Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 27

LAPORAN FIELDTRIP

PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII

PABRIK TEH CTC WONOSARI

Disusun oleh

Selly Kaifiatul Gresnadella 20150220121

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2017
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga, penulis dapat dan menyelesaikan
kegiatan fieldtrip dan membuat laporan fieldtrip yang berjudul “PT Perkebunan
Nusantara XII Pabrik Teh Ctc Wonosari”

Adapun laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Pemasaran Pertanian, Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian dan Kelayakan
Agribisis, penulis telah mengusahakan semaksimal mungkin dengan bantuan
berbagai pihak dalam pembuatan laporan ini sehingga, dapat diselesaikan tepat
waktu.
Penulis sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak
yang ikut membantu dalam penyelesaian laporan ini, terimakasih kepada PTPN
XII Pabrik Teh CTC Wonosari, terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
yang memberikan ilmu dalam penyelesaian laporan, serta terimakasih kepada
rekan-rekan yang sudah membantu selama proses pengerjaan laporan.
Penulis sebagai penyusun menyadari masih ada kekurangan dalam laporan ini
baik dari segi penulisan maupun bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, kami
dengan lapang dada menerima kritik dan saran dari pembaca sehingga dapat
memperbaiki laporan.
Demikian, penulis mengharapkan semoga Laporan Fieldtrip ini dapat menjadi
referensi dan bermanfaat bagi yang membaca.

Yogyakarta, 28 Mei 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
I. Pendahuluan ..................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................... 2
II. Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 3
2.1 Studi Kelayakan ............................................................................................ 3
2.2 Aspek Produksi.............................................................................................. 4
2.3 Aspek Pemasaran .......................................................................................... 5
III. Gambaran umum .......................................................................................... 8
3.1 Lokasi Perusahaan ......................................................................................... 8
3.2 Sejarah perusahaan ........................................................................................ 8
3.3 Visi, Misi perusahaan .................................................................................... 9
3.4 Struktur Organisasi ..................................................................................... 10
3.5 Sumberdaya perusahaan ............................................................................. 12
IV. Pembahasan ................................................................................................ 13
4.1 Aspek Produksi dan Operasional (Pengolahan) .......................................... 13
4.2 Aspek Pemasaran ........................................................................................ 17
4.3 Aspek Kelayakan Usaha .............................................................................. 18
V. Penutup .......................................................................................................... 19
4.1 Kesimpulan ................................................................................................. 19
4.2 Saran. .......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20
LAMPIRAN .......................................................................................................... 21

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi.............................................................................. 10


Gambar 2. Struktur Kantor Direksi ....................................................................... 10
Gambar 3. Struktur Kebun .................................................................................... 11
Gambar 4. Struktur Afdeling................................................................................ 11
Gambar 5. Struktur Pabrik .................................................................................... 12
Gambar 6. Kebun The Wonosari .......................................................................... 21
Gambar 7. Alat-alat pada proses produksi ............................................................ 21
Gambar 8. Jenis-Jenis Teh .................................................................................... 22
Gambar 9. Gudang Penyimpanan Teh .................................................................. 23

iii
I. Pendahuluan

1.1 Latar belakang


Field Trip adalah sebuah perjalanan lapang yang dikenal sebagai perjalanan
langsung ke lapang. Tujuan perjalanan biasanya pengamatan untuk
penelitian pendidikan, non-eksperimental atau untuk menyediakan mahasiswa
dengan pengalaman luar kegiatansehari-hari. Field trip yang dilakukan adalah
untuk mengetahui cara budidaya tanaman dan pasca panennya. Dalam kegiatan
praktek lapang mahasiswa Agribisnis diutamakan pada tanaman hortikultura yang
teknik budidaya yang baik dan juga pemasaran tanaman dan hasil tanaman. Field trip
ini bertempat di Perkebunan teh Wonosari kecamatan Lawang Kabupaten
Malang. Disana banyak terdapat sentra pertanian terutama tanaman hortikultura seperti sayuran,
dan buah dan juga sentra perkebunan seperti teh. Setelah mengenal beberapa tanaman yang akan
dibudidayakan untuk setiap daerah, dan mahasiswa Agribisnis diharapkan
mengetahui teknik budidaya dan pasca panen yang efektif dan efisian serta
mendapatkan produktivitas yang optimum serta pemasarannya.

