Professional Documents
Culture Documents
NCP PJK
NCP PJK
Kelompok 2
Marintan Laura Siagian 101511233002
Intan Nur Ayuni 101511233006
Stefani Verona Indi Andani 101511233013
Ita Qonita Hafidhotur Rosidah 101511233010
Hisma Zauharotun Nisa 101511233014
Nandia Firsty Dhorta 101511233018
Lulu'an Munirah 101511233022
Farikhatus Sadiyah 101511233027
Yama Dharma Putera 101511233036
Adhelia Niantiara Putri 101511233039
Khairina Fadiah Hidayati 101511233043
Milda Hidayah 101511233047
Cindy Claudia Nurulita 101511233051
Himaya 101511233055
Brilliance Fareasta 101511233059
FFA Penumpukans
Nikotin ↑ NO di eladiposit
dlmdarah
Radikalbebas pembuluhdarahm abdomen ↑
↑
Akrolein enurun
Viit C
VLDL ↑
Ukuran&jumlahsel
Kerusakan Kerusakanpadadind adiposit ↑
ROS ↑
HDL ingpembuluhdarah
IDL ↑
ObesitasSentral
HDL
Disfungsi HDL↓ LDL plasma ↑
LDL-
Katabolisme VLDL↓ rgagaldidaurula
LDL teroksidasi↑ ngkepermukaan
sel
Aktifitas LPL↓
Memberi sinyal InflamasiPadaPem LDL-r Gene
ketrombosit buluhDarah Bermutasi
Aktifitas
fisik↓ Memberisinyalke
Aktivasi pembekuan Mutasikromos
makrofak
darah& fibrosis om 19
Fagositosis
Clopidegrel& Terbentukt FaktorKetur
aspirin rombus unan
Foam cell
Terbentuk
emboli
Proliferasiotot
polos
Mg
Terbawaalirandarahmenu
juarterikoronaria Vasokons-
Fibrous cap triksi
Penyumbatan Lumen
arterikoroner Plaque Rupture hipertensi
Penyumbatan Lumen
arterikoroner
Suplai O2 Miyokard↓
Ramipril &
Infarkmiyokard atorvastatin
Kirimsinyalkeotakdanmelepas
adrenali Miokardiummengalamimet
abanaerob
Jantungmemompaleb Penurunanpara
ihcepat simpatis Pembentukanasamlak
tat
Pelepasan biomarker
troponin Menstimulasiujungsyara
f
Troponin di darah ↑
Nyeri dada
Rokok mengandung nikotin, akrolein, dan zat radikal bebas lainya. Akrolein
mengakibatkan kerusakan dan penurunan HDL sehingga terjadi disfungsi HDL. HDL yang
turun akan menyebabkan peningkatan LDL. Peningkatan LDL juga dapat terjadi karena
penurunan kemampuan sel dalam mendegradasi LDL akibat adanya mutasi gen pada
chromosome 19 yang menyebabkan sel tidak dapat mendaur ulang reseptor LDL (LDL-r),
yang mana mutasi tersebut dapat diturunkan oleh orangtua.
Zat radikal bebas dalam rokok menimbulkan stress oksidatif sehingga terjadi penurunan
nitritoksida (NO) yang menyebabkan pembuluh darah kehilangan elastisitasnya sehingga
mudah untuk dirusak oleh zat-zat oksidan yang lain. Selain itu, nikotin pada rokok akan
merangsang pelepasan katekolamin yang dapat menyebabkan lipolisis meningkat dan
meningkatkan kadar asam lemak bebas (FFA). Asupan lemak yang berlebihan meningkatkan
jumlah dan ukuran sel adiposit ditandai dengan adanya obesitas sentral. Penumpukan sel
adiposit menyebabkan peningkatan FFA dalam plasma. Asam lemak bebas akan diubah
menjadi trigliserda dan menjadi bagian dari VLDL. VLDL lalu akan bertukar dengan
kolesterol ester dari LDL, sehingga terbentuk LDL yang kaya trigliserida namun rendah
kolesterol ester. Selanjutnya partikel LDL akan dihidrolisis oleh trigliserida lipid-mediated
heydatic menjadi LDL dengan bentuk yang lebih kecil dan padat serta memiliki sifat mudah
teroksidasi. Oksidasi LDL akan merangsang respon imun yang berupa monosit. Monosit akan
berubah menjadi makrofag. Makrofag akan mengfagositosis LDL yang teroksidasi. Makrofag
yang mengalami nekrosis (mati) akan membentuk plak / sel busa / foam cell. Saat makrofag
yang mati akan mengirim sinyal dan merangsang sekresi sitokin. Sitokin akan merangsang
otot polos untuk berproliferasi dan membentuk fibrous cap (plaque) dan terjadi aterosklerosis.
