Professional Documents
Culture Documents
Untitled 1
Untitled 1
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
I. Su~.'P/;.r I ..
Resourcees
...
Penyelenggaraan
/Unit Pelayanan Kes Financial
.....
1----
...~
Peralatan Kes Unit Pelayanan Pasien
Obat-obatan Kesehatan: - Self pay
Konsultan Kes - Pemerintah - Asuransi
Ketenagaan - Swasta - Dana Sehat
Peminjam Dana Non Pasien
- Word bank. - Subsidi
- ADB - Grants
- USAID - Dukungan pajak
7
Sementara obat-obatan, ketenagaan mendapat pinjaman dari
donatur lain, misalnya World bank, ADB,USAIDdan sebagainya.
Dengan adanya masukan berupa sumber daya dan dana
tersebut, maka unit pelayanan kesehatan (milik pemerintah, swasta)
dapat melakukan kegiatan pelayanan dalam hal pemenuhan jasa
pelayanan kepada masyarakat umum.
Adapun masyarakat akan membayar jasa pelayanan kesehatan
tersebut, yang mana sistem pembayaran dapat membayar sendiri
atau asuransi. Secara garis besar di dalam sistem pembiayaaan
terdapat berbagai sumber, sebagai berikut :
2.1.1. Pemerintah Pusat, yang dikelola/terkait oleh Departemen
Kesehatan adalah dari:
a. Anggaran Pembangunan Sektoral (DIP)
b. Anggaran Rutin (DIK)
2. 1. 2. Bantuan Pembangunan Sarana Kesehatan (INPRES)
a. Subsidi Bantuan Biaya Operasional (SBBO) rumah sakit.
b. Pemerintah Daerah Tingkat - I/Propinsi. Bersasal dari;
2.1.3. Anggaran Pembangunan Daerah TK- I (DIPDATk.I.)
a. Anggaran rutin daerah tingkat - I (DIKDATingkat I).
2.1.4. Anggaran Pembangunan Daerah Tingkat II (DIPDATk II)
a. Anggaran rutin daerah tingkat II (DIKDATingkat - II).
Khusus BUMN Departemen Kesehatan (Kimia Farmasi,
Indo Farma], pembiayaan produksi obat.
8
Sedangkan bantuan luar negeri, antara lain berasal dari WHO,
habis pakai. Menurut Arnan Nasution dalam suatu orasi ilrniah pada
9
kesehatan di rumah sakit adalah lebih tinggi dari pada yang
seharusnya, karena biaya untuk memproduksi pelayanan tersebut
tidak ditekan seminimal mungkin atau mengurangi mutu pelayanan.
Bank Dunia membagi efisiensi kedalam duajenis yaitu :
Contoh;
a. Berlebihan dalam pembuatan keputusan finansial, sehingga
rumah sakit tidak dapat mengatur kompisisi yang optimal dari
berbagai faktor input yang pembiayaan yang tidak memadai untuk
10
berbagai input komplementer tertentu seperti, obat, trasportasi
operasional dan bahan bakar.
Efisiensi jenis ini lebih banyak berkaitan dengan ekonomi mikro dan
administrasi.
Kemudian Newbrander (1992) yang dikutip Ali Al katiri dalam
teknis.
11
diusahakan adalah agar biaya operasional dapat dikontrol dalam
tingkatan yang wajar.
Konsep
Output ---..... Revenue
Input ... Resources
- Tenaga
- Bahan IObat-obatan
- Prosedur
- Standar
- Manajemen
- Cost
12
2. 3. Strategi BfisleDu Biaya Ramah Saldt.
Dalam pelaksanaan program efisiensi biaya, strategi atau
usaha yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut, Administrator
dapat membaginyadalam 41angkah strategis berikut ini:
a. Langkah pertama adalah Awas biaya. administartor rumah sakit
perlu awas biaya tentang biaya yang timbul dari setiap
operasional rumah sakit. Fokus disini adalah semua biaya, oleh
semua petugas atau karyawan rumah sakit.
b. Langkah kedua adalah Pengawasan btaya. Administratorrumah
sakit perlu menyiapkan mekanisme dan penyediaan media untuk
mengidentifikasi, melaporkan dan mengawasi. Analisis perlu
dilakukan untuk melihat hubungan antara biaya, dengan kinerja
(performance) individu, bagian tertentu maupun keseluruhan
rumah sakit. Fokusnya adalah dimana timbulnya biaya
operasional , berapa banyak dan mengapa.
c. Langkah ketiga adalah pengelolaan biaya, yaitu menyusun
sistem untuk mengontroldan mengusahakan timbulnya rencana
strategi, program dan tercapainya tujuan dari efisiensi biaya.