Perkebunan sendiri merupakan industri pertanian yang mengusahakan tanah yang


luas dengan komoditas tanaman yang seragam.Indonesia mempunyai potensi besar untuk
mengembangkan sektor perkebunan. Perkebunan merupakan salah satu bagian dari sektor
pertanian yang mempunyai peranan penting dalammeningkatkan pertumbuhan perekonomian
Nasional. Sektor ini berperan cukup besar dalam memberikonstribusi penyediaan lapangan
kerja dan sumber devisa. Bidang usaha perkebunan terdiri dari usaha budidaya
perkebunan dan usaha industri perkebunan. Perkebunan banyak dikembangkan di
Indonesia dengan berbagai varietas seperti, kopi, teh, karet. Salah satu dari jenis
perkebunan tersebut adalah perkebunan teh, varietas ini cukup banyak
dibudidayakan di Indonesia karena Indonesia memiliki banyak dataran tinggi.

Teh merupakan minuman yang sudah dikenal di berbagai kalangan


masyarakat. Teh merupakan salah satu dari komoditas perkebunan Indonesia,
dimana suatu manajemen produksi yang baik akan mempengaruhi
peningkatan produksinya baik dalam tahap proses awal sampai tahap proses akhir

1
pengolahan teh. Tanaman teh ini biasa diolah menjadi produk minuman segar
dengan berbagai inovasi, baik untuk kemasannya maupun rasa teh itu sendiri.
Mulai dari teh dalam kemasan celup, botol hingga karton. Dari teh dengan rasa
original hingga teh rasa buah. Permintaan pasar untuk produk tehini juga besar,
terbukti dengan semakin maraknya produk-produk olahan teh yang beredar
dimasyarakat.Indonesia merupakan negara yang menempati posisi kelima dalam
hal ekspor teh terbesarsetelah Srilanka, India, Cina dan Kenya. Seharusnya
Indonesia dapat menempati urutan pertama Negara pengekspor teh dengan
keberadaan perkebunan teh yang cukup luas dan tersebar diberbagai wilayah.
Kendala yang dihadapi saat ini adalah perusahaan teh milik rakyat yang ada
jarang yang berorientasi untuk ekspor. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
penguasaan teknologi atau dari aspekkualitas sumber daya manusianya sehingga
merasa cukup puas dengan hasil yang telah dicapai selama ini.

Salah satu perusahaan teh di Indonesia yang telah menerapakan teknologi


dalampengolahan produk teh ini adalah PT. Perkebunan Nusantara XII ( Persero )
yang berada di Jalan Rajawali Surabaya. Perusahaan ini merupakan salah satu
perusahan besar yang bergerak dalam bidang produksiteh dengan didukung oleh
teknologi yang canggih serta tenaga ahli yang professional. Hal inidibuktikan
dengan banyaknya cabang perusahaan yang berada diberbagai wilayah seperti
Wonosari (Malang ), Blitar dan Lumajang.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui gambaran umum perusahaan.

2. Mengetahui dan mempelajari proses produksi, pemasaran dan kelayakan usaha

3. Memenuhi tugas terkait mata kuliah teknik pengolahan hasil pertanian,


kelayakan agribisnis dan pemasaran pertanian.

2
II. Tinjauan Pustaka

2.1 Studi Kelayakan


Pengertian dari Studi Kelayakan Bisnis adalah suatu kegiatan yang
mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang dijalankan,
dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.

Studi kelayakan yang juga sering disebut juga dengan studi kelayakan
proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya suatu
proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Dalam hal ini studi kelayakan
sering disebut juga dengan Feasibility study merupakan bahan pertimbangan
dalam mengambil suatu keputusan. Apakah akan menerima atau menolak suatu
gagasan usaha yang telah direncanakan ( Ibrahim, 1998:1). Pengertian layak
tersebut dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan proyek yang akan
dilaksanakan memberikan manfaat baik dalam arti finasial benefit maupun social
benefit

Menurut Jumingan (2011:3) Studi kelayakan bisnis sering disebut juga


kelayakan proyek adalan penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek
dilaksanakan berhasil. Istilahnya proyek mempunyai arti suatu pendirian usaha
baru atau pengenalan suatu (barang atau jasa) yang baru kedalam suatu produk
mix yang sudah ada selama ini. Pengertian keberhasilan bagi pihak berorentasi
profit semata, biasanya mengartikan keberhasilan suatu proyek dalam artian yang
lebih terbatas dibandingkan dengan pihak non profit yaitu diukur diukur dengan
keberhasilan proyek tersebut dalam menghasilkan profit.

