Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

Seni rupa : cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan

dirasakan dengan rabaan. Karya seni rupa dapat dibagi menjadi dua, yaitu Karya Seni Rupa 2 Dimensi
dan Karya Seni Rupa 3 Dimensi.

Karya Seni Rupa 2 Dimensi Karya seni rupa yang hanya memiliki dimensi panjang dan lebar atau karya
yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja. Contohnya, seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi,
relief dan sebagainya.

Simbol dalam sebuah karya seni rupa dua dimensi dijumpai pada objek dan unsur-unsur rupanya.
Penataan unsur-unsur rupa seperti warna(color),garis (line), bidang (shape), bentuk (form), gelap terang
(value), tekstur(texture) danruang (space) dapat menyimbolkan sesuatu. Selain pada unsur-unsur
rupanya, simbol dalam karya seni rupa dua dimensi dapat kamu jumpai pada visualisasi bentuk objek
dan tema yang terdapat pada karya seni rupa tersebut.

Nilai estetis identik dengan keindahan dan keunikan sebuah karya seni rupa. Nilai estetis sebuah karya
seni rupa terutama dipengaruhi oleh keharmonisan dan keselarasan penataan unsur-unsur rupanya.
Nilai estetis dapat juga bersifat subjektif sesuai selera orang yang melihatnya. Pengalaman pribadi,
lingkungan dan budaya dimana seseorang tinggal dapat menyebabkan nilai estetis sebauh karya seni
rupa berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya. Sebuah karya seni rupa menjadi indah dan
unik karena kemampuan perupanya memilih dan memvisualisaikan objek pada bidang garapannya
melalui pengolahan unsur-unsur rupa.
Macam- macam Unsur Seni Rupa

1. Titik
Titik merupakan unsur seni rupa yang paling sederhana. Karya seni rupa berupa gambar ataupun
lukisan bermula dari titik.

2. Garis
Garis meupakan pertemuan dari beberapa titik. Garis dapat dibagi menjadi 2 (Dua), yaitu:

1. Garis Alamiah, yaitu garis cakrawala alam yang dapat dilihat sebagai batas antara
permukaan laut dan langit.
2. Garis Buatan, terdiri dari:

 Garis yang sengaja dibuat, contohnya garis hitam pada gambar ilustrasi untuk
menciptakan bentuk dan sosok (figur);
 Garis yang tidak sengaja dibuat, timbul karena diciptakan dua bidang dengan warna barik
(tekstur) yang berbeda.

Fungsi Garis dalam seni rupa:

1. Memberikan representasi atau citra struktur, bentuk, dan bidang. Garis ini sering disebut
garis blabar (garis kontour) yang berfungsi sebagai batas/tepi gambar;
2. Menekankan nilai ekspresi seperti nilai gerak atau dinamika (movement), nilai irama
(rhythm), dan nilai arah (dirrection). Garis ini disebut juga garis grafis;
3. Memberikan kesan matra (dimensi) dan kesan barik (tekstur). Garis ini sering disebut
garis arsir atau garis tekstur. Garis tekstur lebih bisa dihayati dengan jalan meraba.

Sifat garis (berkaitan dengan jenis garis):

1. Garis lurus vertikal dan horizontal yang dapat mengungkapkan kesan tenang, statis, atau
stabil;
2. Garis putus yang dapat mengungkapkan kesan gerak dan gelisah;
3. Garis silang atau diagonal yang dapat mengungkapkan kesan gerak, tegang, dan ragu;
4. Garis lengkung yang dapat mengungkapkan kesan lamban, irama, dan santai.

