Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 30

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah Swt karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “”tepat

pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi

mata kuliah Tata Cara Tulis Laporan Imiah.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk

itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam perbuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu dengan senang hati kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar

kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang ini dapat memberikan

manfaat serta memberi informasi terhadap pembaca.

Kedari,5 Mei 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................

1.3 Tujuan permasalahan.................................................................................

1.4 Manfaat......................................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Jalan raya...........................................................................

2.2 Tahapan Perencanaan Jembatan.................................................................

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh Yang Diakibatkan Dari Adanya Pembangunan Jembatan Dan

Perbaikan Jalan..........................................................................................

3.2 Faktor Penyebab Dari Adanya Perbaikan Jalan Dan Jembatan

Pembangunan Jembatan............................................................................
3.3 Jalan Keluar Dari Perbaikan Jalan Dan Pembangunan Jembatan ............

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................

B. Saran..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

(Sumber : Teknik Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota 1997; 4)

(Sumber : Teknik Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota 1997; 5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1....................................................................................................................
Gambar 2....................................................................................................................
Gambar 3....................................................................................................................
Gambar 4....................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.5 Latar Belakang

Sulawesi Tenggara merupakan salah satu daerah penghasl aspal terbesar

di Indonesia, yang dikenal dengan aspal buton.Namun hal tersebut berbading

terbalik dengan kondisi dan keadaan jalan yang ada di Sulawesi Tenggara

yang pengaspalan jalannya belum merata dan juga masih banyaknya jalanan

yang rusak parah dan berlubang.Hal tersebut perlu perhatian penuh bagi

pemerintah dalam memperbaiki jalanan agar memperlancar lalu lintas darat

dan penghubung antara daerah satu dan daerah lainnya.Terkhusus yang ada di

kota Kendari yaitu masih banyaknya jalanan yang perlu diperbaiki karena

masih ada jalan yang rusak, berlubang, dan juga perbaikan jalan karena jalan

tersebut sudah tak bisa untuk dilalui karena ditakutkan karena dapat

menyebabkan permasaahan yang akan muncul.

Jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang memegang

peranan yang sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk

kesinambungan distribusi barang dan jasa, baik untuk daerah maupun daerah

lainnya. Prasarana transportasi darat tersebut dan didukung dengan suatu

sistem transportasi yang baik dan bermamfaat adalah syarat yang penting

untuk perkembangan dan kesejahteraan masyarakat baik masyarakat di kota

maupun di desa.
Jembatan adalah sarana penghubung antara bagian jalan yang terputus

oleh sungai, danau, lembah, saluran irigasi, dan lain-lain.Jembatan juga

mempunyai peranan untuk menunjang kelancaran lalu lintas dan

meningkatkan aktifitas perekonomian di daerah yang mulai berkembang. Oleh

sebab itu, perencanaan dan pembangunan jembatan perlu diupayakan seefektif

dan seefisien mungkin sehingga pembangunan jembatan dapat mencapai

sasaran mutu jembatan yang direncanakan

1.6 Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas yaitu :

1. Pengaruh apa saja yang diakibatkan dari pembangunan jembatan dan

perbaikan jalan ?

2. Apa saja faktor penyebab yang diakibatkan dari pembangunan jembatan

dan perbaikan jalan ?

3. Analisa atau jalan keluar dari permasalahan tersebut ?

1.3 Tujuan permasalahan

Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu agar kita mengetahui kondisi jalan

yang ada di depan pasar baru menuju kampus, dan juga macetnya kendaraan

yang melewati ruas jalan tersebut, serta adanya perbaikan jalan.


1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang bisa kita peroleh, yatu :

1. Agar kita mengetahui apa saja yang diakibatkan dari pembangunan

jembatan dan perbaikan jalan

2. Agar kita mengetahui Faktor penyebab yang diakibatkan dari

pembangunan jembatan dan perbaikan jalan

3. Agar kita mengetahui jalan keluar dari permasalahan tersebut


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Jalan raya

2.1.1 Pengertian Jalan Raya

Berdasarkan UU RI No 38 Tahun 2004 tentang Jalan mendefinisikan

jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi

lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di

bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali

jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

Sedangkan berdasarkan UU RI No 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas

dan Angkutan Jalan yang diundangkan setelah UU No 38 mendefinisikan

jalan adalah seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan

perlengkapannya yang diperuntukkan bagi Lalu lintas umum, yang berada

pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, di bawah permukaaan tanah

dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel.

