I Riwayati Snast Fullpaper

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

ADSORPSI LOGAM BERAT TIMBAL DAN KADMIUM PADA LIMBAH BATIK

MENGGUNAKAN BIOSORBENT PULPA KOPI TERXANTHASI

Indah Riwayati, Indah Hartati, Helmy Purwanto*, Suwardiyono


Teknik Kimia
*Teknik Mesin
Universitas Wahid Hasyim Semarang
riway79@yahoo.com

Abstrak

Limbah batik mengandung bahan-bahan yang berbahaya, diantaranya logam berat berupa
timbal dan kadmium. Pengolahan kopi menghasilkan limbah yang berupa kulit kopi dan
belum dimanfaatkan secara optimal. Limbah cair dengan kandungan logam berat seperti
timbal dan kadmium dapat diolah dengan cara adsorpsi. Kulit kopi yang telah dimodifikasi
dapat digunakan untuk mengadsorpsi limbah logam berat. Modifikasi pulpa kopi dilakukan
dengan cara xanthatisasi. Proses adsorpsi dipengaruhi oleh berbagai variabel diantaranya pH,
suhu, waktu kontak dan berat adsorben yang dipergunakan. Tujuan penelitian ini untuk
mencari kondisi optimum variabel proses pH, suhu, waktu kontak dan berat adsorben proses
adsorpsi limbah batik dengan menggunakan pulpa kopi terxanthasi. Dari percobaan diperoleh
hasil kondisi optimum pada nilai pH sebesar 2, suhu maksimum 40 0 C, waktu kontak
maksimum 24 jam dan berat adsorben maksimum sebesar 100 gr. Kondisi tersebut
menghasilkan proses adsorbsi berturut-turut sebesar 68,18% dan 76,1 % umtuk timbal dan
kadmium dengan kapasitas adsorpsi berturut-turut sebesar 0,029 dan 0,00198 mgr ion
logam/gr adsorben. Kapasitas adsorpsi tersebut berhasil mengurangi kandungan logam berat
dalam limbah batik yang semula 0,213 ppm menjadi 0,068 ppm untuk timbal. Sedangkan
logam kadmium semula 0,013 ppm menjadi 0,068 ppm.

Abstract

Effluent from Batik industries may contain some toxic pollutant. One of those are heavy
used optimally. Heavy metal in wastewater can be treated by adsorption process.
Modification of coffe pulp can be an alternative to conventional methode for heavy metal
contain waste adsorption. The effects of various parameter on adsorption efficiency of Pb
(II) dan cadmium particularly pH, temperature, contact time and amount of adsorbent were
investigated. The aim of this research was evaluate optimum condition adsorption on those
parameter using xanthated coffe pulp for heavy metal contain batik wastewater. The
experimental results obtained optimum conditions at pH values of 2, the maximum
temperature of 40 0 C, the maximum contact time of 24 hours and a maximum weight of 100
g adsorbent. These conditions result in the adsorption process, respectively for 68.18% and
76.1% of lead and cadmium with successive adsorption capacity of 0,029 and 0.00198 mgr
metal ion / g adsorbent. Has successfully reduced the adsorption capacity of heavy metal
content in the waste batik originally 0,213 ppm to 0,068 ppm for lead. While the original
metal cadmium 0,068 ppm to 0,013 ppm.
Latar belakang
Batik merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia yang telah mendapat
pengakuan internasional dari UNESCO pada tahun 2009. Pencanangan hari batik nasional
telah berperan meningkatkan minat pemakai batik. Data Kementrian Perindustrian
menyebutkan bahwa pada tahun 2010 jumlah konsumen batik tercatat 72,86 juta orang
(Kompas, 2011). Meningkatnya minta dan konsumsi batik berdampak tumbuh dan
berkembangnya sentra-sentra industri batik berbagai daerah di Indonesia.
Proses pembuatan batik berawal dari metode sederhana, yaitu menggambar dengan
canting dan mencelupkn dalam pewarna, batik cap dengan cara dicap pada cetakan sampai
produksi massal dengan mesin moderen. Dalam pembuatan batik, dari proses awal hingga
proses penyempurnaan diindikasikan menggunakan bahan kimia yang mengandung unsur
logam berat, sehingga bahan buangannya juga masih mengandung unsur logam berat
tersebut. Apabila bahan buangan tersebut tidak diolah dengan baik, maka bahan buangan
tersebut dapat mencemari lingkungan (Sasongko dan Tresna, 2010).
Karakteristik limbah batik adalah meliputi: (i) karakteristik fisika yang terdiri atas
warna, bau, zat padat tersuspensi, temperatur, dan (ii) karakteristik kimia yang terdiri atas
bahan organik, anorganik, fenol, sulfur, pH, logam berat, senyawa racun (nitrit), dan gas
(Muljadi, 2009). Adapun contoh karaketeristik limbah industri batik (industri batik cap khas
Palembang) disajikan pada Tabel 1 (Agustina dkk., 2011).

