Kesimpulan Pribadi Mengenai Debat Pro Dan Kontra Terhadap Hukuman Mati Bagi Pengedar Narkoba

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

Kesimpulan Pribadi Mengenai Debat Pro dan Kontra Terhadap

Hukuman Mati Bagi Pengedar Narkoba


Kali ini saya mengupload tugas untuk mata kuliah Soft Skill Pendidikan
Kewarganegaraan yaitu kesimpulan pribadi mengenai debat pro dan kontra
terhadap hukuman mati bagi pengedar narkoba, tema debatnya adalah “Hukuman
Mati Bagi Pengedar Narkoba Bisa Memberikan Efek Jera”. Adanya sanksi yang
tegas itu memang sangat diperlukan karena salah satu dari ciri-ciri hukum adalah
adanya sanksi yang tegas bagi pelanggarnya. Tapii apakah hukuaman mati itu
merupakan keputusan yang paling tepat dan hukuman yang paling pantas bagi
para gembong pengedar narkoba? Jawabanya bisa pro atau kontra. Untuk
menemukan jawabanya mari disimak kesimpulan debatnya yaa.. Semoga
bermanfaat buat bloggers semuaaa....

“Kesimpulan Pribadi Mengenai Debat Pro dan Kontra Terhadap Hukuman Mati Bagi
Pengedar Narkoba”

Menurut saya yang namanya pro dan kontra itu merupakan hal yang lumrah terhadap
suatu tindakan. Termasuk ketika seorang hakim melakukan tindakan yaitu memutuskan
suatu keputusan bahwa terpidana pengedar narkoba harus dihukum mati sesuai dengan
Undang-Undang yang berlaku maka keputusan itu akan melahirkan pro dan kontra
dimata masyarakat dalam negeri maupun luar negeri. Terlebih kasus tersebut melibatkan
warga Negara asing, karena yang dihukum mati jumlahnya kebanyakan warga negara
asing. Berikut adalah kesimpulan dari debat mengenai pro dan kontra terhadap hukuman
mati bagi pengedar narkoba.

 Kesimpulan dari yang Pro :


Dilihat dari perbuatanya pengedar narkoba yang membawa narkoba dengan ukuran
yang besar akan mengakibatkan bebarapa jiwa yang mati karenanya, bahkan jika di cek
di BPN (Badan Pengawas Narkotika) berpuluh-puluh jiwa remaja Indonesia yang mati
setiap harinya karena narkoba. Bahkan apabila dibandingkan perbandinganya itu bisa
mencapai “1:50”, 1 adalah yang pengedarnya yang tertangkap dan 50 adalah korban
dari pengedar narkoba tersebut yang mati begitusaja karena narkoba, yang menjadi
korban tersebut adalah remaja-remaja Indonesia. Jadi keputusan memberikan hukuman
mati terhadap pengedar narkoba tujuannya itu adalah untuk menyelamatkan jiwa remaja
Indonesia. Karena menghukum mati satu orang pengedar itu artinya menyelamatkan 50
jiwa remaja Indonesia dari kematian sia-sia karena narkoba. Dan Indonesia mempunyai
hak kedaulatanya sendiri jadi Negara lain tidak berhak ikut campur atas hukum yang ada
di Indonesia bahkan mengancam Negara Indonesia untuk memutuskan kerjasama
dibidang ekonomi karena Indonesia mempunya hak kedaulatan untuk membuat dan
menjalankan hukumnya sendiri.
 Kesimpulan dari yang Kontra :
Segala keputusan yang diambil pasti ada konsekuensinya. Karena itulah Negara Indonesia
harus siap menerima konsekuensi apabila Negara yang bersangkutan yaitu Negara yang
warga negaranya dihukum mati di Indonesia ada yang mengancam akan menghapus
kerjasama dengan Indonesia dibidang ekonomi dan hubungan bilateral. Sudah siapkah
Indonesia menerima konsekuensi tersebut?