Prasarana lalu lintas dan angkutan jalan adalah ruang lalu lintas, terminal

dan perlengkapan jalan yang meliputi marka, rambu, alat pemberi isyarat lalu

lintas, alat pengendali dan pengaman pengguna jalan, alat pengawasan dan

pengamanan jalan serta fasilitas pendukung.


Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian

jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang

diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas

permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas

permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan

kabel.(sumber:wikipedia)

2.1.2 Klasikkasi Jalan

Berdasarkan TPGJAK (1997), klasifikasi jalan terbagi menjadi :

a. Klasifikasi menurut fungsi jalan yaitu terbagi atas :

1) Jalan Arteri

Jalan Arteri adalah jalan yang melayani angkutan utama

dengan ciri-cirinya seperti perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-

rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien

2) Jalan Kolektor

Jalan Kolektor merupakan jalan yang melayani angkutan

pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang,

kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.

3) Jalan Lokal

Jalan Lokal adalah jalan yang melayani angkutan setempat

dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah,

dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.


b. Klasifikasi menurut kelas jalan

Pada SNI tentang Teknik Perencanaan Geometrik Jalan Antar

Kota 1997, kelas jalan dijelaskan sebagai berikut :

1. Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan

jalan untuk menerima beban lalulintas, dinyataan dalam

muatan sumbu terberat (MST) dalam satuan ton.

2. Klasifikasi menurut kelas jalan dan ketentuannya serta

kaitannya

dengan klasifikasi menurut fungsi jalan dapat dilihat dalam tabel 2.1

Tabel 2.1 Klasifikasi Kelas Muatan Sumbu

menurut Kelas Jalan Terberat

Klasifikasi fungsi MST (ton)

Arteri I ˃ 10

II 10

III A 8

Kolektor III A 8

III B

(Sumber : Teknik Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota 1997; 4)

c. Klasifikasi menurut medan jalan

1. Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebgaian besar

kemiringan medan yang diukur tegak lurus kontur.


2. Klasifikasi menurut medan jalan untuk perencanaan geometrik

dapat dilihat pada tabel 2.2

Tabel 2.2 Notasi Kemiringan

Golongan Medan Medan

Golongan Medan (%)

Datar D <3

Perbukitan B 3 - 25

Pegunungan G > 25

(Sumber : Teknik Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota 1997; 5)

d. Klasifikasi menurut pengawasannya

Klasifikasi jalan menurut wewenang pembinaannya sesuai

PP.No 34/2006 pasal 25 adalah jalan Nasional, jalan Provinsi, jalan

Kabupaten, jalan Kota dan jalan Desa.

2.2 Karakteristik Jalan

Karakteristik utama jalan yang akan mempengaruhi kapasitas dan

kinerja jalan jika jalan tersebut dibebani arus lalu lintas. Karakteristik

jalan tersebut menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 antara

lain: geometrik jalan, karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping

jalan.
1. Geometrik jalan

a. Tipe Jalan

Berbagai tipe jalan akan menunjukan kinerja berbeda pada

pembebanan lalu-lintas tertentu, misalnya jalan terbagi, jalan tak

terbagi, jalan dua arah dan jalan satu arah.

b. lebar jalur lalu lintas

c. Pertambahan lebar jalur lalu-lintas akan meningkatkan kecepatan arus

bebas dan kapasitas jalan.

d. Kereb

Kereb adalah penonjolan atau peninggian tepi perkerasan atau bahu

jalan, yang dimaksudkan untuk keperluan-keperluan drainase,

mencegah keluarnya kendaraan dari tepi perkerasan, dan memberikan

ketegasan tepi perkerasan. Kereb sebagai batas antara jalur lalu lintas

dan trotoar berpengaruh terhadap dampak hambatan samping pada

kapasitas dan kecepatan. Kapasitas jalan dengan kereb lebih kecil dari

jalan dengan bahu.