Tabel 1. Karakteristik air limbah pabrik batik cap


Parameter Standar (mg/L) Limbah industri batik (mg/L)
pH 6-9 6
COD 150 4.230
Amoniak total 8 5,47
Fenol total 0,5 0,008
TSS 50 535
Sulfida 0,3 0,040
Crom total 1 0,1385
Besi - 2,0587
Tembaga - 0,2696
Seng - 54,7175
Kadmium - 0,0063
Timbal - 0,2349
Sumber: Agustina dkk., 2011

Timbal adalah sebuah unsur yang biasanya ditemukan di dalam batu-batuan, tanah,
tumbuhan dan hewan. Timbal 95% bersifat anorganik dan pada umumnya dalam bentuk
garam anorganik yang bersifat kurang larut dalam air. Timbal merupakan suatu logam toksik
yang bersifat kumulatif, toksisitasnya dibedakan menurut organ yang dipengaruhi . Pada
sistem hemopoietik dapat memperlambat pematangan normal sel darah merah yang
menyebabkan anemia, mempengaruhi kelangsungan hidup sel darah merah serta menghambat
biosintesa haemoglobin. Risiko dari keracunan timbal dapat menimbulkan kerusakan pada
otak. Penyakit-penyakit yang timbul sebagai akibat dari keracunan timbal adalah epilepsi,
halusinasi, kerusakan pada otak besar dan delirium. Timbal yang terlarut dalam darah akan
berpindah ke sistem urinaria sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada ginjal.
Timbal dapat melewati placenta sehingga dapat menyebabkan kelainan pada janin berupa
cacat pada bayi dan menimbulkan berat badan lahir rendah serta prematur. Timbal juga dapat
menyebabkan kelainan pada fungsi tiroid dengan mencegah masuknya iodine (Sudarwin,
2008).
Kadmium adalah suatu logam putih, mudah dibentuk, lunak dengan warna kebiruan.
Titik didih relatif rendah (767ºC) membuatnya mudah terbakar, membentuk asap kadmium
oksida. Kadmium dan bentuk garamnya banyak digunakan pada beberapa jenis pabrik untuk
proses produksinya. Berbagai organ tubuh dapat terpengaruh setelah paparan jangka panjang
terhadap kadmium. Organ yang akan mengalami gangguan fungsional dini adalah ginjal.
Keracunan Cd kronis dapat menyebabkan gangguan kardiovaskular dan hipertensi (Sudarwin,
2008).
Pengolahan kopi secara basah akan menghasilkan limbah padat berupa kulit buah/pulpa
kopi pada proses pengupasan buah (pulping) dan kulit tanduk pada saat penggerbusan
(hulling). Limbah pulpa kopi dapat mencapai 28,7% dari produksi kopi (Parani & Eyini,
2010). Jika produksi kopi pada tahun 2008 mencapai 683 ribu ton (Deptan, 2009) maka
limbah pulpa kopi mencapai 196,2 ribu ton.
Limbah pulpa kopi yang berlimpah tersebut hingga kini belum dimanfaatkan secara
optimal. Umumnya pulpa kopi hanya ditumpuk di sekitar lokasi pengolahan, sehingga
menimbulkan bau busuk dan cairan yang mencemari lingkungan. Sementara ini, pulpa kopi
baru dimanfaatkan sebagai pupuk kompos, bahan baku biogas, media tanam jamur, pakan
ternak, karbon aktif dan produksi bioetanol (Rathinavelu & Grazioni, 2005; Yesuf, 2010).
Senyawa xanthate dibuat dengan mereaksikan substrat yang mengandung gugus
hidroksil dengan karbon bisulfida dalam suasana basa. Reaksi xanthasi disajikan pada
Gambar 4 (Bashyal, Homagai, & Ghimire, 2010).

