Professional Documents
Culture Documents
Epilepsi
Epilepsi
Epilepsi
PENDAHULUAN
oleh terjadinya bangkitan (seizure) yang bersifat spontan dan berkala. Bangkitan
dapat diartikan sebagai modifikasi fungsi otak yang bersifat mendadak dan
sepintas, yang berasal dari sekolompok besar sel-sel otak, bersifat singkron dan
berirama. Bangkitnya epilepsi terjadi apabila proses eksitasi didalam otak lebih
dominan dari pada proses inhibisi. Aktivitas neuron diatur oleh konsentrasi ion
didalam ruang ekstraselular dan intraselular, dan oleh gerakan keluar masuk ion-
dan eksternal tubuh yang diterima reseptor pada alat indera (seperti mata, telinga,
kulit, dan lain-lain). Data tersebut dikirimkan oleh urat saraf yang dikenal dengan
system saraf keseluruhan. System saraf ini memungkinkan seluruh urat saraf
dikirim ke pusat system saraf, yang berada di otak dan urat saraf tulang belakang.
Disinilah data diproses dan direspon dengan rangsangan yang ‘’cocok’’. Biasanya
dalam tahap ini timbul saraf efektor, yang berfungsi untuk mengirim implus saraf
(misalnya, dengan cepat kita mengibaskan tangan saat menyentuh piring panas).
1
Otak tidak terlibat langsung dalam proses ‘’identifikasi’’ mengenai tindakan
Meskipun otak tidak terlibat langsung dalam proses yang berhubungan dengan
aksi spontan, tetap saja kita akan mencerna data/rangsangan yang dipersepsi alat
indera.
Pengguna narkotik dan peminum alkohol punya resiko lebih tinggi. Pengguna
selanjutnya mungkin akan terus mendapat seizure walaupun sudah lepas dari
narkotik.Di Inggris, satu orang diantara 131 orang menyindap epilepsi. Jadi
Epilepsi dapat menyerang anak-anak, orang dewasa, para orang tua bahkan
bayi yang baru lahir. Angka kejadian epilepsi pada pria lebih tinggi dibandingkan
pada wanita, yaitu 1-3% penduduk akan menderita epilepsi seumur hidup. Di
Amerika Serikat, satu di antara 100 populasi (1%) penduduk terserang epilepsi,
dan kurang lebih 2,5 juta di antaranya telah menjalani pengobatan pada lima tahun
epidemiologik tentang epilepsi belum pernah dilakukan, namun bila dipakai angka
bahwa bila penduduk Indonesia saat ini sekitar 220 juta akan ditemukan antara 1,1
sampai 4,4 juta penderita penyandang epilepsi. Sedangkan dari semua wanita
2
hamil didapatkan antara 0,3%-0,5% penyandang epilepsi dan 40% masih dalam
usia reproduksi.
kurang baik dari epilepsi terhadap kehamilan dan sebaliknya serta pengaruh obat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
berulang sebagai akibat dari adanya gangguan fungsi otak secara intermitten yang
oleh hiperaktivitas listrik sekelompok sel saraf di otak, bukan disebabkan oleh
yang terjadi secara bersama-sama yang berhubungan dengan etiologi, umur, onset,
jenis bangkitan, factor pencetus, dan kronisitas. Setelah masa neonatus, penyebab
diantaranya ada yang khas pada anak-anak dan beberapa dapat timbul pertama
kali pada berbagai usia. Sindroma epileptik yang spesifik pada anak-anak
herediter atau kelainan genetik biasanya dimulai pada masa kanak-kanak, epilepsi
yang disebabkan trauma lahir kadang-kadang timbul pertama kali pada masa
dewasa walaupun hal ini tidak biasa dan sebagian kecil kasus epilepsi umum
primer dimulai pada usia dewasa. Tumor otak tertentu biasanya terdapat pada
4
dan beberapa penyakit hanya terdapat pada usia lanjut (misalnya demensia
presenilis dan penyakit serebrovaskuler). Berbagai keadaan lain terjadi pada anak-
2.2 Etiologi
dan ditemukannya alat – alat diagnostik yang canggih kelompok ini makin
kecil
2) Epilepsi simptomatik disebabkan oleh kelainan/lesi pada susunan saraf
pusat. Misalnya : post trauma kapitis, infeksi susunan saraf pusat (SSP),
kelainan neurodegeneratif.