3. Bidang
Bidang dalam seni rupa merupakan perkembangan dari penampilan garis, yaitu perpaduan dari
beberapa garis. Bidang dibedakan menjadi Dua, yaitu:

1. Bidang alamiah, contohnya bidang lapangan atau taman, bidang sawah, bidang langit,
bidang laut, dsb.
2. Bidang buatan, dibagi menjadi dua:

 Bidang yang sengaja dibuat, misalnya: bidang lukisan, bidang segitiga, bidang lingkaran,
dsb;
 Bidang yang tidak sengaja diibuat timbul karena pembubuhan warna, cahaya, atau barik.
Sifat bidang:

1. Bidang horizontal dan vertikal yang memberikan kesan tenang, statis, stabil, dan gerak;
2. Bidang bundar yang memberikan kesan kadang stabil, kadang gerak;
3. Bidang segitiga yang memberikan kesan statis maupun dinamis;
4. Bidang bergelombang (cekung dan cembung) yang memberikan kesan irama dan gerak.

4. Ruang
Ruang sebenarnya tidak dapat dilihat (khayalan) atau hanya bisa dihayati. Ruang baru dapat
dihayati setelah kehadiran benda atau unsur garis dan bidang dalam kekosongan atau
kehampaan. Misalnya ruang yang ada di sekeliling benda, ruang yang dibatasi oleh bidang
dinding rumah, ruang yang terjadi karena garis pembatas pada kertas.
Ruang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Ruang alamiah merupakan ruang yang terdapat di alam yang dibatasi oleh benda-benda
alam dan karena pengaruh cahaya seperti pada pemandangan alam;
2. Ruang yang diciptakan:

 Ruang interior dan eksterior sebuah bangunan yang dapat memberikan suasana sesuai
keinginan, seperti sebuah masjid atau gereja (disengaja);
 Ruang yang timbul karena pemnempatan berbagai warna, jarak gelap terang, seperti pada
sebuah lukisan (tidak disengaja).

Fungsi ruang:

1. Memberikan kesan trimatra (3 dimensi). Seperti kesan kedalaman, jarak, dan plastisitas
sebuah lukisan alam;
2. Menekankan nilai ekspresi (irama, gerak, kepadatan, dan kehampaan), seperti pada karya
arsitektur dan seni patung;
3. Memberikan kesan nilai guna (nilai praktis), seperti ruang pada gelas (rongga gelas),
ruang dalam almari, dsb.

Sifat ruang:

1. Ruang terbuka atau ruang tak terbatas, yaitu ruang yang berada di luar/di sekeliling
benda, seperti ruang eksterior bangunan yang dapat memberikan kesan
keabadian/kelanggengan.
2. Ruang tertutup atau ruang terbatas, yaitu ruang yang berada dalam batasan benda, seperti
ruang eksterior bangunan atau ruang patung.
3. Ruang perlambangan, yaitu ruang yang memberikan arti perlambangan kehadiran ruang,
seperti pada pernyataan ruang alam kecil (microcosmos) dan ruang alam besar
(macrocosmos);
4. Ruang gelap terang, yaitu ruang yang timbul karena pengaruh cahaya atau karena
pembubuhan warna seperti pada lukisan.
5. Warna
Beberapa istilah yang perlu diketahui dalam teori warna, diantaranya:

1. Warna primer, yakni warna dasar atau warna pokok yang tidak dapat diperoleh dari
campuran warna lain. Warna primer terdiri dari Merah, Kuning, dan Biru;
2. Warna skunder, yaitu warna yang diperoleh dari campuran dua warna primer. Warna
skunder terdiri dari Ungu, Orange (Jingga), dan Hijau;
3. Warna tertier, yakni warna yang merupakan hasil pencampuran dua warna skunder.
4. Warna analogus, yaitu deretan warna yang letaknya berdampingan dalam lingkaran
warna. Misalnya deretan dari warna uUngu menuju warna Merah, deretan warna Hijau
menuju warna Kuning, dll;
5. Warna komplementer, yakni warna kontras yang letaknya berseberangan dalam lingkaran
warna. Misalnya Kuning dengan Ungu, Merah dengan Hijau, dll.

