Professional Documents
Culture Documents
Laporan PKL Apotek
Laporan PKL Apotek
Laporan PKL Apotek
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan
Organization (WHO), definisi kesehatan adalah suatu keadaan sehat secara fisik,
mental dan sosial serta bukan hanya merupakan terbebas dari penyakit. Dengan
adanya kesehatan maka manusia dapat bertahan hidup dan beraktivitas serta akan
berpengaruh langsung terhadap kualitas hidup dan produktifitas setiap individu secara
social dan ekonomis. Upaya pelaksanaan kesehatan ini dilakukan untuk mencapai
merupakan salah satu sarana penunjang kesehatan yang turut berperan dalam
distribusi obat dan perbekalan farmasi yang aman, bermutu, berkhasiat, dan
terjangkau harganya oleh masyarakat luas. Apotek juga berperan sebagai sarana
pemberian informasi obat kepada masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya sehingga
2
kedua pihak tersebut mendapatkan pengetahuan yang benar mengenai obat dan turut
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga
terjadi tidak terbatas di dalam kelas saja (klasikal) tetapi dilakukan secara langsung di
kehidupan masyarakat. Dalam hal ini PKL (Praktek Kerja Lapangan) merupakan
bagian yang tidak terpisah dari system Program Pengajaran serta merupakan wadah
Afektif dan Psikomotorik = KAP) yang diperoleh selama mengikuti Proses Belajar
Mengajar (PBM).
dikembangkan terus menerus baik kualitas maupun kuantitasnya. Salah satu upaya
budaya.
Yarsi Pontianak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kefarmasian pasal 1 ayat 13 disebutkan bahwa yang dimaksud apotek adalah sarana
peraturan yang sama pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa pekerjaan kefarnasian adalah
obat, atas resep dokter, pelayanan informasi obat serat pengembangan obat, bahan
Pada pasal yang sama ayat 3 dijelaskan bahwa tenaga kefarmasian adalah
tenaga yang dilakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas apoteker dan tenaga
teknis kefarmasian dan pada ayat 6 disebutkan bahwa tenaga teknis kefarmasian
adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang
terdiri atas sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analisis farmasi, dan tenaga
penyerahan obat.
kepada masyarakat.
Suatu apotek baru dapat beroperasi setelah mendapat surat izin Apotek (SIA).
Surat izin apotek adalah surat izin yang diberikan oleh menteri kesehatan republik
indonesia kepada apoteker atau apoteker yang bekerjasama dengan pemilik sarana
dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan
tempat.
7
3. Sarana apotek dapat didirikan dilokasi yang sama dengan pelayanan komoditi
(STRA).
Surat tanda registrasi apoteker ini dapat diperoleh jika seorang apoteker memenuhi
d. Surat keteranagan sehat fisik dan mental dari dokter yang mempunyai surat
izin praktek
wajib memiliki surat izizn sesuai tempat tenaga kefarmasian bekerja. Setiap
memiliki surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian bekerja. Surat izin yang
No. 922/Menkes/Per/X/1993.
