Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 2

Modul IV: Metalurgi Serbuk

Laboratorium Teknik Penguubahan Bentuk 2018


Departemen Teknik Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok 16424

Tujuan. Praktikum bertujuan untuk memahami tahapan proses manufaktur metalurgi serbuk, membedakan sifat produk hasil kompaksi dan
sintering, melihat pengaruh kompaksi terhadap kekuatan mekanis produk akhir, mengetahui besaran tekanan ideal yang diberikan pada proses
kompaksi, dan observasi cacat yang terjadi pada produk hasil metalurgi serbuk.

1 Pendahuluan

Industri logam khususnya metalurgi serbuk saat ini terus suatu cetakan tertutup. Kompaksi jenis ini merupakan
berkembang karena banyaknya perkembangan pada yang paling umum dilakukan. Tekanan yang digunakan
bahan dasar dan proses pembentukan yang dapat pada proses kompaksi dingin akan berbeda sesuai dengan
membentuk komponen-komponen dengan performa yang serbuk logam yang digunakan. Hal ini dikarenakan,
lebih baik dan lebih kompleks. Perkembangan dari bahan apabila tekanan yang digunakan terlalu tinggi, maka akan
dasar diantaranya adalah kemampuan untuk diberi dapat menghasilkan beberapa permasalahan pada proses
tekanan yang tinggi dari serbuk besi, baja molibdenum seperti retak cetakan, slip cracks dan cleavage fractures
prealloyed, serbuk diffusion-alloyed, dan penggunaan pada green part. Proses ini dipengaruhi oleh beberapa
campuran serbuk besi dengan binder. Bahan dasar faktor utama, meliputi: 1) ukuran partikel, 2) bentuk
tersebut menawarkan perkembangan teknologi dengan partikel; 3) komposisi serbuk; 4) distribusi densitas
fleksibilitas pada sifat mekanik hasilnya. Produk hasil serbuk; 5) pemilihan dan metode manufaktur serbuk; 6)
metalurgi serbuk sendiri umumnya akan memiliki 75% kecep2watan pengisian cetakan; dan 7) kecepatan
kekuatan tarik produk wrought dengan kekerasan dan penekanan optimal untuk keluarnya udara dari dies.
keuletan yang lebih rendah pula dibandingkan dengan Produk hasil cold compaction berisiko mengalami
hasil pengecoran akibat porositas yang terdapat dalam distribusi densitas yang tidak merata oleh karena adanya
produk[1]. tekanan yang tidak tersalurkan secara merata pada benda
kerja karena pengaruh friksi dies. Untuk meminimalisasi
hal ini, digunakan pelumas untuk mengurangi gaya gesek
2 Kompaksi antara partikel dan dinding dies. Dengan densitas green
product yang seragam, dimensi benda kerja akan lebih
stabil selama proses sintering.
Kompaksi serbuk merupakan salah satu proses penting
Contoh metode kompaksi yang banyak digunakan
dalam proses manufaktur keramik dan logam. Umumnya,
antara lain: 1) Piston press; 2) Hydrostatic pressing; 3)
proses manufaktur dengan menggunakan metode
Tapping; 4) Vibration; 5) Hammering; dan 6) Explosion.
kompaksi dilakukan untuk membuat suatu produk
material yang memiliki kecenderungan titik lebur yang
tinggi, seperti keramik, dan material komposit lainnya.
Berdasarkan temperatur prosesnya, kompaksi sendiri 3 Sintering
dibedakan menjadi dua kategori besar, yaitu warm dan
cold compaction. Sintering adalah proses pemanasan hingga temperatur di
Proses warm compaction digunakan untuk bawah titik lebur suatu material. Sintering pada proses
mendapatkan densitas dan sifat mekanis yang baik dengan manufaktur metalurgi serbuk umumnya dilakukan untuk
menggunakan proses sekali kompaksi. Proses ini meningkatkan ikatan antar partikel partikel setelah proses