Tahapan Studi Kelayakan Bisnis Menurut Jumingan ( 2009 11-14)


Tahapan- tahapan studi kelayakan bisnis adalah

1. Menemukan gagasan/ide usaha

2. Mempertimbangkan alternatif usaha’

3. Tahap analisis data, meliputi hal-hal: Analisis pasar, Analisis teknis,


analisis lingkungan, analisis finansial

3
2.2 Aspek Produksi
Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian
untuk kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum perusahaan
dijalankan.Penentuan kelayakan teknis atau operasi perusahaan menyangkut hal-
hal yang berkaitandengan teknis/ operasi, sehingga apabila tidak dianalisis dengan
baik, maka akan berakibatfatal bagi perusahaan dalam perjalannya di kemudian
hari. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan
lokasi,luas produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik dan proses
produksinyatermasuk pemilihan teknologi. Kelengkapan kajian aspek operasi
sangat tergantung dari jenisusaha yang akan dijalankan, karena setiap jenis usaha
memiliki prioritas tersendiri.Jadi, analisis dari aspek operasi adalah untuk menilai
kesiapan perusahaan dalammenjalankan usahanya dengan menilai ketepatan
lokasi, luas produksi dan layout serta kesiagaan mesin– mesin yang akan
digunakan. Secara keseluruhan aspek operasi ini akan dinilai bekerja secara
efisien atau tidak,karena pada akhirnya efisiensilah yang akan menentukan salah
satu faktor besar kecilnya labayang akan diperoleh perusahaan.

Menurut Joesron dan Fathorrozi (2003), produksi merupakan hasil akhir


dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau
input. Lebih lanjut Putong (2002) mengatakan produksi atau memproduksi
menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatau barang akan
bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Lebih
spesifik lagi produksi adalah kegiatan perusahaan dengan mengkombinasikan
berbagai input untuk menghasilkan output dengan biaya yang minimum.

Schroeder (1993) memberikan penekanan terhadap definisi kegiatan


produksi dan operasi pada 3 hal yaitu:

1. Pengelolaan fungsi organisasi dalam menghasilkan barang dan jasa.

2. Adanya sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa.

3. Adanya pengambilan keputusan sebagai elemen penting dari


manajemen operasi.

4
Produksi produk biasanya timbul setelah di lakukan riset atau penelitian
terhadap konsumen, produk apa yang sedang di inginkan konsumen serta sesuai
dengan kebutuhan. Perencanaan dan pengembangan produk pada hakikatnya
adalah meliputi berbagai macam aktifitas marketing dan hal tersebut merupakan
sebuah fungsi yang berorientasi pada konsumen.

Sedangkan menurut Purba (2002) Studi aspek produksi dalam studi


kelayakan bisnis dilakukan untuk menjawab pertanyaan : “ Apakah proyek
mampu untuk menghasilkan produk setiap tahun sesuai dengan permintaan pasar
selama umur proyek ditinjau dari segi kuantitas, kualitas, kontinuitas, maupun
harga “.

2.3 Aspek Pemasaran


Pengertian pemasaran menurut Kotler (1997:8) adalah Suatu proses sosial
dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk dengan pihak lain

Definisi menurut Harper W (2000:4) bahwa Pemasaran adalah “Suatu


proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan
indidvidu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan
pertukaran”. Definisi ini menjelaskan bahwa pemasaran merupakan proses
kegiatan usaha untuk melaksanakan rencana strategis yang mengarah pada
pemenuhan kebutuhan konsumen melalui pertukaran dengan pihak lain

Menurut Boyd, Walker dan Larreche (2000: 4) pemasaran adalah suatu


proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan
individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan
pertukaran.

Menurut Sunyoto (2013: 25) pada intinya kegiatan pemasaran meliputi:

1. Tekanannya pada keinginan pelanggan

5
2. Perusahaan pertama-tama menentukan apa yang diinginkan konsumen
dan kemudian membuat atau mencari jalan keluarnya bagaimana
membuat dan menyerahkan produk untuk memenuhi keinginan
konsumen.

