Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

Nama: Pascal Sulistiyo Wibowo

NIM : 4201415084

Inovasi Pembelajaran

SOFTLENS
Pada awal di temukannya softlens adalah ketika orang mengalami gangguan mata dimana
orang susah untuk melihat pada jarak jauh mau pun dekat atau fokus mata orang tersebut tidak
normal sehingga ini menjadi kendala bagi orang tersebut untuk bisa melihat atau membaca
tulisan secara jelas.

Pada awalnya sebelum softlens di temukan ada sebuah alternarif dimana yaitu kacamata.
Sebelumnya kacamata pun tidak serta merta langsung seperti yang kita lihat sekarang pada
awalnya Kacamata pertama kali ditemukan sekitar 3000 tahun yang lalu oleh bangsa di kota tua
Niniwe, dimana pada waktu itu fungsinya adalah sebagai kaca pembesar. Bahan yang digunakan
juga bukanlah lensa kaca melainkan batu Kristal.

Perkembangan kacamata kemudian baru melesat pada abad XII di Cina dan Eropa.
Ketika itu, Bangsa Yunani kuno menggunakan bola kaca berisi air sebagai kaca pembesar.
Kemudian pada tahun 1268 Roger Bacon, seorang ilmuan berkebangsaan Inggris, menemukan
kacamata baca. Dan pada tahun 1300-an kacamata mulai diproduksi dengan pusat pembuatan di
Venesia. Tapi kacamata saat itu belum seperti sekarang. Kualitas lensanya sederhana, dan
pemakaiannya juga merepotkan.

Berbagai macam percobaan dilakukan untuk menemukan cara terbaik dan teraman
mengenakan kacamata. Ada yang memasang lempengan logam panjang yang dipasang mulai
dari batang hidung hingga kebagian tengah kepala lalu turun ke bagian leher.Ada yang
memasang rantai kecil pada kedua sisi kacamata dan diikatkan dibagian belakang kepala, seperti
kacamata renang, ada lagi yang mengaitkan kacamata pada topi. Ada yang ditempelkan di batang
hidung sehingga si pemakainya harus terus memeganginya. Hingga pada akhirnya pada tahun
1727, tercetuslah ide untuk memasang tangkai sehingga kacamata dapat dikaitkan di telinga.
Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1784 Benjamin Franklin berhasil menemukan
kacamata bifokus, yang memiliki lensa cembung dan lensa cekung dalam satu bingkai. Hingga
tahun 1884 masih juga dihasilkan lensa bifokus yang dibuat dari potongan-potongan, meski
sudah berperekat. Barulah pada tahun 1908 dan 1910 dikenal lensa cembung cekung yang benar-
benar menyatu dalam satu lensa. Materi lensa pun turut berkembang, yang mula-mula dari
kuarsa,selanjutnya dibuatlah lensa kaca. Pada tahun 1970 ditemukan lensa bahan plastik sebagai
bahan lain untuk pembuatan lensa kacamata.

Dengan semakin berkembangnya zaman banyak orang menganggap penggunaan


kacamata merupakan hal yang rumit karena harus selalu menempel pada wajah yang terkadang
mengganggu dan juga mengurangu penampilan sehingga di buatlah alternatif lain yakni softlens
atau lensa kontak.

Pada awalnya Softlens dibuat hanya agar seseorang bisa menggunakan alat bantu
penglihatan dengan lebih praktis dan nyaman tanpa mengurangi keindahan penampilan raut
wajah si pengguna. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan inovasi pada motif dan warna
Softlens, membuat Softlens banyak diminati sebagai aksesories kecantikan. Karena dengan
adanya variasi warna dan motif pada Softlens tersebut, selain membantu penglihatan, akan
membuat mata si pengguna terlihat lebih cantik dan indah. Sehingga fungsi Softlens sebagai alat
bantu penglihatan sudah tidak menjadi alasan terdepan, justru saat ini seseorang memakai
Softlens cenderung lebih sebagai aksesories kecantikan. Bahkan kebanyakan dari penggunanya
kondisi matanya masih normal, sebenarnya mereka mungkin sama sekali tidak membutuhkan
alat bantu penglihatan. Nah, mungkin inilah yang menjadi bukti bahwa softlens sudah menjadi
Trend Mode Kecantikan para ladies sekarang ini.