Aterosklerosis dapat menyebabkan adanya radang sehingga terbentuk trombus atau kepingan
darah dan menyebabkan pembuluh darah menyempit serta meningkatnya resistensi perifer
yang menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Tekanan darah yang tinggi akan mendorong
LDL masuk ke pembuluh darah lebih cepat sehingga mempercepat aterosklerosis dan
membawa thrombus dalam aliran darah sebagai emboli yang menuju arteri koroner, sehingga
terjadi oklusi. Penyumbatan (oklusi) pada arteri koroner akan menyebabkan aliran darah
terhambat sehingga suplai oksigen menurun pada otot jantung, dan terjadi Non-ST Segment
Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI). Setelah itu, jantung akan mengirim sinyal ke
otak untuk melepaskan adrenaline, sehingga jantung memompa darah lebih keras dan akan
menyebabkan rupture cardio-myocite dan melepaskan troponin ke plasma darah. Pelepasan
adrenaline akan berdampak pada kejadian vomiting melalui peningkatan kerja saraf simpatis
yang menurunkan kerja saraf parasimpatis (saluran cerna). Penurunan saraf parasimpatis
menyebabkan aliran darah menjauhi saluran cerna dan terjadilah nausea dan vomiting.
B. NUTRITION CARE PROCESS (NCP)
1. Assesment dan Diagnosis
Asesmen gizi Diagnosis
Antropom [AD-1.1.1] Tinggi Badan= 183 cm [NC-3.3] Obesitas
etri [AD-1.1.2] Berat Badan = 91 kg Obesitas (P) berhubungan dengan aktivitas fisik
[AD-1.1.5] BMI = 27,16 kg/m2
kurang dan intake energi serta lemak tinggi (E)
(obesitas berdasarkan kategori Asia Pasifik18,5-22,9)
[AD-1.1.3] Lingkar pinggang = 104 cm (obesitas sentral berdasarkan cut-off point ditandai dengan IMT 27.16 kg/m2 dan lingkar
90 cm) pinggang 104 cm
Penilaian : Pasien mengalami obesitas dan obesitas sentral
Client [CH-1.1.1] Usia 56 tahun
History [CH-1.1.2] Jenis kelamin laki-laki
[CH-1.1.8] Merokok2 pack/hari
[CH-1.1.7] Ayah dengan 2 orang anakdewasa
[CH-2.1.3] Riwayat ayah meninggal karena serangan jantung
[CH-3.1.6] bekerja pengusaha makanan
[CH-2.1.2] Non-ST Segment Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI)
Biokimia Kode Pengukuran Nilai Nilai Keterangan [NC-2.2] Perubahan Hasil Laboraturium
pengukuran normal Perubahan hasil laboraturium (P) berhubungan
BD-1.7.2 HDL 38 mg/dl >40mg/dl Rendah
BD-1.7.3 LDL 145 mg/dl <130 mg/dl Tinggi dengan penurunan fungsi jantung (E) ditandai
BD-1.7.7 Trigliserida 132.8 mg/dl <150mg/dl Normal dengan hasil biokimia triponin initial 1481 ng/dl
BD-1.7.1 Total Kolesterol 211 mg/dl 200 mg/dl Tinggi
BD-1.11 Troponin Initial 1481 ng/dl 0-56 ng/dl Tinggi dan triponin second 7210 ng/dl
BD-1.11 Troponin second 7210 ng/dl 0-56 ng/dl Tinggi
Penilaian : Pasien mengalami dislipidemia dan serangan jantung
Physical [PD-1.1.5]Vomiting
Finding [PD-1.1.3] Nyeri dada dimalam hari
Kode Pengukuran pengukuran Nilai Normal Keterangan