3. Manajemen berorientasi ke laba usaha

4. Perencanaan berorientasi ke hasil jangka panjang, berdasarkan


produkproduk baru, pasar esok dan pertumbuhan yang akan datang

5. Tekanannya pada keinginan pembeli

Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau segmen


pasar yang di jadikan target oleh perusahaan. Definisi strategi pemasaran adalah
sebagai berikut:“strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang digunakan oleh
perusahaan dengan harapan agar unit bisnis dapat mencapai tujuan
perusahaan”(Kotler, 2001: 76).

Menurut Radiosunu (2001: 27), strategi pemasaran didasarkan atas lima


konsep strategi berikut:

a. Segmentasi pasar: Tiap pasar terdiri dari bermacam-macam


pembeli yang mempunyai kebutuhan, kebiasaan membeli dan
reaksi yang berbeda-beda. Perusahaan tak mungkin dapat
memenuhi kebutuhan semua pembeli. Karena itu perusahaan harus
mengkelompok-kelompokkan pasar yang bersifat heterogen ke
dalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen

b. Market positioning: Perusahaan tak mungkin dapat menguasai


pasar keseluruhan. Maka prinsip strategi pemasaran kedua adalah
memilih pola spesifik pemusatan pasar yang akan memberikan
kesempatan maksimum kepada perusahaan untuk mendapatkan
kedudukan yang kuat. Dengan kata lain perusahaan harus memilih
segmen pasar yang dapat menghasilkan penjualan dan laba yang
paling besar.

6
c. Targeting: strategi memasuki segmen pasar yang dijadikan
sasaran penjualan.

d. Marketing mix strategy: Kumpulan variabel-variabel yang dapat


digunakan perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen.
Variabel-variabel yang dapat mempengaruhi pembeli adalah
variable-variabel yang berhubungan dengan product, place,
promotion dan price (4P).

e. Timing strategy: Penentuan saat yang tepat dalam memasarkan


produk merupakan hal yang peru diperhatikan. Meskipun
perusahaan melihat adanya kesempatan baik. Terlebih dulu harus
dilakukan persiapan baik produksi.

7
III. Gambaran umum

3.1 Lokasi Perusahaan


Kebun Teh Wonosari atau Agrowisata Kebun Teh Wonosari merupakan
suatu kawasan perkebunan teh yang letaknya 6 km dari lawang atau jika
dari Malang jarak yang di tempuh untuk mencapai wisata ini 30 km. Agrowisata
Kebun Teh Wonosari terletak di ketinggian 950-1250 MDPL, sehingga jika kita
berada disana kita akan merasa hawa yang sejuk dan panorama kebun teh yang
indah. Agrowisata Kebun Teh Wonosari terletak di kaki gunung Arjuna,
perbatasan wilayah antara kota Malang dan Surabaya, tepatnya di Desa
Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Agrowisata Kebun Teh
Wonosari merupakan proyek dari PTPN XII dimana PTPN XII menangani
perluasaan produksi teh dan penyalurannya dengan produk yang dipasarkan
adalah teh celup.

3.2 Sejarah perusahaan


PT Perkebunan Nusantara XII yang disebut PTPN XII adalah Perseroan
Terbatas dengan komposisi kepemilikan sahamnya meliputi Negara 10% dan PT
Perkebunan Nusantara III (Persero) 90%. PTPN XII didirikan berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1996 tentang
Peleburan PT Perkebunan Nusantara XXIII (Persero), PT Perkebunan Nusantara
XXVI (Persero), dan PT Perkebunan Nusantara XXIX (Persero) yang dituangkan
dalam Akta Pendirian No. 45 tanggal 11 Maret 1996, dibuat di hadapan Harun
Kamil, S.H., Notaris di Jakarta dan telah disahkan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia sesuai Keputusan Nomor C2.8340 HT.01.01.Th 96 tanggal 8 Agustus
1996.

Anggaran Dasar Perseroan telah disesuaikan dengan Undang-undang


Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sebagaimana dinyatakan dalam
Akta Nomor 30 tanggal 16 Agustus 2008 jo. Akta Nomor 4 tanggal 4 Maret 2009
dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
sesuai Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor AHU-
42776.AH.01.Tahun 2009 tanggal 1 September 2009.