 Masukan Pribadi yang mungkin bisa dijadikan sebagai alternatif untuk menyelesaikan
menengahi kasus tersebut :
Untuk kedepannya kalaupun harus dijalankan hukuman mati dan bagi pemerintah itu
adalah keputusan yang sudah bulat seharusnya berita tersebut jangan terlalu dibuat ramai
dan diberitakan terlalu lama ditelevisi kalau bisa diberitakanya hanya sekali ditayangkan
ditelevisi pada saat hukuman mati akan segera berlangsung karena berita tersebut akan
menimbulkan pro dan kontra dimata masyarakat terlebih kasus ini melibatkan warga
Negara asing sebagai tersangka kasus pidana mati narkoba jadi berita itu akan membuat
Negara asal tersangka akan terus gontok-gontokan dengan Negara Indonesia karena
membela warga negaranya yang menjadi tersangka bahkan ini bisa menjadi sebuah
alasan bagi Negara asal tersangka untuk menghapus hubungan kerjasama dengan
Indonesia apabila hukuman mati itu dilaksanakan dan itu merupakan ancaman sendiri
bagi Indonesia.

Ataupun kalau ada jalan alternatif lain selain hukuman mati menurut saya cara yang bisa
dilakukan adalah orang asing yang terlibat dalam kasus tersebut harus membayar denda
kepada Indonesia dengan jumlah yang besar dan uang itu nantinya untuk membuat panti
rehab bagi anak-anak remaja Indonesia yang menjadi korban pengedar narkoba tersebut
untuk memperbaiki moral dan menyembuhkan anak-anak remaja Indonesia yang sudah
terlanjur mengkonsumsi barang haram yang mematikan itu. Kemudian para tersangka
dipaksa harus meninggalkan Negara Indonesia dan kembali ke negara asalnya namun
bukan berarti orang asing yang terlibat dalam kasus tersebut dibebaskan begitu saja
melainkan mereka tetap diberikan sanksi yang tegas yakni tidak boleh lagi datang
kembali ke Indonesia untuk selamanya karena data dirinya sudah masuk daftar hitam
sebagai orang yang memiliki kasus yang berat di Indonesia, sehingga orang asing yang
terlibat kasus tersebut dengan paspornya tidak bisa lagi berkunjung ke Indonesia. Namun
Indonesia harus melakukan kerjasama dengan cara membuat perjanjian dengan Negara
asal pidana kasus narkoba tersebut bahwa Negara asalnya harus bisa memastikan warga
negaranya yang terlibat kasus tersebut tidak akan datang lagi ke Indonesia bagaimanapun
caranya. Bukankah dengan cara seperti itu kita tetap bisa menjaga hubungan baik dengan
negara lain.

Tapi apabila suatu saat orang tersebut masih bisa datang kembali ke Indonesia dengan
paspor yang berisi data dirinya yang palsu maka yang harus bertanggungjawab adalah
Negara asalnya yang membuatkan paspor palsu untuknya. Jika terjadi kasus seperti itu
maka Negara Indonesia berhak memberikan hukuman apapun atas pidana tersebut
termasuk hukuman mati, dan Negara asalnya tidak lagi bisa mengancam Negara
Indonesia untuk memutuskan kerjasama dan hubungan bilateral karena Negara tersebut
telah melanggar perjanjian serta konsekuensi yang akan diterimanya adalah dengan
sendirinya nama baiknya akan tercoreng karena dianggap tidak bisa lagi dipercayai untuk
melakukan hubungan kerjasama dan tidak bisa bertanggungjawab atas perjanjian yang
telah dibuat.

Untuk anak-anak remaja Indonesia hindarilah narkoba karena narkoba sangat berbahaya
dan jangan mau membeli ataupun jika dikasih barang haram tersebut oleh siapapun.
Sadarlah Engkau wahai generasi penerus bangsa ditangan kalianlah nasib Negara ini
bergantung mau jadi apa Negara jika generasi penerusnya adalah seorang pecundang
yang ingin meracuni dirinya sendiri dengan narkoba. Jika kalian bukanlah seorang
pecundang maka katakanlah TIDAK pada narkoba! “SAY NO TO DRUGS!”