Lokasi apotek tidak lagi ditentukan harus memiliki jarak minimal dari apotek
lain dan srana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan
jumlah dokter, sarana pelayanan kesehatan, lingkungan yan higenis dan faktor-faktor
lainnya.apotek belokasi pada daerah yang mudah dikenali oleh masyarakat. Pada
halaman apotek terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata ‘APOTEK’
b. Bangunan apotek juga harus dilengkapi dengan : sumber air yang memnuhi
berfungsi baik, ventilasi dan sistem sanitasi yang baik dan memenuhi
syarat higienis, papan nama yang memuat nama apotek, nama APA,
obat dan lemari pendingin. Wadah pengemas dan pembungkus, etiket dan
emberian izin apotek pada pasal 1 dijelaskan bahwa APA adalah seorang apoeker
yang telah diberikan surat izin (SIA). Apoteker pengelola apotek (APA)
daya manusia (SDM) Secara efektif, selalu belajar sepanjang karir dan membantu
Selain harus memiliki surat izin Praktek Apoteker (SIPA), persyaratan lain
b. Tidak bekerja disuatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi APA diapotek
yang dipimpinnya, juga bertanggung jawab kepada pemilik modal jika bekerja
sama dengan pemilik sarana apotek. Fungsi dan tugas apoteker di apotek
- Membuat dan menetapkan peraturan atau SOP pada setiap fungsi kegiatan
apotek
kegiatan apotek
11
Sedangkan pengelolaan apotek oleh APA ada dua bentuk, yait pengelolaan
dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) merupakan mata rantai terakir dari
kepada masyarakat. Usaha apotek merupakan gabungan antara usaha sosial dan usaha
RI nomor 25 tahun 1980, secara tegas menempatkan posisi apoteker sesuai dengan
profesi dan tnaggung jawabnya baik dari segi kefarmasian maupun dari segi hukum
Apotek. No. 2
No.3
obat, atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan
obat dan obat tradisional. Pekerjaan kefarmasian tersebut harus dilakukan oleh tenaga
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Peran
antara lain adalah pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien yang
membutuhkan.
14
a. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai meliputi :
a. Perencanaan
b. Pengadaan
c. Penerimaan
d. Penyimpanan
e. Pemusnahan
f. Pengendalian
milik/sewa/kontrak
5. Daftra asisten apoteker dengan mencantumkan nama alamat, tanggal lulus dan
7. Surat pernyataan dari apoteker pengelola apotek bahwa tidak bekerja tetap
apotek lain.
8. Asli dan salinan / fotocopy surat izin atasan bagi pemohon pegawai negeri,
9. Akte perjanjian kerja sama apoteker pengelola apotek dengan pemilik sarana
apotek.
lambatnya 6 hari kerja setelah pemintaan bantuan teknis dari kepala dinas
5. Dalam jangka waktu 12 hari keja setelah diterima laporan hasil pemeriksaan,
(Form Apt-5).
6. Dalam hal hasil pemeriksaan tim dinas kesehatan kabupaten/kota atau kepala
Pengelolaan apotek menjadi tugas dan tanggung jawab seorang apoteker dan
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
a. Perencanaan
b. Pengadaan
undangan.
c. Penerimaan
jumlah, mutu, waktu penyerahan, dan harga yang tertera dalam surat pesanan
d. Penyimpanan.
1. Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
harus dicegah terjadinya kontminasi dan harus ditulis informasi yang jelas
2. Semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
4. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (first expir first out) dan FIFO
e. Pemusnahan
tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin
2. Resep yang telah disimpan melibihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
BAB III
Apotek Mulia adalah Apotek swasta yang berdiri sejak januari tahun 2005
yang berlokasi di Jalan Jendral Urip No.18 Pontianak. Apotek Mulia Merupakan
perkembangan dari Apotek Agung, Apotek Cahaya, Apotek Merdeka Timur, Apotek
perlengkapan farmasi seperti alat – alat kesehatan dan obat – obatan yang berkualitas
dapat berjalan dengan baik dan efisien. Dengan struktur organisasi yang baik,
wewenang, dan tanggung jawab masing masing personil yang telah diberikan
sehingga tidak ada tumpang tindih tanggung jawab. Personalia di Apotek Mulia
Apotek Mulia terdiri dari beberapa ruang yaitu : ruang resep dan kasir, ruang
peracikan obat yang terdiri dari meja penerimaan resep, meja peracikan, dan
berdasarkan alfabetis, meja apoteker dan gudang penyimpanan obat yang terletak
dilantai dua.
