Professional Documents
Culture Documents
Hormon Korteks Adrenal PDF
Hormon Korteks Adrenal PDF
Jenis homon korteks adrenal merupakan hormon steroid, yang dapat digolongkan
menjadi 3 kelompok hormon:
• Mineralokotikoid
Kerja utama hormon ini adalah untuk meningkatkan retensi Na+ dan ekskresi K+
serta H+ khususnya dalam ginjal.
Contoh hormon kelompok ini adalah Aldosteron, dibuat di zona glomerulosa.
• Glukokortikoid
Salah satu kerja tepenting adalah meningkatkan proses glukoneogenesis.
Misalnya hormon Kortisol pada manusia, dibuat di zona fasikulata. Kortikosteon
dihasilkan pada zona fasikulata dan glomrulosa namun lebih banyak ditemukan
pada hewan pengerat dari pada manusia
• Androgen
Prekursor androgen berupa dehidroepiandosteon, diproduksi oleh zona fasikulata
dan retikularis.
Sintesis Glukokortikoid
- Memerlukan 3 enzim hidroksilase pada posisi C17, C21 dan C11. Enzimnya
berturut-turut adalah 17α-hidroksilase, 21-hidroksilase dan 11β-hidroksilase.
- 17α-hidroksilase merupakan enzim retikulum endoplasma halus yang bekerja pada
progesteron atau lebih sering pada pregnenolon.
- 17α-hidroksiprogesteron mengalami hidroksilasi sehingga membentuk 11-
deoksikortisol
- 11-deoksikortisol mengalami hidroksilasi membentuk kortisol.
1|Page/rosiana_biokimia_hormon 09
- 21-hidroksilase merupakan enzim retikulum endoplasma halus sedangkan 11β-
hidroksilase merupakan enzim mitokondria.
Sintesis Androgen
- Prekursor androgen yang dihasilkan oleh korteks adrenal adalah
dehidroepiandrosteron (DHEA)
- Produksi androgen adrenal mengalami peningkatan yang mencolok bila biosintesis
glukokortikoid terhambat oleh defisiensi salah satu enzim hidroksilase.
- Sebagian besar DHEA akan dimodifikasi secara cepat lewat penambahan sulfat
dan sekitar separuh dari modifikasi ini terjadi di dalam adrenal sedangkan sisanya
di hati.
- DHEA sulfat merupakan unsur inaktif tetapi pengeluaran gugus sulfat akan
mengakibatkan pengaktifan kembali.
- 3β-OHSD dan ∆5,4 isomerase akan mengubah DHEA androgen yang lemah
menjadi androstenedion yang lebih poten.
- Reduksi androstenedion pada posisi C17 menghasilkan terbentuknya testosteron
(hanya sejumlah kecil)
• TRANSPORT PLASMA
GLUKOKORTIKOID
- Kortisol beredar dalam plasma dalam bentuk terikat protein dan dalam bentuk
bebas.
- Protein pengikat utama dalam plasma disebut trans-kortin atau globulin pengikat-
kortikosteroid (CBG=Cortocosteroid-binding globulin), CBG diproduksi di hati
- CBG mengikat sebagian besar hormon tersebut bila kadarnya dalam plasma
berada pada kisaran normal. Kortisol dalam jumlah yang lebih kecil akan akan
terikat ke albumin.
- Kekuatan pengikatan membantu menentukan usia paruh biologik (t ½) hormon
glukokortikoid. Kortisol terikat erat pada CBG dan memiliki t ½ 1,5-2 jam,
sedangkan kortikosteron yang kurang terikat erat mempunyai t ½ kurang dari 1 jam.
- CBG tidak hanya berikatan dengan glukokortikoid tapi juga dengan
deoksikortikosteron dan progesteron. Mereka bersaing dalam berikatan dengan
CBG.
- Dalam bentuk bebas kortisol ditemukan sekitar 8% dari jumlah kortisol dalam
plasma dan merupakan fraksi kortisol yang biologik aktif.