e. bahu

Jalan perkotaan tanpa kereb umumnya mempunyai bahu pada

kedua sisi jalur lalu lintas. Lebar dan kondisi permukaannya

mempengaruhi penggunaan bahu, berupa penambahan kapasitas dan


kecepatan pada arus tertentu. Pertambahan lebar bahu mengakibatkan

pengurangan hambatan samping.

f. median

perencanaan median yang baik dapat meningkatkan kapasitas jalan.

2. Arus dan komposisi lalu lintas

Arus lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang terdapat dalam suatu

ruang yang diukur dalam suatu interval waktu tertentu dan

mencerminkan komposisi arus lalu lintas. Komposisi lalu lintas

mempengaruhi hubungan kecepatan arus jika arus dan kapasitas

dinyatakan dalam satuan kendaraan/jam, yaitu tergantung pada rasio

sepeda motor atau kendaraan berat dalam arus lalu lintas. Jika arus dan

kapasitas dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp), maka

kecepatan kendaraan ringan dan kapasitas (smp/jam) tidak dipengaruhi

oleh komposisi arus lalu lintas.

3. Aktifitas samping jalan

Banyak aktifitas samping jalan di Indonesia sering menimbulkan

konflik, kadang-kadang besar penyebabnya terhadap arus lalu lintas.

Aktifitas samping jalan yang diperhitungkan di dalam penelitian ini

adalah faktor hambatan samping tang berpengaruh pada kapasitas jalan

dan kecepatan lalu lintas dalam kota.

Ada beberapa cara dalam menentukan faktor hambatan samping,

antara lain:
a. ditentukan dengan rata-rata yang rinci melalui hasil pengamatan

mengenai frekwensi hambatan samping per 200 meter pada sisi segmen

yang diamati. Kemudian frekwensi kejadian tersebut dikalikan dengan

bobot relative dari tipe kejadian.

b. bila data yang didapat kurang rinci, maka kelas hambatan samping

ditentukan dengan pengamatan visual dengan kondisi rata-rata

yang sesungguhnya pada lokasi untuk periode yang diamati.

2.2 Tahapan perencanaan jembatan

Menurut (Supriyadi dan Muntohar, 2007) dalam perencanaan jembatan

dimungkinkan adanya perbedaan antara ahli satu dengan yang lainnya,

tergantung latar belakang kemampuan dan pengalamannya. Akan tetapi,

perbedaan tersebut harus tidak boleh menyebabkan gagalnya proses

perencanaan. Sebelum sampai tahap pelaksanaan konstruksi, paling tidak

seorang ahli atau perancang telah mempunyai data, baik primer maupun

sekunder yang berkaitan dengan pembangunan jembatan. Data tersebut

merupakan bahan pemikiran dan pertimbangan sebelum kita mengambil suatu

keputusan akhir. Berikut ini adalah proses tahapan perencanaan jembatan.

2.1.1 Survei dan Investigasi

Menurut (Supriyadi dan Muntohar, 2007) survei ini dimaksudkan

untuk mengumpulkan secara visual di lapangan guna mendukung

usulan penanganan jembatan, baik penggantian jembatan maupun


pembangunan jembatan baru berdasarkan pertimbangan teknis dan

ekonomis. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan survei

dan investigasi perencanaan jembatan yaitu tata guna lahan, lalulintas,

topografi, hidrologi, kriteria tanah, geologi, bahan, dan tenaga kerja.

Hasil penyelidikan ini lantas dipakai sebagai acuan dalam

merencanakan rancangan teknis jembatan. Diantaranya meliputi:

a) Kondisi tata guna baik yang berada di jalan pendukung

maupun lokasi pembuatan jembatan.

b) Ketersediaan anggaran yang mencukupi untuk pengadaan

material dan kebutuhan sumber daya manusia.

c) Penyesuaian kelas jembatan terhadap situasi jalan dan tingkat

kepadatan lalulintas.

d) Penyesuaian konstruksi jembatan terhadap topografi, kriteria

tanah, geologi, hidrologi, dan perilaku sungai.