Sarana yang terdapat di Apotek Mulia meliputi halaman parkir yang cukup
luas, ruang tunggu yang dilengkapi dengan kipas angin dan tv yang bertujuan untuk
penerimaan resep, peracikan dan tempat kasir. Apotek Mulia juga dilengkapi dengan
telepon, listrik, alat pemadam kebakaran, vertilisasi dan sanitasi yang memenuhi
psikotropika maupun narkotika. Blanko salinan resep/ copy resep, kartu stock
maupun narkotika.
21
Kasir : 5 Orang
Administrasi : 1 Orang
Agar setiap karyawan disiplin dalam bekerja maka masing – masing karyawan
berikut :
a. Pemimpin apotek
eksternal.
c. Seksi gudang
barang.
kerja yang terampil dan terlatih serta berpengalam sesuai dengan bidang dan tugasnya
kelancaran kerja di apotek mulia, maka dibuat kebijakkan dalam mengatur jam kerja
WIB WIB
1. Perencanaan
Perencanaan adalah merencanakan obat atau barang yang akan di pesan oleh
Apotek Kepada supllier atau PBF untuk memenuhi kebutuhan Apotek untuk
1. Obat Keras
2. Obat Narkotika
3. Obat Psikotropika
4. Obat Bebas
slow moving ) dan pola penyakit yang ada di masyarakat. Jika obat tersebut
termasuk obat yang fast moving yang jumlahnya penjualannya realtif besar
24
jika obat tersebut termasuk dalam slow moving maka pemesanananya tidak
2. Pengadaan
sales yang datang secara berkala ke Apotek atau bisa melalui telepon.
Pemesanan tergantung pada frekuensi kedatangan sales PBF serta jumlah obat
yang habis terjual selama jangka kedatangan sales PBF tersebut. Pemesanan
diserahkan kepada PBF dan Lembar kedua di simpan sebagai arsip apotek.
SP untuk Psikotropika dapat berisi beberapa macam obat yang juga di buat 2
jenis obat saja yang tertulis di dalam blanko SP khusus dari Kimia Farma
selaku PBF resmi yang mendapat izin dari pemerintah dalam penyaluran obat
3. Penerimaan
Obat – obat yang telah di pesan akan di berikan ke apotek dengan di sertai
4. Penyimpanan
diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun
dilakukan digudang. Barang yang masuk atau keluar dari gudang dicatat
dikelompokkan dan disimpan dilemari, obat bebas dan obat bebas terbatas
semi padat (salep, krim), dan sediaan cair (sirup, suspensi, emulsi). Untuk
sediaan tablet dan kapsul yang dikemas dalam bentuk strip disimpan pada
yang stabil pada suhu kamar didalam lemari sedangkan obat-obatan yang
tidak stabil dalam suhu kamar seperti suppositoria, vaksin, dan injeksi
In First Out) dan FEFO ( First Expired First Out) yang artinya barang
yang masuk maka dikeluarkan terlebih dahulu dan barang yang kadaluarsa
5. Penjualan
Penjualan obat di Apotek Mulia meliputi penjualan obat dengan resep dokter,
obat bebas, obat bebas terbatas, dan alkes. Selain bertugas melayani pembeli,
bagian penjualan juga bertugas menghitung harga resep dan penjualan obat
selama tiga bulan sebelum kadaluarsa. Obat-obatan yang telah rusak atau
narkotika dan psikotropika yang dimusnahkan harus ada tanda tangan APA
dapat dilakukan berdasarkan resep dokter atau dokter gigi dan dilarang untuk
berdasarkan resep asli. Resep yang masuk setiap harinya dikumpulkan. Resep
terpisah dari resep lainnya. Resep disusun menurut tanggal dan nomor resep
jumlah obat, nama dan alamat pasien, nama dan alamat dokter penulis resep
serta stock akhir. Resep disimpan selama lima tahun kemudian dimusnahkan
dengan dibakar oleh APA dan dihadiri oleh Dinas Kesehatan Kota dan juga
1. Laporan internal
a. Laporan Harian yaitu jumlah resep, jumlah penjualan obat bebas, bebas
uang, laporan pembayaran rekening listrik, air, telepon dan laporan gaji
pegawai.
