Buku Saku Patient Safety

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 22

BUKU SAKU PATIENT SAFETY

RSUD KOLONODALE
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga "Buku Saku patient safety RSUD
Kolonodale dapat tersusun dimana diharapkan dapat mengenalkan dan mensosialisasikan secara
ringkas program-program patient safety yang harus dilaksanakan oleh seluruh pegawai RSUD
Kolonodale, terutama yang berhubungan langsung dengan pelayanan pada pasien dan keluarganya.
Saat ini tuntutan peningkatan keamanan pelayanan rumah sakit makin mengemuka sehingga perlu
dilakukan upaya-upaya standar pelayanan, salah satunya adalah penerapan program patient safety
sesuai buku saku ini menerapkan buku saku ini setiap pegawai bahu membahu mewujutkan rumah
sakit sesuai standar Akreditasi baru 2012. Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap pelayanan RSUD Kolonodale.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam buku ini. Akhir kata,
semoga Allah SWT selalu membantu membukakan mata dan hati kepedulian kepada sesama.

VISI :
"Mewujutkan pelayanan yang berkualitas prima yang mandiri dan berkeadilan"

MISI :

1) Meningkatkan sistem Manajement Rumah Sakit;


2) Meningkatkan pelayanan keahlian dan Kedokteran modern;
3) Meningkatkan Pelayanan Keperawatan Komprehensif;
4) Mengembangkan Kompetensi SDM yang Profesional;
5) Meningkatkan sarana dan Prasarana secara berkesinambungan;
6) Mengutamakan Pendekatan Psikomotor dan Disiplin;
7) Meningkatkan Kesejahteraan.

MOTTO :

"Melayanai Dengan Hati Nurani"

NILAI :

1. Kepercayaan (trust)
 Menjalankan pekerjaan dengan penuh rasa tanggung jawab
 Mempunyai komitmen tinggi untuk mengutamakan kepentingan pasien
2. Profesional
 Bekerja sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku
 Selalu berusaha memberikan kemampuan terbaiknya untuk pasien dan RS
 Terbuka dalam mengemukakan pendapat dan terbuka untuk menerima
pendapat
3. Peduli
 Melayani dengan Hati Nurani dan menempatkan pelanggan sebagai sahabat
4. Efisien
 Memberikan pelayanan kesehatan yang efisien dengan tetap menjaga mutu
khususnya dalam penggunaan obat, barang habis pakai dan pemeriksaan
penunjang.
 Melakukan pengendalian biaya dalam mengelola rumah sakit
5. Kebersamaan
 Menyadari bahwa semua pekerjaan tidak dapat diselesaikan sendiri
 Mempunyai semangat yang tangguh dan bekerja sama serta menjunjung
kebersamaan sebagai tim dalam menghadapi tantangan dan penyelesaian
tugas (one team, one spirite, one vision, one goal)

STANDARISASI SALAM :

Asalamu Alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh

Selamat pagi..........(sesuai situasi)

MENERIMA TELEFON :
 Sebaiknya dering pertama sudah diangkat
 Jangan biarkan telefon berdering lebih dari 3 kali
 Angkat telefon dengan mengucapkan salam........sebut nama.......unit kerja.......bisa di bantu?
 Harus tersedia dekat telefon.

WORLD ALLIANCE
FOR PATIENT SAFETY

AE 3,2%-16,6% BUKANLAH
ANGKA YANG KECIL

WHO
SAFETY IS A FUNDAMENTAL
PRINSIPLE OF PATIENT CARE AND A
CRITICAL COMPONENT OF QUALITY
MANAGEMENT

Patien Safety

....Safe care is not an option. It is the right of every patient


who entrusts their care to our healtcare system.....
Sir Liam Donaldson
Chair, WHO world Alliance for patient safety,
Forwward programme, 2006-2007

"Patient safety is now recoggnized as priority by healty


systems around the world"
Sir Liam Donaldson
Chair, WHO world Alliance for patient safety,
Nine life saving patient safety solution,
2 mei 2007
Mengapa Perlu Sistem Keselamatan Pasien

Di Rumah Sakit??
....Banyaknya jenis obat,jenis Pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien
dan staf Rumah Sakit yang cukup besar, merupakan hal yang potensial bagi
terjadinya kesalahan

PATIENT SAFETY

Sistem dimana RS memberikan asuhan kepada pasien lebih aman, mencegah cedera akibat
kesalahan karena melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

TUJUAN PATIENT SAFETY :

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah sakit


2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien & masyarakat
3. Menurunya kejadian tidak diharapkan (ktd) di rumah sakit.