2.1.2 Analisis Data

Menurut (Supriyadi dan Muntohar, 2007) data yang sudah

diperoleh dari survei dan investigasi selanjutnya dianalisa sedemikian

rupa sebelum proses pembuatan rancangan teknis jembatan

dilaksanakan. Dalam hal jembatan lama akan digunakan sebagai

jembatan darurat selama pembangunan jembatan baru, maka perlu

data kekuatan serta kondisi jembatan lama. Beberapa hal yang harus

diperhatikan pada tahap ini. Diantaranya meliputi:


a) Analisa data lalulintas untuk menentukan kelas jembatan yang

sesuai dengan beban lalulintas dan lebar jembatan.

b) Analisa data hidrologi untuk mengetahui kapasitas debit banjir

rancangan, potensi gerusan sungai, dan kecepatan aliran air.

c) Analisa data tanah untuk mengetahui parameter tanah dasar

yang menentukan pemilihan jenis pondasi.

d) Analisa geometri untuk menentukan elevasi jembatan serta

mempengaruhi alinemen vertikal dan panjang jalan pendekat.

2.1.3 Pemilihan Lokasi

Penentuan lokasi dan layout jembatan tergantung pada kondisi

lalulintas. Secara umum, suatu jembatan berfungsi untuk melayani

arus lalulintas dengan baik, kecuali bila terdapat kondisi-kondisi

khusus. Panjang - pendeknya bentang jembatan akan disesuaikan

dengan lokasi jalan setempat. Penentuan bentangnya dipilih yang

sangat layak dari beberapa alternatif bentang pada beberapa lokasi

yang telah diusulkan. Pertimbangan terhadap lokasi akan sangat

didasarkan pada kebutuhan masyarakat yang menggunakan jembatan.

Pada penentuan lokasi jembatan akan dijumpai suatu permasalahan

apakah akan dibangun di daerah perkotaan ataukah pinggiran kota

bahkan di pedesaan. Perencanaan dan perancangan jembatan di daerah

perkotaan terkadang tidak diperhatikan dengan cermat dan tepat.

Kehadiran jembatan di tengah kota sangat mempengaruhi


landscape atau tata kota tersebut. Perencanaan dan perancangan tipe

jembatan modern di daerah perkotaan, seorang ahli sebaiknya

mempertimbangkan fungsi kebutuhan transportasi, persyaratan teknis

dan estetika-arsitektural (Supriyadi dan Muntohar, 2007).

2.1.4 Layout Jembatan

Variabel yang penting, setelah lokasi jembatan ditentukan adalah

mempertimbangkan layout jembatan terhadap topografi setempat.

Perkembangan sistem jalan raya, pada awalnya mempunyai standar

yaitu jalan raya lebih rendah dari jembatan. Biaya investasi jembatan

merupakan proporsi terbesar dari total biaya jalan raya.

Konsekuensinya, struktur tersebut hampir selalu dibangun pada

tempat yang idela untuk memungkinkan bentang jembatan sangat

pendek, fondasi dapat dibuat sehematnya, dan melintasi sungai

dengan layout berbentuk squre layout (Supriyadi dan Muntohar,

2007).

2.2 Struktur Jembatan

Menurut Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan (Bridge Management

System, 1992) struktur jembatan dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu

struktur atas dan struktur bawah.


