Professional Documents
Culture Documents
Moch Novritsa Z - Resume Well Log 9
Moch Novritsa Z - Resume Well Log 9
Moch Novritsa Z - Resume Well Log 9
INTERPRETATION
Dalam kegiatan interpretasi data log sumur, akan diperlukan beberapa langkah-langkah yang
harus dilakukan secara berurutan agar hasil yang didapat menjadi maksimal karena setiap
parameter-parameter terukur memiliki sifat yang saling berkaitan antara yang satu dengan
yang lainnya. Tabel dibawah ini menunjukkan kegunaan tiap-tiap data log yang biasa digunakan
dalam analisa data log sumur.
Bagian ini digunakan untuk mengetahui standar deviasi atau kemungkinan harga error pada
data log (x ± dx) yang berasal dari kesalahan instrumen yang digunakan. Pada contoh ini,
digunakan software Geolog7. Untuk menentukan besarnya uncertainties ini, buka bagian
Multimin > Log Uncertainties, kemudian pilihlah log apa yang akan dihitung besar
uncertaintiesnya. Seperti yang terlihat, penentuan besarnya uncertainty ini merupakan cabang
dari proses Multimin yang ada pada Geolog7, Multimin ini berperan dalam berbagai macam hal,
seperti “membuat” log baru non data petrofisika berdasarkan perhitungan yang ada, contohnya
saja seperti log Formation Temperature (FTEMP), Formation Pressure (FPRESS), dan Mud
Filtrate Resistivity (RMF) yang mana sangat dibutuhkan pada analisa data yang nantinya akan
dilakukan, seperti penggunaan FTEMP dan RMF pada perhitungan saturasi air. Kesulitan yang
dimiliki oleh Multimin ini adalah ketergantungan pada data core, petrografi, XRD (X-Ray
Diffraction), dan data-data pemboran lainnya. Hal tersebut akan menyebabkan petrophysicist
membutuhkan data laboratorium dengan lebih lengkap (biasanya tersedia pada Drilling,
Geology, dan Laboratory Report).
Penentuan uncertainties ini didasari pada tiga hal, yaitu (i) uncertainty, (ii) sigma plus, dan (iii)
sigma minus. Secara garis besar, penentuan uncertainties ini sangatlah mudah dan hampir tidak
memerlukan input apapun diluar data log yang tersedia, kecuali pada beberapa kasus seperti
perhitungan uncertainties pada log RHOB yang memang membutuhkan log DRHO (density
correction log) yang tidak dimiliki pada kebanyakan sumur pemboran, terutama data-data
sumur yang tergolong sudah tua.
Koreksi terhadap error data ini juga dapat disebabkan oleh kehadiran shale, contohnya saja
pada reservoar lapisan tipis (thin bed). Untuk melakukan koreksi terhadap data-data log
tersebut, buka bagian Thin Bed Analysis dan kemudian masukkan parameter-parameter yang
diminta. Pada proses ini, tantangan yang sebenarnya berada pada kolom In_Out (warna
oranye), dimana ada banyak sekali parameter masukkan non data log yang dibutuhkan, selain
itu, ada banyak metode perhitungan yang dapat dilakukan untuk melakukan koreksi ini. Oleh
karena itu, pengetahuan dasar untuk tiap-tiap metode yang akan digunakan sangatlah penting
untuk dimiliki. Keluaran dari proses ini berupa data log yang terkoreksi oleh shale dan bahkan
hydrocarbon (kalau memang ada), selain itu ada pula bonus berupa data porositas total dan
efektif pada lapisan tipis tersebut.
Dibawah ini akan ditunjukkan langkah-langkah kerja yang dilakukan pada analisa data log sumur
secara konvensional. Pada pengerjaannya, sebaiknya proses analisa data dilakukan dengan
mengikuti langkah kerja dibawah ini karena, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
parameter parameter petrofisika saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya, oleh
karena itu, urutan pengerjaan yang urut dan runtun akan menghasilkan data akhir yang lebih
baik.
Evaluasi Shaliness
Pada shale 100% gamma ray log dapat mendeteksi adanya tingkatan radioaktif alam yang
tinggi, sehingga pada tingkatan ini dapat memberikan gambaran adanya shale, karena shalse
mengandung radioaktif yang sangat tinggi. Pada formasi reservoir bersih biasanya mempunyai
tingkatan radioaktif rendah atau dapat disebut 0% shale. Dalam batuan reservoir shaly
tingkatan radioaktif tergantung dari kandungan shale. Pada kurva SP adanya shale akan
mengakibatkan defleksi SP akan menurun (kekanan) mulai dari defleksi SP pada formasi bersih
pada formasi air asin begitu pula harga R (tahanan) juga turun.
Ada beberapa cara untuk menentukan adanya kendungan shale (Vsh) secara kuantitatif, yaitu
sebagai berikut :
a) Vsh SP Log
Harga Vsh dari SP log dapat ditentukan dari rumus:
𝑆𝑃𝐿𝑜𝑔
𝑉𝑆𝐻 𝑆𝑃 = 1 −
𝑆𝑆𝑃
dimana:
SP log = pembacaan kurva SP pada formasi yang dimaksud
SSP = harga pembacaan pada kurva SP maksimal
Vsh SP akan menjadi rendah pada lapisan yang mengandung hidrokarbon, karena defleksi SP
tidak sebesar salt water. Oleh karena itu rumus diatas digunakan pada lapisan pasir yang terisi
air yang mempunyai tahanan batuan rendah sampai menengah serta baik untuk laminated
shale.
b) Vsh Rt (Resistivity)
Tahanan batuan dari campuran antara clay dan mineral tidak konduktif (quartz) serta tidak
dijumpai adanya porositas tergantung dari tahanan clay dan isi clay itu sendiri.
1⁄
𝑅𝑆𝐻 𝑅𝑚𝑎𝑥 − 𝑅𝑡 𝑏
(𝑉𝑆𝐻 )𝑅𝑡 = [ 𝑥 ]
𝑅𝑡 𝑅𝑚𝑎𝑥 − 𝑅𝑠ℎ
dimana:
𝑅𝑆𝐻
- Jika harga adalah 0,5 – 1 maka harga b = 1
𝑅𝑡
𝑅𝑆𝐻
- Jika harga adalah 0,5 maka harga b = 2
𝑅𝑡
𝐺𝑅𝑙𝑜𝑔 − 𝐺𝑅𝑚𝑖𝑛
𝑉𝑠ℎ =
𝐺𝑅𝑚𝑎𝑥 − 𝐺𝑅𝑚𝑖𝑛
dimana:
GRlog = pembacaan GR pada tiap interval kedalaman
GRmin = pembacaan GR pada lapisan non shale
GRmax = pambacaan GR pada lapisan shale
d) Vsh N (Neutron)
Harga Vsh dapat dicari dengan rumus:
𝜙𝑁
(𝑉𝑠ℎ )𝑁 =
𝜙𝑆𝐻
Dimana :
ФN = harga porositas neutron pada pengamatan
ФNsh = harga porositas neutron dari lapisan yang berdekatan
Ada 3 metode dalam evaluasi formasi thin bed, yaitu imaging logs, NMR Logs dan menentukan
Rh (resistivitas horizontal) dan Rv (resistivitas vertikal)
Gambar 2. Metode thin bed formation evaluation dengan NMR Logs