Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

A New Depsipeptide Antibiotic, Citropeptin

Suatu actinomycete diidentifikasi sebagai Streptomyces Jlavidovirens ditemukan dapat


menghasilkan sebuah antibiotik baru cyclic hexadepsipeptide, berupa citropeptin. Citropeptin
menunjukkan aktivitas antitumor terhadap P388 murine leukemia.

Dalam matakuliah program screening untuk antibiotik antitumor baru, Biakan K3619,
diidentifikasi sebagai keturunan Streptomyces flavidovirens yang diisolasi. Organisme ini
ditemukan sebagai penghasil antibiotik, yang disebut citropeptin, dengan sifat sitoksitas yang
kuat. Struktur antiibiotik ini dielusidasi menggunakan analisis spektral NMR sehingga
ditemukan cyclic hexadepsipeptide yang strukturnya mendekati azinothricinl) and
A83586C.2). Jurnal ini akan menjelaskan taksonomi, isolasi, sifat fisik dan kimia serta
aktivitas biologi citropeptin.

Taksonomi
Biakan K3619 yang diisolasi dari sampel tanah brazil. Karaktrisasi dilakukan dengan
menggunakan metode Shirting and Gottlieb. 3). Karakterisasi biakan K3619 dilakukan pada
media yang berbeda seperti pada tabel 1. Biakan yang pertumbuhannya kurang baik
ditunjukkan pada media Waksman No. 1 dan No. 2 dan pertumbuhan sedang pada agar
campuran pati-garam anorganik, agar nutrient dan agar campuran ekstrak ragi-ekstrak
gandum.

Antena berwarna putih atau dalam rangakain warna kuning (putih kekuningan pucat atau abu-
abu terang). Warna sebaliknya adalah coklat kekuningan pucat hingga kuning. Pigmen
Melanoid atau pigmen larut lainnya tidak diproduksi.

Antenna Mycelium udara bercabang monopodial. Rantai spora, dengan 10-50 sporaper rantai,
sangat flexuous dan kadang-kadang terbentuk sempurna atau membuka spiral
(Retinaculiaperti). Spora yang oval membentuk slinder dalam bentuk (0,6-0.8/lm x 0,8-1,0/
lm) dengan permukaan halus (Gambar. 1).
Sel hidrolisat mengandung LL-asam diaminopimelic (DAP), tetapi bukan meso DAP. Hal ini
dianalisis sebagai turunan GITC dengan HPLC pada kolom ODS.

Sifat fisiologis adalah sebagai berikut. Strain K3619 mampu tumbuh pada 20 C - 30 C.
Budaya dimanfaatkan D-xylose, D-glukosa, inositol, D-mannose, melibiose dan trehalosa,
tetapi tidak L-arabinosa, D-fruktosa, sukrosa, L-rhamnose, rafinosa atau D-ribosa. Strain
lemah peptonized susu, tetapi tidak baik menghidrolisis pati, mencairkan gelatin,
mengentalkan susu atau mengurangi nitrat. Pigmen Melanoid tidak diproduksi pada tirosin
agar, agar pepton ragi-besi atau agar tryptone-ragi-besi.
Karakteristik morfologi dan kimia di atas menetapkan strain genus Streptomyces. Studi
perbandingan karakteristik strain yang sama dalam literatur menunjukkan bahwa strain
K3619 paling mirip dengan Streptomyces flavovirens. Saring K3619 dan S. flavovirens yang
setuju dengan baik pada mereka morfologi rantai spora, warna massa udara, membalikkan
warna dan pigmen produksi, tetapi berbeda dalam pemanfaatannya L-arabinosa. Laporan
untuk S. flavidovirens bervariasi pada pemanfaatan beberapa sumber karbon dan itu sangat
sulit untuk mengidentifikasi pemanfaatan karbon strain K3619 karena pertumbuhan yang
buruk pada media Pridham-Gottlieb. Oleh karena itu, ketegangan K3619 diidentifikasi
sebagai Streptomyces flavidovirens.

Fermentasi dan isolasi


Biakan K K3619 dikultur pada suhu 27 oC selama 3 hari pada sebuah rotary shaker dalam
labu erlenmeyer 500 mL yang berisi 100 mL medium yang terdiri dari 0,4 % glukosa; 1 %
ekstrak gandum dan 0,4 % ekstrak ragi (pH 7,2). Bibit biakan (300 mL) kemudian
dipindahkan ke dalam sebuah 50-1 botol fermentasi yang berisi 25 mL medium yang terdiri
dari 2,5 % glukosa; 1,5 % tepung kedelai; 0,2 % ragi kering dan 0,4 % kalsium karbonat (pH
7). Fermentasi dilakukan pada suhu 27 oC selama 5 hari dengan aerasi (101/min) dan agitasi
(200 rpm).
Keseluruhan air (50 I) disaring hingga diperoleh Celite dan Mycelial diekstrak dengan 25 I
aseton. Setelah dievaporasi, ekstrak dipartisi antara 10 I masing-masing etil asetat dan
akuades. Lapisan organik yang terbentuk dipekatkan dan kemudian dikromatografi kolom
pada gel silika. Pengembangan kolom (5×60 cm) dengan chloroformethanol (50: 1) yang
memberikan fraksi aktif, dimana lapisan yagave an active fraction, which
was evaporated to dryness and put on a secondg telah dipekatkan hingga bebas air
ditempatkan pada kolom silika gel (4×50 cm). Mateial aktif yang masih mentah dielusi
dengan chloroform-ethyl acetate (2: 1) yang dikonsentrasi dalam vacuo and kemudian
dikromatografi pada kolom Sephadex LH-20 (2.5 x 50 cm) dengan metanol. Hasil elusi yang
aktif dievaporasi hingga kering dan dikristalisasi dari etanol hingga dihasilkan 270 mg
citropeptin.

Sifat fisik dan kimia


mp 109-111 0c. Anal. Found: C, 58.11; H, 7.88; N, 10.77; 0, 25 %. Calcd. For
CSOHS2Ns01S: C, 58.01; H, 7.98; N, 10.82; 0, 23.18%. FD-MS m/z 1035 (M+H), 1057
(M+Na). IR (CHCI3) cm-1 3400,2950,1730, 1665,1640,1495,1460,1390,1315,1280,1120,
1005. UV Amax (MeOH) nm (s) 230 (sh 14,000). [a]ts+113° (c 0.5, CHCI3). Sepektrum
Uji H NMR pada 500MHz ditunjukkan pada gambar 2 dan Struktur citropeptin ditunjukkan
pada gambar 3

aktivitas biologi
Citropeptin sangat sitotoksik dengan IC50s 0.02 fIg/ml dan 0.1 fIg/ml melawan sel-sel murine P388
leukemia dan sel-sel BI6 melanoma berturut-turut, dimana diinkubasi pada 5 x 104 cells/ml dengan konsentrasi
citropeptin yang bervariasi dalam medium RPMIl640 yang disuplemetasi dengan 10 % fetal calf serum selama 2
hari.

CDF1 mice were inoculated intraperitoneally


with 106 P388 leukemia cells and
treated intraperitoneally with cirtropeptin on
days I and 5. Citropeptin prolonged the survival
periods of mice bearing P388 (T /C 123%)
at doses of 2 mg/kg/day, but caused toxic death at 4 mg/kg/day.

You might also like