Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 46
JASAMARGA Indonesia Highway Corp. KEPUTUSAN DIREKSI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk NOMOR : 207/KPTS/2016 TENTANG KETENTUAN PENGATURAN LALU LINTAS DI DAERAH PEKERJAAN DIREKSI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempertahankan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi Pengguna Jalan Tol sehubungan dengan adanya pekerjaan atau kegiatan proyek di atas badan jalan atau Ruang Milik Jalan Tol yang berpotensi menimbulkan gangguan kepada Pengguna Jalan Tol, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (untuk selanjutnya disebut “Perusahaan") telah _membentuk Keputusan Direksi Nomor: 42/KPTS/2011 tentang Ketentuan Pengaturan Lalu Lintas di Daerah Pekerjaan (untuk selanjutnya disebut "KPTS 42/2011"); b. bahwa sehubungan dengan telah berubahnya Peraturan Perundang-Undangan dan Peraturan Pemerintah yang terkait dengan Jalan Tol, peraturan tentang rambu lalu lintas dan perlengkapan jalan, serta struktur organisasi Perusahaan, maka Perusahaan memandang perlu mengatur kembali KPTS 42/2011 agar sesuai dengan peraturan-peraturan dimaksud; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b di atas, perlu membentuk Keputusan Direksi tentang Ketentuan Pengaturan Lalu Lintas di Daerah Pekerjaan; Mengingat 1. Anggaran Dasar PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 61 tanggal 26 Maret 2015 yang dibuat dihadapan Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, SH, Notaris di Jakarta berikut surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dari Plt. Direktur Administrasi Hukum Umum Kementerian HAM Nomor: AHU-AH.01.03-0019825 tanggal 27 Maret 2015 dan telah didaftar. dalam Daftar Perseroan — Nomor: AHU-0036530.AH.01.11. TAHUN 2015 tanggal 27 Maret 2015; 2. Akta PTJASA MARGA (PERSERO) Tok. az Te Taman Min Indonesia nah Jakarta 12550 - Indonesia Tel (6221) 3526, 041 3620, Fax (6221) 6401533, 047 3540, Halaman 1 dani 20, Jasmarajesamarga com ‘ww asamarga.com Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor : 207 /KPTS/ 2016 Tanggal : 15 Desember 2016 Kementerian HAM Nomor: AHU-AH.01.03-0019825 tanggal 27 Maret 2015 dan telah didaftar dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-0036530.AH.01.11.TAHUN 2015 tanggal 27 Maret 2015 sebagaimana telah diumumkan dalam Tambahan Nomor 1160/. dari BNRI _ tanggal 27 November 2015 Nomor: 95; Akta Peryataan Keputusan Rapat _tertanggal 07 September 2016, Nomor: 29, dibuat oleh Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, SH, Notaris di Jakarta berikut surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan dari Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum. Kementerian HAM Nomor: AHU-AH.01.03-0078946 tanggal 08 September 2016 yang telah didaftar dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-0105634.AH.01.11. TAHUN 2016 tanggal 08 September 2016; Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 _tanggal 18 Oktober 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 4444); Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tanggal 22 Juni 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5025); Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tanggal 21 Maret 2006 tentang Jalan Tol (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4489) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2009 tanggal 28 Oktober 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia + Nomor 5019) dan Nomor 43 Tahun 2013 tanggal 29 Mei 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 6. Peraturan..... Halaman 2 dari 20 Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor : 207 /KPTS/ 2016 Tanggal :15 pesember 2016 6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tanggal 10 Desember 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5468); 7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 Tahun 2014 tanggal 14 April 2014 tentang Rambu Lalu Lintas; 8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol; 9. Instruksi Direktur Jenderal_ Bina Marga __ Nomor: O2/IN/Db/2012 tanggal 24 April 2012 tentang Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan; 10. Keputusan Direksi_ Nomor: 137/KPTS/2015 _tanggal 8 Juli 2015 tentang Pedoman Standar Sarana Perlengkapan Jalan Tol; 11. Keputusan Direksi_ Nomor: 149/KPTS/2016 _tanggal 15 September 2016 tentang Pembagian Tugas dan Wewenang Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKSI_ = TENTANG — KETENTUAN PENGATURAN LALU LINTAS DI DAERAH PEKERJAAN. BABI KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Pengertian Istilah Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 2. Cabang..... Halaman 3 dari 20, 10. Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor : 207 /KPTS/ 2016 Tanggal ©15 Desember 2016 Cabang adalah Unit Kerja yang bertanggung jawab atas pengoperasian ruas jalan tol tertentu dan seluruh aktivitas terkait lainnya yang dipimpin oleh General Manager. . General Manager Cabang adalah seseorang yang bertanggung jawab atas jalannya operasional Cabang sesuai dengan prosedur kerja di Cabang Perusahaan, Pemimpin Proyek adalah penanggung jawab pelaksanaan proyek pembangunan, peningkatan atau pemeliharaan Jalan Tol yang dilaksanakan pada Wilayah Jalan Tol . Proyek adalah kantor proyek Perusahaan yang merupakan unit organisasi dengan manajemen terpisah yang dibentuk dan bertanggung jawab untuk setiap pelaksanaan kontrak yang ditugaskan pada proyek. Satuan Tugas Manajemen Lalu Lintas, yang selanjutnya disebut “Satgas Manajemen Lalin’, adalah satuan tugas yang dibentuk oleh General Manager Cabang, yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pengawasan pengendalian manajemen lalu lintas selama pelaksanaan pekerjaan Proyek di Jalan Tol yang bersifat statis atau Proyek yang bemilai diatas Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) Petugas Keamanan (Safety Officer) adalah orang yang ditugaskan dari pihak kontraktor sebagai penanggung jawab Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, . Pengaturan Lalu Lintas (Traffic Assignments) adalah proses kegiatan mengatur gerakan kendaraan di Jalan Tol untuk tujuan tertentu, Pemeliharaan Lalu Lintas (Traffic Maintenance) adalah usaha untuk mempertahankan situasi kondisi pengaturan lalu lintas agar tetap lancar, aman dan nyaman dan gangguan karena adanya pekerjaan pemeliharaan Jalan Tol, pelebaran jalan, pembangunan simpang susun ataupun karena adanya kecelakaan. Pekerjaan di Jalan Tol adalah semua kegiatan atau pekerjaan fisik yang berlangsung di atas badan jalan maupun Ruang Milik Jalan Tol yang berpotensi mengganggu lalu lintas Jalan Tol baik secara fisik maupun non fisik termasuk namun tidak terbatas pada pekerjaan pemeliharaan Jalan Tol, pelebaran Jalan Tol, penambahan kapasitas lajur/gerbang, pembangunan simpang susun yang dilaksanakan oleh pihak tertentu 11. Pengguna. Halaman 4 dari 20, 11 12 13, 14. 15, 16. 17, 18. 19. 20. 21. Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor : 207 IKPTS/2016 Tenggel : 15 pesember 2016 Pengguna Jalan Tol adalah pengendara kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang menggunakan Jalan Tol dengan membayar tol Kontraktor adalah pihak yang ditunjuk oleh Perusahaan untuk melaksanakan jasa pekerjaan pemborongan di Jalan Tol berdasarkan perjanjian kerja. Konsultan adalah pihak yang ditunjuk oleh Perusahaan untuk melaksanakan jasa pekerjaan konsultasi berdasarkan perjanjian kerja. Daerah Kerja Proyek adalah daerah atau lokasi kerja proyek yang dilaksanakan dalam suatu batas yang telah ditentukan Proyek yang Bersifat Statis adalah proyek yang lokasi pekerjaannya tidak berpindah tempat dengan jangka waktu dapat lebih dari 3 (tiga) bulan dan sesuai dengan jenis pekerjaannya Proyek yang Bersifat Bergerak adalah proyek yang lokasi pekerjaannya berpindah-pindah dan sesuai dengan jenis pekerjaannya Wilayah Jalan Tol adalah cakupan wilayah yang meliputi lajur lalu lintas, bahu jalan, Ruang Milik Jalan Tol hingga ruang pengawasan jalan tol, jalan penghubung, termasuk Tempat Istirahat dan/atau Tempat Pelayanan sebagaimana yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri yang ditandai oleh rambu-rambu batas permulaan Jalan Tol dan batas akhir Jalan Tol. ‘Tempat Istirahat adalah tempat di bagian Jalan Tol yang berfungsi sebagai tempat pemberhentian sementara bagi Pengguna Jalan Tol untuk menghilangkan keletihan akibat mengemudi di Jalan Tol. ‘Tempat Pelayanan adalah tempat di sisi Jalan Tol yang dapat dicapai dari Jalan Tol dan/atau jalan non tol yang berfungsi sebagai tempat pelayanan kepada Pengguna Jalan Tol, untuk memperoleh kebutuhannya baik berupa kebutuhan yang terkait dengan perjalanan maupun kebutuhan lainnya, Karena tempat ini dilengkapi dengan fasilitas komersial Panjang Taper adalah panjang lajur lalu lintas mulai terjadi penyempitan atau pelebaran. Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di atas permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur, melintang, serong serta lambang lainnya yang berfungsi untuk mengarahkan lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas 22. Jalan..... Halaman § dari 20, Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tok Nomor : 207/KPTS/ 2016 Tanggal : 15 Desember 2016 22. Jalan Pintas (defour) adalah memutar haluan / pengalihan arah arus lalu lintas 23. Rambu Lalu Lintas adalah bagian dari perlengkapan jalan berupa lambang, huruf, angka, kalimat yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah dan petunjuk 24. Jarak Pandang (decision sight distance) adalah jarak yang dibutuhkan oleh seorang pengemudi dalam mendeteksi dan menganalisa sesuatu yang tak terduga atau informasi atau perubahan lingkungan. 25. Lampu Peringatan (traffic lamp) adalah sarana yang berfungsi untuk memberikan peringatan kepada pengguna jalan akan adanya pekerjaan jalan. 26. Lampu Selang (rope light) adalah lampu LED berbentuk memanjang yang digunakan untuk sebagai pembatas ruang area pekerjaan jalan. 27. Truk Attenuator (Truck Mounted Attenuator) adalah kendaraan truk yang mempunyai attenuator (rambu elektronik) di sisi belakang truk. Bagian Kedua Maksud dan Tujuan Pasal 2 Maksud diberlakukannya Keputusan ini adalah sebagai panduan kepada Kantor Cabang dan Proyek dalam mengatur dan mengkondisikan lalu lintas di Wilayah Jalan Tol yang menjadi tanggung jawabnya, dengan tujuan agar terwujud situasi dan kondisi lalu lintas Jalan Tol yang aman, tertib, lancer dan nyaman sesuai dengan ketentuan berlaku serta agar tercapai keserasian kepentingan dan tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan pelaksanaan dan pengendalian Pekerjaan di Jalan Tol. Bagian Ketiga Ruang Lingkup Pasal 3 Ketentuan Pengaturan Lalu Lintas di Daerah Pekerjaan ini diperuntukan pada seluruh pekerjaan pada ruas jalan tol yaitu dengan mengatur pelaksanaan pengendalian dan pengamanan daerah pekerjaan di lokasi jalan tol yang terdiri dari a. Persyaratan Umum; b. Persiapan Pengaturan Lalu Lintas dan Pengamanan di Daerah Kerja Proyek; ©. Pelaksanaan Pengaturan Lalu Lintas dan Pengamanan di Daerah Kerja Proyek; d. Pengawasan Pengaturan Lalu Lintas dan Pengamanan di Daerah Kerja Proyek BAB II Halaman 8 dari20, (1) (1) (2) Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor —: 207 /KPTS/2016 Tanggal © 15 pesember 2016 BAB II PERSYARATAN UMUM Bagian Kesatu Umum Pasal 4 Prinsip pengendalian Jalu lintas pada pekerjaan dalam ruas jalan tol mempertimbangkan: a. Memenuhi aspek keselamatan, keamanan dan kelancaran lalu lintas; b. Mempertahankan tingkat kinerja dan pelayanan lalu lintas; c. Menyediakan jalan pintas (detour) apabila dilakukan penutupan lajur akibat adanya pelaksanaan pekerjaan; dan dd, Pemilihan waktu pelaksanaan pekerjaan di luar jam puncak lal lintas. Pengendalian pelaksanaan Pekerjaan di Jalan Tol harus dilakukan secara terkendali, ketat dan terus-menerus. Semua petugas harus melaksanakan tugasnya sesuai prosedur dan instruksi kerjanya dengan penuh tanggung jawab dan selalu memperhatikan keselamatan kerja baik Pengguna Jalan Tol maupun pekerja proyek. Pasal 5 Cabang/Proyek periu menyediakan ruang kantor yang berfungsi sebagai pusat koordinasi_pengendalian Pekerjaan di Jalan Tol, dimana semua unsur pelaksana/Pekerja dapat berkumpul dan mendiskusikan serta menyelesaikan masalah setiap waktu agar penyelesaian pekerjaan dilakukan tepat mutu dan tepat waktu, Cabang/Proyek dalam Pengaturan Lalu Lintas dapat mewajibkan Kontraktor untuk menunjuk personil yang dianggap mampu, sebagai penanggung jawab manajemen lalu lintas. Pengemudi kendaraan Cabang/Proyek Pekerjaan di Jalan Tol harus diberikan penyuluhan secukupnya khususnya mengenai tata cara mengemudi yang aman di Jalan Tol oleh pejabat yang berwenang setingkat manager atau grade 2 di Kantor Cabang/Proyek. Bagian Kedua..... Halaman 7 dari 20, ) (2) (3) Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tok Nomor : 207 /KPTSi2016 Tanggal :15 pesember 2016 Bagian Kedua Informasi Pasal 6 Cabang dan Proyek secara bersama-sama harus menyampaikan informasi yang layak kepada Pengguna Jalan Tol dan masyarakat luas mengenai adanya gangguan lalu lintas sebelum Pekerjaan di Jalan Tol dimulai. Penyampaian informasi yang layak antara lain berupa: a. Pengumuman melalui media cetak, media elektronik, serta Tempat Istirahat dan Tempat Pelayanan; b. Pemberitahuan dan informasi melalui spanduk yang dipasang pada Gerbang Tol dan tempat strategis Jalan Tol sebelum Daerah Kerja Proyek dengan ukuran minimal 13 (tiga belas) meter x 4,2 (satu koma dua) meter dan harus diperbarui setiap 3 (tiga) bulan sekali selama Pekerjaan di Jalan Tol berlangsung; ©. Pemberitahuan dan informasi melalui surat sebaran (leaflet) yang dibagikan di Gerbang Tol sebelum dimulainya Pekerjaan di Jalan Tol dan diulangi setiap 3 (tiga) bulan sekali selama Pekerjaan di Jalan Tol berlangsung; d. Papan informasi mengenai adanya Pekerjaan di Jalan Tol kepada Pengguna Jalan Tol agar mengetahui kondisi Jalan Tol dan lebih berhati-hati; dan e. Kontraktor harus melepas Spanduk dan Papan Informasi setelah pekerjaan selesai dan telah diserahterimakan kepada Perusahaan melalui Cabang/Proyek. Proyek harus membuat dan menyampaikan informasi awal kepada Pengguna Jalan Tol sebelum lokasi pekerjaan dengan jarak tertentu berupa spanduk dan/atau apabila diperiukan melalui pemberitahuan melalui Varriable Message Sign (VMS). BAB III PERSIAPAN PENGATURAN LALU LINTAS DAN PENGAMANAN DI DAERAH KERJA PROYEK Bagian Kesatu Rencana kerja dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pasal 7, Halaman 8 dari 20 (1) (2) Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tok Nomor :207 /KPTS/2016 Tanggal “15 pesember 2016 Pasal 7 Sebelum memulai kegiatan fisik di Daerah Kerja Proyek, Kontraktor yang ditunjuk untuk melaksanakan Pekerjaan di Jalan Tol wajib menyerahkan rencana kerja dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) kepada General Manager Cabang/Pemimpin Proyek untuk memperoleh persetujuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan Pengaturan dan Pemeliharaan Lalu Lintas. Rencana kerja dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sebagaimana dimaksud ayat (1) harus memuat hal-hal sebagai berikut a. Rencana dan volume Pekerjaan di Jalan Tol, b. Waktu pelaksanaan (jadwal dan jam kerja); c. Potensi gangguan yang mungkin terjadi termasuk tapi tidak terbatas pada kemacetan, kecelakaan, penyempitan jalur, dan pemberhentian lalu lintas sementara; 4d, Metode dan tahapan pelaksanaan Pekerjaan di Jalan Tol; e. Jenis dan jumiah alat berat, kendaraan, rambu dan sarana Pengatur Lalu Lintas, sarana keselamatan kerja serta peralatan lainnya; {. Cara keluar atau masuk ke Jalan Tol dan Daerah Kerja Proyek; g. Penempatan alat-alat berat; h. Rencana jenis, cara dan waktu pengangkutan, lokasi penempatan atau pembuangan material; i, Rencana lokasi (sumber material, base camp dan penempatan alat berat); j. Pola Pengaturan dan Pemeliharaan Lalu Lintas di Daerah Kerja Proyek; k. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di Jalan Tol sesuai dengan Surat Edaran Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor 20/SE-DIR/2010 tanggal tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3); dan |. Penanggung jawab Pengaturan Lalu Lintas Pekerjaan di Jalan Tol. Bagian Kedua Kesanggupan Pengaturan dan Pengelolaan Lalu Lintas Pasal 8 Dalam melaksanakan pekerjaan di Daerah Kerja Proyek, Pemimpin Proyek harus selalu berkoordinasi dengan General Manager Cabang dalam upaya pengendalian Sistem Pengaturan Lalu Lintas di Daerah Kerja Proyek untuk dapat menciptakan kelancaran, keamanan dan kenyamanan bagi Pengguna Jalan Tol selama Pekerjaan di Jalan Tol berlangsung (2) Untuk. Halaman 9 dari 20, Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tok Nomor : 207/KPTS/ 2016 Tanggal : 15 Desember 2016 (2) Untuk menciptakan Sistem Pengaturan Lalu Lintas yang lancar, aman dan nyaman bagi Pengguna Jalan Tol selama Pekerjaan di Jalan Tol berlangsung dan dipatuhi pelaksanaannya oleh Kontraktor, maka Kontraktor dan Konsultan harus menandatangani Surat Pemyataan Kesanggupan Pengaturan dan Pengelolaan Lalu Lintas sebagaimana tercantum dalam Lampiran | Keputusan ini: (3) Surat Pernyataan sebagaimana dimaksud ayat (2) harus memuat antara lain sebagai berikut: a. Adanya wakil dari pihak yang ditugasi melaksanakan pengawasan dan pengendalian lalu lintas selama Pekerjaan di Jalan Tol berlangsung; b. Adanya penanggung jawab/safety officer Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) selama Pekerjaan di Jalan Tol berlangsung; c. Persyaratan-persyaratan dan kewajiban pihak Kontraktor dalam menyiapkan pelaksanaan Pekerjaan di Jalan Tol antara lain meliputi sosialisasi pekerjaan, menyediakan sarana kelengkapan jalan dan personil serta hal-hal lain yang berkaitan dengan Pengaturan Lalu Lintas Daerah Kerja Proyek; d, Pola dan tahapan-tahapan pekerjaan; e. Penggunaan peralatan kerja dan mobilisasi/demobilisasi peralatan; {. Pengaturan jam kerja dan waktu pelaksanaan Pekerjaan di Jalan Tol dengan memperhatikan derajat kejenuhan volume lalu lintas (V/C ratio); g. Pengamanan Daerah Kerja Proyek; h, Memuat jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan di Jalan Tol; dan i. Mengatur larangan dan sanksi terhadap Kontraktor dan Konsultan yang melanggar ketentuan lalu lintas proyek. Bagian Ketiga Wewenang Cabang/Proyek Pasal 9 (1) General Manager Cabang/Pemimpin Proyek berwenang menentukan bentuk kegiatan Pengaturan dan Pemeliharaan Lalu Lintas sesuai besar-kecilnya skala Pekerjaan di Jalan Tol serta dampaknya terhadap gangguan pelayanan. (2) General Manager Cabang/Pemimpin Proyek berhak menyetujui atau menolak usulan dari Kontrakor mengenai rencana kegiatan Pengaturan dan Pemeliharaan Lalu Lintas jika tidak memenuhi seluruh persyaratan yang telah ditetapkan dalam Pasal 7 ayat (2) Keputusan ini (3) General Manager Cabang/Pemimpin Proyek atas tanggung jawabnya dapat membentuk satuan tugas untuk melakukan Pengawasan terhadap sebagian atau seluruh kegiatan Pengaturan dan Pemeliharaan Lalu Lintas dengan tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku. Bagian..... Halaman 10 dari 20, (1) (2) (1) Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tok Nomor :207 IKPTS/ 2016 Tanggal :15 pesember 2016 Bagian Keempat Pengaturan Lalu Lintas yang Aman dan Tertib Pasal 10 Pengaturan Lalu Lintas harus menciptakan situasi lalu lintas yang terkendali, aman, lancar dan nyaman, serta dapat meminimalkan potensi gangguan kepada Pengguna Jalan Tol, terutama pada jam sibuk. Tindakan-tindakan yang perlu dilaksanakan dalam Pengaturan Lalu Lintas adalah sebagai berikut: a. Pengaturan Lalu Lintas di Daerah Kerja Proyek harus selalu dikoordinasikan dengan pejabat berwenang di Kantor Cabang/Proyek dan pejabat Patroli Jalan Raya (PJR) setempat; b. Mobilisasi alat berat dan lalu lintas angkutan material proyek harus selalu berada dalam kendali dan pengawasan petugas pengatur lalu lintas serta dipastikan agar selalu mentaati peraturan lalu lintas di Jalan Tol; dan c. Lalu lintas harus diatur sesuai dengan ketentuan termasuk tapi tidak terbatas sebagaimana tercantum dalam Keputusan ini beserta lampirannya dan Keputusan Direksi Nomor: 137/KPTS/2015 tanggal 8 Juli 2015 tentang Pedoman Standar Sarana Perlengkapan Jalan Tol; Bagian Kelima Sarana Pengatur Lalu Lintas dan Keamanan Kerja Pasal 11 Dalam mengatur Daerah Kerja Proyek, Kontraktor harus menyediakan sarana pengatur lalu lintas dan keamanan kerja yang memenuhi persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja, termasuk tapi tidak terbatas pada a, Rambu lalu lintas (elektronik atau non elektronik); b. Marka jalan sementara; c. Pemeliharaan pengendalian lalu lintas; d. Pagar pengaman beton yang dapat dipindahkan atau Moveable Concrete Barrier (MCB) yang dapat dimodifikasi dengan penambahan seng dan warna dasar hitam serta lambang panah kuning sesuai arah lalu lintas atau penutup dari bahan lain yang ditambah dengan lampu selang (rope light) dan reflektor agar terlihat pada malam hari; . Lampu penerangan di Daerah Kerja Proyek; Kerucut lalu lintas (traffic cone); Lampu peringatan (traffic lamp); Lampu selang (rope light); ze-o i. Lampu Halaman 11 dari 20 (2) (3) (1) (2) Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tok Nomor 297 /KPTS/2016 Tanggal 15 nesember 2016 i. Lampu senter merah, bendera merah, rompi reflektif, helm reflektif; dan j. Truk attenuator (truck mounted attenuator). Sarana pengatur lalu lintas dan keamanan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dimanfaatkan sesuai dengan keperluan dan dipelihara oleh Kontraktor agar tetap memenuhi persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja. Cabang dan/atau Proyek dan Kontraktor dan/atau Konsultan secara bersama-sama wajib menjamin Daerah Kerja Proyek dalam keadaan teratur, tertib dan rapi untuk memberi kesan citra yang baik serta rasa aman kepada Pengguna Jalan Tol dan masyarakat. BAB IV PERSIAPAN PENGATURAN LALU LINTAS DAN PENGAMANAN DI DAERAH KERJA PROYEK Bagian Kesatu Penanganan Proyek di Jalan Tol Pasal 12 Kelompok Proyek dibagi menjadi 2 (dua), yaitu: a. Proyek yang bersifat Statis; dan b. Proyek yang bersifat Bergerak Penanganan Proyek yang Bersifat Statis dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut a. Sepanjang Daerah Kerja Proyek harus diberi pelindung dan ditutup dengan menggunakan pagar Moveable Concrete Barrier (MCB) modifikasi penambahan seng dengan ketinggian tertentu sehingga dapat memberikan rasa aman bagi Pengguna Jalan Tol maupun bagi pelaksana/pekerja Pekerjaan di Jalan Tol; b, Dalam pelaksanaan di Daerah Kerja Proyek untuk efisiensi biaya proyek, maka penggunaan Moveable Concrete Barrier (MCB) sebagai pagar pengaman proyek dapat digunakan kembali sebagai pagar pembatas Jalur A/B (median) dengan dimensi dan spesifikasi yang telah ditentukan. ¢. Dalam hal pengunaan pagar Moveable Concrete Barrier (MCB) modifikasi bentuk/modifikasi dimensi dan penambahan seng, maka sepanjang MCB harus dipasang reflektor dan sepanjang pagar seng atau MCB harus dipasang lampu selang (rope light) berwarna kuning sehingga mudah terlihat pada malam hari; d. Panjang Halaman 12 deri 20, Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor : 207/KPTS/ 2016 Tanggal : 15 pesember 2016 4d. Panjang pagar menerus harus dibatasi dalam suatu panjang tertentu sesuai kebutuhan pengamanan Daerah Kerja Proyek, situasi dan kondisi untuk membatasi tingkat gangguan terhadap arus lalu lintas. (3) Penanganan Proyek yang Bersifat Bergerak dalam pelaksanaan pengamanan lalu lintas harus mengacu kepada Keputusan Direksi Nomor: 137/KPTS/2015 tanggal 8 Juli 2015 tentang Pedoman Standar Sarana Perlengkapan Jalan Tol (4) Penanganan Proyek yang dilaksanakan tanpa pembentukan organisasi khusus (organisasi yang dibentuk khusus), dalam pelaksanaan pengamanan lalu lintas harus_mengacu pada Keputusan Direksi Nomor: 137/KPTS/2015 tanggal 8 Juli 2015 tentang Pedoman Standar Sarana Perlengkapan Jalan Tol (6) Panjang Daerah Kerja Proyek maksimal sepanjang 10 (sepuluh) kilometer dengan tetap mempertimbangkan kelancaran lalu lintas dengan derajat kejenuhan volume lalu lintas (VIC