3) Epilepsi kriptogenik dianggap simtomatik tetapi penyebabnya belum
difusi.
Pada epilepsi primer tidak ditemukan kelainan pada jaringan otak. Diduga
terdapat kelainan atau gangguan keseimbangan zat kimiawi dalam sel-sel saraf
5
Epilepsi sekunder berarti bahwa gejala yang timbul ialah sekunder, atau
akibat dari adanya kelainan pada jaringan otak.Kelainan ini dapat disebabkan
karena dibawa sejak lahir atau adanya jaringan parut sebagai akibat kerusakan
ibu menelan obat-obat tertentu yang dapat merusak otak janin, menglami
2. kelainan yang terjadi pada saat kelahiran, seperti kurang oksigen yang
4. tumor otak merupakan penyebab epilepsy yang tidak umum terutama pada
anak-anak.
6
2.3 Patofisiologi
masalah kelistrikan epilepsi antara lain oleh Herbert Jasper (Kanada), Lennox dan
bahwa bangkitan epilepsi dicetuskan oleh suatu sumber gaya listrik saran di otak
yang dinamakan fokus epileptogen, yang biasanya diketahui lokasinya tetapi tak
Otak terdiri dari milyaran sel neuron yang satu dengan lainnya saling
berhubungan. Pada umumnya hubungan antar neuron terjalin dengan pulsa listrik
dan dengan bantuan zat kimia yang secara umum disebut neurotransmitter. Hasil
akhir dari komunikasi antar neuron ini tergantung pada fungsi dasar dari neuron
tersebut. Dalam keadaan normal lalu lintas pulsa antar neuron berlangsung dengan
baik dan lancar. Namun demikian bisa juga terjadi bahwa sebagian dari neuron
bereaksi secara abnormal. Hal ini misalnya terjadi apabila mekanisme yang
mengatur lalu lintas pulsa antar neuron kacau bila braking system dari otak
mengalami gangguan. Antara lain yang berperan dalam mekanisme pengaturan ini
yang berlebihan didalam otak yang mengikuti pola yang normal. Terjadi apa yang
di sebut sinkronisasi dari pada impuls , sinkronisasi bisa terjadi hanya pada
sekelompok kecil neuron saja atau kelompok yang lebih besar, atau malahan
7
meliputi seluruh neuron di otak secara serentak. Lokasi yang berbeda dari
Secara teoritis ada dua faktor yang dapat menyebabkan hal ini :
Ternyata bahwa sistem GABA ini sama sekali tidak sesederhana seperti
menambah rangsangan. Ada kesan bahwa peran GABA pada absence dan
pada epilepsi konvulsif tidak sama. Kini belum ada kesepekatan tentang
8
Kemungkinan lain adalah bahwa fungsi jaringan neuron penghambat
normal tapi sistim pencetus impuls (eksitatorik) yang terlalu kuat. Keadaan
sampau berapa jauh peran peningkatan glutamat ini pada orang yang
diakui sebagai zat yang berperan pada sinaps perangsang di korteks dan
epilepsi. Kini diketahui bahwa sistem glutamat ini juga terdiri dari
dimulai.
penyebab yaitu :
Bangkitan Epilepsi
a. Bangkitan parsial
9
a. Bangkitan Parsial Sederhana Diikuti Gangguan Kesadaran
b. Bangkitan umum
a. Lena (Absence)
b. Mioklonik
c. Tonik
d. Tonik- klonik
d. Status Epileptikus
e.
1. Idiopatik (primer)
2. Simtomatik (sekunder)
10
a. Epilepsi Parsial Kontinua Kronik Pada Anak – Anak (Sindrom
Kojenikow)
obat, hiperventilasi,
3. Kriptogenik
1. Idiopatik (Primer)
11
2. Kriptogenik atau simtomatik berurutan sesuai peningkatan usia
Sindrom Lennox-Gastaut
3. Simtomatik
b. Etiologi spesifik
C. Sindrom khusus
1. Kejang Demam
2.5. Diagnosis
keterampilan khusus untuk dapat menggali dan menemukan data yang relevan.