Pro-Kontra Hukuman Mati Bagi


Pengedar Narkoba
Tags: fakultas, hukum, hukuman, sidimpuan, syariah

By admin in buletin on 12 Oktober , 2015

Oleh: Dermina Dalimunthe, SH., MH


Akhir – akhir ini muncul polemik tentang hukuman mati. Penolakan pemberian grasi
oleh Presiden Jokowi kepada 64 terpidana mati (kasus narkoba) memunculkan pro dan
kontra. Banyak pihak yang mendukung keputusan tersebut, namun tidak sedikit pula
yang mengecam langkah Presiden Jokowi.

Keputusan Presiden Jokowi menolak permohonan pengampunan (grasi) bagi terpidana


yang divonis hukuman mati, mendapat banyak dukungan dan simpati dari berbagai
lapisan masyarakat di tanah air. Perdebatan mengenai hukuman mati terhadap
pengedar narkoba menjadi fenomena. Pendukung hukuman mati berpendapat jika
pengedar narkoba telah merusak kehidupan generasi bangsa dan merusak kehidupan
banyak orang, maka sudah selayaknya jika pengedar narkoba dihukum mati. Namun
beberapa pihak yang menentang, berpendapat jika hukuman mati terhadap pengedar
narkoba bukanlah sebuah cara yang tepat untuk memberantas peredaran narkoba,
hukuman mati juga dinilai beberapa kalangan, sama seperti mencabut hak asasi
manusia yang fundamental.

Menyikapi akan dieksekusinya terpida mati dalam tindak pidana narkoba yang antara
lain, berasal dari Australia dan Brasil telah memunculkan berbagai polemik. Hal ini tidak
terlepas dari peran negara yang bersangkutan untuk melindungi warga negaranya yang
berhadapan dengan sistem hukum Indonesia. Efek dari akan dilaksanakan hukuman
mati tersebut, dimulai dari mengungkit kembali bantuan Australia untuk Aceh saat
tsunami 2004 serta pelecehan yang dilakukan Brasil terhadap Duta Besar Indonesia di
Brasil. Tindakan ini tentu merusak berbagai sendi hubungan beberapa negara pada
tataran hukum internasional.
Hubungan memanas ini dipicu oleh hubungan diplomasi negara-negara yang tidak
setuju dengan penerapan hukumam mati di Indonesia, selalu disebabkan oleh hal-hal
yang berkaitan dengan kedaulatan negara Indonesia. Misalnya, Australia telah berulang
kali mengangkangi sistem hukum yang berlaku di wilayah Indonesia, di sisi lain
semestinya penundaan pelaksanaan hukuman mati tersebut tidaklah perlu
diperpanjang dan berbaik hati dengan Australia, karena jika kita melihat selama ini
hubungan dengan Australia tidaklah selalu menguntungkan Indonesia. Ini dapat dilihat
dari tindakan terlalu mencampuri urusan dalam negeri Indonesia, seperti soal Timor
Timur dan pemberian visa warga Papua tanpa persetujuan Indonesia, serta
penyadapan yang dilakukan kepada mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
beserta pejabat tinggi lainnya di Indonesia.

Tentu ini tidak dapat dibiarkan karena ini berkaitan dengan harkat dan martabat bangsa
Indonesia itu sendiri. Oleh sebab itu Presiden melalui Jaksa Agung sebagai eksekutor
memberi perintah untuk segera dilaksanakan hukuman mati tersebut. Jika tidak, konflik
ini akan berkepanjangan dan tentu akan membawa dampak wibawa hukum Indonesia
lemah di mata dunia.