ratio) di lokasi tersebut kurang dari 0,8 (nol koma delapan). (6) Untuk lokasi pekerjaan yang berurutan dengan jarak, apabila jarak antara akhir zona pengendalian lalu lintas satu ke awal zona pengendalian lalu lintas dua kurang dari 1 (satu) Kilometer, maka kedua zona pengendalian lalu lintas dijadikan satu kesatuan dan tidak disediakan zona terminasi. Tetapi jika jarak antara akhir zona pengendalian lalu lintas satu ke awal zona pengendalian lalu lintas dua lebih dari 1 (satu) kilometer, maka kedua zona pengendalian lalu lintas dipisahkan pengendaliannya. (7) Pengaturan mengenai Ketentuan Teknis Kelompok Proyek juga diatur sebagaimana tercantum dalam Lampiran Il Keputusan ini. Pasal 13 Kebutuhan Sarana Pengatur Lalu Lintas untuk kegiatan Pekerjaan di Jalan Tol termasuk tapi tidak terbatas, terdiri dari a. Kebutuhan minimal adalah perambuan tetap, antara lain meliputi rambu darurat reflektif standar ukuran 90 (sembilan puluh) cm setiap arah di setiap lokasi Pekerjaan di Jalan Tol dan lampu peringatan berwarna kuning jenis strobo pada tiap jarak 500 (lima ratus) meter, serta pada awal dan akhir pagar proyek yang dinyalakan pada mulai pukul 6 (enam) malam sampai dengan pukul 6 (enam) pagi (18.00 s.d. 06.00) waktu setempat; b, Rambu tangan “STOP” minimal sebanyak 4 (empat) unit yang disesuaikan dengan jumlah petugas untuk pemberhentian lalu lintas sementara akibat manuver kendaraan yang keluar dan masuk lokasi proyek; c. Kerucut.... Halaman 13 dari 20 c. d. (1) (2) (4) (6) Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor 207KPTS/ 2016 Tanggal : 15 Desember 2016 Kerucut (traffic cone) lalu lintas ukuran tinggi 75 (tujuh puluh lima) cm yang akan dipakai untuk pengarah lalu lintas dengan kondisi memenuhi persyaratan: Sarana pengamanan kerja bagi petugas dan kendaraan, antara lain: rotator mobil bermagnet warna kuning, rompi reflektif, senter merah, bendera merah, lampu keselamatan (safety light) dan seragam berwarna menyolok: Pemasangan lampu peringatan jenis strobo pada awal dan akhir lokasi pekerjaan serta pada lokasi pintu keluar/masuk kendaraan Proyek; Tersedia petugas pemberi isyarat adanya Pekerjaan (flagman) pada lokasi pintu keluar/masuk kendaraan Proyek selama kegiatan Pekerjaan di Jalan Tol berlangsung. Bagian Kedua Kendaraan dan Peralatan Kerja Pasal 14 Kendaraan yang dipergunakan untuk Pekerjaan di Jalan Tol harus laik jalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Cabang/Proyek harus memastikan bahwa kendaraan, peralatan dan alat berat yang digunakan Kontraktor dalam Daerah Kerja Proyek menggunakan identitas khusus dengan bahan reflektif yang telah disetujui oleh General Manager Cabang/Pemimpin Proyek. Pada Daerah Kerja Proyek, Kontraktor bertanggung jawab melalui kepala pelaksana yang ditunjuk untuk menyediakan bak pencucian roda dan mencuci Toda setiap kendaraan proyek di dalam Daerah Kerja Proyek sebelum memasuki lajur lalu lintas agar tidak mengotori Jalan Tol Kendaraan pengangkut material termasuk namun tidak terbatas tanah, batu dan material lainnya yang keluar masuk Proyek harus ditutup dengan terpal yang rapat untuk menghindari material jatuh ke Jalan Tol, yang dapat mengotori Jalan Tol dan dapat membahayakan Pengguna Jalan Tol Perlengkapan penerangan kendaraan dan alat berat yang dipergunakan untuk Pekerjaan di Jalan Tol harus memenuhi syarat dan peraturan lalu lintas yang berlaku, Pada siang hari apabila matahari tidak bersinar terang karena awan gelap, hujan dan sebagainya, maka semua kendaraan dan alat berat yang dipergunakan untuk Pekerjaan di Jalan Tol, harus memenuhi persyaratan operasi malam hari dengan menyalakan lampu peringatan berwama kuning jenis strobo, (7) Cabang..... Halaman 14 dari 20, (8) (9) (1) (2) (3) (4) Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomer : 207 /KPTS/ 2016 Tanggal :15 pesember 2016 Cabang/Proyek wajib menjamin bahwa lampu penerangan cukup terpasang dan memadai sehingga lokasi Daerah Kerja Proyek terlihat dari jauh oleh Pengguna Jalan Tol Arah lampu kendaraan Proyek atau lampu penerangan Proyek diarahkan atau dipasang sedemikian rupa sehingga tidak menyilaukan Pengguna Jalan Tol Para Pekerja di Daerah Kerja Proyek wajib menggunakan rompi reflektif sesuai dengan Standar Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Perusahaan dan diharuskan menggunakan identitas agar mudah diidentifikasi dari Jarak yang relatif jauh demi keselamatannya. Bagian Ketiga Jam Kerja Pasal 15 Cabang/Proyek mewajibkan Kontraktor untuk menyesuaikan jadwal kegiatan Pekerjaan di Jalan Tol dengan memperhatikan kondisi dan situasi jam sibuk atau hari padat lalu lintas Jalan Tol, khususnya kegiatan yang menimbulkan gangguan lalu lintas. Pekerjaan tanah berupa penggalian dan pengangkutan atau pekerjaan lain yang berpotensi_menimbulkan gangguan terhadap Pengguna Jalan Tol, agar diusahakan dilakukan pada waktu dan jam dimana volume lalu lintas rendah, serta dapat dilakukan pada siang hari atau malam hari sesuai dengan persetujuan General Manager Cabang/Pemimpin Proyek Pekerjaan konstruksi dilakukan hanya dalam Daerah Kerja Proyek atau area berpagar yang dibatasi oleh pagar pengaman dan dilindungi oleh rambu-rambu yang mengacu pada Keputusan Direksi Nomor: 137/KPTS/2015. tanggal 8 Juli 2015 tentang Pedoman Standar Sarana Perlengkapan Jalan Tol. Apabila ketentuan pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) tidak dilaksanakan, maka harus dengan sepengetahuan dan memperoleh izin tertulis dari General Manager Cabang/Pemimpin Proyek. Bagian Keempat... Halaman 15 dari 20, (1) (3) (1) (2) Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor : 207/KPTS/ 2016 Tanggal : 15 pesember 2016 Bagian Keempat Zona Pengendalian Lalu Lintas Pasal 16 Zona pengendalian lalu lintas dibagi menjadi 4 (empat) zona, yaitu : a. Zona Peringatan Dini; b. Zona Pemandu Transisi; ¢. Zona Kegiatan; dan d. Zona Terminasi. Pengaturan mengenai zona pengendalian lalu lintas adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Ill Keputusan ini Bagian Kelima Keselamatan Pasal 17 Sarana dan prasarana keselamatan pekerjaan jalan yang meliputi rambu, pagar keselamatan, delineasi dan perangkat keselamatan lainnya berfungsi untuk meminimalkan risiko bagi Pengguna Jalan Tol dan Pekerja pada lokasi pekerjaaan jalan Konsultan dan/atau Kontraktor harus menjadikan keselamatan Pengguna Jalan Tol dan Pekerja sebagai prioritas utama dalam setiap pekerjaan. Rambu, Marka dan berbagai perangkat yang digunakan pada pekerjaan jalan harus informatif dan menjadi panduan yang penting bagi Pengguna Jalan Tol Bagian Keenam Daerah Kerja Proyek Pasal 18 Pada awal pemagaran Daerah Kerja Proyek harus selalu dibuat jalur pemisah (taper) atau penyempitan yang memenuhi syarat Pembukaan Pagar Daerah Kerja Proyek oleh Kontraktor guna keperluan sementara atau darurat harus seizin General Manager Cabang/Pemimpin Proyek. (3) Pengoperasian..... Halaman 16 dari 20 (1) (2) (1) (2) (3) (4) Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor : 297/KPTS/ 2016 Tanggal 15 Desember 2016 Pengoperasian sarana penerangan Daerah Kerja Proyek harus disetujui Cabang/Proyek dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pandangan Pengguna Jalan Tol Pasal 19 Dalam hal Pekerjaan di Jalan Tol memerlukan adanya pemasangan pagar pembatas Daerah Kerja Proyek sepanjang lokasi Pekerjaan di Jalan Tol pada kedua sisi, maka pemasangan antara satu bagian dengan bagian lainnya harus rapat serta tidak ada celah untuk dapat dilewati orang maupun barang Pembukaan pagar pembatas Pekerjaan di Jalan Tol, hanya dilakukan apabila seluruh Pekerjaan di Jalan Tol telah selesai dan sarana pengaman dan pengatur lalu lintas yang dibutuhkan sudah terpasang, BAB V PENGAWASAN PENGATURAN LALU LINTAS DAN PENGAMANAN DI DAERAH KERJA PROYEK Bagian Kesatu Kewajiban Cabang/Proyek Pasal 20 Cabang/Proyek harus menyediakan atau menugaskan petugas untuk memonitor dan mengkoordinasikan Pengaturan dan Pemeliharaan Lalu Lintas pada Pekerjaan di Jalan Tol, Cabang/Proyek harus menjamin tersedianya fasilitas bagi petugas