12
Diagnosis epilepsi didasarkan atas anamnesis dan pemeriksaan klinik
Pemeriksaan fisik
menggunakan umur dan riwayat penyakit sebagai pegangan. Pada usia lanjut
auskultasi didaerah leher penting untuk menditeksi penyakit vaskular. Pada anak-
Elektro-ensefalograf
Pada epilepsi pola EEG dapat membantu untuk menentukan jenis dan
MRI bertujuan untuk melihat struktur otak dan melengkapi data EEG.
itu juga dapat mengidentifikasi kelainan pertumbuhan otak, tumor yang berukuran
Diagnosis banding
13
Kejang parsial simplek, dimulai dengan muatan listrik di bagian otak
tertentu dan muatan ini tetap terbatas di daerah tersebut. Penderita mengalami
otak yang terkena. Jika terjadi di bagian otak yang mengendalikan gerakan otot
lengan kanan, maka lengan kanan akan bergoyang dan mengalami sentakan; jika
terjadi pada lobus temporalis anterior sebelah dalam, maka penderita akan
mencium bau yang sangat menyenangkan atau sangat tidak menyenangkan. Pada
penderita yang mengalami kelainan psikis bisa mengalami dejavu (merasa pernah
(misalnya tangan atau kaki) dan kemudian menjalar ke anggota gerak, sejalan
goyah, menggerakkan lengan dan tungkainya dengan cara yang aneh dan tanpa
tujuan, mengeluarkan suara-suara yang tak berarti, tidak mampu memahami apa
dengan kelainan muatan listrik pada daerah otak yang terbatas. Muatan listrik ini
daerah otak yang luas, yang sejak awal menyebabkan penyebaran kelainan fungsi.
14
Pada kedua jenis epilepsi ini terjadi kejang sebagai reaksi tubuh terhadap muatan
kejang otot yang hebat dan sentakan-sentakan di seluruh tubuh, kepala berpaling
dan merasa sangat lelah. Biasanya penderita tidak dapat mengingat apa yang
Kejang petit mal, dimulai pada masa kanak-kanak, biasanya sebelum usia
5 tahun. Tidak terjadi kejang dan gejala dramatis lainnya dari grandmal. Penderita
selama 10-30 detik. Penderita tidak memberikan respon terhadap sekitarnya tetapi
terjadi terus menerus, tidak berhenti. Kontraksi otot sangat kuat, tidak mampu
luas. Jika tidak segera ditangani, bisa terjadi kerusakan jantung dan otak yang
Spame Infatil adalah serangan berupa fleksi atau ekstensi satu kelompok,
akut atau lebih secara mendadak, biasanya terjadi berturutan dan sering disertai
dengan teriakan. Satu dari 3.000 anak terkena serangan ini dan 90% diantaranya
terjadi antara usia 3-12 bulan. West Syndrom bisa dibedakan menjadi dua jenis
15
kelainan neurologis sebelumnya. Sedangkan jenis cryptogenic tidak diketahui
penyebabnya.
A. Perawatan
memperhatikan apakah pasien juga menderita penyakit yang masih aktif, misalnya
16
ada obatnya, misalnya penyakit degeneratif. Pada sebagian besar penderita
epilepsi, sulit ditentukan adanya lesi (idopatik, kriptogenik) atau lesinya sudah
hidup optimal untuk pasien sesuai dengan perjalanan penyakit epilepsi dan
disabilitas fisik maupun mental yang dimilikinya dapat tercapai. Tujuan tersebut
hanya akan dicapai melalui beberapa upaya yang diolah serta diterapkan secara
B. Pengobatan
spontan, tanpa faktor provokasi yang kuat atau yang nyata. Timbulnya bangkitan
kejang yang tidak dapat diprediksi pada penderita epilepsi selain menyebabkan
kerusakan pada otak, dapat pula menimbulkan cedera atau kecelakaan. Kenyataan
epilepsi (epileptic seizure). Golongan obat ini lebih tepat dinamakan anti epilepsi
17
1. Mencegah timbulnya letupan depolarisasi eksesif pada neuron epileptik
antiepilepsi mempunyai rumus dengan inti berbentuk cincin yang mirip satu sama
akhir ini karbamazepin dan asam valproat memegang peran penting dalam
1. Hidantoin
kadar obat dalam darah. Mekanisme aksi fenitoin adalah dengan menghambat
18
kanal sodium (Na+) yang mengakibatkan influk (pemasukan) ion Na+ kedalam
yang sering terjadi pada penggunaan fenitoin adalah depresi pada SSP,
2. Barbiturat
Fenobarbital merupakan obat yang efektif untuk kejang parsial dan kejang
dan mempunyai efek langsung terhadap reseptor GABA (16) (aktivasi reseptor
19
menekan glutamate excitability dan meningkatkan postsynaptic GABAergic
pemeliharaan 10-20 mg/kg 1kali sehari. Efek samping SSP merupakan hal
yang umum terjadi pada penggunaan fenobarbital. Efek samping lain yang
syndrome.