28
2. Laporan Eksternal
a. Laporan penggunaan obat narkotika yang dibuat setiap bulan. Laporan ini
pengurangan dan keterangan lain bila ada). Laporan dibuat empat rangkap
bulan januari. Laporan dibuat empat rangkap yang ditujukan kepada Dinas
BAB IV
meliputi kecakapan kerja yang harus diperoleh, seperti struktur organisasi, bidang-
bidang kerja, persoalan atau kendala yang dihadapi serta upaya pemecahannya.
penyimpanan obat (obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, psikotropika
dan narkotika)
c. Mengetahui cara pengerjaan dan penyiapan resep obat jadi (minimal 100
kali).
100 kali).
pasien).
para mahasiswa mengikuti kegiatan sesuai dengan arahan yang diberikan oleh
pemibimbing lapangan sesuai dengan prosedur yang ada di Apotek Mulia mulai dari
tidak begitu sulit. Kendala-kendala hanya terjadi di hari pertama, kedua, dan ketiga
karena kami belum terbiasa membaca tulisan resep yang dituliskan oleh dokter.
Selain itu, kami juga belum terlalu hafal letak obat, nama obat, dan indikasinya untuk
memberikan informasi kepada pasien. Namun, berselang beberapa hari kami sudah
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan setempat. Dengan perlahan kami mulai
belajar menghafal nama-nama obat serta indikasinya, jika masih ada yang belum
paham kami sesekali bertanya kepada Asisten Apoteker yang berada di Apotek.
Begitu juga dengan letak dan penyimpanan obat, kami tidak begitu lama untuk
melakukan penyiapan resep non racikan maupun racikan karena sudah hafal dimana
letak obat tersebut. Untuk tulisan-tulisan resep dokter yang tidak kami mengerti sama
sekali, setelah belajar jadi kami sudah terbiasa dengan tulisan resep tersebut. Pada
resep racikan yang dibuat dalam bentuk kapsul, kami harusbisa mengira-ngira untuk
menentukan nomor cangkang kapsul yang digunakan sesuai dengan jumlah yang
32
akan dibuat. Resep racikan dalam bentuk pulveres kami harus membaginya sama rata
BAB V
PEMBAHASAN
kefarmasian oleh Apoteker (PP No. 51 tahun 2009 pasal 1 ayat 13). Apotek adalah
dimaksud adalah obat, bahan obat, obat tradisisonal dan kosmetik. Perbekalan
1027/MenKes/SK/IX/2004).
kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
menyediakan dan memberikan sediaan farmasi dan alat kesehatan serta informasi
dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya terjamin.
Apotek dapat diushakan oleh lembaga atau instalasi pemerintah dengan tugas
pelayanan kesehatan di pusat dan daerah, perusahaan milik negara yang ditujuk oleh
34
pemerintah dan apoteker yang telah mengucapkan sumpah serta memperoleh izin dari
Akademi Farmasi Yarsi Pontianak memperoleh pengalaman yang baik dan berguna
sehingga dapat menyesuaikan diri dan dapat menjadi seorang tenaga teknis
kefarmasian yang terampil dan profesional dalam bekerja. Praktek Kerja Lapangan
(PKL) yang kami laksanakan dari tanggal 19 Maret 2018 sampai dengan 7 April
2018. Di Apotek Mulia ini kami mendapatkan banyak pelajaran, perbekalan dan
Apotek Mulia adalah apotek yang berdiri sejak januari 2005 yang berada di
jalan Jendral Urip No.81. Ditinjau dari lokasinya Apotek Mulia ini berada di jalur
yang lalu lintas yang ramai tetapi letak yang strategis sehingga kebanyakan orang
mengetahuinya.
Apotek Mulia memiliki jam kerja mulai dari pukul 07.30 WIB hingga pukul
21.30 WIB, yang terbagi dalam 2 shift yaitu shift pertama pada pukul 07.30 WIB
hingga pukul 16.00 WIB dan shift kedua dari pukul 16.00 WIB hingga 21.30 WIB.