PD-1.1.9 Tekanan Darah 138/93 mm/Hg 120/80 mm/Hg Tinggi
Penilaian : Pasien mengalami hipertensi stage 1, vomiting, dan nyeri dada
Dietary Kode Zat Gizi [FH-7.2.8] Kebutuhan Persentase Ket NI 5.6.2 Kelebihan Intake Lemak
Recall Kelebihan intake lemak (P) berhubungan
FH-1.1.1.1 Energi 2894 kcal 2217,3 kcal 130% Lebih dengan pemilihan makanan yang salah (E)
FH-1.5.1.1 Lemak 123.9 g 62 g 186.3% Lebih ditandai dengan hasil recall lemak 186.3%
FH-1.5.1.5 saturated 39.55 g 27 g 146% Lebih kebutuhan, LDL ≥ 130 mg/dl, HDL ≤ 40 mg/dl,
FH-1.5.2.1 Protein 80.5 g 91 g 88.4% Cukup dan total kolesterol >200 mg/dl serta tekanan
FH-1.5.3.1 Karbohidrat 368.5 g 324.7 g 110% Baik
darah tinggi 138/93 mm/Hg
FH-1.5.4.1 Serat 20.7 g 31.47 g 42.7% kurang
FH-1.6.2.7 natrium 1366.6 mg 1500 mg 91% Baik NI 1.3 Kelebihan Intake Energi
FH-1.6.1. Vitamin C* 3.9 mg 98.5 mg 3.9% Deficit Intake energi lebi (P) berhubungan dengan
FH-1.6.2.4 Magnesium* 170.2 mg 341 mg 50% Deficit pemilihan makan yang salah (E) ditandai
*konsumsi tanpa perhitungan makanan yang dikonsumsi diluar rumah dengan hasil recall energi 130%
[FH-2.1.3.1] Kebiasaan makan diluar seperti steak dan seafood NI 5.8.5 Intake serat rendah
[FH-4.2.12] suka makanan asin, keripik sebagai camilan Intake serat rendah (P) pemilihan makan yang
[FH-4.2.12] Tidak bisa makan tanpa kerupuk salah (ES) ditandai dengan hasil recall serat
[FH-1.4.1.2, FH-1.4.1.1] Konsumsi beer 1x seminggu sekitar 2-3 gelas 65.7%
[FH-2.1.3.3] Makanan dalam rumah dipersiapkan oleh istri dan pembantu. NB 2.3 Ketidakmampuan dalam mengatur
[FH-7.3.3, FH-7.3.4, FH-7.3.6] olahraga futsal satu kali seminggu 1 jam diri sendiri
[FH-3.1.1] konsumsi obat atorvastatin 80 mg, clopidogrel 75mg, ramipril 1.25mg, Ketidakmampuan dalam mengatur diri sendiri
bisiprolol 1.25 mg, aspirin 75 mg (P) berkaitan dengan pengetahuan yang kurang
[FH-4.2.12] tidak pernah sarapan pagi (E) ditandai dengan kebiasaan makan diluar
Penilaian: pasien mengonsumsi lemak dan natrium berlebih dilihat dari kebiasaan, tidak pernah seperti steak dan seafood, kesukaan makanan
sarapan, dan sedang dalam terapi obat. asin, keripik sebagai camilan seperti lays dan
pringles, tidak bisa makan tanpa kerupuk dan
hipertensi 138/93 mm/Hg serta perokok aktif.
NI-5.9.2. Inadequate Vitamin C intake
Asupan vitamin C yang kurang (P) berkaitan
dengan pemilihan bahan makanan yang salah
(E) ditandai dengan hasil recall hanya
memenuhi 3.9% kebutuhan
NI-5.10.2.4 Inadequate Magnesium intake
Asupan magnesium yang kurang (P) berkaitan
dengan pemilihan bahan makanan yang salah
(E) ditandai dengan hasil recall hanya
memenuhi 50% kebutuhan
NB-2.1 Physical Inactivity
Aktivitas fisik yang kurang (P) berkaitan dengan
obesitas (E) ditandai dengan olahraga satu kali
seminggu selama 1 jam.