operasional yang ditunjuk untuk tugas Pengaturan dan Pemeliharaan Lalu Lintas di luar jam kerja Cabang. Cabang/Proyek harus memberikan pengawalan atau pengamanan kepada Pihak yang diberi tanggung jawab melaksanakan Pekerjaan di Jalan Tol. Cabang/Proyek harus memastikan terlindunginya kewajiban Perusahaan untuk memenuhi klaim Pengguna Jalan tol dan/atau pihak ketiga lainnya atas kerugian yang timbul akibat kelalaian pelaksanaan Pekerjaan di Jalan Tol dalam bentuk ganti rugi atau perlindungan asuransi (6) Selama.... Halaman 17 cari 20, (5) (6) 7) (8) (9) (1) (3) Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor : 207/KPTS/ 2016 Tanggal : 15 Desember 2016 Selama masa Pekerjaan di Jalan Tol berlangsung, setiap saat Cabang/Proyek harus lebih memberikan perhatian dan mengutamakan keamanan, kenyamanan dan kelancaran lalu lintas untuk Pengguna Jalan Tol. Cabang/Proyek berkewajiban mengantisipasi dan mengatasi segala hambatan yang mengganggu kelancaran lalu lintas yang terjadi selama Pekerjaan di Jalan Tol berlangsung. Cabang/Proyek berkewajiban memastikan tidak terjadinya pelanggaran ketertiban di Jalan Tol, yang menimbulkan kerugian terhadap Pengguna Jalan Tol, terganggunya sistem operasional Jalan Tol dan kerusakan sarana pelengkap Jalan Tol Dalam hal Pekerjaan di Jalan Tol menyebabkan penggunaan sebagian atau seluruh dari jalur lalu lintas yang ada, maka Cabang/Proyek harus menjamin tersedianya jalur lalu lintas alternatif yang lebarnya tidak kurang dari 3,2 (tiga koma dua) meter untuk 1 (satu) lajur yang tetap terawat dalam kondisi baik dan memenuhi syarat untuk dipergunakan sebagai jalur lalu lintas. Cabang/Proyek harus memberikan sanksi kepada Kontraktor yang lalai memenuhi segala ketentuan ini dalam melaksanakan Pekerjaan di Jalan Tol. Bagian Kedua Larangan Pasal 21 ‘Semua peralatan, alat berat, dan kendaraan yang dipergunakan pada Pekerjaan di Jalan Tol dilarang berjalan memotong dan/atau melawan arus lalu lintas di luar Daerah Kerja Proyek berpagar kecuali dalam keadaan darurat. Pengecualian terhadap larangan yang diatur sebagaimana dimaksud ayat (1), hanya dapat dilakukan atas izin tertulis General Manager Cabang/Pemimpin Proyek dan dikawal oleh petugas Patroli Jalan Raya (PUR) atau petugas Patroli Kantor Cabang/Proyek yang ditunjuk. Kendaraan atau alat berat yang dipergunakan untuk Pekerjaan di Jalan Tol dilarang parkir pada lokasi atau titik diluar Daerah Kerja Proyek (4) Pekerjaan. Halaman 18 dari 20, (4) (5) 6) (2) (1) (2) Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor : 207 /KPTS/ 2016 Tanggal :15 pesember 2016 Pekerjaan di Jalan Tol dilarang meninggalkan kotoran pada lajur lalu lintas yang ada dengan material-material yang dapat mengakibatkan kecelakaan lalu iintas serta dapat merusak permukaan perkerasan jalur lalu lintas, sarana pengatur lalu lintas termasuk tapi tidak terbatas rambu, rambu pengarah (guide post), kereb (curb stone) serta pohon pelindung di luar Daerah Kerja Proyek Pekerja dilarang menyeberang selain pada tempat yang sudah ditentukan dan pihak yang diberi tanggung jawab oleh Pemimpin Proyek dan Kontraktor harus menyediakan fasilitas keluar/masuk lokasi kerja secara aman. Dalam mobilisasi Pekerja, Kontraktor dilarang menaikkan atau menurunkan Pekerja selain ditempat yang telah ditentukan dan/atau menggunakan kendaraan bak terbuka. Bagian Ketiga Lain-Lain Pasal 22 Sarana dan fasilitas pengaturan dan pengamanan lalu lintas Jalan Tol harus memenuhi spesifikasi sebagaimana diatur dalam Lampiran IV Keputusan ini, Tanpa mengurangi ketentuan ini, Cabang/Proyek harus memenuhi semua peraturan yang berkaitan dengan pengaturan dan pemeliharaan lalu lintas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tanggal 22 Juni 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 23 Pelaksanaan kegiatan Pekerjaan di Jalan Tol yang akan atau sedang berlangsung harus disesuaikan serta mematuhi Keputusan ini dalam waktu selambat- lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan Pekerjaan di Jalan Tol diluar dari yang diatur dalam Keputusan ini harus berdasarkan persetujuan Direktur Operasi Il BAB VII..... Halaman 19 dari 20 Keputusan Direks| PT Jasa Marga (Perseo) Tok Nomor =" 207/KPTS/ 201 Tanggal : 15 Desember 2016 BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 (1) Pada saat Keputusan Direksi mulai berlaku, maka Keputusan Direksi Nomor 42/KPTS/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang Ketentuan Pengaturan Lalu Lintas di Daerah Pekerjaan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. (2) Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 15 Desember 2016 DIREKSI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk sini SUBAKTI SYUKUR Direktur Operasi Il peg Halaman 20 dari 20, LAMPIRAN I Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor : 207 /KPTS/2016 Tanggal : 15 Desember 2016 SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGATURAN DAN PENGELOLAAN LALU LINTAS PEKERJAAN (NAMA PEKERJAAN) JALAN TOL (CABANG) Yang bertandatangan dibawah ini: 1.Nama :. dalam hal ini bertindak dalam kedudukannya selaku Direksi PT. Sebagai Kontraktor/Pelaksana pekerjaan......., beralamat di ................. untuk selanjutnya disebut “Kontraktor”; dan/atau 2.Nama te. i dalam hal ini bertindak dalam kedudukannya selaku Direksi PT. Sebagai Konsultan/Pengawas. pekerjaan......., beralamat di -» untuk selanjutnya disebut “Konsultan”. Kontraktor dan Konsultan secara bersama-sama_ selanjutnya disebut “Kontraktor | dan Konsultan”, Bahwa Surat Pernyataan Kesanggupan ini dibuat berdasarkan pada: 4. Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk............- 2. Perjanjian Pemborongan PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Nomor. tanggal... 3. Surat Izin Pelaksanaan Pekerjaan dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang............Nomor.......tanggal..... Dengan ini menyatakan kesanggupan untuk melakukan pengaturan dan pengelolaan lalu lintas atas pekerjaan Jalan Tol........... untuk selanjutnya disebut “Surat Pemyataan Kesanggupan”, dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: |. DEFINIS| DAN KETENTUAN UMUM 1. Kecuali secara tegas dinyatakan lain, setiap dan seluruh kata atau istilah sebagaimana didefinisikan di dalam Surat Pernyataan ini mempunyai pengertian sebagai berikut a. Moveable Concrete Barrier (MCB) adalah beton portable sebagai pembatas/pengaman daerah pekerjaan dari lalu lintas, serta berfungsi pula sebagai pelindung pekerja proyek dan pengguna jalan dari kecelakaan lalu lintas. Halaman 1 dari10 LAMPIRAN | Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor 207 JKPTS/ 2016 Tanggal :15 Desember 2016 ». Traffic Management adalah pola Pengaturan, Penataan dan Pengendalian serta Pengelolaan Lalu Lintas pada lokasi, sebelum dan sesudah daerah Pekerjaan, c. Rambu Darurat Pekerjaan adalah pemandu lalu lintas yang dapat dipindah- pindahkan pada lokasi, sebelum dan sesudah lokasi pekerjaan. d. Rubber Cone adalah kerucut plastik dengan warna merah atau oranye/jingga mencolok yang dilengkapi dengan refiektor warna putih berfungsi untuk mengarahkan lalu lintas. e. Lampu Rotator Kuning adalah lampu isyarat berwarna kuning menjelang lokasi Pekerjaan. f. Marka jalan warna putih pada jalan kerja adalah marka yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas. g. Rompi adalah alat pengaman diri Pekerja standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja. h. Helm Proyek adalah alat standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai pelindung kepala dari kejatuhan benda i, Bendera Merah adalah benda yang difungsikan untuk mengarahkan lalu lintas pada siang hari. j. Senter Merah adalah senter plastik dengan warna merah mencolok serta dibagian dalamnya dilengkapi dengan lampu dan difungsikan terutama pada malam hari sebagai benda untuk mengarahkan lalu lintas. k. Rambu Tangan adalah rambu berbentuk raket dengan dasar merah tulisan STOP warna putin berfungsi untuk memudahkan memberhentikan kendaraan. |. Handy Talky (HT) adalah alat komunikasi/alat panggil