta karena kelainan jalan lahir.
Kelainan yang dapat menyebabkan distosia adalah :
1. Kelainan Vagina (Aplasia vagina)
a. Definisi
Pada aplasia vagina tidak ada vagina dan ditempatnya introitus vagina dan terdapat
cekungan yang agak dangkal atau yang agak dalam.
b. Etiologi
Pada atresia vagina terdapat gangguan dalam kanalisasi sehingga terdapat satu septum
yang horizontal, bila penetupan vagina ini menyeluruh menstruasi timbul tapi darahnya tidak
keluar, namun bila penutupan vagina tidak menyeluruh tidak akan timbul kesulitan kecuali
mungkin pada partus kala II
c. Penatalaksanaan
sebaiknya mengirimkan penderita ke tempat yang dapat memberikan pertolongan
yang adekuat.
2. Stenosis Vagina Kongenital
a. Definisi
Stenosis jarang terdapat , lebih sering ditemukan septum vagina yang memisahkan
vagina secara lengkap atau tidak lengkap pada bagian kanan atau bagian kiri. Septum lengkap
biasanya tidak menimbulkan distosia karena bagian vagina yang satu umumnya cukup lebar,
baik untuk koitus maupun lahirnya janin.
Septum tidak lengkap kadang-kadang menahan turunnya kepala janin pada persalinan
dan harus dipotong dahulu.
b. Etiologi
Stenosis dapat terjadi karena parut-parut akibat perlukaan dan radang.
c. Penatalaksanaan
Pada stenosis vagina yang tetap kaku dalam kehamilan dan merupakan halangan
untuk lahirnya janin perlu ditimbangkan seksio ceaserea.
3. Tumor Vagina
Tumor vagina merupakan rintangan bagi lahirnya janin pervaginam, adanya tumor
vagina bisa pula menyebabkan persalinan pervaginam dianggap mengandung terlampau
banyak resiko. Tergantung dari jenis dan besarnya tumor perlu dipertimbangkan apakah
persalinan dapat berlangsung secara per vaginam atau diselesaikan dengan seksio sesar.
4. Kista Vagina
a. Definisi
Kista adalah tumor jinak yang terbungkus selaput semacam jaringan. Bentuknya
kistik, berisi cairan kental dan ada pula yang berbentuk anggur. Kista juga ada yang berisi
udara, cairan, nanah.
b. Etiologi
Kista vagina berasal dari duktus gartner atau duktus muller, letak lateral dalam vagina
bagian proximal, ditengah, distal di bawah orifisium urethra eksterna. Bisa berukuran kecil
dan besar sehingga bukan saja mengganggu pertumbuhan namun dapat pula mempersulit
persalinan.
c. Penatalaksanaan
jika kecil maka tidak menghalangi turunnya kepala,tidak mengganggu
persalinan.Setelah 3 bulan pasca persalinan dilakukan ekstirpasi tumor.Bila besar dan
menghalangi turunnya kepala untuk mengecilkannya dilakukan aspirasi cairan tumor.

3. Distosia Karena Kelainan Uterus / Serviks


Distosia serviks uteri adalah terhalangnya kemajuan persalinan disebabkan kelainan
serviks uteri. Walaupun his normal dan bayi, kadang-kadang pembukaan serviks jadi macet
karena ada kelainan yang menyebabkan serviks tidak mau membuka.
Kelainan yang dapat menyebabkan distosia adalah :
1. Retroflexio Uteri
a. Definisi
Adalah uterus hamil yang semakin lama semakin besar terkurung dalam rongga
panggul,tidak dapat keluar memasuki rongga perut. Kehamilan pada retrofleksi uteri tidak
banyak dijumpai karena kemampuan mobilisasi uterus selama hamil dan melepaskan diri dari
ruangan pelvis minor. Jarang sekali kehamilan pada uterus dalam retroflexio mencapai umur
cukup

b. Etiologi
Terkurung uterus,mungkin uterus retrofleksi,tertahan karena adanya perlekatan-
perlekatan atau oleh sebab lain yang tidak diketahui (fiksata).Terdapat kemungkinan dari
nasib kehamilannya :
Koreksi spontan : dimana pada kehamilan 3 bulan korpus dan fundus naik masuk
kedalam rongga perut.
Abortus : hasil konsepsi terhenti berkembang dan keluar,karena sirkulasi
terganggu.
Koreksi tidak sempurna : dimana bagian yang melekat tetap tertinggal sedangkan bagian
uterus yang hamil naik masuk ke dalam rongga perut disebut retrofleksia uteri gravidi
partialis.Nasib kehamilan selanjutnya bisa abortus, partus prematurus,terjadi kesalahan letak
dan bersalin biasa

