Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

Choirul Ifan Ardianto

155060501111033
Efek Proporsi Tradisional Jawa Arsitektur dalam Mengurangi
Kebisingan
Studi Kasus: Masjid Agung Keraton Yogyakarta, Indonesia
Nur Rahmawati Syamsiyah
Atyanto Dharoko
Sentagi Sesotya Utami

Ada enam masjid tradisional di


dalam struktur pemerintahan Islam
di Indonesia Jawa dari tahun 1474
sampai 1773 (Sumalyo, 2006,
p.495), Masjid Agung Yogyakarta
adalah masjid terakhir

Karakteristik Masjid Agung Yogyakarta.


Yogyakarta adalah orang Jawa Tradisional
Arsitektur. Masjid ini masih asli dalam
struktur dan konstruksi sejak 1773

Mihrab  Sebagai 'sesuatu'


tempat imam / tempat untuk penggabu
imam ngan

Sebagai 'dalem' tempat su


Ruang utama  te
ci untuk shalat dan
mpat untuk
pemujaan -iktikaf
doa

Sebagai 'pendopo' 
Teras / teras / tempat untuk
serambi  muamalah atau
tempat untuk masyarakat (ijab qabul,
agama dan untuk menjadi muslim,
aktivitas budaya belajar agama
Theory

 Sistem akustik harus memiliki 3 komponen, yaitu sumber suara, media penyampaian energi,
dan penerima.
 Kebisingan diidentifikasikan sebagai suara yang mengganggu. Ada tiga cara untuk
menghindari kebisingan di luar gedung, yang mengatur jarak dari sumber kebisingan ke
penerima, untuk menyediakan vegetasi di sekitar sumber kebisingan, dan untuk memberikan
penghalang atau pagar pada posisi antara sumber kebisingan dan penerima.
 Kebisingan berhubungan erat dengan kesehatan sehingga levelnya di bangunan perlu diatur
menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 718 / MenKes / Per / XI / 1987:

 Ada 2 macam sumber kebisingan, yaitu beberapa suara, dan suara tunggal.
Amplitudo suara akan berkurang sebesar 3 desibel untuk setiap penggandaan jarak antara
sumber kebisingan dan penerima jika sumber suara banyak berbunyi, dan akan dikurangi
dengan 6 desibel untuk sumber tunggal.

Metode

Metode kuantitatif dilakukan dengan


Parameter akustik adalah variabel penelitian yang bergantung
pengukuran akustik objektif  Data
termasuk tingkat tekanan suara (SPL) dan kebisingan latar belakang
kuantitatif itu diproses menggunakan
(BN). Nilai kebisingan latar belakang tercatat secara langsung dalam
rumus inversed square law  Hasil
real-program analisa waktu Tingkat tekanan suara (SPL) atau
kuantitatifdata ditafsirkan oleh deskripsi
Pengukuran soundscape dilakukan di teras masjid menggunakan
kualitatif  Metode kualitatif
perekam H6Zoom. Pengukuran kebisingan latar belakang di halaman
juga dilakukan di analisis observasi hasil.
menggunakan sound level meter (SLM).

You might also like