darurat. m. Guide Post adalah patok lalu lintas yang ditempatkan di sisi kiri atau kanan jalan dengan jarak tertentu, Ketentuan ini dimaksudkan untuk menjamin dan mempertahankan situasi dan kondisi lalu lintas di Jalan Tol .. selalu tetap dalam keadaan lancar, aman dan nyaman selama berlangsungnya pekerjaan : Tercapainya keserasian kepentingan dan tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat serta pengendalian dan keterpaduan tindakan dalam pelaksanaan selama berlangsungnya Pekerjaan PERSYARATAN 4. Sebelum Pekerjaan dimulai_Kontraktor dan _Konsultan memberikan menginformasikan kepada Pengguna Jalan Tol ... tentang keberadaan Pekerjaan melalui a, Penyebaran Leaffet (jka diperlukan); b. Pemasangan Spanduk; c. Pemasangan Papan Nama Proyek. Halaman 2 dar 10 LAMPIRAN | Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor : 207/KPTS/ 2016 Tanggal : 15 Desember 2016 2. Kontraktor dan Konsultan menyediaken dan memelihara Sarana Kelengkapan Jalan Tol yang berkaitan dengan pengaturan lalu lintas selama Pekerjaan berlangsung meliput: a. Perambuan 1) Rambu Darurat Pekerjaan Standar Jalan Tol; 2) Rubber Cone/Kerucut Lalu lintas; 3) Lampu Rotator Kuning; 4)Marka jalan sementara (pre marking) apabila dibutuhkan_ serta menyediakan cadangan perambuan untuk pengganti apabila ada rambu yang rusak/tidak berfungsi b. Pagar Pengaman 1) Moveable Concrete Barrier (MCB); 2) Pagar (panel) seng yang di cat hitam-kuning sesuai arah lalu lintas dan dipasang di atas MCB; 3) Lampu Selang yang dipasang pada sepanjang panel seng; 4) Genset berikut Bahan Bakar Minyak (BBM) & Maintenance; serta 5) Menyediakan cadangan Pagar Pengaman untuk pengganti apabila ada yang rusak’ tidak berfungsi. . Perlengkapan Petugas 1) Rompi Reflektif; 2) Heim Proyek; 3) Bendera Merah; 4) Senter Merah; 5) Rambu Tangan dan Handy Talky (HT). d. Kendaraan Kendaraan yang dilengkapi Stiker dan Rotator warna kuning untuk Pengawasan, Pengendalian dan Pengaturan lalu lintas yang digunakan selama proyek berlangsung. e. Personil | ForemaniKoordinator pengaturan lalu lintas, Mandor, Petugas Bendera, Petugas Rambu, Safety Officer, Operator Genset dan petugas Kantor Cabang dalam pelaksanaan pengaturan lalu lintas di Daerah Kerja Proyek 3. Dalam pelaksanaan Pekerjaan yang berkaitan dengan pengaturan lalu lintas, Kontraktor dan Konsultan wajib berkoordinasi dan meminta persetujuan pejabat berwenang Kantor Cabang dan Patroli Jalan Raya setempat. Halaman 3 dar 10 LAMPIRAN | Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor :207 IKPTSI2016 Tanggal 15 Desember 2016 4. Kontraktor dan Konsultan menjamin lalu lintas kendaraan proyek termasuk mobilisasi alat berat dan angkutan material selaluu berada dalam kendali dan pengawasan petugas pengaturan lalu lintas dan memastikan selalu menaati peraturan lalu lintas dan ketentuan di Jalan Tol. 5. Kontraktor dan Konsultan wajib melakukan pengendalian pelaksanaan Pekerjaan di Jalan Tol secara terus menerus secara ketat dan semua petugas melakukan tugasnya secara prosedur dan ketentuan yang disetujui dengan rasa tanggung jawab dan selalu memperhatikan keselamatan kerja 6. Kontraktor dan Konsultan wajib membentuk organisasi pengaturan lalu lintas yang terdiri dari Koordinator/Penanggung jawab, Petugas Administrasi dan Petugas Lapangan serta memasukkan organisasi pengaturan alu lintas tereebutclbawah Struktur Organsasi Unit Kerja Trafic Management Lalu Lintas PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang 7. Perusahaan (Cabang/Proyek) mewajibkan kepada Kontraktor Pelaksana untuk membuat Asuransi Resiko Kecelakaan (CAR) yang disebabkan oleh proyek terhadap Pengguna Jalan Tol dengan nilai pertanggungan yang memadai 8. Kendaraan Proyek, Kendaraan pengangkut Material/Alat berat yang digunakan dalam lokasi proyek harus menggunakan identitas/stiker yang telah disetujui oleh Kantor Cabang / Proyek PERSIAPAN Sebelum memulai kegiatan fisik dilapangan, Kontraktor wajib menyerahkan rencana Manajemen Lalu Lintas untuk memperoleh persetujuan Konsultan dan General Manager / Pemimpin Proyek) hal-hal yang berkaitan dengan Manajemen Lalu Lintas yaitu 1, Rencana kerja yang memuat: a. Rencana Kerja dan Volume pekerjaan; b. Waktu Pelaksanaan (jadwal dan jam kerja); c. Potensi_masalah yang mungkin terjadi: Kemacetan, Kecelakaan, Penyempitan Jalur/ lajur, Pemberhentian lalu lintas sementara termasuk Rekayasa Lalu Lintas dan sarananya. 2. Peralatan Kerja: a. Jenis dan jumlah Alat Berat, Kendaraan, Rambu dan Sarana Pengatur Lalu Lintas, Sarana Keselamatan Kerja serta peralatan lainnya; b. Cara keluar/masuk ke Jalan Tol dan daerah kerja; c. Lokasi penempatan alat-alat berat. Halaman 4 dar 10 LAMPIRAN | Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor : 207 (KPTS/ 2016 Tanggal :15 pesember 2016 ve 3. Material a. Jenis material yang dipergunakan; b. Cara dan waktu pengangkutan; c. Lokasi penempatan/pembuangan 4, Lokasi Base Camp. JAM KERJA 1. Kontraktor dan Konsultan wajib menyesuaikan jadwal kegiatan proyek dengan kondisi dan situasi jam puncak (peak hours) atau hari puncak (peak days) lalu lintas Jalan Tol, khususnya kegiatan yang dapat menimbulkan gangguan lalu lintas. 2. Pekerjaan tanah (Penggalian dan Pengangkutan) atau pekerjaan lainnya yang berpotensi menimbulkan gangguan terhadap pengguna Jalan Tol hanya dilakukan siang hari (pukul 07.00 s.d. 17.00 waktu setempat), karena melibatkan manuver alat berat dan truk tanah. 3, Pekerjaan konstruksi dilakukan pada siang hari pukul 07.00 s.d. 17.00 waktu setempat dan semua kegiatan hanya dilakukan dalam daerah kerja/areal | berpagar (daerah yang dibatasi oleh pagar kerja) 4, Pada prinsipnya hari kerja adalah hari Senin sampai dengan hari Sabtu sedangkan pada hari Minggu libur. 5. Pada Pekerjaan yang mengharuskan menutup Jalur lalu lintas hanya dapat dilakukan pada malam hari mulai pukul 22.00 s.d. 05.00 waktu setempat dan atas izin/persetujuan General Manager Cabang/Perimpin Proyek 6. Lokasi Pekerjaan dan sekitar lokasi pekerjaan harus selalu dalam keadaan bersih. 7. Penyimpangan/perubahan terhadap angka 1 sampai dengan 6 di atas, harus sepengetahuan dan seizin Kantor Cabang PT Jasa Marga (Persero) Tbk PELAKSANAAN 4. Setiap saat selama Pekerjaan Proyek berlangsung Kontraktor dan Konsultan harus mengutamakan kepentingan (keselamatan dan kenyamanan) Pengguna Jalan Tol Halaman 5 dar 10 LAMPIRAN I Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tok Nomor = 297 KPTS/ 2016 Tanggal : 15 Desember 2016 vi. 2. Setiap akan melakukan Pekerjaan di atas badan jalan, Kontraktor dan 3. Kontraktor dan Konsultan harus tetap menyediakan jalur lalu lintas berupa sisa 4. Kontraktor dan Konsultan harus memasang pagar proyek pembatas daerah 5. Kontraktor dan Konsultan harus menyediakan pintu keluar atau masuk 6. Pemeriksaan Pekerjaan selama pekerjaan berlangsung, para_pekerja | Konsultan harus mendapat izin terlebin dahulu dari Cabang ..