Apa yang dilakukan pemerintah Indonesia adalah sesuai dengan harapan masyarakat
kita, mari kita ulas sedikit pengaturan pidana mati di Indonesia, apakah legal seorang
terpidana narkoba dijatuhi hukumanmati dalam sistem hukum pidana Indonesia?,
pidana mati yang diberlakukan di Indonesia merupakan hukum positif yang legal dan
secara jelas diatur dalam Pasal 10 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Pasal
hukuman mati untuk tindak pidana narkoba sebenarnya sudah pernah dimintakan
pengujian secara materil terhadap UUD 1945 melalui Mahkamah Konstitusi (MK)
dengan Nomor Perkara: 2-3/PUU-V/2007 tentang eksistensi dan kelayakan untuk
diterapkan di Indonesia. Sebagian besar Majelis Hakim Konstitusi menjelaskan bahwa
penerapan hukuman mati masih layak dan tepat untuk diterapkan di Indonesia,
mengingat kejahatan narkoba saat ini sudah pada tahap sangat mengkhawatirkan
(darurat narkoba).

Terlepas dari perdebatan tentang hukuman mati yang masih terus berlangsung, saya
pikir vonis hukuman mati terhadap pengedar narkoba sangat tepat dan akan membantu
mengurangi peredaran narkoba di negeri ini. Masih banyak aspek yang harus dikaji
ulang oleh pemerintah, karena pengedar bukanlah aktor utama, dalam hal ini masih ada
bandar besar di belakangnya ditambah lagi longgarnya pengawasan bea dan cukai di
negara ini. Jadi pekerjaan rumah pemerintah adalah menghukum mati pengedar
narkoba dan memburu bandar besarnya juga memperketat pengawasan bea cukai
yang menjadi jalan masuk peredaran narkoba di negeri ini.

Dari apek kemanusiaan, mengorbankan 64 orang pengedar narkoba akan lebih baik
dari pada mengorbankan ribuan generasi muda bangsa ini, hal ini juga didukung oleh
adanya dalil agama yang membenarkan hukuman mati bagi kejahatan-kejahatan yang
telah diatur secara rinci. Pengedar narkoba dihukum mati saja, hukuman mati bagi
pengedar narkoba tidak melanggar hak asasi manusia, karena merupakan kejahatan
luar biasa,yang dapat membahayakan dan melemahkan stabilitas bangsa Indonesia.
Kini saatnya Presiden RI untuk bertindak tegas menyikapi dinamika yang cenderung
melecehkan wibawa hukum Indonesia.

Kepastian hukum menjadi sangat urgen, dalam arti, hukum harus konsisten dengan
konstitusi yang berlaku dan tuntutan masyarakat. Diharapkan perdebatan ini akan
berakhir pada suatu rumusan hukum yang sesuai dengan konteks Negara Kesatuan
Republik Indonesia ke depan. Indonesia tidak boleh ragu ataupun takut terhadap
intervensi asing berkaitan dengan hukuman mati yang akan dijatuhkan. Penjatuhan
hukuman tersebut bukan hanya penegakan hukum semata melainkan pertaruhan
kredibilitas sistem hukum yang berlaku di Indonesia. Biarlah hukuman mati yang
menurut mereka (negara asing) melanggar HAM, peradaban sebuah perjalanan bangsa
dan manusia. Bukankah negara berdaulat harus mampu menunjukkan rasa hormat
terhadap sistem hukum negara lain yang menjadi mitra dalam pergaulan internasional.

Pelaksanaan hukuman mati dijadwalkan hari Rabu tanggal 29 April 2015 penasehat
hukum masing-masing terpidana mati kasus narkoba telah menerima notifikasi yaitu
surat resmi pemberitahuan pelaksanaan eksekusi mati. Pro dan dan kontra hukuman
mati jadi hangat lagi dibicarakan terutama aktifis – aktifis HAM dengan gencar
menyuarakan bahwa hukuman mati bertentangan dengan hak azasi manusia. Di pihak
lain pro hukuman mati menyatakan bahwa hukuman mati tidak bertentangan dengan
HAM karena kejahatan narkoba ini masuk kategori kejahatan yang luar biasa, posisinya
setara dengan kejahatan teroris, dan genosida.