Gambar 1. Reaksi xanthasi


Adsorpsi ion logam berat kedalam permukaan senyawa xanthate dapat dianggap sebagai
proses pertukaran ion, pembentukan kompleks dan atau proses pembentukan chelat. Melalui
proses pertukaran ion, dua atom sulfur yang bermuatan negatif pada senyawa xanthate akan
menangkap ion logam bervalensi dua. Sedangkan pada proses pembentukan kompleks
melibatkan empat atom sulfur dan satu ion logam bervalensi dua.
Beberapa penelitian mengenai penggunaan senyawa xanthate yang digunakan dalam
pemisahan logam berat antara lain penelitian oleh Kim dkk. (2006) yang menggunakan
senyawa xanthat yang berbasis kitin dalam mengadsorpsi ion Pb2+. Homagai dkk. (2009)
menggunakan senyawa xanthate dari ampas apel untuk mengadsorpsi ion Pb2+, Cd2+, Zn2+,
dan Fe3+. Sementara Sha dkk. (2010) menggunakan senyawa xanthate dari kulit jeruk untuk
mengadsorpsi logam ion Cu2+, Cd2+, Pb2+, Zn2+, dan Ni2+.
Tujuan
Proses adsorpsi logam berat dengan menggunakan pulpa kopi terxanthasi dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu: pH, berat adsorben, waktu kontak dan suhu. Penelitian ini
bertujuan untuk mencari kondisi optimum variabel proses pH, berat adsorben, waktu kontak
dan suhu pada adsorbsi logam berat timbal dan cadmium yang ada di dalam limbah batik
dengan menggunakan biosorben pulpa kopi terxanthasi dalam prototype tanki biosorpsi.
Metode
Sintesa Pulpa Kopi Terxanthasi
Pulpa kopi dicuci dan dikeringkan pada suhu 700C selama 24 jam dan digiling (PK).
Sebanyak 50 gram PK direndam dalam 250 ml etanol dan 250 ml larutan NaOH 1% pada
suhu ruang selama 24 jam. Campuran disaring, dicuci dengan distilled water dan dikeringkan
pada suhu 700C. Selanjutnya produk kering (PKK) sebanyak 15 g ditambahkan dengan 200
ml larutan NaOH 4 M. Larutan diaduk pada suhu ruang selama 3 jam dan 3 jam lagi setelah
ditambah 10 ml CS2. Campuran dibiarkan mengendap dan supernatan didekantasi. Alkali
berlebih dihilangkan dengan distilled water dan aceton serta dikeringkan.
Prosedur Percobaan
Sebanyak 25 g adsorben pulpa kopi terxanthasi ditambahkan kedalam 1,5 L limbah industri
batik. Larutan diaduk menggunakan pengaduk isotermal dengan kecepatan pengadukan
dijaga pada 100 rpm. Temperatur larutan diatur pada suhu 250C (atau sesuai variabel). pH
awal larutan diatur pada pH sesuai variabel menggunakan larutan 1 N NaOH dan HCl. Pada
akhir kesetimbangan, erlenmeyer dipindahkan dari tanki biosorpsi dan adsorben disaring
menggunakan kertas saring Whatman no 41. Konsentrasi logam pada filtrat dianalisa
menggunakan AAS.Variabel pH pada percobaan sebesar 2,4,6, 8; berat adsorben (gr) 25, 50,
75, 100; waktu kontak (jam) : 6, 12, 18, 24 dan suhu (0C): 25, 30, 35, 40. Optimasi dilakukan
pada variabel pH, hasilnya digunakan untuk optimasi variabel suhu kemudian berturut –turut
waktu dan berat adsorben.
Data yang diperoleh dari setiap run percobaan adalah data konsentrasi akhir ion logam dalam
larutan (Ce). Jumlah ion logam yang teradsorpsi pada kesetimbangan ditentukan
menggunakan persamaan kesetimbangan massa:
C  Ce
qe  i
S