-PT Jasa Marga (Persero) Tbk Lajur alu lintas akibat Proyek yang lebarnya tidak kurang dari 3,50 (tiga koma lima puluh) m untuk satu lajur yang tetap terawat dalam kondisi baik/memenuhi syarat untuk dipergunakan sebagai jalur lalu lintas. kerja di sepanjang lokasi Pekerjaan pada kedua sisi menggunakan Moveable Concrete Barrier (MCB) yang dipasangi pagar seng di bagian atasnya. Pemasangan antara satu bagian dengan bagian lainnya harus rapat serta tidak ada celah untuk dapat dilewati orang maupun barang. Pagar seng diberi warna hitam kuning dengan lebar panah pengarah 20 (dua puluh) cm dan kemiringan 45° (empat puluh lima derajat). Tinggi MCB + Pagar seng minimal 1,5 (satu koma lima) m. Di atas pagar seng diberi lampu selang berwarna kuning yang dipasang berderet sepanjang pagar seng dan dinyalakan setiap hari mulai pukul 18.00 s.d. 06.00 waktu setempat selama Pekerjaan berlangsung, Pembukaan pagar proyek dilakukan apabila seluruh Pekerjaan telah dinyatakan selesai sesuai Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan. kendaraan proyek yang tidak berada pada 1 (satu) tik. Pintu keluar/masuk harus sesuai jalur arah kendaraan dan didesain sedemikian rupa sehingga posisi pintu masuk/keluar kendaraan tidak mengganggu secara langsung kendaraan Pengguna Jalan Tol dari arah yang sama Kontraktor dan Konsultan wajib dilengkapi dengan identitas khusus yaitu penggunaan kartu tanda pengenal LARANGAN 1. Semua peralatan: alat berat dan kendaraan Kontraktor dilarang berjalan memotong arus lalu lintas, melawan arus lalu lintas diluar daerah kerja berpagar, kecuali dalam keadaan darurat dan harus seizin/dikawal oleh petugas Patroli Jalan RayalPatroli Cabang PT Jasa Marga (Persero) Tbk | 2. Kendaraan atau alat berat Kontraktor tidak akan berhenti/standby pada lokasiftitik selain yang sudah ditentukan atau diluar daerah kerja, khususnya kendaraan pengangkut material harus dilengkapi dengan terpal dan kondisi ban kendaraan dalam selalu keadaan bersih. Halaman 6 dar 10 LAMPIRAN | Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor : 297/KPTS/ 2016 Tanggel 15 nesember 2016 vil. 3. Pada malam hari (pukul 18.00 s.d. 06.00 waktu setempat) semua kendaraan dan alat berat Kontraktor harus memenuhi persyaratan operasi malam hari Lampu rotator warna kuning dan lampu sorot untuk menerangi Pekerjaan agar tetap dikendalikan serta sinar lampu tidak menyilaukan kendaraan Pengguna Jalan Tol 4. Perlengkapan penerangan kendaraan dan alat berat kontraktor harus memenuhi syarat/peraturan lalu lintas. 5. Dilarang mengotori lajur lalu lintas dengan tanah, kerikil, atau hambatan lain yang dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas serta merusak aspal jalur alu lintas, sarana pengatur lalu lintas termasuk tapi tidak terbatas seperti rambu, guide post dan lain sebagainya serta pohon pelindungyhias diluar daerah kerja. 6. Kontraktor harus menyediakan instalasi pencucian roda kendaraan didalam daerah kerja untuk mencuci ban kendaraan/alat berat sebelum memasuki lajur alu lintas. 7. Kegiatan Pekerjaan harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas dan Pekerja dilarang menyeberang disembarang tempat kecuali pada tempat yang sudah ditentukan, dan Kontraktor wajib menyediakan fasilitas masuk lokasi kerja dan jembatan penyeberangan atau naik kendaraan proyek. 8. Pengangkutan para Pekerja proyek tidak boleh menggunakan bak terbuka dan dilarang menaikkan/menurunkan Pekerja selain ditempat yang telah ditentukan. 9. Khusus angkutan material penanganannya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. DAERAH KERJA 1, Pada awal pemasangan rambu Pekerjaan selalu dibuat _ bentuk faperlpenyempitan yang memenuhi syarat sehingga memberikan kesempatan pada Pengguna Jalan Tol berantisipasi 2. Pembuatan daerah kerja berpagar oleh Kontraktor guna keperluan sementara/darurat harus sepengetahuan Cabang ............ PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 3, Penempatan dan pengoperasian sarana penerangan daerah kerja harus sedemikian rupa sehingga tidak menyilaukan/mengganggu Pengguna Jalan Tol. Hataman 7 dan 10 LAMPIRAN | Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor 207 KPTS/2016 Tanggel :15 pesember 2016 vil. Jangka waktu pelaksanaan adalah sejak dikeluarkannya izin bekerja di Jalan Tol dati Cabang .. PT Jasa Marga (Persero) Tbk Site Hand OverlSerah Terima Lapangan (SHO) sampai dengan selesainya proyek/pekerjaan. KEWAJIBAN, TANGGUNG JAWAB DAN SANKSI 1. Kewajiban: a, Dalam hal pelaksanaan Pekerjaan Proyek, Kontraktor dan Konsultan akan menempatkan personil sebagai berikut: No | Nama Unit Kerja / Jabatan 1 = (Dari Kontraktor) ea Dari Kensultan) b. Kontraktor dan Konsultan akan berkoordinasi dengan Cabang PT Jasa Marga (Persero) Tbk dalam pengelolaan dan Pengaturan Lalu Lintas selama proyek Pekerjaan berlangsung. . Kontraktor dan Konsultan akan bertanggung jawab dan menanggung segala biaya yang timbul apabila ada kegiatan Khusus termasuk namun tidak terbatas pada pengangkatan balok untuk konstruksi jembatan (erection) yang menyebabkan terganggunya lalu lintas sehingga diperiukan pengamanan. d. Kontraktor dan Konsultan wajib berkoordinasi dengan unit/Instansi terkait guna melakukan pengawalan/pengamanan setiap melakukan aktifitas yang diduga akan menyebabkan terganggunya lalu lintas di Jalan Tol e. Kontraktor dan Konsultan harus memperhatikan masa berlaku surat izin, stiker kendaraan proyek dan segera_mengurusnya untuk | memperbaharui/memperpanjang masa berlaku dan apabila masa berlaku | JANGKA WAKTU PELAKSANAAN sudah habis PT Jasa Marga (Persero) Tbk dapat menghentikan Pekerjaan sementara sampai dikeluarkannya Surat izin/stiker baru #. Kontraktor dan Konsultan dan Petugas Cabang wajib/harus mengadakan rapat koordinasi rutin minimal 1 (satu) kali dalam seminggu membahas Manajemen Lalu Lintas. 2. Tanggung Jawab’ a. Kontraktor dan Konsultan bertanggung jawab segera menyingkirkan segala hambatan yang mengganggu kelancaran lalu lintas yang terjadi selama proyek Pekerjaan berlangsung. | Halaman 8 dar 10 LAMPIRAN | Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor : 207VKPTS/2016 Tanggel : 15 Desember 2016 b. Segala akibat yang terjadi karena kegiatan proyek Pekerjaan berupa: kelalaian Kontraktor, pelanggaran ketertiban, kerugian terhadap Pengguna Jalan Tol, terganggunya sistem operasional Jalan Tol, kerusakan sarana pelengkap Jalan Tol, menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor dan akan diselesaikan oleh petugas yang berwenang di Jalan Tol. c. Kontraktor dan Konsultan harus segera mengganti dan melengkapi dalam hal semua sarana yang dibutuhkan untuk pengaturan lalu lintas di proyek apabila ada yang mengalami kerusakan dan atau kekurangan. d. Kontraktor dan Konsultan wajib melakukan perawatan dan pemeliharaan semua sarana yang terpasang. 3, Sanksi a. Setiap kegiatan meskipun sudah dilengkapi dengan surat izin, apabila sewaktu-waktu diperiksa oleh petugas PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang berwenang dan temyata kegiatan tersebut melanggar petunjuk serta diperkirakan mengganggu Pengguna Jalan Tol, maka Cabang_berhak menghentikan kegiatan Kontraktor tersebut untuk kemudian dilakukan perbaikan b, Bila keadaan memaksa (misal: timbulnya kemacetan [alu lintas) Petugas PT Jasa Marga (Persero) Tbk dapat memerintahkan Kontraktor dan Konsultan agar menghentikan Pekerjaan untuk sementara demi kelancaran lalu lintas dan keselamatan Pengguna Jalan Tol . Apabila ada kekurangan terhadap kelengkapan sarana lalu lintas proyek maupun pelanggaran terhadap tata tertib pengamanan/pemeliharaan lalu lintas proyek, PT Jasa Marga (Persero) Tbk akan memberikan teguran maksimal 2 (dua) kali dan apabila masih belum melengkapi kekurangan dalam batas waktu yang ditentukan serta masin terjadi pelanggaran maka PT Jasa Marga (Persero) Tbk akan menghentikan sementara Pekerjaan. d. Apabila terjadi suatu kejadian yang menimbulkan kerugian secara materiil kepada Pengguna Jalan Tol akibat kelalaian dari Kontraktor dan/atau Konsultan, maka Kontraktor dan/atau Konsultan harus bertanggung jawab memberikan ganti kerugian kepada Pengguna Jalan Tol e. Segala akibat yang timbul disebabkan dari sanksi-sanksi tersebut di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor dan Konsultan. KETENTUAN LAIN ~ LAIN Setiap pengaturan dan pengamanan lalu lintas harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan termasuk tetapi tidak terbatas, yaitu : 1, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tanggal 22 Juni 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan; Halaman 9 dari 10 LAMPIRAN | Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor : 207 /KPTS/ 2016 Tanggal 15 Desember 2016 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tanggal 10 Desember 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 3. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 Tahun 2074 tanggal 14 April 2014 tentang Rambu Lalu Lintas; 4, Peraturan Menteri Pekerjaan’ Umum Nomor 16/PRT/M/2014_ tanggal 17 Oktober 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol: 5, Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK 7234/AJ.401/DRJD/2013 tanggal 14 November 2013 tentang Petunjuk Teknis Perlengkapan Jalan; 6. Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Nomor 137/KPTS/2015 tanggal 8 Juli 2015 tentang Pedoman Standar Sarana Perlengkapan Jalan Tol Demikian Surat Pernyataan Kesanggupan ini kami buat dengan penuh tanggung jawab untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Dibuat pada tanggal di Konsultan Kontraktor Nama Perusahaan Nama Perusahaan Direksi Direksi Konsultan Kontraktor DIREKSI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk yom SUBAKTI SYUKUR Direktur Operasi Il ep agt Halaman 10 6an 10 LAMPIRAN IL Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor : 207 /KPTS/2016 Tanggal :15 Desember 2016 PEMBAGIAN KELOMPOK PROYEK DI JALAN TOL, Ketentuan Teknis Pembagian Kelompok Proyek di Jalan Tol diatur sebagai berikut : Kelompok Proyek Jenis Pekerjaan Peralatan Pengendalian Lalu Lintas. - Pelebaran - Pembangunan Simpang | bulan Susun / Jembatan - Moveable Concrete Barrier (MCB) - Rambu Sementara 26 - Traffic Cone - Petugas pemberi isyarat adanya Pekerjaan/Flagman perkerasan Proyek bersifat Lampu Rotator Statle ~ Lampu Selang (Rope Light) = Traffic Cone - Perbaikan Struktur - Rambu Sementara Perkerasan <3 bulan - Keadaan Darurat - Petugas pemberi isyarat adanya Pekerjaan/Flagman = _Lampu Rotator - Traffic Cone = Shadow Vehicle / Truck = Serapping/Filling/ Mounted Attenuator (TMA) Overlay yang dapat dilengkapi oye ne _ | dengan Mobile Message Bergerak - Perbaikan Struktur 7 hati Sign - Rambu Sementara - Petugas Pemandu -_Lampu Rotator Halaman 1 dari2 LAMPIRAN I Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor Tanggal : 207 IKPTS/2016 :15 Desember 2016 > Overlay ~ Pekerjaan di bahu jalan dan di median jalan pemeliharaan - Pemelinaraan perlengkapan jalan (rambu, marka, guardrail dan PJU) - Pemeliharaan permukaan jalan (Patching Pothole) <6 jam - Traffic Cone - Shadow Vehicle / Truck Mounted Attenuator (TMA) yang dapat dilengkapi dengan Mobile Message Sign - Rambu Sementara - Petugas Pemandu - Lampu Rotator (bila pekerjaan dilakukan pada malam hari) DIREKSI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk Halaman 2 deri2 Wir SUBAKTI SYUKUR Direktur Operasi II LAMPIRAN II Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor : 207/KPTS/ 2016 Tanggal : 15 Desember 2016 ZONA PENGENDALIAN LALU LINTAS 1. Zona pengendalian lalu lintas dibagi menjadi 4 (empat) zona: a. Zona Peringatan Dini adalah segmen jalan dimana pengguna jalan diinformasikan tentang akan adanya suatu pekerjaan jalan dan apa yang harus dilakukan; b. Zona Pemandu Transisi (Taper) adalah segmen yang mengarahkan pengguna jalan ke luar dar’ lintasan perjalanan normal menuju ke lintasan yang disediakan dengan menyesuaikan kecepatan; c. Zona Kegiatan adalah zona ruang kerja dan ruang penyangga keselamatan; d. Zona Terminasi adalah zona dimana lalu lintas kembali ke lintasan normal dan digunakan untuk mengingatkan pengguna jalan akan akhir lokasi pekerjaan. 2. Penentuan panjang Zona Peringatan Dini menggunakan decision sight distance untuk memberikan waktu bagi pengguna jalan melakukan manuver dengan kecepatan tertentu secara aman dengan ketentuan sebagai berikut Tabel 1. Panjang Zona Peringatan Dini (m) Kecepatan| — Kecepatan yang diinginkan (km/jam) Pendekat (kmijam) | Stop 20 30 40 30. 225 200 190 170 70 160 150 140 120 [- 60 100 90 75 60 (550 750_ 60 45 | 50 Sebagai contoh, jika kecepatan pendekat adalah 70 km/jam dan kecepatan yang diinginkan saat melalui zona kerja adalah 40 km/jam, maka Zona Peringatan Dini harus dimulai pada 120 (seratus dua puluh) meter sebelum awal Zona Pemandu Transisi (Taper) jika ada. Referensi: Panduan Teknis 3 Keselamatan di Lokasi Pekerjaan Jalan, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum. 3. Dalam perencanaan Taper Zona Pemandu Transisi harus memperhatikan: a. Taper yang lebih panjang tidak selalu lebih baik dari Taper yang lebih pendek (khususnya daerah perkotaan) karena perpanjangan Taper memperlambat dan menunda pengemudi berpindah lajur, Halaman 1 dari3 LAMPIRAN IIL Keputusan Direksi PT Jasé Nomer : 207 /KPTS/ ‘a Marga (Persero) Tbk 2016 Tanggal : 15 Desember 2016 b, Titik awal Taper harus terletak pada suatu tempat (di awal tikungan peralihan) yang mudah terlihat dari jarak 60 (enam puluh) meter sampai 100 (seratus) meter; ¢. Zona Pemandu Transisi harus kosong dari lalu lintas kendaraan dan peralatan pekerjaan kecuali hanya ada peralatan pengendalian lalu lintas. d. Ketentuan Panjang Taper Minimum diatur sebagai berikut : Tabel 2, Panjang rekomendasi Zona Pemandu Transisi (m) Kecepatan Taper (m) Pendekat Lajur tidak Lajur (kmnfjam) menyatu | _Menyatu <45 50 80 46 - 55 50 100 55 - 65 60. 120 65-75, 70 140 75-85 80. 160 85-95 90 180 > 95 100 200 Referensi : Panduan Teknis 3 Keselamatan di Lokasi Pekerjaan Jalan, Direktorat Jer Bina Marga, Umum. 4. Ruang Penyangga Keselamatan merupakan ruang perlindungan dan keselamatan pekerja dengan ketentuan sebagai berikut : nderal Kementerian Pekerjaan untuk memberikan PANJANG RUANG KECEPATAN PENYANGGA (kmnjjam) KESELAMATAN (m) 50 36 60-70 50. >80 65 Referensi: Work Area Traffic Control Manual Be Safe Versi 2009 terbitan New Nouveau Brunswick. Halaman 2 dari LAMPIRAN Ill Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor :207 /KPTS/ 2016 Tanggal ©15 Desember 2016 5. Taper Zona Terminasi__menggunakan panjang __sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) meter untuk memudahkan /alu lintas kembali ke lintasan normal. DIREKSI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk yp SUBAKTI SYUKUR Direktur Operasi Il eps i Halaman 3 éari3 yep | uewereH (wezeueTesoy, vbuekueg — (zedez) very = Tstsuery yesewrey) — npueweg quta weqebutzea euoz Tad SNF IG NVWPesyad ISVHO7 SV.LNIT N1V7 NVIIVGONA9ONAd WNOZ 910% sequesea st : je66uey 9T0Z/ Suan/LOz : JOWON WAL (orasied) eBseW eser Ld IS¥auIG UesMInday VI NV suep z ueweren (weqemeqosox eBGuekuea (zedes) vary TSTSUeTE anseurey) _ npueweg } efzeu euoz ¢ euoz yur weqeburreg euoz 3 Tsoutwrey, vuog jm MT [FAN I]t S| OOO: 1 @ 0 Oi oF TE NVNV YNPV1 Id NVWPeayad ISVMOT SVLNIT N1V7 NVITVONA9NAd VNOZ 910% 7equesed ST: jebGue, 9107/Sadx/LOZ | JOWON, OL (CuesJeq) bse; eser 1d Isyeug UesMndey V'ILNVYIGT suepe veweres (zedea) qsrsuer, vfxox npueweg yeeuruxey euoz , euoz | euOZ | yuta weqebutreg euog HVONAL NPV Id NVVPeSyAd ISVMOT SV.LNIT N1V7 NVITVONADNAd VNOZ 9toz xequesea st: jebSueL 910Z/SLax/LOZ: JOWON a, (o1esieg) eBseW eser 1 IS¥euIg UesmIndey, VIL NV ‘sep y uewerer (ueremetosay eebuehner crs Feeuturen, ia! E mocaty,) NPuRUDE amseuzex) quta ueqebutrea euoz efro euo7 coed NVIGAW Id NVVPuaad ISVMOT SVLNIT M1V7 NVITVONAONAd WNOZ 9toz tequesea st: jeB6uey 910% /Sbax/ LOZ: _JOWON AL (or8si0d) eBse Wi eSeP Q Catatan: Penggunaan Sarana dan Fasilitas Pengaturan Lalu Lintas di Daerah Pekerjaan harus mengacu pada Keputusan Direksi Nomor 137/KPTS/2015 tanggal 8 Juli 2015 tentang Pedoman Standar Sarana Perlengkapan Jalan Tol. DIREKSI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk Sy for SUBAKTI SYUKUR Direktur Operasi Il espgeseget Halaman § dari QT LEMBAR KENDALI SURAT / DOKUMEN PENTING UNTUK DITANDATANGANI DIREKSI Nama Surat / Dokumen Keputusan Direksi tentang Ketentuan Pengaturan Lalu Lintas di Daerah Pekerjaan JJenis Surat / Dokumen Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Sifat Surat/ Dokumen Biasa / Renting / Sagera / Rabacia Keterangan Tanggal Catatan naan eae eral Penyusun Standarisasi diparaf oleh: ‘Assistant Manager rl 3 Verification he lke Diperiksa dan Diparaf oleh Standardization ‘and Document Verification Manager ri o* ‘Senior Manager Head Office Administration mine General Manager General Affair wy e/+] | as e ¥ = & Diperiksa dan Diparaf Oleh: (unit kerja pemrakarsa) Traffic Control System Manager AVP Traffic Management "4 VP Operation Management ne We oe Diperiksaldisetujui, Direktur Sumber Daya ‘Manusia dan Umum Direktur Pengembangan Direktur Operesi I Direktur Operasi | Direktur Keuangan Indeperiden Direktur Utama Koreksi(Catatan : Katerangan dot |icgrs (2016 \S Des eeth

You might also like