2|Page/rosiana_biokimia_hormon 09
MINERALOKORTIKOID
- Aldosteron tidak memiliki protein pengikat spesifik dalam plasma tapi membentuk
suatu ikatan yang lemah dengan albumin. Kortikosteron dan 11-
deoksikortikosteron, yaitu hormon steroid lainnya dengan efek mineralokortikoid,
terikat pada CBG.
• LAJU METABOLISME
GLUKOKORTIKOID
- Kortisol dan metabolitnya membentuk sekitar 80% jumlah 17-hidroksikortikoid
dalam plasma (setengahnya beredar dalam plasma dalam bentuk metabolit dihidro-
dan tetrahidro-), 20% sisanya terdiri atas kortison dan 11-deoksikortisol.
- Semua senyawa tersebut dimodifikasi melalui proses konjugasi dengan glukuronida
dan sebagian kecil dengan sulfat.
- Modifikasi ini terutama terjadi di hati dan membuat molekul steroid yang bersifat
lipofilik bisa larut air dan dapat diekskresikan.
- Pada manusia sebagian besar steroid terkonjugasi yang memasuki intestinum
lewat ekskresi bilier akan diabsorbsi kembali melalui sirkulasi enterohepatik.
- Sekitar 70% steroid terkonjugasi akan diekskresikan ke dalam urine, 20% keluar
dalam bentuk feses dan sisanya keluar melalui kulit.
MINERALOKORTIKOID
- Aldosteron dengan cepat akan dibersihkan dari plasma oleh hati, terjadi karena
hormon ini kurang memiliki protein pembawa dalam plasma darah.
- Hati kemudian membentuk tetrahidroaldosteron 3-glukoronida yang diekskresikan
ke dalam urine.
ANDROGEN
- Androgen diekskresikan sebagai senyawa 17-keto- tetapi hati akan mengubah
sekitar 50% dari jumlah testosteron tersebut menjadi androsteron dan etiokolanolon
MINERALOKORTIKOID
- Zat pengatur utama adalah sistem renin-angiotensin dan kalium. Didukung oleh
peran natrium, ACTH dan mekanisme neural
Sistem renin-angiotensin
- sistem ini berperan dalam pengaturan tekanan darah dan metabolisme
elektrolit
- Hormon primer dalam sistem ini adalah angiotensin II, dibuat dari
angiotensinogen yang merupakan substrat bagi renin (suatu enzim yang
dihasilkan sel-sel jukstaglomerular pada renal/ginjal.
3|Page/rosiana_biokimia_hormon 09
- Posisi sel tersebut sensitif terhadap banyak regulator (faktor-faktor yang
mempengaruhi) pelepasan renin yang bekerja melalui baroreseptor renal.
angiotensinogen
renin
angiotensin I
converting enzyme
angiotensin II
aminopeptidase
angiotensin III
angiotensinase
5|Page/rosiana_biokimia_hormon 09
MINERALOKORTIKOID
- merangsang transport aktif Na+ oleh tubulus kontortus distal dan tubulus koligentes
ginjal menyebabkan retensi Na+
- meningkatkan sekresi K+, H+, dan NH4+ oleh ginjal
- mempengaruhi transport ion di jaringan epitel lain termasuk kelenjar keringat, mukosa
intestinal, serta kelenjar saliva.
- Aldosteron mempengaruhi sintesis RNA dan protein yang diperlukan dalam produksi
berbagai produk gen spesifik
Mineralokortikoid
• kelebihan
- Terjadi aldosteronisme primer (sindrom Conn), yaitu manifestasi klasik mencakup
gejala hipertensi, hipokalemia, hipernatremia, dan alkalosis. Kadar renin dan
angiotensin II dalam plasma disupresi
- Aldosteronisme sekunder menyerupai aldosteronisme primer, kecuali pada
kenaikan kadar renin dan angiotensin II. Terjadi ketika ada stenosis srteri renalis
disertai penurunan tekanan perfusi dapat menimbulkan hiperplasia serta hiperfungsi
sel jukstaglomerular, meyebabkan naiknya kadar renin dan angiotensin II.