2. Prolapsus Uteri
a. Definisi
Prolapsus uteri atau turunnya uterus dapat dibagi menjadi 3 tingkat :
Tingkat I : Uterus turun dengan serviks uteri sampai introitus vagina
Tingkat II : Sebagian uterus keluar dari vagina
Tingkat III : Uterus keluar seluruhnya dari vagina dengan inversion
vaginae.
Biasanya prolapsus uteri yang inkomplit berkurang karena setelah bulan ke IV uterus naik
dan keluar dari rongga panggul kecil.

b. Etiologi
Terjadi karena kelemahan ligament endopelvik terutama ligamentum tranversal dapat
dilihat pada nullipara dimana terjadi elangosiopoli disertai prolapsus uteri tanpa sistokel
tetapi ada enterokele.Pada keadaan ini fasia pelvis kurang baik pertumbuhannya dan kurang
kerenggangannya
Persalinan lama dan sulit:
 Meneran sebelum pembukaan lengkap
 Laserasi dinding vagina bawah pada kala 2
 Penatalaksaan pengeluaran plasenta
 Reparasi otot-otot dasar panggul yang tidak baik
 Pada menopause
 Karena hormon estrogen telah berkurang sehingga otot dasar panggul menjadi
melemah.

c. Diagnosa
 Penderita dalam posisi jongkok disuruh mengejan dan ditentukan dengan pemeriksaan
dengan jari.Apakah porsio uteri pada posisi normal tau porsio sampai introitus vagina
atau apakah serviks uteri sudah keluar dari vagina.Selanjutnya penderita diminta
berbaring dengan posisi litotomi ditentukan pula panjangnya servik uteri.Servik uteri
yang lebih panjang dari biasa dinamakan elongasio kolli.
 Pada sistokel dijumpai didinding vagina depan benjolan kistik lembek dan tidak nyeri
tekan.

d. Penatalaksaan
Indikasi melakukan operasi pada prolapsus uteri tergantung dari beberapa factor
seperti umur penderita,keinginannya untuk mendapatkan anak atau untuk mempertahankan
uterus,tingkat prolapsus dan adanya keluhan.
Ada 4 jenis kelainan pada serviks uteri:
1) Serviks kaku yakni suatu keadaan dimana seluruh servik kaku. Keadaaan ini sering
dijumpai pada primigravida tua atau karena adanya parut-parut bekas luka atau bekas
infeksi atau pada tersinoma serviks.
2) Kejang atrau kaku serviks dibagi 2, dikatakan primer: mungkin disebabkan oleh rasa
takut atau pada primigravida tua atau sebab psikis. Sekunder: oleh karena luka-luka
dan infeksi yang sembuh dan meninggalkan parut.
3) Serviks gantung (hanging cervix) adalah suatu keadaan dimana ostium uteri
eksternum dapat terbuka lebar, sedangkan ostium uteri internum tidak mau membuka.
Serviks akan menggantung seperti corong.
4) Serviks konglumer (conglumeratio cervix) suatu keadaan dimana ostium uteri
eksternum tidak mau membuka. Keadaan ini sering kita jumpai pada wanita dengan
prolaps uteri yang menjadi hamil atau dengan serviks dan portio yang panjang
( elongatio seervicisat portionis) dalam hal ini serviks dapat menjadi tipis, namun
ostium uteri eksternum tidak membuka atau hanya membuka 5cm.
5) Edema serviks, Bila dijumpai edema yang hebat dari serviks disertai hematoma dan
nekrosis ini merupakan tanda adanya obstruksi. Terutama karena kesempitan panggul,
serviks terjepit antara kepala dan jalan lahir sehingga terjadi gangguan sirkulassi
darah dan cairan yang menimbulkan edema serviks.

 Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan dengan beberapa kali moment opname pemeriksaan
dalam yaitu his baik tetapi pembukaan serviks tidak bertambah dan pemeriksaan dilakukan 2-
3 kali antara 1-2 jam.
 Penanganan
Pada kondisi serviks yang kaku setelah ditegakkan diagnosa memang serviks kaku
dan setelah pemberian obat-obatan seperti valium dan phetidin tidak merubah sifat kekakuan
tindakan kita adalah melakukan ceesar. Jika adanya serviks gantung bila dalam observasi
keadaan tetap begitu dan tidak ada kemajuan pembukaan ostium uteri internum, maka
pertolongan yang tepat adalah caesar.
Daftar Pustaka
Nugraheny, Esti. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Rihama
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta : Cv
Trans Info Media
Manuba, dkk. 2003. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Sastrawinata, Sulaiman. 2005. Obstetri Patologi. http:// books.google.co.id/books
Distosia+karena+kelainan+alat+kandungan.htm online. Minggu, 22 september 2013, Pukul
14.30

You might also like