2.2.1 Struktur Atas (Superstructures)

Sesuai dengan istilahnya, struktur atas berada pada bagian atas

suatu jembatan, berfungsi menerima beban langsung yang meliputi

berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalulintas

kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dan lain-lain. Struktur atas

jembatan umumnya meliputi:

1. Trotoar, yaitu jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan

jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk

menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan. Bagian

dari trotoar meliputi:

a) Sandaran dan tiang sandaran

b) Peninggian trotoar (Kerb)

c) Slab lantai trotoar

2. Slab lantai kendaraan

3. Gelagar (Girder)

4. Balok diafragma

5. Ikatan pengaku (Ikatan angin dan ikatan melintang)

6. Tumpuan (Bearing)

2.2.2 Struktur Bawah (Substructures)

Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban

struktur atas dan beban lain yang ditimbulkan oleh tekanan tanah,

aliran air dan hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumpuan, dan


sebagainya untuk kemudian disalurkan ke pondasi. Selanjutnya beban-

beban tersebut disalurkan oleh pondasi ke tanah dasar. Struktur bawah

jembatan umumnya meliputi:

1. Pangkal jembatan (Abument)

a) Dinding belakang (Back wall)

b) Dinding penahan (Breast wall)

c) Dinding sayap (Wing wall)

d) Oprit, plat injak (Approach slab)

e) Konsol pendek untuk jacking (Corbrel)

f) Tumpuan (Bearing)

2. Pilar jembatan (Pier)

a) Kepala pilar (Pier head)

b) Pilar (Pier) yang berupa dinding, kolom, atau portal

c) Konsol pendek untuk jacking (Corbel)

d) Tumpuan (Bearing)

3. Pondasi

Pondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban

jembatan ke tanah dasar. Berdasarkan sistemnya,

pondasi abutment atau pier jembatan dapat dibedakan menjadi

beberapa macam jenis, antara lain:

a) Pondasi telapak (Spread footing)

b) Pondasi sumuran (Caisson)


c) Pondasi tiang (Pile Foundation)

2.3 Pembebanan Jembatan

Pembebanan untuk jembatan sangat mempengaruhi kekuatan jembatan

tersebut. Secara umum, pada jembatan terdapat tiga jenis beban didasarkan

pada Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya (PPPJR,

1987).

2.3.1 Beban Primer

Beben primer merupakan beban utama dalam perhitungan

tegangan pada setiap perencanaan jembatan. Beban primer meliputi

beban mati, beban hidup, beban kejut, dan gaya akibat tekanan tanah.

2.3.2 Beban Sekunder

Beban sekunder merupakan beban sementara yang selalu

diperhitungkan dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan

jembatan. Beban sekunder meliputi beban angin, gaya akibat

perbedaan selip, gaya akibat rangka susut, gaya rem, gaya akibat

gempa bumi, dan gaya gesekan pada tumpuan yang bergerak.

2.3.3 Beban Khusus

Beban khusus merupakan beban-beban khusus untuk perhitungan

tegangan pada perencanaan jembatan. Beban khusus meliputi gaya

sentrifugal, gaya tumbuk pada jembatan layang, gaya dan beban

selama pelaksanaan, dan gaya akibat air.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh yang diakibatkan dari perbaikan jalan dan pembangunan jembatan

Kota kendari adalah salah satu kota yang berada di provinsi Sulawesi

Tenggara setelah Kota Bau-Bau dan juga menjadi ibukota dari Provinsi

Sulawesi Tenggara.Sebagai ibukota provinsi sudah sepatutnya kota kendari

menyediakan fasilitas dan sarana prasarana yang memadai seperti jalan raya,

jembatan, dan lain-lain.

Jalan Raya menjadi salah satu faktor yang sangat penting untuk

menciptakan suasana berkendara yang aman dan nyaman, apabila jalan

rayanya rusak dan banyak berlubang maka arus lalu lintas akan terhambat dan

menyebabkan kemacetan sebaliknya jika jalan raya tidak berlubang maka lalu

lintas pasti akan berjalan kondusif. Jalan raya memiliki arti yang sangat

penting karena jalanan itu penghubung antara daerah yang satu ke daerah

lainnya.

Adapun pengaruh yang diakibatkan oleh perbaikan jalan dan

pembangunan jembatan yang ada di jl. MT.Haryono yaitu tidak mencemari

lingkungan sekitar,tetapi dampak yang terjadi dari adanya perbaikan jalan

menimbulkan kemacetan sehingga menghambat pengguna jalan yang

melintasi kawasan tersebut yang ingin sampai ke tujuan dengan cepat,dan


apabila hujan turun kawasan tersebut jalan akan licin dan banyak genangan

air karena drainase yang ada di kawasan tersebut tidak berfungsi.