Kesimpulan : Pasien mengalami serangan jantung yang ditandai dengan diagnose NSTEMI. Pasien mengalami obesitas sentral, dislipidemia,
serta berdasarkan tanda klinis pasien hipertensi stage 2 dan mengalami muntah, nyeri dada serta memiliki kebiasaan makan yang kurang baik.
Intervensi 1 ND-1 Modifikasi Diet
Tujuan :
- Menurunkan kebutuhan energi dan lemak.
- Mengurangi beban kerja jantung
- Mencapai berat badan normal
- Mencegah penimbunan garam
- Mengurangi risiko penyumbatan pembutuh darah
- Menurunkan total kolesterol dan kadar LDL
- Meningkat kadar HDL
- Memberikan vitamin C sebagai antioksidan
- Memberikan magnesium untuk menjaga regualasi tekanan darah
Prinsip
- Energi, lemak, karbohidrat, dan protein cukup
- Konsumsi buah dan sayur cukup
- Serat cukup
- Pembatasan natrium
- Mengurangi konsumsi lemak
- Konsumsi makanan yang mengandung stanol sterol
Syarat
Dilakukan secara bertahap hingga mencapai 100% pemenuhan asupan gizi
- Energi yang dikonsumsi 2271.3 kcal
- Karbohidrat yang dikonsumsi sebanyak 60% 324.7 gram dengan
karbohidrat sederhana <25% kebutuhan energi
- Protein yang dikonsumsi 1 g/kg bb setara dengan 91 gram
- Lemak yang dikonsumsi 25% setara 62 gram dengan pembatasan lemak
jenuh <10% dari kebutuhan total (27 gram) dan lemak tidak jenuh 10-15%
(27-40) dan kolesterol kurang dari 200 mg per hari
- Asupan Serat yang sebanyak 31.47 gram per hari
- Asupan Magnesium sebanyak 341 mg per hari
- Asupan Vitamin C sebanyak 1.25 mg/kg BB 98.5 mg per hari
- Konsumsi 5 kali dengan 3 kali makan dan 2 snack
- Konsumsi garam rendah 2-3 gram per hari dengan natrium 1500 mg per
hari
Preskripsi menu
Jenis diet : Diet DASH Bentuk dan rute : makanan biasa dan oral
Plan
2271.3 kkal
Karbohidrat (60%) 324.7 g
Lemak (25%) 62 g
Protein(15%) 91 g
Vitamin C 98,5 mg
Magnesium 341 mg
Daftar Pustaka
Academy of Nutrition and Dietetics. 2013. International Dietetics And Nutrition
Terminology (IDNT) Reference Manual : Standardized Language For The
Nutrition Care Process. Chicago : Eat Right.
Ashavid, T.F. dkk. 2000. Molekular basis of familial hypercholesterolemia: an
indian experience. Indian Journal of Clinical Biochemystry, 15 (suppl), 11-
19.
Ference, Brian A, dkk. 2017. Low-density lipoprotein cause atherosclerotic
cardiovascular disease. 1. Evidence from genetic, epidemiologic, and
clinical studies. A consensus statement from European aatherosclerosis
sccociety consensus panel. Europan hearth jurnal (2017) 38,2459-2472.
Hengkengbala, Gloria, dkk. 2013. Pengaruh Latihan Fisik Aerobik terhadap
Kolesterol High Density Lipoprotein (HDL) Pria dengan Berat Badan
Lebih (Overweigth). Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1, hlm
284-290
Kumar, Amit. 2009. Acute Coronary Syndrom: Diagnosis and Management, Part
1. US National Library of Medicine National Institude of Health. Mayo
Clin Proc, V.84(10):917-938. Disadur dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2755812/ pada tanggal 15
maret 2018
Anonim. Non ST Elevation Acute Coronary Syndromes (NSTE-ACS): Non ST
Elevation Myocardial Infraction (NSTEMI) and Unstable Angina (UA)
disadur dari https//ecgwaves.com/nstemi-non-st-elevation-myocardial-
infraction-unstable-angina-criteria-ecg-diagnosis-management/ pada
tanggal 14 Maret 2018
Mahan, L. Kathleen and Janice L. Raymond. 2017. Krauses food & the nutrition
care process, 14th edition. Canada : Elsevier