3. Deoksibarbiturat
Primidon mempunyai efek penurunan pada neuron eksitatori. Efek anti kejang
4. Iminostilben
20
dan tonik-klonik. Karbamazepin menghambat kanal Na+, yang mengakibatkan
influk (pemasukan) ion Na+ kedalam membran sel berkurang dan menghambat
pada anak dengan usia kurang dari 6 tahun 10-20 mg/kg 3 kali sehari, anak
usia 6-12 tahun dosis awal 200 mg 2 kali sehari dan dosis pemeliharaan 400-
800 mg. Sedangkan pada anak usia lebih dari 12 tahun dan dewasa 400 mg 2
kali sehari. Efek samping yang sering terjadi pada penggunaan karbamazepin
mengantuk, mual, goyah (tidak dapat berdiri tegak) dan Hyponatremia. Resiko
usia.
5. Suksimid
diperantarai oleh ion Ca2+ tipe T pada kejang absens, sehingga penghambatan
pada kanal tersebut akan mengurangi sentakan pada kejang absens. Dosis
etosuksimid pada anak usia 3-6 tahun 250 mg/hari untuk dosis awal dan 20
mg/kg/hari untuk dosis pemeliharaan. Sedangkan dosis pada anak dengan usia
lebih dari 6 tahun dan dewasa 500 mg/hari. Efek samping penggunaan
21
6. Asam valpoat
Asam valproat merupakan pilihan pertama untuk terapi kejang parsial, kejang
sintesis GABA. Asam valproat juga berpotensi terhadap respon GABA post
ringan. Efek samping yang berat dari penggunaan asam valproat adalah
peningkatan kadar amonia dalam darah) umumnya terjadi 50%, tetapi tidak
Interaksi valproat dengan obat antiepilepsi lain merupakan salah satu masalah
22
1/3 pasien mengalami efek samping obat walaupun hanya kurang dari 5% saja
7. Benzodiazepine
2-5 tahun 0,5 mg/kg, anak usia 6-11 tahun 0,3 mg/kg, anak usia 12 tahun atau
lebih 0,2 mg/kg, dan dewasa 4-40 mg/hari. Efek samping yang mungkin
a. Gabapeptin
double-blind dengan kontrol plasebo pada penderita seizure parsial yang sulit
lain leibh unggul dari pada plasebo. Penurunan nilai median seizure yang
23
GABA nonvesikel melalui mekanisme yang belum diketahui. Gabapentin
gabapentin tidak mempengaruhi arus Ca2+ pada saluran Ca2+ tipe T, N, atau L.
terus-menerus. Dosis gabapentin untuk anak usia 3-4 tahun 40 mg/kg 3 kali
sehari, anak usia 5-12 tahun 25-35 mg/kg 3 kali sehari, anak usia 12 tahun
atau lebih dan dewasa 300 mg 3 kali sehari. Efek samping yang sering
b. Lamotrigin
yang memiliki efikasi pada parsial dan epilepsi umum. Lamotrigin tidak
maupun pada pasien geriatri. Efek samping yang sering dilaporkan adalah
24
terutama pada penggunaan awal terapi 3-4 minggu. Stevens-Johnson
c. Levitirasetam
kanal Ca2+ tipe N dan mengikat protein sinaptik yang menyebabkan penurunan
kali sehari. Efek samping yang umum terjadi adalah sedasi, gangguan
perilaku, dan efek pada SSP. Gangguan perilaku seperti agitasi, dan depresi
spesifik
Fenitoin Topiramat
25
Lamotrigin Levetiracetam
okskarbanzepin Tiagabin
Primidon
Fenobarbital
Felbamat
Etosuksimid Levetiracetam
Klonazepam topiramat,
felbamat, zonisamid,
levetiracetam
okskarbanzepin,
Levetiracetam
26
Studi kasus
Tanggal : 11/08/2010
Diagnosa : Epilepsi
Umur : 28 thn
Gejala :
S1dd1
S3ddI
R/ lepigo no XLII
S3ddI
S3ddI
R/ THP 2 mg no XLII
S3ddI
27
Monografi Obat yang diberikan
1. Depakote
Farmakologi : Mekanisme kerja asam valproat tidak diketahui. Efek obat untuk
menjadi asam valproat didalam lambung, dan kemudian akan diabsobsi dalam
saluran pencernaan. Konsentrasi puncak dalam darah akan tercapai dalam 1-4 jam
setelah pemberian dosis tunggal baik dalam bentuk asam maupun garamnya.