PASIEN NEAR MISS


TIDAK CIDERA (NM)
(NC=Nvaris cedera)

MEDICAL
EROR MALPRAKTEK

PASIEN ADVERSE EVENT


CIDERA (AE)

(KTD= Kejadian Tdk Diharapkan)

KESALAHAN MEDIS
(MEDICAL ERROR)
NYARIS CEDERA (NC)
(NEAR MISS = NM)

Suatu kejadian akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharunya
diambil, yang dapat menciderai pasien tetapi cedera serius tidak terjadi karena :

 Keberuntungan
Contoh : pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat
 Pencegahan
Contoh : suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan
membatalkannya sebelum obat di berikan
 Peringanan
Contoh : suatu obat dengn overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan
antidolenya

PENYEBAB KESALAHAN MEDIS

1. MASALAH KOMUNIKASI

- Verbal atau non verbal antara staf atau antara staf & pasien

- Komunikasi tepat waktu & dapat diandalkan saat pemberian hasil pemeriksaan yang kritis

2. ARUS INFORMASI YANG TIDAK ADEKUAT

- Ketersediaan informasi yang kritis saat akan merumuskan keputusan penting

- Informasi penting tidak disertakan pada saat pasien ditransfer

3. MASALAH SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

- Gagal mengikuti kebijakan, SOP & prosedur

- Tidak mengetahui pengetahuan yang adekuat


4. HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN PASIEN

- Kegagalan memperoleh inform concent

- Pengetahuan pasien kurang adekuat

5. POLA/ALUR KERJA SDM

- Dokter, perawat & staf lain sibuk karena tenaga kurang memadai

- Pengawasan/ supervisi kurang memadai

6. KEGAGALAN TEHNIS

- Kegagalan alat : pompa,infus,monitor

- Komplikasi/kegagalan implant

- Kegagalan alat tidak teridentifikasi secara tepat

7. KEBIJAKAN & PROSEDUR YANG TIDAK ADEKUAT


- Tidak adanya sop atau sop tidak adekuat

7 LANGKAH
MENERAPKAN PATIEN SAFETY

6 GOALS SASARAN PATIENT SAFETY

6 GOALS SASARAN PATIEN SAFETY

A. IDENTIFIKASI
B. KOMUNIKASI EFEKTIF
C. PEMBERIAN OBAT YANG AMAN
D. CEGAH SALAH PASIEN, SALAH POSISI & SALAH TINDAKAN / PROSEDUR
E. MENURUNKAN RESIKO INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN HAND HYGIENE & PENGGUNAAN
APD
F. MENURUNKAN RESIKO CIDERA KARENA JATUH DENGAN CHECKLIST PENILAIAN RESIKO
JATUH
IDENTIFIKASI

Upaya membudayakan petugas senantiasa memeriksa gelang identitas setiap kali melakukan
pemberian obat, mengambilan sampel darah, pengambilan foto radiologi, pemberian tindakan dan
lain-lain.

KETETAPAN IDENTIFIKASI PASIEN

1. Setiap pasien yang dirawat di RSUD Morowali harus dicatat : nama,umur,jenis kelamin,alamat
tanggal/jam penerimaan,pekerjaan,nama pengirim,anamnesis pasien (keluarga)
2. Nomor catatan medis ditulis pada status, buku register dan kartu control penderita.
3. Nomor catatan medis terdiri atas 6 angka diberikan dari rekam medis RS (bersifat sentralisasi)
4. Setelah data pasien dilengkapi, status RM dan gelang identifikasi pasien (yang mencantumkan
nama, umur, jenis kelamin no rekam medik) dibuat dan diberikan kepasda perawat untuk
dipasangkan kelengan pasien.
5. Gelang warna merah muda untuk pasien perempuan dan warna biru muda untuk pasien laki-
laki
6. Pada gelang terdapat barcode data pasien yang mencakup : nama, nomor rekam medic,jenis
kelamin,umur dan alamat.
7. Petugas senantiasa mencocokan gelang identifikasi (minimal 2 identitas :nama,umur dan nomor
rekam medik) dengan status pasien setiap setiap kali melakukan pemeriksaan,pemberian obat,
pemberian tindakan, pemeriksaan radiologi maupun pengambilan sampel laboratorium dan
pemberian tranfusi darah.
8. Gelang yang rusak harus segera diminta gantinya pada sentral opname.
9. Gelang identitas dilepaskan saat pasien akan pulang.