menggunakan serbuk dan peralatan pada perlakuan kompaksi. Hal ini dapat terjadi tanpa perubahan yang
kompaksi seperti umumnya yang dipanaskanm namun signifikan dalam tingkat densitas green product. Sintering
dapat menghasilkan densitas produk green dan as-sintered dapat pula berkontribusi dalam pembulatan pori antar
yang lebih tinggi. Pemberian panas mampu meningkatkan partikel yang dapat mengubah sifat akhir produk.
kemampuan serbuk untuk dikompaksi. Penelitian dari Beberapa parameter penting yang mempengaruhi proses
Hanejko[2] terhadap kompaksi panas serbuk premiks pada ini adalah: 1) temperatur - semakin tinggi temperatur
temperatur 75-150 oC memperlihatkan bahwa perlakuan, akan meningkatkan penyusutan dan
peningkatan suhu kompaksi mmampu meningkatkan membantu pertumbuhan batas butir; 2) waktu - semakin
densitas produk green sebesar 0.10-0.25 g/cm3. Adanya lama waktu sintering, akan membantu pertumbuhan batas
pemanasan disebut mampu membuat pelumas untuk butir; 3) tekanan kompaksi - semakin tinggi gaya tekan
bekerja lebih terarah pada kontak antara benda kerja punch, akan mempengaruhi lama pemanasan; 4) tekanan
dengan dies. Selain meningkatkan densitas green product, lingkungan pada proses sintering; 5) kecepatan
warm compaction juga dapat meningkatkan sifat mekanis, pendinginan; dan 6) jenis material serbuk.
magnetik, keseragaman produk akhir, dan memungkinkan Selama proses kompresi, partikel bubuk mengalami
kompaksi untuk dilakukan pada tekanan yang lebih pengerasan regangan/strain hardening yang meningkat
rendah dari proses tanpa pemanasan. dengan tekanan yang lebih tinggi. Pada sintering
Cold compaction adalah proses kompaksi yang temperatur rendah, terjadi proses anil yang dapat
umumnya dilakukan pada serbuk logam yang cenderung mengurangi efek pengerasan regang dalam produk.
memiliki densitas rendah dan mudah teroksidasi dalam
Dalam proses sintering dapat pula terjadi ekspansi dan berupaya meninggalkan produk pada saat dies dan
pada green compact yang terbuat dari serbuk logam lunak, pons kompaksi saling bertemu[1].
misalnya tembaga. Ekspansi ini disebabkan oleh adanya
gas yang terperangkap dalam pori dan tidak mampu
keluar dari green compact. Fenomena ini umumnya tidak Referensi
ditemukan dalam green compact berbahan logam keras.
[1] http://www.azom.com/. 9 Jan 2018.
[2] Hanejko FG. Warm Compaction. ASM Handbook Vol. 7: Powder
Metal Technologies and Application (1998): 376-381.

4 Metode Pengujian

Pengujian berupa simulasi proses kompaksi serbuk Al


dengan peralatan Hydraulic Press dengan pelumasan dan
kondisi tanpa pemanasan pada variasi tegangan kompresi
250, 300, dan 350 MPa. Sintering dilakukan menggunakan
muffle furnace pada temperatur 600 oC selama 2 jam.
Skema proses kompaksi ditunjukkan dalam Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Skema Proses Kompaksi

5 Cacat dalam Metalurgi Serbuk

Proses manufaktur metalurgi serbuk termasuk dalam


kategori proses mutakhir yang memungkinkan adanya
kontrol dalam minimalisasi cacat yang terjadi. Adapun
cacat yang umumnya masih ditemui dalam produk
akhir/as-sintered antara lain: 1) Lamination Cracking –
terjadi dalam arah tegak lurus terhadap arah kompaksi
akibat adanya udara yang terperangkap dalam produk
green compact akibat kecepatan penekanan yang terlalu
besar. Perpatahan ini terjadi akibat kegagalan partikel
untuk saling mengikat secara mekanis akibat terhalang
oleh udara yang terperangkap; dan 2) Blowouts – terjadi
ketika seluruh udara yang terperangkap saling bertemu

You might also like