8
Selanjutnya Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami
perubahan, terakhir diubah dengan Akta Nomor 32 tanggal 23 Oktober 2014 yang
dibuat di hadapan Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta Selatan dan
telah diterima pemberitahuannya oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
sesuai surat Nomor AHU-08635.40.21.2014 tanggal 19 November 2014.

3.3 Visi, Misi perusahaan


a. Visi
Menjadi Lembaga Pembinaan Program Kemitraan dan Usaha Kecil serta
Bina Lingkungan yang dapat membantu masyarakat disekitar lingkungan
kebun wilayah kerja PTPN XII (Persero) dan meningkatkan nilai tambah
bagi shareholders dan stakeholders.

b. Misi
1. Membantu Usaha Kecil dan Koperasi mitra binaan PTPN XII (Persero)

2. Menjadikan Usaha Kecil dan Koperasi yang dapat memberikan


lapangan kerja

3. Menjadikan Usaha Kecil dan Koperasi? mitra binaan PTPN XII


menjadi usaha yang besar dan mandiri dalam rangka menggairahkan
ekonomi kerakyatan.

4. Membangun,mengembangkan&meningkatkan pendidikan,kesehatan,
Prasarana & sarana umum, sarana ibadah serta peduli pada pelestarian
alam sebagai wujud tanggung jawab sosial pada lingkungan.

9
3.4 Struktur Organisasi
a. Struktur perusahaan

Gambar 1. Struktur Organisasi


b. Struktur Kantor Direksi

Gambar 2. Struktur Kantor Direksi

10
c. Struktur kebun

Gambar 3. Struktur Kebun


d. Struktur afdeling

Gambar 4. Struktur Afdeling

11
e. Struktur pabrik

Gambar 5. Struktur Pabrik


3.5 Sumberdaya perusahaan
Sumber daya manusia yang digunakan oleh PT Perkebunan Nusantara 12
yaitu sebagai berikut:

12
IV. Pembahasan

4.1 Aspek Produksi dan Operasional (Pengolahan)


Jumlah produksi teh di PT Perkebunan Nusantara XII Pabrik CTC Wonosari rata-
rata per tahun 1000ton kering/tahun

Produksi teh dibagi beberapa bagian

1. Pemetikan pucuk

2. Pengangkutan pucuk ke pabrik

3. Penerimaan pucuk

4. Pelayuan

5. Penggilingan dan oksidasi enzimatiz

6. Pengeringan

7. Sortasi

8. Pengemasan

9. Penyimpanan dan pengiriman

Kegiatan yang dilakukan pada beberapa bagian yaitu sebagai berikut:

1. Pemetikan pucuk

Pemetikan pucuk dalah proses pemetikan pucuk teh dari lahan


yang akan dibawa ke pabrik, agar menjaga produksi tetep tinggi dan
berkesinambungan dengan mutu yang sesuai dengan standar
pengolahan, maka dalam pemetikan berlaku syarat pengolahan petikan
medium dengan rumus :

1. Peko plus 3 daun muda

2. Peko plus 2 daun tua

3. Burung muda

13
4. Lembar muda

Setelah pemetikan selesai, teh akan dikumpulkan untuk ditimbang


dan diangkut, kemudian dibawa ke pabrik.

2. Pengangkutan pucuk ke pabrik

Agar kondisi tetap segar ada bebrap hal yang harus diperhatikan

1. Persiapan alat yang meliputi tempat pengangkutan, sekat, penutup


bak.

2. Penataan pucuk dalam kendaraan dan keamanan dalam perjalanan


dari lahan ke pabrik.

