Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 21

BUCKBOOST KONVERTER

Buckboost konverter berfungsi untuk mengubah level tegangan DC, baik ke


level yang lebih tinggi maupun ke level yang lebih rendah. Namun buckboost
konverter mengubah polaritas dari tegangan output terhadap tegangan input.[2]
Pada Gambar berikut merupakan rangkaian dasar buckboost konverter yang terdiri
dari power MOSFET sebagai switching komponen, induktor (L), dioda, kapasitor
filter (C) dan resistor sebagai beban (RL).

Gambar Buckboost converter

Induktor digunakan sebagai filter untuk mengurangi ripple arus. Sedangkan


kapasitor digunakan sebagai filter untuk mengurangi ripple tegangan. Dioda
digunakan sebagai komponen switching yang bekerja pada keadaan switch open,
sehingga arus tetap mengalir ke induktor.
Buckboost converter dapat dioperasikan dengan dua mode yaitu continuous
current mode (CCM) dan discontinuous current mode (DCM). Continuous current
mode ditandai oleh arus yang mengalir secara terus-menerus pada induktor selama
switching cycle-nya pada keadaan mantap (steady state). Sehingga pada CCM,
tegangan output dapat diatur dengan mengubah duty cycle pada range 0-0.65. Selain
itu, mode CCM tidak tergantung dari nilai induktor dan kapasitor. Sedangkan
discontinuous current mode ditandai dengan arus induktor menjadi nol pada setiap
switching cycle-nya. Untuk mode DCM, tegangan output
tergantung pada nilai induktor dan besarnya duty cycle. Pada pembahasan ini,
penulis menggunakan mode CCM.[4] Bentuk sinyal IL pada mode CCM dan DCM
dapat dilihat pada Gambar-Gambar berikut.
Pada rangkaian buckboost ini, MOSFET power yang digunakan bertipe p-
chanel dengan (-VDS) dan VGS(ON) untuk men-drive MOSFET sesuai dengan duty
cycle pada PWM. Keuntungan penggunaan MOSFET tipe p-chanel adalah mudah
dalam perancangan driver-nya karena tidak dibutuhkan keadaan floating. Selain itu,
pemilihan jenis MOSFET sebagai komponen utama switching juga penting.
Parameter yang harus diperhatikan dalam pemilihan MOSFET adalah VDS, ID,
RDS(ON) dan ferkuensi kerja maksimumnya yang harus memenuhi dari spesifkasi
yang kita butuhkan. Sehingga kerja dari rangakaian buckboost dapat maksimal.
Untuk MOSFET tipe p-chanel usahakan RDS(ON) sekecil mungkin, hal ini untuk
mengurangi daya yang hilang pada Q.

Gambar Mode CCM


.
Gambar Mode DCM

Prinsip Kerja Buckboost Konverter


Prinsip kerja rangkaian ini dibagi menjadi 2 mode yaitu mode 1 saat switch
di-ON-kan dan mode 2 saat switch di-OFF-kan. Siklus kerja buckboost konverter
terlihat seperti pada Gambar berikut.

Gambar Siklus kerja buckboost konverter baik pada saat switch ON dan OFF
Saat switch on, induktor mendapat tegangan dari input dan mengakibatkan
adanya arus yang melewati induktor berdasarkan waktu dan dalam waktu yang
sama kapasitor dalam kondisi membuang (discharge) dan menjadi sumber tegangan
dan arus pada beban.
Saat switch off, tegangan input terputus menyebabkan mulainya penurunan
arus dan menyebabkan ujung dioda bernilai negatif dan induktor mensuplai
kapasitor (charge) dan beban. Jadi pada saat switch on arus beban disuplai oleh
kapasitor, namun pada saat switch off disuplai oleh induktor.

Besar dan kecilnya nilai tegangan output diatur berdasarkan duty cycle (D)
PWM pada switch. Bila D > 0,5 maka output akan lebih besar dari input. Sedangkan
bila D < 0,5 maka output akan lebih kecil dari input dan Vin = Vout saat D = 0,5.

Analisa Switch ON
Selama switch ON dan dioda OFF, tegangan pada dioda vD mendekati sama
dengan ±(Vs + Vout). Hal ini dikarenakan dioda bekerja pada reverse bias.
Tegangan pada switch vs dan arus yang mengalir pada dioda nol (kondisi ideal).
Tegangan pada induktor L seperti pada persamaan berikut:
diL
vL = Vs = L
dt

Perubahan arus induktor adalah konstan, mengindikasikan peningkatan arus


induktor menjadi linear. Besar perubahan arus induktor dapat dihitung dengan
persamaan berikut:
¨L/ ¨L/ Vc
= =
¨W DT L
8QWXN¨L/VDDWVZLWFK ON,

VsDT VsD
¨L/(ON) = =
L FcL

Fungsi transfer tegangan dc adalah MVDC = Vo/Vs = Is/Io = D/(1-D). Sehingga,


tegangan dioda saat switch on adalah:
1 Vo
vD = -(Vs+Vo) = -Vo ( + 1) = í
MvDC D
Nilai rata-rata arus pada induktor sama dengan jumlah arus input Is dan arus
keluaran Io. Sehinnga arus pada switch ISM adalah:
¨L/ Io ¨L/
ISM = IL (peak) = Is + Io + = +
2 1±D 2