6|Page/rosiana_biokimia_hormon 09
HORMON MEDULA ADRENAL
BIOSINTESIS EPINEFRIN
• Epinefrin disintesis dari tirosin (merupakan prekursor langsung katekolamin) melalui 4
tahap:
1) hidroksilasi cincin
Tirosin diubah menjadi L-dihidroksifenilalanin (L-dopa) dengan bantuan enzim
tirosin hidroksilase yang berfungsi sebagai oksidoreduktase dengan kofaktor
berupa tetrahidropteridin.
2) dekarboksilasi
L-dopa mengalami konversi menjadi 3,4-dihidroksifeniletilamin (dopamin) dengan
bantuan enzim dopa dekarboksilase dan piridoksal fosfat.
3) hidroksilasi rantai samping
Dopamin mengalami konversi menjadi norepinefrin melalui peran dopamin β-
hidroksilase (DBH) yang merupakan enzim oksidase dengan bantuan askorbat,
tembaga dan fumarat.
4) N-metilasi
Reaksi N-metilasi yang dialami oleh norepinefrin dikatalisis oleh enzim
feniletanolamin N-metiltransferase (PNMT), membentuk epinefrin
7|Page/rosiana_biokimia_hormon 09
• Norepinefrin juga disimpan dalam granul ini, bila terbentuk epinefrin maka epinefrin
akan memasuki granul yang baru.
• Stimulasi neuron pada medula adrenal mengakibatkan fusi membran granul dengan
membran plasma dan peristiwa ini menimbulkan pelepasan eksositosis epinefrin dan
norepinefrin.
• Proses pelepasan epinefrin dan norepinefrin bergantung pada kalsium, dirangsang
oleh preparat kolinergik dan β-adrenergik serta dihambat oleh α-adrenergik
METABOLISME
• Metabolisme katekolamin (dopamin, epinefrin dan norepinefrin) dilakukan dengan
cepat oleh enzim Katekol-O-metiltransferse (COMT) dan monoamin oksidase
(MAO).
• Katekol-O-metiltransferse (COMT) merupakan enzim sitosol yang mengkatalisis reaksi
penambahan gugus metil pada posisi 3 (meta) menjadi berbagai jenis katekolamin
sesuai substratnya. Dopamin diubah menjadi 3-metoksitiramin yang oleh MAO diubah
menjadi asam homovanilat, epinefrin diubah menjadi metanefrin dan norepinefrin
diubah menjadi normetanefrin.
• Monoamin oksidase (MAO) merupakan oksidoreduktase yang mendeaminasi
monoamin. MAO-A ditemukan di jaringan syaraf dan mendeaminasi serotonin,
epinefrin dan norepinefrin. MAO-B ditemukan di selain jaringan syaraf dan aktif
terhadap 2-feniletilamin dan benzilamin.
• MAO mengubah epinefrin dan norepinefrin menjadi asam dihidroksimandelat yang
kemudian menjadi asam 3-metoksi-4-hidroksi mandelat. Begitu pula dengan
metanefrin dan normetanefrin oleh MAO akan diubah menjadi asam 3-metoksi-4-
hidroksi mandelat (disebut juga dengan asam hidroksimandelat/VMA).
• MAO mengubah dopamin menjadi asam dihidroksifenilasetat yang oleh COMT akan
diubah menjadi asam homovanilat
PATOFISIOLOGI
• Feokromositoma merupakan tumor adrenal, terdeteksi bila menghasilkan dan
mensekresikan epinefrin dan norepinefrin cukup banyak sehingga menimbulkan
sindrom hipertensi berat.
• Norepinefrin yang banyak bertanggung jawab atas terjadinya hipertensi, sedangkan
epinefrin bertanggung jawab atas terjadinya hipermetabolisme.
9|Page/rosiana_biokimia_hormon 09