3. Penerimaan pucuk

Dalam proses ini tahapan yang dilakukan adalah, pembongkaran


pucuk dari truk pengangkut, penimbangan, pengisian wetting trough
dan pucuk akan dianalisa agar hasil produksi basah mempertahankan
konsistensi mutu sekaligus pelaksana good manufacturing practice
atau GMP

4. Pelayuan

Pada proses ini kadar air pada pucuk yang segar akan diturunkan
dan dilemaskan secara merata agar dapat digiling dengan baik. Dengan
bebrapa tahapan sebagai berikut

1. Mengurangi kadar air 30-31%

2. Pembalikan pucuk dilakukan 6 jam setelah penghamparan di


wetting trough

3. Monitoring tingkat pelayuan (pengamatan suhu, dan kelembana


udana tiap 2 jam sekali)

4. Suhu udara dalam wetting trough maksimal 27˚C

14
5. Lama pelayuan 12-18 jam

6. Menggunakan termometer kering dan basah

5. Penggilingan dan oksidasi enzimatis

Dalam proses ini akan membentuk partikel teh dan kualitas yang
baik dari pucuk teh yang telah dilayukan dengan tahapan :

1. Menjaga kelembaban udara di dalam ruang giling mencapai 90-


95% dengan suhu ruangan 21-22˚C

2. Melaksanakan pada penggilingan rotorven 15 inci dan


mengendalikan suhu rotorven pada suhu maksimal 29˚C

3. Penggilingan pada crushing, tearing, curling triplex dengan


mengendalikan suhu bubuk maksimal 35 derajat C dengan
menggunakan touch per in 8 dan touch per in 10

Selanjutnya adalah proses oksidasi enzimatis melalui fermenting


machine yang sudah diatur waktunya sesuai dengan kebutuhan
oksidasi enzimatis dengan lama waktu 60-90 menit dengan ketebalan
bubuk 5-7 cm.

6. Pengeringan

Proses dimana reaksi enzimatis dihentikan dan menurunkan kadar


air dengan alat VFBD. Dengan prosedur :

1. Suhu in late 110-130˚C dan suhu outlet 80-95˚C lama pengeringan


18-20 menit dan kadar air didalam bubuk teh berkisar antara 3-4%

7. Sortasi

Sortasi adalah pengelompokan jenis mutu berdasarkan ukuran


partikel, berat jenis, dan pemisahan viber sesuai permintaan pasar
dengan menggunakan vibro jumbo ekstraktor, holding tank, middle
ton, trinik 1, trinik 2, trinik 3 dan tea bean. Setelah proses sortasi

15
selesai akan diambil contoh atau sampel untukk diuji indrawi dan
pengujian kadar aiar yanitu 3,5-4% pada setiap jenis mutu.

Jenis mutu:

1. Mutu 1 terdiri dari broken peko 1, peko foning 1, peko dust, dust 1

2. Mutu 2 terdiri dari faning dan dust 2

3. Mutu lokal terdiri dari tea wash, flut

8. Pengemasan

Setelah dipisahkan dan dibedakan mutu, untuk mempertahakan


kadar air dan . mempermudah penyimpanan dan pengangkutan.
Pengemasan akan dilakukan bila kuantum telah memenuhi minimal 1
cop berkisar antara 1000-1300 kg. Setiap jenis mutu melalui
pengemasan sebagai berikut:

1. Tea bean

2. Winoler

3. Pre packer

4. Tea balker

5. Tea packer

6. Timbangan

7. Kemudian dikirim ke gudang penyimpanan.

9. Penyimpanan

Produk teh yang telah dikemas dalam paper sack berbentuk palet
yang terdiri dari 20 paper sack per palet akan disimpan diruanganyang
bersih, aman, agar tidak terkontaminasi sebleumdikirim ke kantor
direksi bagian pemasaran yang berada di Kota Surabaya Jawa Timur.

10. Pengiriman

16
Pengiriman dilakukan berdasarkan system FIFO dan DO. Tahap dalam
pengiriman

1. Menggunakan alat angkut yangbersih, aman, dan kering serta


bebas dari bau dengan kelengkapan als terpal dan tutup terpala atas
dengan alas lapis 2 sehinggakondisi produk teh sampai di gudang
Surabaya dalam kondisi prima.

4.2 Aspek Pemasaran


Kebun Teh Wonosari (PTPN XII) lebih banyak melakukan pemasaran ke
luar negeri daripada di dalam negeri, dengan presentasi 90% di ekspor dan 10%
untuk kebutuhan dalam negeri. Beberapa benua yang menjadi tujuan ekspor PTPN
XII (Persero) diantaranya Benua Asia, Benua Eropa, Benua Amerika, Benua
Afrika, danBenua Australia. Pemasaran produk teh di Benua Asia tersebar di
beberapa negara antara lain Malaysia, Pakistan, Iran, India, Korea, Singapura,
Iran,Jepang, Srilanka dan Taiwan. Di Benua Eropa tersebar di beberapa
negaraantara lain Belanda, Jerman, Prancis, Polandia, Swiss, Belgia, Inggris,
Rusia dan Italia.