Dimana qe adalah konsentrasi ion logam yang teradsorpsi dalam adsorben pulpa kopi
terxantasi pada saat kesetimbangan (mg ion logam /g adsorben), Ci adalah konsentrasi awal
ion logam (mg/L) dan 𝐶𝑒 adalah konsentrasi kesetimbangan atau konsentrasi akhir ion logam
dalam larutan. Sementara S adalah konsentrasi slury, yang dinyatakan sebagai:
m
S
v
Dimana v adalah volume awal larutan logam yang digunakan (L) dan m adalah berat
adsorben yang digunakan. Persentase adsorpsi dan rasio distribusi dihitung menggunakan
persamaan berikut:
C  Ce
% adsorpsi  i x 100 %
Ci
Hasil dan kesimpulan
Optimasi pH
Hasil percobaan optimasi variabel pH dapat dilihat seperti pada gambar 2. Dari gambar 2
dapat dilihat bahwa kondisi optimum diperoleh pada nilai pH 2. Prosentase adsorpsi
maximum pada pH sebesar 61,4 % untuk timbal dan 63,45 % untuk kadmium atau kapasitas
adsorpsi sebesar 0,026 mgr ion logam /gr adsorben dan 0,00165 mgr ion logam/gr adsorben.
Dari konsentrasi awal sebesar 0,213 ppm untuk timbal menjadi 0,082 ppm. Sedangkan
konsentrasi awal logam kadmium sebesar 0,013 ppm menjadi 0,00475 ppm.
80
70
60
50

% adsorpsi
40
Pb
30
Cd
20
10
0
0 2 4 6 8 10
pH

Gambar 2. Hasil percobaan optimasi variabel pH

Kapasitas adsorbsi dan prosentase adsorpsi menurun tajam jika dibandingkan dengan
penggunaan adsorben pulpa kopi terxanthasi pada limbah sintetis yang hanya mengandung
timbal atau kadmium saja. Pada limbah sintetik diperoleh nilai pH optimal sebesar 8 dengan
kapasitas adsorpsi sebesar 10 mg ion/gr adsorben untuk timbal dan 9,64 mg ion/gr adsorben
untuk kadmium. Prosentas adsorpsi maksimum berturut-turut sebesar 100 % dan 96,45 %
untuk timbal dan kadmium (Riwayati dkk., 2013). Penurunan ini diakibatkan oleh
kompleksnya kandungan bahan dalam limbah batik yang sebagian besar terdiri dari zat
warna. Zat warna dalam batik dapat melepatkan kation yang akan bersaing dengan ion logam
berat untuk menenpel pada adsorbent (Khalir dkk., 2011). Adsorpsi ion logam berat kedalam
permukaan senyawa xanthate dapat dianggap sebagai proses pertukaran ion, pembentukan
kompleks dan atau proses pembentukan chelat. Melalui proses pertukaran ion, dua atom
sulfur yang bermuatan negatif pada senyawa xanthate akan menangkap ion logam bervalensi
dua. Sedangkan pada proses pembentukan kompleks melibatkan empat atom sulfur dan satu
ion logam bervalensi dua. Pada pH 2 diperoleh prosen adsorpsi optimum. Prosen adsorbsi
turun pada pH yang lebih tinggi, hal ini disebabkan oleh semakin kecilnya kelarutan logam
sehingga memungkinkan terjadinya pengendapan dalam larutan. Pada adsorbsi bebrapa
logam berat menggunakan xanthat kulit apel diperoleh pH optimum sebesar 3 untuk timbal
dan 4 untuk kadmium (Homagai dkk., 2009). Pada pH tinggi juga terjadi interaksi antara ion
Pb dengan OH- yang diikuti dengan pelarutan dan hidrolisis didalam larutan. Mekanisme
yang terjadi adalah sebagai berikut (Bashyal dkk., 2010):
Pb 2  nH 2 O  Pb.(H 2 O) 2n
Pb(H 2 O) 2n  Pb(H 2 O) n -1  H 
nPb 2  mH 2 O  Pb(OH) 2n
m
-m
 mH 
Optimasi Suhu
Pada percobaan optimasi suhu, diperoleh hasil seperti yang terlihat pada gambar 3. Kondisi
maksimum diperoleh pada suhu 40 0 C untuk timbal dan kadmium dengan prosen adsorbsi
masing-masing sebesar 31,57 % dan 26,47 %. Kapasitas adsorbsi untuk timbal dan kadmium
berturut turut sebesar 0,016 mgr ion logam/gr adsorben serta 0,00069 mgr ion logam/gr
adsorben. Proses adsorpsi logam dapat bersifat eksotermis atau endothermis. Jika kapasitas
adsorpsi meningkat seiring peningkatan suhu, maka adsorpsi bersifat endothermis dan jika
sebaliknya maka bersifat eksotermis. Untuk logam timbal diperoleh nilai energi bebas Gibbs
negatif, entropi dan enthalpi positif, sehingga proses adsorpsi logam timbal bersifat spontan
endothermis (Zhao dkk., 2011). Apabila dilihat dari gambar 2, prosen adsorpsi meningkat
seiring peningkatan suhu, sehingga proses adsorpsi logam Pb dan Cd bersifat endothermis.
40
35
30
% Adsorpsi
25
20
Pb
15
Cd
10
5
0
0 10 20 30 40 50
Suhu (0 C)