Gambar Tegangan dan arus pada induktor, kapasitor dan dioda

Analisa Switch OFF


Selama switch OFF dan dioda ON, arus pada switch iS dan tegangan dioda
vD menjadi nol Sehingga tegangan pada induktor L adalah:
diL
vL = Vo = L
dt
Maka, nilai peak-to-peak arus ripple pada induktor menjadi,
¨L/ ¨L/ Vo
= =
¨W (1±D)T L

8QWXN¨L/GDQWHJDQJDQSDGDVZLWFKVDDWVZLWFK2))
Vo(1±D)T Vo(1±D)
¨L/(OFF) = =
L FcL
Vo

vS = VSM = Vs+Vo =
D

Nilai maksimum tegangan pada switch dan dioda,


Vo
VSM(max) = VDM(max) = Vs + Vo =
Dmin
Nilai maksimum arus pada switch dan dioda,

¨L/ Io ¨L/
IDM = IL (peak) = Is + Io + = +
2 1±D 2

Sehingga didapat nilai tegangan keluaran dari buckboost converter adalah


¨L/(ON) ¨L/(OFF) = 0
VsDT Vo(1±D)T
+ =0
L L
D
Vo = -Vs( )
1±D

Ripple Tegangan pada Buckboost Konverter


Tegangan keluaran pada buckboost konverter di-filter dengan kapasitor
yang memiliki kapasitansi C dan ESR (Equivalent Series Resistance) rC. Selain itu
kapasitor juga sebagai penyimpan energi pada saat switch OFF.

Gambar Rangkaian output buckboost konverter untuk menentukan tegangan


ripple output [1]
Nilai arus peak-to-peak pada kapasitor seperti berikut:
Io
ICpp = IDM §,V,R
1±D

Nilai tegangan peak-to-peak pada kapasitor rC seperti berikut:


rCIomas
Vrcpp = rC.ICpp = rC. IDMmax §
1±Dmas

Maka, nilai maksimum peak-to-peak pada komponen ac yang melewati


kapasitansi C adalah:
IomasDmasT VoDmas
VCpp §9U- VrCpp = =
Cmin RLminCminFc

Karena buckboost ini bekerja pada mode CCM, maka Cmin dapat ditentukan
sebagai berikut:
IomasDmasT IomasDmas VoDmas
Cmin =
VCpp
= =
FcVCpp RLminFcVCpp

Ripple Arus pada Buckboost Konverter


Pada switching power supply, fungsi dari induktor adalah sebagai
penyimpan energi dan menentukan nilai ripple arus. Pada Gambar 2.12 merupakan
bentuk gelombang arus induktor pada mode CCM dan DCM. Di mana VImin
merupakan low level dari mode CCM. Arus yang melewati induktor dapat dilihat
pada persamaan berikut:[1]

Vo2 Po VcDmin
IL = = =
(1±Dmin)2
V R Dmin VcDmin R

C Lmax Lmax

R Lmax (1±Dmin)2
Lmin =
2FC
Gambar Bentuk gelombang arus induktor pada mode CCM dan DCM

Rangkaian Percobaan

Pada praktikum, Rangkaian percobaan memiliki skema, isi IC, dan bentuk fisik seperti pada
gambar berikut. Sedangkan datasheet IC ada pada lampiran.
.

Gambaran lebih lanjut tentang rangkaian ini dapat dilihat di

https://www.youtube.com/watch?v=DVYdMtbFhEU

Parameter teknis utama rangkaian:

x Type: Auto Buck Boost


x Chip: XL6009
x Input: 3.8V - 32V
x Output: 1.25V - 35V (Adjustable)
x Input / Output Current: Max 3A (Walaupun Chip XL6009 dapat 4A namun tidak di
rekomendasikan)
x Conversion efficiency: < 94% (greater the pressure , the lower the efficiency)
x Switching frequency: 400KHz
x Output Ripple: 50mV (the higher the voltage , the greater the current , the greater the
ripple)
x Load Regulation: 0.5%
x Voltage Regulation: 0.5%
x Operating Temperature: -40 C~ +85 C
x Dimensi: 49mm x 24mm x 14mm

Langkah dan Tabel Hasil Percobaan:

1. Hubungkan motor DC Anda (atau beban DC) ke terminal motor seperti yang ditunjukkan
pada diagram pengkabelan.
2. Hubungkan tegangan 10V-18 V DC ke sirkuit dengan memastikan polaritas koneksi yang
benar. Perhatikan bahwa tegangan yang diterapkan ke motor akan menjadi tegangan suplai
yang diterapkan ke sirkuit.
3. Sekarang lakukan percobaan dengan mengikuti tabel berikut.

Vin RA RB RL(Ohm) Io Vout


No Gambar
(V) (Ohm) (Ohm) (A) (V)

4
5

10

Pembahasan Hasil Percobaan


KESIMPULAN

You might also like