KOMUNIKASI EFEKTIF

HAND REPEA
OVER T BACK

REA
D
BACK
TEACH CHECK
BACK BACK
TINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

1. Memberikan informasi/instruksi secara lengkap dan jelas tanpa memakai singkatan yang tidak
baku/standar
2. Melakukan “read back” terhadap informasi /instruksi yang diterima secara lisan maupun melalui
telefon
3. Standarilisasi singkatan, akronim, symbol yang berlaku dirumah sakit.
4. Memberlakukan standar komunikasi pada saat operan (hand over communication)
5. Meningkatkan ketepatan membuat laporan.

Read Back
Jika perawat/ petugas penerima informasi/ instruksi hanya satu orang, maka sipenerima telefon
harus mendengarkan dengan baik, sambil menuliskan secara lengkap, kemudian membacakan ulang
kepada pemberi informasi/instruksi. Jika penerima telefon lebih dari satu orang, maka yang
menerima telefon menyebutkan secara lengkap informasi/instruksi, sementara itu perawat yang
satu mencatat, kemudian dibacakan ulang oleh sipenerima telefon kepada pemberi
informasi/instruksi.

Repeat Back
Pada saat dokter member instruksi perawat yang akan memberikan obat langsung menyebut ulang
instruksi sebelum memasukan obat. Contoh : adrenalin 1 ampul iv diulang adrenalin 1 ampul iv.

Checkn Back
Petugas yang menerima instruksi/informasi secara lisan maupun tulisan harus memperjelas kembali
maksud yang sebenarnya dari instruksi tersebut kepada pemberi informasi instruksi.

Teach Back
Dilakukan pada saat perawat menjelaskan instruksi dokter kepada pasien/keluarga atau penjelasan
pemakaian obat pada saat pasien akan pulang.
Contoh:
Pasien mendapat instruksi dulcolax sup II/24 jam, maka perawat harus mengajarkan kepada pasien/
keluarga pasien dari cara membuka obat sampai cara memasukan ke dubur dan kemudian dievaluasi
apakah pasien/keluarga mengerti.

Hand Over
Memilih/menentukan petugas yang akan diberi tanggung jawab. Petugas yang akan meninggalkan
tempat untuk sementara waktu menginformasikan kepada petugas pengganti sementara tentang:

 Kondisi akhir pasien


 Tindakan yang telah dan belum dilakukan
 Pengobatan yang telah dan belum dilakukan
Setelah petugas yang meninggalkan tempat kembali, petugas yang diberikan tanggung jawab
melaporkan kembali tentang keadaan pasien disamping pelaporan perawat kepada dokter.

Akronim Singkatan
Menggunakan singkatan yang sudah terstandar di BLUD RSUD Morowali.Tulis kata dengan lengkap
bila tidak ada dalam daftar singkatan.(lihat buku daftar singkatan BLUD RSUD Morowali)
PELAPORAN HASIL TES KRITIS
Pengertian :

1. Proses penyampaian tes kritis/hasil kritis kepada dokter yang merawat pasien
2. Nilai hasil kritis adalah hasil pemeriksaan diagnotik/penunjang yang memerlukan
penanganan segera.
3. Pelaporan hasil kritis adalah proses penyampaian nilai hasil pemeriksaan yang memerlukan
penanganan
4. Segera dan harus dilaporkan ke DPJP secepat mungkin dalam waktu kurang dari 1 jam.