Fokusnya adalah apa yang dapat dilakukan, akan dilakukan oleh
siapa.
d. Langkah keempat adalah menyedfakan insent4f dan konpensasi
yang menyebabkan program efisiensi biaya dapat berjalan terus,
dengan memperhatikan besarnya kontribusi setiap orang maupun
kelompok.
13
Setiap langkah ini dapat memberikan hasil secara langsung,
namum agar program efisiensi ini dapat berlangsung secara terus
menerus, keempat langkah ini perlu dilakukan secara berurutan,
awas biaya saja tanpa adanya tindak lanjut tidak akan banyak
berguna.
Sebaliknya pemberian insentif tanpa monitoring biaya akan
meningkatkan biaya. Disamping empat langkah yang umum, banyak
intervensi manajemen yang dapat dilakukan untuk mengefisienkan
biaya, beberapa diantaranya dapat diuraikan sebagai berikut :
14
15
Tabel 2. 2. Klaslfikasi Blay. di Rumah Saldt
Katagori Sub Klasiflkasi Pengukran
Pertama Kedua Ketiga
Tanah/Lahan Lokasi - - Sewa/bln
Tenaga Klinis - Dolder Honorj'gaji
- Paramedik Gaji/bln
- Tehnisi Medik Gaji/bln
Administrasi Internal Administrator Gaji/bln
Manajer Oaji/bln
Supervisor, dl1 Gaji/bln
Ekstemal Penunjang:
Kebersihan Gaji/bln
Dapur Gaji/bln
Laundry Gaji/bln
D11
Umum:
Administrasi Gaji/bln
Keuangan Gaji/bln
Komputer Gaji/bln
D11
16
Dari Tabel tersebut dengan segera telah pula dapat ditentukan
klasifikasibiaya rumah sakit menurut perilakunya: biaya tetap (fixed
cost) dan biaya tidak tetap (variable cost).
17
Khusus tentang jenis kasus yang dihadapi, yang perlu
18
oleh suatu rumah sakit di dalam melayani pasien/keluarga atau
hemat atau paket harga (bundling price), cam ini sebenarnya bukan
rumah sakit).
19
Gambar 2: 3. Biaya layanan per penderita
Standar
tenaga
pelaksana
I-------i Standar
Biaya
Tenruz:a
Standar
Gaji/honor
Biaya
langsung
Standar
biaya
langsung
Standar
kebutuhan Biaya
Alat/Bln layanan
Standar
Per tindakan per
layanan
Per penderita
penderita
Sumber Buku : David W Young 1984, dikutif Amal C.Sjaaf" Pengawasan Biaya di
Rumah Sakit, Keputusan Manajerial dalam. Lingkup Akutansi Biaya" Jumal
Admfnt.tnui Rumah Saklt, Vol XlV, FKM.tn; 1994,
20
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa perhitungan biaya
21
Adapun keunggulan pembedahan ini adalah; perdarahan luka
22
2.5.3. Pallet obat daD bahaa habis pakal pada tindakaa sectlo
saesarea.
23
banyak obat (dosis) yang diberikan untuk keperluan anestesia
/analgesia makin berbahaya obat tersebut bagi keselamatan ibu dan
anak.
Oleh sebab itu pada tindakan pembedahan sectio saesarea, obat
yang dipergunakan atau dianjurkan adalah dengan pemakaian dosis
seminimal mungkin.
3. Bahan dan alat kesehatan :
a. Benangjahit (Plaen gut, cromic gut, zyde)
b. Jarum suntik, jarum infus, cairan infus, dll
c. Kain kasa, alkohol, betadin, plester, dll
Dimana jumlah dan banyak telah ditentukan banyak dan
ukurannya, sehingga sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan,
yaitu sebesar Rp. 140.000 (Perda Tk.II Kerinci tahun 1995 )
24
2.7. Deflnlal Variabel
25
----- --_--_