Eksekusi mati pada pelaku kejahatan narkoba di Indonesia merupakan bentuk nyata
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, ini sesuai dengan kepastian dan
keadilan hukum yang dicita – citakan oleh rakyat bahwa hukum Indonesia mampu
menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Secara psikologis akan membawa dampak positif
pada perkembangan hukum di Indonesia dan sekaligus memberi efek jera pada pelaku
tindak pidana narkoba.
ok
NARKOBA telah menjadi masalah serius bagi bangsa ini. Barang haram ini tanpa pandang bulu
menggerogoti siapa saja. Para wakil rakyat, hakim, artis, pilot, mahasiswa, buruh, bahkan ibu
rumah tangga tak luput dari jeratan narkoba. Dari sisi usia, narkoba juga tak pernah memilih
korbannya, mulai dari anak-anak remaja, dewasa, bahkan sampai dengan lanjut usia. Indonesia
merupakan ‘surga’ peredaran narkoba. Betapa tidak, jika ditilik dari peringkat peredaran narkoba
di dunia, negara kita menempati peringkat ketiga sebagai pasar narkoba terbesar di dunia . Lalu,
jika ditilik lebih detail lagi ke ranah tingkat provinsi, Aceh menempati peringkat pertama sebagai
provinsi pengedar dan pengguna narkotika jenis ganja. Penempatan peringkat seperti ini bagi
Aceh tampaknya cukup beralasan karena di Serambi Mekkah ini acap kali ditemukan ladang
ganja. Mengancam masa depan kenyataan seperti yang disebutkan di atas memang patut menjadi
alasan bagi kita untuk khawatir karena mengancam masa depan generasi muda yang merupakan
pemegang dan penerus estafet bangsa ini. Dikatakan demikian karena dampak yang ditimbulkan
oleh narkoba begitu tragis. Menurut data yang dikutip dari Badan Narkotika Nasional Provinsi
(BNNP) Sulawesi Selatan, dampak narkoba meliputi dampak fisik, psikologis, sosial dan
ekonomi. Dampak fisik misalnya gangguan pada sistem saraf (neorologis): kejang-kejang,
halusinasi, dan gangguan kesadaran. Dampak psikologis berupa tidak normalnya kemampuan
berpikir, berperasaan cemas. ketergantungan/selalu membutuhkan obat. Dampak sosial ekonomi
misalnya selalu merugikan masyarakat, baik ekonomi, sosial, kesehatan, maupun hukum.
Dampak-dampak yang disebutkan di atas, jelas jelas menjadi ancaman besar bagi bangsa ini,
khususnya Aceh. Bagaimana nasib bangsa ini jika generasi penerusnya adalah generasi-generasi
yang bermental narkoba, generasi yang cacat fisik, psikologis, sosial dan ekonomi? Tentulah
generasi-generasi ini tidak dapat membangun bangsanya yang juga sedang ‘sakit’. Telah
disebutkan sebelumnya bahwa narkoba tidak pandang bulu, menyerang siapa saja. Meskipun
demikian, yang menjadi target empuk narkoba umumnya adalah generasi muda yang berusia 15-
30 tahun. Dari rentang usia itu, usia remaja merupakan usia yang sangat rentan terkena pengaruh
narkoba. Menurut data Mabes Polri yang dimuat dalam buku Kependudukan Prespektif Islam
karangan M Cholil Nafis, dari 2004 sampai Maret 2009 tercatat sebanyak 98.614 kasus (97%
lebih) anak usia remaja adalah pengguna narkoba. Bahaya Narkoba Bagi Remaja
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian
meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan
keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang
diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif
penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi
harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.Sasaran dari penyebaran
narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirata- ratakan, usia sasaran narkoba ini
adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa bahaya narkoba sewaktu- waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja. Narkoba
adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang. Sementara nafza merupakan singkatan
dari narkotika, alkohol, dan zat adiktif lainnya (obat-obat terlarang, berbahaya yang
mengakibatkan seseorang mempunyai ketergantungan terhadap obat-obat tersebut). Kedua istilah
tersebut sering digunakan untuk istilah yang sama, meskipun istilah nafza lebih luas lingkupnya.
Narkotika berasal dari tiga jenis tanaman, yaitu (1) candu, (2) ganja, dan (3) koka.