PELAPORAN HASIL TEST KRITIS

Petugas laboratorium, PETUGAS PENERIMA


petugas Radiologi yang HASIL KRITIS DI Unit Kerja
merekam EKG

Catat tanggal,jam nama Catat tanggal, jam, nama


yang dihubungi,nama penelepon
penelepon

Penyampaia
n hasil
TINDAKAN 15 MENIT I : DPJP
sesuai SPO

15 MENIT II : DPJP

Ka. IGD 15 menit IV : Divisi/ 15 Menit III :Divis/


Ka. ICU
Konsulen jaga konsulen jaga.
Dir Med
HASIL KRITIS LABORATORIUM

No JENIS TEST WAKTU TEST NILAI NORMAL NILAI KRITIS


1 Hemoglobil 10-15 menit Pr.12-12 gr/dl - <6.0 g/dl - >24.0 g/dl (< 7 minggu)

- <6.0 g/dl – 20.0 g/dl ( > 7 minggu)

- <7 gr/dl (adult)


2 Trombosit 10-15 menit 150.000-400.000/mm3 - < 50 atau >600× 10-3/ul (adult)

- < 30 atau >800×10-3/ul (pediatric)


3 Glukosa Cara kering < 200 mg/dl -<50 atau >250 mg/dl (neonates)
Darah (rapid)
Sewaktu -<70 atau >350 mg/dl (peds & adults)
10-15 menit

Cara basah 60- < 1.5 mg/dl -<50 atau > 250 mg/dl (adult)
90 menit

4 Kreatinin 60-90 menit 1.5 mg/dl -> 1.5 mg/dl (1 day – 4 weeks)

-> 2.0 mg/dl (5 weeks -23 month)

->2.5 mg/dl (2 yrs)

->3.0 mg/dl (12 yrs 5 yrs)

GGA : > 6 mg/dl


5 Creatinin 60-90 <190 U/L (L) ->10.000 U/L
kinase Total
<167 U/L (P)
6 Creatini 60-90 Menit < 25 U/L ->25 U/L
kinase myonal
band (CKMB)
7 Troponin T 30-45 Menit Negatif Positif
8 60-90 menit 3.5-5.1 mmol/L -<2.5->6.0 Mm/L
9 60-90 Menit 136-145 mmol/L -<120>160 Mm/L
10 60-90 Menit 97-111 mmol -<80 atau >120 Mm/L

11 Analisa Gas 60-90 menit Ph :7.35-7.45 -Asidosis berat < 7.1


Darah
Pco2 :35-45 -Alkalosis berat > 7.6

HCO3 : 22-26
12 Activated 10-15 menit 22-30 sec ->80 sec
partial
Thromboplasti
n Time,
plasma
13 INR 10-15 menit 0.88-1.32 ->2.0
(International
normalizing
ratio
14 fibrinogen 10-15 menit 189-283 mg/dl -< 60 mg/dl

15 WBC Count 10-15 menit 4.0×10-3/ul-10.0×10-3/ul -<1.0 atau 50.0×10-9/L (adult)

-<1.5 atau >30.0×10-9/L (Pediatric)


No JENIS TEST WAKTU TEST NILAI NORMAL NILAI KRITIS

16 Neutrophils 10-15 menit -<0.5×10-9/L


17 Hematokrit 10-15 menit 37%-48% -<21.0% atau >60.0%
18 60-90 menit ->5 mmol/L
19 60-90 menit -<1.1 mg/dl -15 mg/dl (Neonatus) >dari 10 hari

->100 mg/dl (adult)


20 Calcium total 8.62-10.31 mg/dl -5 mg/dl->13.0 mg/dl
21 Calcium ionized -<0.87 atau >1,41 mmol/L
22 FT4 0.932-1.71 mg/dl ->9.0 mg/dl (<50 thn)

->6.0 mg/dl (>50 thn)


23 Iron serum 60-90 menit 59-148 ug/dl (laki) -350 ug/dl

37-148 ug/dl (wanita)


24 Magnesium 60-90 menit 1,77-2.58 mg/dl -1.0 a :9,0 mg/dl
serum
25 Bacterial culture, Positif result from blood sterile
aerobic body fluid normaly sterile tissue
26 Bacterial 3-7 hari Identification of bacillus
culture,aerobic anthracis,brucella spp,clostridium
(also includes botilinum,corynebacterium
enteric pathogen diphtheria,francisella
culture and tularensis,vibrio cholera,of yersinia
bacteria/candida pestis.
culture,blood)or
bacterial
culture,an aerobic
27 Gram stain 1-2 hari Positive result from a sterile

