Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

LAPORAN MANAJERIAL

Praktek Kerja Profesi Apoteker RSUD Dr. Saiful Anwar Malang


2 April – 28 Mei 2018

3.5.2 Unit Pelayanan Farmasi (UPF) IRNA II


3.5.2.1 Tinjauan IRNA II
Unit Pelayanan Farmasi (UPF) IRNA II merupakan UPF yang menyediakan obat dan
alat kesehatan yang dibutuhkan oleh pasien dengan jam pelayanan 24 jam. Pasien yang
dilayani oleh UPF IRNA II terdiri dari sekitar 80% pasien dengan asuransi JKN dan 20%
pasien merupakan gabungan dari pasien umum dan pasien yang memiliki asuransi ikatan
kerja sama. UPF IRNA II melayani kebutuhan terutama untuk SMF Bedah, SMF Mata, SMF
Orthopedi, SMF Bedah Syaraf, dan SMF THT.

Denah ruangan UPF IRNA II sebagai berikut:

Gambar 18. Denah Ruangan UPF IRNA II

Keterangan:
1. Kursi tunggu pasien 12. Meja Dispensing
2. Meja Administrasi 13..Rak Gudang Alkes Mata
3. Meja Dokumen 14. Rak Produk Infus
4. Rak obat OTC dan obat tetes mata 15. Meja racik
5. Mesin Automatic Tablet Dispensing 16. Rak penyimpanan stok infus
6. Rak obat Narkotika dan Psikotropika 17. Loker
7.Meja Kerja 18. Westafel
8. Lemari Es 19. Rak sepatu
9. Rak alat kesehatan 20. Mushola
10.Lemari obat High Alert 21. Dapur
11. Rak obat tablet dan injeksi 22. Toilet

Program Studi Profesi Apoteker Angkatan 1


Universitas Brawijaya
LAPORAN MANAJERIAL
Praktek Kerja Profesi Apoteker RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
2 April – 28 Mei 2018

Berikut struktur organisasi UPF IRNA II:

Dan OK THT

Gambar 19. Struktur Organisasi Ruangan UPF IRNA II

3.5.2.2 Alur Pelayanan UPF IRNA II


Alur pelayanan sediaan farmasi di UPF IRNA II adalah:
a. Dokter menulis terapi pada resep dan diserahkan pada petugas farmasi ruangan.
b. Apoteker melakukan skrining resep berupa administratif, farmasetis, dan klinis.
c. Tenaga Teknis Kefarmasian mengecek kelengkapan persyaratan dan melakukan
pencatatan permintaan resep.
d. Tenaga Teknis Kefarmasian memasukkan data resep melalui komputer
e. Petugas UPF (TTK dan caraka) dan TTK ruangan menyiapkan permintaan obat dan
alkes.
f. Caraka UPF menyerahkan obat/ alkes pada petugas farmasi di ruangan.
g. Apoteker mengecek kesesuaian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai sesuai dengan permintaan.
h. Apoteker mendistribusikan obat dan alat kesehatan ke kamar pasien disertai KIE.

Program Studi Profesi Apoteker Angkatan 1


Universitas Brawijaya
LAPORAN MANAJERIAL
Praktek Kerja Profesi Apoteker RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
2 April – 28 Mei 2018

3.5.2.3 Kegiatan Pengelolaan Perbekalan Farmasi UPF IRNA II


Pengelolaan perbekalan farmasi di UPF IRNA II sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan kebutuhan obat dan alat kesehatan di unit pelayanan farmasi
instalasi rawat inap II disesuaikan dengan kebutuhan pasien di IRNA 2, ICU dan IRNA
lain ketika UPF terkait tutup (diluar jam kerja). Jumlah barang yang dibutuhkan, sesuai
dengan rata-rata pengeluaran obat selama satu minggu ditambah perkiraan
tambahan pengeluaran obat (buffer Stock).
b. Pengadaan
Pengadaan sediaan farmasi di unit pelayanan farmasi IRNA II, dan IRNA lain
ketika UPF terkait tutup (diluar jam kerja) dilakukan satu kali dalam seminggu yaitu
hari Senin berdasarkan pola peresepan dokter di IRNA II, dan IRNA lain ketika UPF
terkait tutup (diluar jam kerja). Permintaan obat dilakukan dengan cara membuat surat
permintaan online menggunakan komputer ke bagian gudang farmasi obat dan alat
kesehatan, kemudian barang diambil oleh pihak UPF sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
c. Penerimaan
Penerimaan sediaan farmasi di unit pelayanan farmasi IRNA II yang berasal
dari gudang obat maupun alat kesehatan setelah barang diterima di unit pelayanan
farmasi barang dicocokan dengan pesanan yang dikirimkan. Dilakukan proses
pengecekan kesesuaian barang datang dengan permintaan, pengecekan meliputi
nama, jumlah, bentuk sediaan, kondisi fisik barang dan tanggal kadaluarsa obat.
Pesanan sudah sesuai dengan pesanan bisa dilakukan validasi dan jika pesanan tidak
sesuai atau kurang dari barang yang dipesan dapat dilakukan konfirmasi ulang
kegudang.
d. Penyimpanan
Sediaan farmasi disimpan berdasarkan bentuk sediaan (tablet, kapsul, injeksi,
dan alat kesehatan), salep, tetes mata, sirup, infus, serta untuk obat yang memerlukan
kondisi penyimpanan khusus dengan suhu 2-8° C. Sediaan farmasi disimpan secara
alfabetis, FIFO (First In First Out), FEFO (First Expired First Out), berdasarkan status
barang (Fornas dan Nonfornas). Obat-obat golongan Narkotika dan Psikotropika
disimpan di lemari khusus yang terkunci rapat. Obat high alert diletakkan ditempat
yang berbeda dan diberikan label warna merah. Obat LASA (Look Alike Sound Alike)
diberikan label hijau yang bertuliskan LASA, obat LASA dengan berbeda dosis tidak
diletakkan berdekatan dipisah minimal satu kotak dan tulisan yang menjadi pembeda

Program Studi Profesi Apoteker Angkatan 1


Universitas Brawijaya
LAPORAN MANAJERIAL
Praktek Kerja Profesi Apoteker RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
2 April – 28 Mei 2018

pada obat LASA dicetak dengan huruf besar.


e. Pendistribusian
Pasien rawat inap diberikan obat secara perhari UDD (Unit Dose Dispensing).
f. Pelaporan
Pelaporan pendapatan dilakukan setiap hari setelah selesai melakukan
pelayanan di UPF IRNA II. Setiap satu bulan sekali UPF IRNA II membuat laporan
yang langsung diserahkan kepada koordinator pelayanan untuk dilakukan evaluasi
oleh kepala instalasi farmasi rumah sakit. Setiap satu bulan sekali UPF IRNA II
membuat laporan, yaitu:
1) Laporan Narkotika dan Psikotropika.
2) Laporan monitoring suhu ruangan dan suhu kulkas.
3) Laporan pengkajian resep.
4) Laporan barang yang mendekati kadaluarsa, slow moving, death moving.
5) Laporan stock opname (persediaan barang).
6) Laporan kebenaran penyiapan dan pelabelan obat pasien rawat inap dan
rawat jalan.
7) Laporan penggunaan antibiotik empiris lebih dari 7 hari.
8) Laporan penyimpanan obat high alert di ruangan.
9) Laporan prescribing error.
10) Laporan pendapatan
11) Laporan SPM (standar pelayanan minimal)

Program Studi Profesi Apoteker Angkatan 1


Universitas Brawijaya

You might also like