serum), saliva (sekitar 1% dari konsentrasi dalam plasma), dan ASI (sekitar 1-
dieliminasi melalui ginjal, dan dilaporkan waktu paruh 5-20 jam (rata-rata 10,6
valproat.
28
Efek samping : Iritasi lambung, anoreksia, mual, muntah; sedasi, ataksia, tremor;
merah.
Dosis : Dosis awal : 300-600 mg/hari terbagi dalam 2 dosis, setelah makan,
dinaikkan 200 mg/hari tiap 3 hari, maksimum: 2,5 g/hari, dalam dosis terbagi.
2. Movileps
Farmakologi :
mana terjadi penurunan bertahap ion natrium melalui membran. Ini termasuk
maksimal pusat batang otak yang berhubungan dengan fase tonik dari kejang
tonik-klonik (grand mal). Waktu paruh plasma setelah pemberian oral rata-rata
Efek samping :
29
• Susunan Saraf pusat: manifestasi paling sering yang berhubungan dengan
terapi fenitoin dengan SSP biasanya tergantung dosis. Efek samping ini
mental, pusing, susah tidur, gelisah, kejang motorik dan sakit kepala.
Sistem hemopoetik: efek samping yang dapat bersifat fatal ini kadang-
kelainan immunoglobulin.
30
Dosis :
mg/kg/hari pada 3 dosis terbagi atau 1-2 dosis terbagi untuk pelepasan
bertahap.
Dosis awal: 15-20 mg/kg tergantung pada konsentrasi serum fenitoin dan
riwaya dosis sebelumnya. Pemberian dosis awal oral pada 3 dosis terbagi
diberikan setiap 2-4 jam untuk mengurangi efek yang tidak dinginkan pada
3. Lepigo
Komposisi : Karbamazepin
31
Efek samping :
kulit, hipotensi, aritmia, koma, depresi nafas, ngantuk, bingung, hilang refleks
Interaksi :
32
Antiepileptika lain : pemberian bersama dua atau lebih obat antiepileptika
kadar plasma)
nifedipin dikurangi.
(mengurangi efek)
siklosporin)
33
Antgonisme Hormon : danazol menghambat metabolisme karbamazepin
litium
hal 487).
4. Haloperidol
Komposisi : Butyrophenone
34
Indikasi : Penanganan shcizofrenia, sindroma Tourette pada anak dan dewasa,
Farmakologi :
ASI.
Interaksi :
35
dekstrometorfan, alkaloid ergot, fluoksetin, inhibitor HMG0CoA reductase
konsentrasi prolaktin.
haloperidol.
lainnya.
lainnya.
Dosis :
36
Awal : 0,05 mg/kg/hari atau 0,25-0,5 mg/hari dibagi dalam 2-3 dosis;
Delirium di unit perawatan intensif: iv.: 2-10 mg; dapat diulang secara
berikan 25% dosis maksimum setiap 6 jam, monitor EKG dan interval
QT.
5. THP (Triheksifenidil)
Komposisi : Triheksifenidil
Farmakologi :
37
Menunjukkan inhibisi pada sistem saraf parasimpatetik, Triheksifinidil
efek kepada otot dan secara tidak langsung melalui sistem saraf
parasimpatetik.
Indikasi :
Dosis :
Dewasa : awal 2 mg, atau 3 kali sehari dosis dinaikkan sampai diperoleh hasil
yang diharapkan.
Dewasa : awal 1 mg, jika gejala tidak terkontrol dalam beberapa jam dosis
38
Dosis sehari 5 – 15 mg, dosis 15 – 20 mg jarang dibutuhkan
2. Drug therapy used when not indicated (penggunaan obat tanpa indikasi) =
Tidak ada
3. Improper Drug Selections (pemilihan obat yang tidak tepat) = tidak ada
6. Adverse drug reactions ( reaksi efek samping obat) = ada tapi sudahditanggani
dengan omz
39