Ketergantungan obat dapat diartikan sebagai keadaan yang mendorong seseorang untuk
mengonsumsi obat-obat terlarang secara berulang-ulang atau berkesinambungan. Apabila tidak
melakukannya dia merasa ketagihan (sakau) yang mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan
perasaan sakit yang sangat pada tubuh (Yusuf, 2004: 34). Bahaya bagi pelajar Di Indonesia,
pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada
umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia
pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan
perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang
wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi
ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi
pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan. Dampak
negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar-red) adalah sebagai berikut:
• Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian, • Sering membolos, menurunnya
kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran, • Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah, • Sering
menguap, mengantuk, dan malas, • Tidak memedulikan kesehatan diri, • Suka mencuri untuk
membeli narkoba PENYALAHGUNAAN NARKOBA Dampak Penggunaan Narkoba
Dampak penggunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai,
kepribadian pengguna serta situasi dan kondisi pengguna. Secara umum dampak
ketergantungan/kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis, maupun sosial
seseorang/pengguna. Dampak Fisik : · Adanya gangguan pada sistem syaraf (neurologis) seperti;
kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi dan sebagainya. ·
Terjadinya gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) sepert; infeksi akut otot
jantung, gangguan peredaran darah dan sebagainya. · Terjadinya gangguan pada kulit
(dermatologis) seperti; penanahan (abses), alergi, eksim dan sebagainya. · Terjadinya gangguan
pada paru-paru (pulmoner) seperti; penekanan fungsi pernapas an, kesulitan bernafas, pengerasan
jaringan paru-paru dan sebagainya. · Mengalami sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-
murus, suhu badan mening kat, pengecilan hati dan sulit tidur. · Gangguan terhadap kesehatan
reproduksi berupa gangguan pada endokrin seperti; penurunan fungsi hormon reproduksi
(estrogin, progesteron, testosteron) serta gang guan fungsi seksual. · Gangguan terhadap
kesehatan reproduksi pada wanita usia subur seperti; perubahan siklus menstruasi/haid,
menstruasi/haid yang tidak teratur dan aminorhoe (tidak ter jadi haid). · Bagi pengguna narkoba
melalui jarum suntik dengan cara bergantian akan beresiko ter tular penyakit seperti; hepatitis B,
C dan HIV/AIDS yang sampai saat ini belum ada obat nya. · Bila terjadi melebihi dosis
penggunaan narkoba maka akan berakibat fatal, yaitu terja dinya kematian. · Terjadinya
gangguan kurang gizi, penyakit kulit, kerusakan gigi dan penyakit kelamin. Dampak Psikis : ·
Adanya perubahan pada kehidupan mental emosional berupa gangguan perilaku yang tidak
wajar. · Pecandu berat dan lamanya menggunakan narkoba akan menimbulkan sindrom amoy
fasional. Bila putus obat golongan amfetamin dapat menimbulkan depresi hingga bunuh diri. ·
Terhadap fungsi mental akan terjadi gangguan persepsi, daya pikir, kreasi dan emosi. · Bekerja
lamban, ceroboh, syaraf tegang dan gelisah. · Kepercayaan diri hilang, apatis, pengkhayal dan
penuh curiga. · Agitatif, bertindak ganas dan brutal diluar kesadaran. · Kurang konsentrasi,
perasaan tertekan dan kesal. · Cenderung menyakiti diri, merasa tidak aman dan sebagainya.
Dampak Sosial : · Terjadinya gangguan mental emosional akan mengganggu fungsinya sebagai
anggota masyarakat, bekerja, sekolah maupun fungsi/tugas kemasyarakatan lainnya. · Bertindak
keliru, kemampuan prestasi menurun, dipecat/dikeluarkan dari pekerjaan, · Hubungan dengan
keluarga, kawan dekat menjadi renggang. · Terjadinya anti sosial, asusila dan dikucilkan oleh
lingkungan.

Invested $100 in Cryptocurrencies in 2017...You would now have $524,215: https://goo.gl/efW8Ef

You might also like