6. Tekstur
Tekstur merupakan unsur seni rupa yang memberikan watak/karakter pada permukaan bidang
yang dapat dilihat dan diraba. Tekstur dapat dibedakan menjadi dua:

1. Tekstur alamiah, merupakan watak bidang yang tercipta oleh alam. Contohnya urat kayu
atau batu;
2. Tekstur buatan atau tiruan, merupakan watak bidang yang dibuat (disebut juga tekstur
simulasi), membuat watak kayu pada bidang memberi kesan tekstur dengan teknik
gambar tertentu.

Fungsi tekstur untuk memberikan watak tertentu pada bidang permukaan yang dapat
menimbulkan nilai estetik. Misalnya tekstur dari urat-urat kayu ditonjolkan pada permukaan
bidang patung sesuai dengan bentuk patung.

7. Bentuk
Kata bentuk dalam seni rupa diartikan sebagai wujud yang terdapat di alam dan yang tampak
nyata. Bentuk hadir sebagai manifestasi fisik objek yang dijiwai dan disebut sebagai sosok
(dalam bahasa Inggris disebut form). Misalnya membuat bentuk manusia, binatang, tumbuhan,
dsb.
Ada juga bentuk yang hadir karena tidak dijiwai atau secara kebetulan (dalam bahasa Inggris
disebut shape) yang dipakai juga dengan kata wujud atau raga.

Pada karya seni rupa, bentuk diciptakan sesuai dengan kebutuhan praktis (penerapan). dalam hal
ini bentuk yang diciptakan sesuai dengan nilai kegunaannya (functional form).Selain tiu, bentuk
juga diciptakan sebagai ungkapan perasaan (ekspresi), seperti pada lukisan dan patung.

Jenis dan sifat bentuk:

1. Bentuk organik, yaitu bentuk pada karya seni rupa yang mengingatkan pada bentuk
makhluk hidup. seperti manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan;
2. Bentuk dwi-matra, yaitu bentuk pada karya seni rupa yang terbatas pada bidang. Bentuk
yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, seperti bentuk pada gambar dan lukisan;
3. Bentuk tri-matra, yaitu bentuk pada karya seni rupa yang memiliki ukuran panjang, lebar,
dan tinggi, seperti pada bentuk patung dan bangunan;
4. Bentuk diam dan bergerak (statis dan kinetis) seperti pada patung dan mobil;
5. Bentuk berirama (ritmis) seperti pada bangunan dan patung;
6. Bentuk agung dan abadi (monumental) seperti pada bangunan dan patung.

8. Gelap dan Terang


Gelap dan terang merupakan akibat dari cahaya. Benda terlihat gelap jika tidak terkena cahaya.
sebaliknya, benda akan terlihat terang jika terkena cahaya.
Cahaya yang dapat mempengaruhi nilai keindahan karya seni dibagi menjadi dua, yyaitu:

1. Cahaya alamiah, yaitu cahaya sebagai unsur alam, seperti sinar matahari, bulan, petir, dan
api;
2. cahaya buatan manusia, seperti cahaya lampu, baterai, dsb.

Pada karya seni rupa, cahaya sengaja dihadirkan untuk kepentingan nilai estetis. Artinya, untuk
memperindah kehadiran unsur-unsur seni rupa lainnya. Peralihan dari gelap dan terang adalah
upaya untuk mempertegas volume suatu bentuk.

Fungsi gelap dan terang (value):

1. Unsur gelap terang (cahaya) pada karya seni rupa memberikan nilai ekspresi. Misalnya
untuk menampilakn kesan dramatis pada tulisan, seperti tema peperangan dengan
ungkapan gelap terang;
2. Unsur gelap terang (cahaya) pada karya seni rupa memberikan nilai emosi. Misalnya
cahaya yang menembus jendela kaca patri yang menimbulkan kesan khidmat pada
interior masjid;
3. Unsur gelap terang (cahaya) pada karya seni rupa memberikan kesan trimatra atau plastis
bagi benda. Dalam hal ini gelap terang (cahaya) dapat memperkuat sifat benda trimatra.

https://www.academia.edu/8008332/Pengertian_Seni_Rupa_2_dimensi_dan_3_dimensi

Buku Seni Budaya kelas XII semester 1 kurikulum 2013

You might also like