Berawal dari kacamata, ide dasar pembuatan Softlens sebenarnya telah dikenal mulai dari
tahun 1508 bardasarkan catatan dan gambaran serta sketsa yang dibuat oleh Leonardo Da Vinci.
Di dalam buku catatannya, ditemukan banyak sekali sketsa tentang kacamata yang langsung bisa
dikenakan pada bola mata. Kemudian, ide dasar ini terus menerus dikembangkan dan di teliti.
Namun pada versi yang lain diklaim bahwa Rene Descartes merupakan penemu ide softlens yang
pertama. Beliau membuat Hydriascope pada tahun 1636, yaitu kaca berisi air yang ditempatkan
pada kornea mata untuk membantu penglihatan. Hydriascope inilah yang diklaim sebagai ide
pertama yang menjadi prinsip pembuatan kacamata dan softlens.
Selanjutnya jaman pun berkembang hingga pada akhirnya cikal bakal Softlens
ditemukan. Softlens atau Lensa Kontak pertama kali sukses dibuat oleh seorang fisiologi
bernama Adolf Gaston Eugen Fick pada tahun 1888, yang terbuat dari bahan Glass-Blown.
Adolf menciptakan lensa kontak tersebut dengan melakukan berbagai macam riset dan uji coba,
mulai dari bahan, warna, ukuran diameter, sampai ketebalannya. Setelah semua riset tersebut
dilaluinya, barulah Adolf mulai berpendapat bahwa Softlens ciptaannya itu dapat digunakan
sebagai alat bantu penglihatan.

Untuk membuktikan bahwa Softlens atau lensa kontak yang ia ciptakan layak dipakai,
Adolf Fick melakukan beberapa uji coba. Uji coba yang pertama dilakukan pada seekor kelinci,
kemudian Adolf melakukan uji coba pada dirinya sendiri, hingga akhirnya uji coba tersebut
dilanjutkan kepada beberapa orang sukarelawan yang mau menggunakan softlens buatannya.
Namun sukarelawan tersebut berpendapat bahwa Softlens atau lensa kontak ciptaan Adolf ini
masih kurang nyaman digunakan, karna Softlens atau lensa kontak ciptaan Adolf Fick ini masih
terbilang sangat besar dan berat. Ketebalan Softlens atau lensa kontak ini berukuran 1.8 - 2.1 cm.
Coba saja kamu bayangkan bagaimana jika Softlens ini kamu pasangkan di matamu. Hhmm..
Selain itu, bahannya terbuat dari kaca, sehingga dapat juga membahayakan mata.

Adolt Fick mempublikasikan hasil temuan & penelitiannya pada bulan Maret 1888.
Meskipun terbilang gagal, tapi ide Adolt tersebut merupakan sebuah terobosan baru pada masa
itu yang dapat mentrigger inovasi riset alat bantu mata yang praktis lebih maju lagi. Nyatanya
lebih dari 10.000 pasang softlens terjual di Amerika antara tahun 1935-1939.

Pada tahun 1949, teknologi Softlens mendapatkan titik terang dengan adanya penemuan
material sintetik baru yaitu, Polymethylmethylpropenoate (PMMA). Bahan ini membuat softlens
lebih bersahabat dengan mata manusia karena dinilai lebih ringan. Penemuan ini membuat
penjualan lensa kontak pada tahun itu membooming mencapai 200 ribu pasang terjual.

Barulah pada tahun 1960-an diluncurkan produk Softlens berbahan Hydrogel. Bahan
Softlens Hydrogel ini ditemukan oleh seorang ahli kimia dari Republik Ceko yang bernama Otto
Wichterle dan Drahoslav Lim yang mempublikasikan riset mereka yaitu "Hydrophilic gels for
biological use" di jurnal Nature pada tahun sebelumnya. Pada masa inilah terobosan terpenting
dalam sejarah pembuatan Softlens terukir. Dengan ditemukannya Hydrogel sebagai bahan dasar
pembuat Softlens, membuat produk softlens pada saat itu lebih membooming lagi. Pemakaian
softlens dirasa sudah sangat aman dan nyaman dipakai. Opini tersebut mungkin memang benar,
karena bahan material Hydrogel ini lebih lembut dan sudah memungkinkan pergantian oksigen
di mata saat menggunakan Softlens. Sebagai buktinya, pada tahun 1971, bahan Hydrogel
merupakan bahan dasar pembuat softlens pertama yang disetujui oleh Food & Drug
Administration (FDA) dan hingga kini bahan tersebut terus dikembangan sebagai bahan dasar
softlens.

Seiring dengan perkembangan zaman dan bertambah majunya teknologi sekarang ini,
Softlens atau lensa kontak terus bermunculan dengan berbagai macam model atau motif dengan
warna dan variasi yang beraneka ragam dan dapat dengan sangat mudah ditemukan. Selain itu,
kita tidak perlu merasa sakit lagi karena bahan softlens sekarang sudah jauh lebih baik dari
sebelumnya.

Dengan adanya inovasi baru berupa softlens yang merupakan alat bantu pengelihatan
yang sederhana maka banyak orang lebih cenderung menggunakan softlens sebagai alat bantu
pengelihatan. Selain tidak mengganggu karena frame kacamata yang menempel pada wajah, juga
dapat memperindah mata kita.

You might also like