Jalan utama yang ada di kota Kendari hanya satu, jadi apabila ada

perbaikan jalan maka sulit untuk adanya pengalihan jalan dan juga perbaikan

jalan yang ada dipasar baru masih bersifat lamban sehingga kondisi jalan

yang di timbun semakin parah dan berdebu,sehingga membuat sesama

pengguna jalan terganggu.

Perbaikan jalan yang yang di lakukan untuk mengurangi kemacetan

yang melintasi kawasan tersebut yang semakin hari semakin meningkat

jumlah pengendara baik roda empat maupun kendaraan beroda dua maka

resiko kecelakaan sangat tinggi karena kendaraan yang berdesak-desakan dan

kondisi jalan yang sementara perbaikan .Jembatan lama yang sekarang ini

masih di lalui oleh kendaraan yang semakin hari semakin meningkat,otomatis

jembatan tersebut tidak mampu menahan beban dari volume kendaraan yang

menigkat, yang ditakutkan akan terjadi patahnya jembatan sehingga menelan

korban jiwa.

3.2 Faktor penyebab perbaikan jalan dan pembangunan jembatan

Faktor-faktor yang mempengaruhi perbaikan jalan dan pembangunan

jembatan di jl.MT.Haryono yaitu volume kendaraan yang semakin hari

semakin meningkat ditambah lagi dengan banyaknya jalanan yang rusak

yang ada pada kawasan tersebut dan juga jembatan yang lama tidak dapat

menampung banyak beban volume kendaraan,karena kendaraan yang


melintasi jembatan tersebut dari kendaraan beroda dua,roda 4,truk dan lain-

lain,dan ditakutkan dapat terjadi patahnya jembatan sehigga menelan korban

jiwa.Sebaiknya dinas PU mempercepat proses pengerjaaan jalan dan

jembatan tetapi proses pengerjaannya sesuai dengan standar pelaksaaan yang

ada dan sesuai dengn K3 agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

3.3 Jalan Keluar Dari Pengerjaan Perbaikan Jalan Dan Jembatan

Pemerintah Kota Kendari sebaiknya mempercepat proses pengerjaan

jalan dan jembatan agar kemacetan dan kecelakaan dalam berkendara pada jalan

yang sempit dapat di kurangi,karena kecelakaan dalam berkendara bisa kapan dan

dimana saja.Dinas PU kota Kendari harus bekerja semaksimal mungkin dalam

pekerjaan ini karena ini yang menggunakannya adalah penduduk yang ada di

Kota Kendari maupun dari luar Kota Kendari.

Pengerjaan perbaikan jalan dan pembangunan jembatan juga harus sesuai

standarnisasi yang sudah berlaku dan mengutamakan keselamatan dan kesehatan

kerja supaya pekerjaan yang dilakukan dapat selsai dengan aman.


Gambar 1.

(Perbaikan Jalan)
Gambar 2.

(Pembangunan Jembatan)
Gambar 3

(Genanangan Air Akibat Jalanan Yang Berlubang)


BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

1.

2.

3.

B. Saran

Permasalahan tentang jalan yang ada d kota Kendari merupakan masalah

yang penting, karena jalan berfumgsi penghubung antara daerah yang satu ke

daerah lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Pedoman pembebanan jembatan Jalan raya ( PPJJR ). 1987

Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan (Bridge Management System). 1992

Supriyadi, Bambang dan Agus Setyo Muntohar. 2007. Jembatan. Yogyakarta:

Beta Offset

www.aryapersada.com/sistem-drainase-jalan.html

www.id.scribd.com/doc/85168909/GEOJAL-9

www.ilmusipil.com/konstruksi-berkelanjutan
TUGAS :

TATA CARA TULIS LAPORAN ILMIAH

OLEH:

WIRAWAN PRIA BALAKA

P3A 117 099

D-III TEKNIK SIPIL

PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
Gambar 4

(Kemacetan yang terjadi akibat perbaikan jalan dan pembangunan jembatan )

You might also like