Apotek Mulia bekerjasama dengan dokter umum, dokter gigi, dokter syaraf, dokter
Dokter praktek mulai dari pukul 18.30 – 21.00 setiap hari kerja. Pasien yang
datang akan langsung menebus obat di Apotek Mulia. Sistem penggunaan obat di
Apotek Mulia ini menggunakan sistem fast moving yaitu obat-obat yang sering
digunakan atau yang cepat habis, obat tersebut yang akan dipesan lebih banyak
Pengadaan obat dilakukan jika pada satu kartu stock menunjukkan jumlah
minimum yang harus tersedia dalam pelayanan apotik selama satu bulan. Obat-obat
yang bersifat fast moving dilakukan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan
dengan obat yang lainnya agar penggunaannya tidak cepat habis, dan juga berguna
obatan yang telah datang kemudian langsung dilakukan pengecekan dilihat dari faktur
yang diberikan oleh distributor seperti nama obat, jumlah obat, kadaluwarsa, No.
Batch, dan bentuk fisik sediaan barang yang diterima. Setelah selesai pengecekan
stock atau ketersediaan obat di Apotek, sehingga petugas Apotek dapat melakukan
pemesanan dengan cepat jika ditemukan obat-obatan yang kurang memadai dalam 1
bulannya. Kartu stock berfungsi untuk control penggunaan obat-obat di Apotek, dan
juga dapat untuk mengetahui kadaluwarsa dari obat tersebut. Setiap obat memiliki
satu kartu stock supaya memudahkan petugas mengetahui ketersediaan obat di dalam
gudang obat agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan administrasinya. Setelah
dalam komputer dan mencocokannya dengan kartu stock agar tidak terjadi kesalahan
FirstOut) yang dikombinasikan dengan FEFO (First Expired First Out), bertujuan
untuk menghindari terjadinya kadaluwarsa dan kerusakan pada obat. Ada obat yang
36
disimpan didalam kamar obat seperti obat-obat bebas, obat bebasterbatas, obat kras,
psikotropika dan narkotika. Tata letak aturan penyimpanan di Apotek Mulia sudah
melakukan sesuai prosedur atau sesuai dengan UU yang berlaku. Pendistribusian obat
dan perbekalan farmasi di Apotek dapat melalui resep dokter ataupun permintaan
kenyamanan bagi pasien yang datang saat membeli obat yaitu dengan suasana
ruangan yang nyaman. Di Apotek Mulia ini sudah menjalakannya. Selain itu, semua
karyawan di Apotek Mulia sangat ramah terhadap pasien, karyawan diharapkan dapat
berkomunikasi sebaik mungkin kepada pasien agar timbul rasa nyaman dari pasien
terhadap Apotek dan semua karyawan. Kepuasan pasien merupakan hal yang sangat
Alur pelayanan di Apotek Mulia menjelaskan bahwa tidak hanya dari resep
dokter saja tetapi dapat juga dengan pelayanan tanpa resep dokter atau bebas.
Peracikan yang dilakukan di Apotek ini adalah membuat sediaan puyer, kapsul, salep
kulit, dan sirup kering yang biasa sirup golongan antibiotik. Alur pelayanan di apotik
diberikan kepada kasir dan diserahka ke pasien. Hal ini bertujuan untuk
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil Praktek Kerja Lapangan yang telah dilakukan di Apotek Mulia pada
yang memberi peluang kepada kami dalam mengalami proses belajar dan
bimbing oleh pembimbing kami, bahkan kami dapat mengukur sejauh mana
3. Asisten Apoteker telah melaksanakan peran dan fungsi dengan baik sebagai
6.2 Saran
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan selama PKL di Apotek Mulia
dapat disarankan kepada pihak Akademi Farmasi Yarsi guna untuk kemajuan dimasa