Varian teh yang di produksi oleh Kebun Teh Wonosari PT Perkebunan


Nusantara XII terdapat beberapa jenis, yaitu kategori teh BP 1, PF 1, PD dan D 1,
90% teh jenis tersebut di ekspor ke luar negeri, dan 10% di dalam negeri.
Kurangnya minat konsumen terhadap teh jenis tersebut menyebabkan kebun teh
wonosari lebih mengutamakan kebutuhan ekspor akan teh tersebut daripada
kebutuhkan dalam negeri. Beberapa jenis teh seperti FANN, D2 dan
Tiwocansfruit di pasarkan di dalam negeri karena, dianggap lebih sesuai dengan
selera masyarakat.

Kebun teh wonosari pada dasarnya memproduksi teh sebagai komoditi


utamanya, teh tersebut diberi label “Teh Rolas”. Kata Rolas sendiri berarti dua
belas yang menunjukkan bahwa teh tersebut diproduksi oleh PTPN XII. Jenis teh
yang dihasilkan ada dua macam, yaitu teh hitam dan teh hijau. Selain teh, PTPN
XII juga menghasilkan produk sampingan yang digunakan sebagai tanaman
naungan, bahkan digunakan untuk bahan bakar produksi dan sisanya dijual.

17
Beberapa produk sampingan yang dihasilkan berupa kayu-kayuan yang meliputi
sengon, mahoni, jati unggul, jati local, kapuk, mindi, akasia, dan jarak.

4.3 Aspek Kelayakan Usaha


Kelayakan usaha dinilai dari beberapa analisis, yaitu analisis pasar,
analisis teknis, analisis sosial dan lingkungan, serta analisis finansial. Kebun teh
wonosari yang tergabung dalam PT Perkebunan Nusantara XII dari analisis
pasarnya lebih tertuju pada pangsa pasar yang global, terlihat dari banyaknya teh
yang di ekspor keluar negeri, daripada dipasarkan di dalam negeri, penetapan
pangsa pasar global ini tidak lepas dari riset yang menunjukkan kurangnya minat
konsumen terhadap teh yang di produksi, seperti teh BP 1, PF 1, PD dan D1
karena kurang sesuai dengan selera konsumen dalam negeri. Oleh karena itu,
perusahaan lebih mengutamakan jenis teh seperti FANN, D2 dan Tiwocansfruit
di pasarkan di dalam negeri karena, dianggap lebih sesuai dengan selera
masyarakat dalam negeri. Produk yang dijual oleh kebun teh wonosari bervariasi
dengan berbagai kemasan, ada 2 jenis teh yang dihasilkan oleh kebun teh
wonosari yaitu, teh hijau dan teh hitam. Produk tersebut ada yang di distribusikan
ke daerah-daerah di Jawa Timur dan ada pula yang dijual di outlet yang terdapat
di perusahaan.

Berdasarkan analisis teknik produksi, teh di produksi menggunakan


mesin-mesin canggih yang dapat menghasilkan teh berkualitas, dari proses
pemanenan hingga masuk ke proses produksi, teh dijaga dengan baik kualitasnya
agar tidak rusak saat proses pengiriman. Lokasi perusahaan terletak di ketinggian
950-1250 MDPL, sehingga jika kita berada disana kita akan merasa hawa yang
sejuk dan panorama kebun teh yang indah. Agrowisata Kebun Teh
Wonosari terletak di kaki gunung Arjuna, perbatasan wilayah antara
kota Malang dan Surabaya, tepatnya di Desa Toyomarto, Kecamatan
Singosari, Kabupaten Malang.

Berdasarkan analisis sosial dan lingkungan, kebun teh wonosari


berdampak baik bagi masyarakat sekitar, karena dapat menciptakan lapangan
kerja yang baru, luasnya lahan perkebunan membutuhkan banyak pegawai untuk
mengefisienkan kinerja perusahaan.