Gambar 3. Hasil Percobaan optimasi variabel suhu


Optimasi Waktu Kontak
Untuk variabel waktu kontak, dalam penelitian ini diperoleh hasil terbaik pada nilai 24 jam
dengan prosentase adsorpsi sebesar 46,15 % untuk timbal dan 35,58 % untuk kadmium
(gambar 4.). Besar kapasitas adsorpsi untuk timbal dan kadmium berturut-turut sebesar 0,020;
0,00092 mgr ion logam/gr adsorben. Adsorpsi terjadi melalui dua fase tahapan. Tahap
pertama merupakan fase cepat, sedangkan kedua merupakan fase lambat. Fase cepat terjadi
sehubungan dengan banyak tersedianya tempat aktif tempat terjadinya ikatan pada
permukaan adsorbent. Fase lambat dengan penambahan waktu kontak tidak memberikan
prosen adsorpsi yang signifikan, hal ini terjadi karena trjadi proses difusi ion logam ke bagian
yang lebih dalam dari biosorbent (Kostic dkk., 2013).
50

40
% adsorpsi

30

20 Pb
Cd
10

0
0 5 10 15 20 25 30
waktu (Jam)

Gambar 4. Hasil percobaan optimasi variabel waktu

Optimasi Berat Adsorben


Percobaan optimasi variabel berat adsorben dilakukan dengan kondisi pH, suhu dan waktu
kontak optimum. Hasil maksimum yang diperoleh dalam percobaan ini pada berat adsorben
100 gr dengan prosentase adsorpsi sebesar 68,18% dan 76,1 % untuk timbal dan kadmium
dengan kapasitas adsorpsi berturut-turut sebesar 0,029 dan 0,00198 mgr ion logam/gr
adsorben. Prosentase tersebut diperoleh dari konsentrasi logam berat awal sebesar 0,213 ppm
untuk timbal dan 0,013 ppm untuk logam kadmium menjadi 0,068 ppm dan 0,0031 ppm.
80
70
60
50
% Adsorpsi

40
Pb
30
Cd
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120
berat adsorbent (gr)

Gambar 5. Hasil percobaan optimasi variabel berat adsorben

Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa proses optimasi memperoleh hasil terbaik
pada variabel pH 2, suhu 40 0 C, waktu 24 jam dan berat adsorbent sebesar 100 gr dengan
prosen adsorpsi sebesar 68,18% dan 76,1 % untuk timbal dan kadmium.

