Professional Documents
Culture Documents
Satuan Acara Penyuluhan Ket Icu
Satuan Acara Penyuluhan Ket Icu
JOMBANG
2017 / 2018
Satuan Acara Penyuluhan tentang Kehamilan Ektopik Terganggu di
ruang ICU RSUD Bangil Pasuran ini yang disusun oleh kelompok 10
program studi pendidikan profesi ners STIKES ICME Jombang ini telah
disahkan dan disetujui pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
Kepala ruangan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Tujuan instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit peserta mampu mengetahui
dan memahami tentang kehamilan ektopik terganggu
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat:
1. Mengetahui pengertian Kehamilan Ektopik Terganggu
2. Mengetahui penyebab Kehamilan Ektopik Terganggu
3. Mengetahui patologis Kehamilan Ektopik Terganggu
4. Mengetahui diagnosis Kehamilan Ektopik Terganggu
5. Mengetahui tanda dan gejala Kehamilan Ektopik Terganggu
6. Mengetahui penanganan Kehamilan Ektopik Terganggu
7. Mengetahui komplikasi Kehamilan Ektopik Terganggu
E. Media
Flipchart dan leaflet
F. Materi
(terlampir)
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
A. Pengertian
Menurut Buku Obstetri Patologi Universitas Pajadjaran Bandung
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan ovum yang dibuahi berimplantasi dan
tumbuh di luar endometrium kavum uteri, kehamilan ektopik dapat terjadi di luar
rahim misalnya dalam tuba, ovarium atau rongga perut. Tetapi dapat juga terjadi di
dalam rahim di tempat yang luar biasa misalnya dengan servik.
B. Penyebab
Menurut Sarwono Prawirohardjo, Buku Ilmu Kebidanan dan Ilmu Kandungan
Penyebab kehamilan ektopik banyak diselidiki, tetapi sebagian besar penyebabnya
tidak di ketahui, tiap kehamilan dimulai dengan pembuahan telur di bagian ampula
tuba dan di dalam perjalanan ke uterus terus mengalami hambatan sehingga pada
saat nidasi masih di tuba.
C. Patologi
Menurut Sarwono Prawirohardjo, , Buku Ilmu Kebidanan
Proses implantasi ovum yang dibuahi, yang terjadi di tuba pada dasarnya
sama dengan di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner atau inter
kolumner. Pada yang pertama telur berimplantasi pada ujung atau sisi jonjot
endosalping. Perkembangan telur selanjutnya di batasi oleh kurangnya vaskularisasi
dan biasanya telur mati secara dini dan kemudian di reasorbsi.
Mengenai nasib kehamilan dalam tuba terdapat beberapa kemungkinan,
karena tuba bukan tempat untuk pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin janin
tumbuh secara utuh seperti dalam uterus. Sebagian besar kehamilan tuba terganggu
pada umur kehamilan antara 6 sampai 10 minggu.
Kemungkinan yang dapat terjadi antara lain :
1. Hasil konsepsi mati dini dan direasorbsi
Ovum mati dan kemudian direasorbsi, dalam hal ini sering kali adanya
kehamilan tidak di ketahui, dan perdarahan dari uterus yang timbul sesudah
meninggalnya ovum, di anggap sebagai haid yang datangnya agak terlambat.
2. Abortus ke dalam lumen tuba
Trofoblast dan villus korialisnya menembus lapisan pseudokapsularis, dan
menyebabkan timbulnya perdarahan dalam lumen tuba. Darah itu
menyebabkan pembesaran tuba (hematosalping) dan dapat pula mengalir terus
ke rongga peritoneum, berkumpul di kavum Douglas dan menyebabkan
hematokele retrouterina.
3. Ruptur dinding tuba
Ruptur tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada isthmus dan biasanya
pada kehamilan muda. Sebaliknya ruptur pada pars interstialis terjadi pada
kehamilan yang lebih lanjut. Faktor utama yang menyebabkan ruptur ialah
penembusan villi koriales ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke
peritoneum.
Berdasarkan tempat Implantasinya dapat terjadi beberapa kemungkinan sbb :
D. Diagnosis
Menurut Sarwono Prawirohardjo, Buku pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal
Pemeriksaan untuk membantu diagnosis:
1. Tes kehamilan : Apa bila tes nya positip, itu dapat membantu diagnosis.
2. Pemeriksaan umum : Penderita tampak kesakitan dan pucat. Pada perdarahan
dalam rongga perut tanda syok dapat di temukan. Pada jenis perdarahan tidak
mendadak perut bagian bawah hanya sedikit mengembung dan nyeri tekan.
3. Anamnesis : Haid biasanya terlambat untuk beberapa waktu dan kadang
terdapat gejala subyektif kehamilan muda nyeri perut bagian bawah.
4. Pemeriksaan ginekologi : Tanda kehamilan muda mungkin ditemukan,
pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri. Bila uterus dapat diraba, maka
akan teraba sedikit membesar dan kadang teraba tumor disamping uterus
dengan batas yang sukar ditentukan.
5. Pemeriksaan laboratorium : Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah
merah berguna dalam menegakan diagnosis kehamilan ektopik terganggu
terutama ada tanda perdarahan dalam rongga perut.
6. Pemeriksaan kuldosentesis : Kuldosentesis adalah suatu cara pemeriksaan
untuk mengetahui apakah dalam kavum Douglas ada darah, cara ini amat
berguna dalam membantu diagnosis kehamilan ektopik terganggu.
7. Pemeriksaan ultra sonografi : Pemeriksaan ini berguna dalam diagnosis
kehamilan ektopik. Diagnosis pastinya ialah apa bila ditemukan kantong
gestasi diluar uterus yang didalam nya tampak denyut jantung janin.
8. Pemeriksaan laparoskopi : Digunakan sebagai alat Bantu diagnostic terakhir
untuk kehamilan ektopik.
E. Gejala
a. Nyeri perut: nyeri perut ini paling sering dijumpai biasanya nyeri datang
setelah mengangkat benda yang berat. Buang air besar namun kadang-kadang
bisa juga pada waktu sedang istirahat.
b. Adanya amenorea: amenorea biasanya muncul beberapa waktu sebelum
terjadi perdarahan.
c. Perdarahan: perdarahan dapat berlangsung kontinu dan biasanya berwarna
hitam.
d. Shock karena hypovolemia.
e. Nyeri Bahu dan Leher (iritasi diafragma)
f. Nyeri pada palpasi : perut penderita biasanya tegang dan agak kembung.
g. Pembesaran uterus: pada kehamilan ektopik uterus membesar.
h. Gangguan kencing: kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena
perangsangan peritonium oleh darah di dalam rongga perut.
i. Perubahan darah: dapat di duga bahwa kadar haemoglobin turun pada
kehamilan tuba yang terganggu karena perdarahan yang banyak dalam rongga
perut.
F. Komplikasi Potensial
Komplikasi-komplikasi kehamilan tuba yang biasa adalah ruptur tuba atau
abortus tuba, aksierosif dari trofroblas dapat menyebabkan kekacauan dinding tuba
secara mendadak: ruptur mungkin paling sering timbul bila kehamilan
berimplatasi pada pars ismikus tuba yang sempit, abortus tuba dapat menimbulkan
hematokel pelvis, reaksi peradangan lokal dan infeksi skunder dapat berkembang
dalam jaringan yang berdekatan dengan bekuan darah yang berkumpul.
DAFTAR PUSTAKA