18
V. Penutup

4.1 Kesimpulan
Kebun Teh Wonosari atau Agrowisata Kebun Teh Wonosari merupakan suatu
kawasan perkebunan teh yang letaknya 6 km dari lawang atau jika
dari Malang jarak yang di tempuh untuk mencapai wisata ini 30 km. Agrowisata
Kebun Teh Wonosari terletak di ketinggian 950-1250 MDPL. PT Perkebunan
Nusantara XII yang disebut PTPN XII adalah Perseroan Terbatas dengan
komposisi kepemilikan sahamnya meliputi Negara 10% dan PT Perkebunan
Nusantara III (Persero) 90%.

Proses produksi di Kebun teh Wonosari dilakukan dengan sangat teratur,


dengan mempertahankan kualitas teh agar tidak rusak dari proses pemetikan
pucuk hingga proses pengiriman teh. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada
saat proses produksi yaitu, saat pemetikan perlu memperhatikan syarat
pengolahan petikan untuk mempertahankan mutu, pada proses oksidasi enzimatis
perlu diperhatikan ketebalan bubuk teh yang akan di produksi. Saat pengiriman
menggunakan alat angkut yang bersih, aman, dan kering serta bebas dari bau
dengan kelengkapan alas terpal dan tutup terpal atas dengan alas lapis 2 sehingga
kondisi produk teh sampai di gudang Surabaya dalam kondisi prima. Kebun Teh
Wonosari (PTPN XII) lebih banyak melakukan pemasaran ke luar negeri daripada
di dalam negeri. Varian teh yang di produksi oleh Kebun Teh Wonosari PT
Perkebunan Nusantara XII terdapat beberapa jenis, yaitu kategori teh BP 1, PF 1,
PD dan D 1, 90% teh jenis tersebut di ekspor ke luar negeri, dan 10% di dalam
negeri. Kurangnya minat konsumen terhadap teh jenis tersebut menyebabkan
kebun teh wonosari lebih mengutamakan kebutuhan ekspor akan teh tersebut
daripada kebutuhkan dalam negeri. Kelayakan Usaha PTPN XII Wonosari dapat
dikatakan layak berdasarkan aspek-aspek yang dianalisis sudah memenuhi
kriteria.

4.2 Saran.
1. Kebun teh wonosari harus mempertahankan kualitas teh yang diproduksi
agar dapat memenuhi kebutuhan ekspor dan domestic.

2. Membuat varian teh yang disukai oleh masyarakat Indonesia.

19
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. “Studi Kelayakan Agribisnis”
https://www.scribd.com/doc/94577636/Studi-Kelayakan-Agribisnis.

Diakses pada tanggal 25 April 2017

Nurmalina, Rita, and Tintin Sarianti. "Studi Kelayakan Agribisnis." (2014): 1-25.

Rismanto, Adi. 2014. “Aspek Produksi”


https://aderismanto01.files.wordpress.com/2014/05/aspek-produksi.pdf

Diakses pada tanggal 25 April 2017

Dwi, Agustina. 2012. “Aspek Teknis/Operasi (Studi Kelayakan Agribisnis”.


https://www.scribd.com/doc/114203725/aspek-teknis-operasi-studi-
kelayakan-bisnis

Diakses pada tanggal 25 April 2017

Anonim, “Bab II Landasan Teori”


http://eprints.uny.ac.id/8751/3/bab%202%20-09410131009.pdf

Diakses pada tanggal 5 Mei 2017

Anonim, “Bab II Landasan Teori”


http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/6807
/Bab%202.pdf?sequence=12

Diakses pada tanggal 5 Mei 2017

Nurcahyo, Dwi Febry. 2011. “Analisis Kelayakan Bisnis (Studi Kasus di PT


Pemuda Mandiri Sejahatera)” Depok; Universitas Indonesia
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20280270-S606-
Analisis%20kelayakan.pdf

Diakses pada tanggal 15 Mei 2017

Haq, Hana. “Laporan Fieldtrip TPPHP Wonosari”


http://www.academia.edu/9567403/Laporan_Fieldtrip_TPPHP_Wonosari

Diakses pada tanggal 17 Mei 2017

20
LAMPIRAN
Gambar 6. Kebun The Wonosari

Gambar 7. Alat-alat pada proses produksi

21
Gambar 8. Jenis-Jenis Teh

22
Gambar 9. Gudang Penyimpanan Teh

23

You might also like