Daftar Pustaka

Agustina, T.E., Nurisman, E., Prasetyowati, Haryani, N., 2011,” Pengolahan Air Limbah
Pewarna Sintesis dengan Menggunakan Reagen Fenton” Prosiding Seminar Nasional AvoER
ke-3, Palembang.
Bashyal, D., Homagai, P.L., Ghimire, K.N., Removal of Lead from Aqueous Medium Using
Xanthate Modified Apple Juice Residue. Journal of Nepal Chemical Society. 2010, Vol 26:
pp. 53-60
Departemen Pertanian, 2009, “ Outlook Komoditas Pertanian (Perkebunan)”
Homagai, P.L., Bashyal, D., Poudyal, H., Ghimire, K.N., (2009). Studies on
Functionalization of Apple Waste for Heavy Metal Treatment. Nepal Journal of Science and
Technology. Vol 10: 135-139
Khalir,w., K., A., W., M., Hanafiah, M., A., K., M., So’ad, S., Z., M., Ngah, W., S., W.,
“Adsorption behavior of Pb (II) onto xanthated rubber (hevea brasiliensis) leaf powder”
Polish Journal of Chemical technology , 13, 4, 2011, pp. 82-88
Kim, S.H., Song, H., Nisola, G.M., Ahn, J., Galera, M.M., Chung, W.J., Lee, C.H., 2006,”
Adsorption of Lead Ions using Surface Modified Chitin”, Journal of Ind.Eng.Chem, vol 12
(3):469-475
Kompas, 2011,” Batik Punya Nilai Ekonomi Tinggi”
Kostic, M., Mitrovic, J., Radovic, M., Ljupkovic, R., Krstic, N., Bojic, D., Bojic, A.,
“Biosorption Pb(II) Ions Using Xanthated Lagena vulgaris Shell” Reporting for
Sustainability, 2013.
Muljadi, 2009,” Efisiensi Instalasi Pengolahan Limbah Cair Industri Batik Cetah dengan
Metode Fisika Kimia dan Biologi Terhadap Penurunan Parameter Pencemar (BOD, COD dan
Logam Berat Krom)”, Ekuilibrium, vol 8 (1):7-16
Parani, K., Eyini, M., 2010, “ Effect of Co-fungal Treatment on Biodegration of Coffee Pulp
Waste in Solid State Fermentation”, Asian Journal Experiment Biologycal Science, 1(2), 352-
359
Rathinavelu, R., Grazioni, G., 2005, “ Potential Alternative Use of Coffee Wastes and By
Product”, Coffee Organization:1-4
Riwayati, I., Hartati, I, Purwanto, H., dan Suwardiyono, 2013, Optimization Variables
Process of Adsorption lead and Cadmium Using Xanthated Coffe Pulp, Engineering
International Conference 2013 Proceeding, ISBN: 97925-2784
Sasongko, D., P., dan Tresna, W., P., 2010, Identifikasi Unsur dan Kadar Logam Berat pada
Limbah Pewarna Batik dengan Metode Analisa Pengaktifan Neutron, Journal Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi TELAAH, Volume 27,pp. 22-27
Sha, L., XueYi, G., Ning-chuan, F., Qing-hua, T., (2010). Effective Removal of Heavy
Metals From Aqueous Solution by Orange Peel Xanthate. Transactions of Nonferous Metals
Society of China.Vol 20,pp. 187-191
Sudarwin, 2008, “Analisa Spasial Pencemaran Logam Berat Pb dan Cd Pada Sedimen Aliran
Sungai dari TPA Jatibarang Semaarng”, Thesis pada Program Magister Kesehatan
Lingkungan Universitas Diponegoro
Yesuf, Y.K., 2010,” Chemical Composition and In Vitro Digestibility of Coffee Pulp and
Coffee Husk Ensiled with Grass Hay and EM”, A Thesis at Jimma University
Zhao, G., Wu, X., Tan, X., and Wang, X., 2011, Sorption of Heavy Metal ions from Aqueous
Solutions: A Review, The Open Colloid Science Journal, 4, 19-31

You might also like