Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 2

sex linkage atau rangkai kelamin adalah gen yang terletak pada kromosom kelamin.

Karakter
yang ditimbulkan oleh gen ini diturunkan bersama karakter kelamin (Yatim,2003).
Suatu gen disebut terpaut sex bila terletak pada kromosom sex atau lebih terpautnya
ditemukan pada kromosom x dan y. berbeda dengan kromosom homolog pada autosom,
yang mempunyai tata letak gen yang sama, kromosom x dan y atau kromosom z dan w
mempunyai struktur yang berbeda. Sebagian besar alel yang terletak pada kromosom X tidak
mempunyai pasangan gen alel pada kromosom Y (Jusuf 1988).
Sifat sex linkage dalam penampilan yang tampak secara khas yang bergabung dengan sex
dari pemiliknya (Ritchi and Carola, 1983). Apabila kedua kromosom kelamin, yaitu
kromosom X dan Y disejajarkan maka dapat dilihat bahwa ada bagian yang homolog (sama
bentuk dan panjangnya). Kromosom kelamin pada manusia dibedakan atas 3 bagian :
1. Bagian dari kromosom X yang homolog dengan bagian dari kromosom Y. bagian ini
tidak panjang dan disini terletak gen-gen yang merupakan rangkai kelamin tak
sempurna.
2. Bagian dari kromosom X yang tidak homolog dengan salah satu bagian dari
kromosom y bagian ini panjang sekali dan disini terletak gen yang memperlihatkan
rangkai kelamin sempurna, yaitu gen-gen yang lazim menunjukan sifat rangkai
kelamin seperti buta warna dan hemofilia. Gen-gen ini disebut juga gen terangkai X.
3. Bagian dari kromosom Y yang tidak homolog dengan salah satu bagian dari
kromosom X. bagian ini pendek sekali dan disini terletak gen yang biasa dinamakan
gen-gen rangkai Y (Suryo 1980)

Kalrenter, seorang perintis eksperimen mengenai hibridisasi tanaman pada abad ke-17,
mengungkapkan bahwa sex linkage menyebabkan terjadinya perbedaan pada kenampakan
dari hasil persilangan F1 apakah jantan atau betina dari parental satu varietas atau
berlainan. Penemuan ini dapt diartikan bahwa meskipun varietas mungkin berbeda pada
banyak sifat, sifat-sifat ini terdapat pada F1 sama persis dari kedua sisi tanpa
memperhatikan kelamin parentalnya (Strickberger 1985).

Gen-gen yang terngkai dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Rangkai sempurna yaitu apabila gen-gen yang terangkai letaknya sangat berdekatan
satu sama lain, maka selama meiosis gen-gen itu tidak mengalami perubahan letak
sehingga gen-gen itu bersama-sama menuju ke gamet.
b. Rangkai tidak sempurna yaitu gen-gen ynag terangkai pada satu kromosom biasanya
letaknya tidak berdekatan satu sama lain, sehingga gen-gen itu dapat mengalami
perubhan letak yang disebabkan karena adanya penukaran segmen dari kromatid-
kromatid pada sepasang kromosom homolog, peristiwa ini disebut pindah silang
(crosing over) (Suryo 1980).

Gen adalah segmen DNA yang diterjemahkan menjadi protein yang dapat terekspresikan
menjadi suatu karakter atau sifat. Gen pada makhluk hidup berada pada autosom dan
gonosom. Gen yang terdapat pada gonosom dapat bersifat resesif atau dominan penyalut
buta warna adalah ketidakmampuan membedakan warna hijau dan merah. Gen yang
mengkode penyakit buta warna terangkai sebagai gen resesif pada kromosom X. Cara
pewarisan sifat buta warna criss cross inheritance yaitu sifat ayah diturunkan pada anak
perempuan dan sifat ibu diturunkan pada anak laki-laki (Suryo,2005)

Selain gen-gen terangkai kromosom kelamin dikenal pula gen-gen yang dipengaruhi sex dan
gen yang dibatasi sex. Gen dominan memperlihatkan pengaruhnya hanya pada individu
jantan atau individu betina saja. Gen yang dipengaruhi jenis kelamin antara lain: kepala
botak dan panjang jari telunjuk. Kepala botak ditentukan oleh gen dominan B dan alelnya b
menentukan kepala berambut normal. Jari telunjuk pendek ditentukan oleh gen dominan T
dengan alel t menunjukan jari telunjuk panjang (Suryo,2005).

You might also like