Body fluid,normaly sterile tissue

HASIL KRITIS RADIOLOGI

NO GAMBAR RADIOGRAFI INTERPRETASI HASIL


1 Area hiperluscent avaskuler pada daerah lapangan paru pneumothorax

2 Gambaran udara bebas didaerah subdiafragma kanan Perforasi (pneumoperitonium)

3 Gambaran hiperdens intracerebral, interventrikel,subdural atau Hemmorage stroke


epidural
4 Gambaran hiperdens subdural atau epidural Trauma kapitis dengan pendarahan epidural
dan subdural luas

5 Gambaran air fluid level yang bertangga Efusi pleura masif

6 Gambaran perselubungan pada rongga torax yang mendesak Efusi pleura masif
mediastinum

7 Gambaran radiopaq pada saluran nafas Corpus alienum saluran nafas


HASIL KRITIS KARDIOLOGI

a. Critical stenosis
b. Multiple stenosis pembuluh darah utama
c. Diffuse stenosis + small vessels
d. Ventrikel tachicardi
e. VES maligna
f. AV ventrikuler respon hemodinamik tidak stabil
g. Bradicardi yang mengancam/simtomatik
h. Tamponade jantung
i. Enjection fraction + di rgn jantung LA & LV
j. Acute critical ischemic

SEBELUM MENELPON DOKTER


- Periksa pasien dengan benar
- Lihat nama DPJP yang sesuai untuk di telfon
- Mengetahui diagnosis masuk pasien
- Baca catatan dokter dan keperawatan terbaru
- Pegang RM pasien dan siap untuk melaporkan adanya riwayat alergi atau tidak,pengobatan
yang diberikan, cairan IV, hasil test maupun laboratorium.
- Setiap laporan SBAR berbeda, focus pada permasalahan, ringkas, tidak semua tercantum
dalam tabel perlu dilaporkan hanya yang dibutuhkan dalam situasi saat ini.
Beberapa contoh penerapan masing-masing komponen huruf dalam tehnik SBAR

SITUATION / SITUASI
Saya menelfon tentang (nama pasien,umur dan tempat perawat) pasien Tn.Amir,umur 30
tahun,diperawatan mahalona 1,dok……
Masalah yang ingin di sampaikan adalah :
Saya khawatir pasien akan mengalami henti jantung/nafas
Tanda tanda vital
TD…………,/……………Nadi…………,bernafas……………,dan suhu…………
Saya khawatir tentang :
- Tekanan darah karena lebih dari 200 atau kurang dari 100,atau 30 mmhg dibawah dari
biasanya
- Nadi karenalebih dari140 atau kurang dari 50
- Pernafasan karena kurang dari 5 atau lebih dari 40
- Suhu karena kurang dari 35 C atau lebih dari 40 C

BACKGRAUND/LATAR BELAKANG
Status mental pasien :
- Sadar dan orientasi orang, waktu dan tempat baik
- Kebingungan dan kooperatif/tidak kooperatif
- Gelisah atau mengacau
- Lesu tapi dapat bicara dan dapat menelan
- Koma, mata tertutup,tidak respon terhadap situasi
- Kulit hangat dan kering, pucat berbintik,ekstremitas dingin/hangat
ASESSMENT/PENILAIAN
Masalah yang saya pikirkan adalah (katakanan apa masalah yang ada pikirkan)
- Masalah tampak adalah jantung, infeksi, neorogis, respirasi…………
- Saya tidak yakin masalahnya tapi pasien memburuk
- Pasien tampaknya tidak stabil dan cenderung memburuk
- Kita perlu melakukan sesuatu dok.

REKOMMENDATION/REKOMENDASI
MEDIKASI YANG AMAN

Sosialisasikan dan tingkatkan kewaspadaan obat High alert meliputi elektrolit pekat, Narkotika, obat
high alert lainnya dan sitostatika.

1. Elektrolit pekat tidak disimpan dalam unit perawatan pasien kecuali dibutuhkan secara klinis
dan tindakan dilakukan untuk mencegah penggunaan yang tidak seharusnya pada area yang di
ijinkan sesuai kebijakan.
2. Elektrolit pekat yang disimpan dalam unit perawatan pasien memiliki label yang jelas dan
disimpan di tempat dengan akses terbatas
3. Pisahkan obat-obat LASA
4. Minimalkan jumlah obat look alike yang muncul pada layar seleksi pada order entry.
5. Pisahkan kemasan obat look alike di area penyimpanan
6. Kemas ulang produk dengan kemasan luar yang berbeda
7. Pastikan label menampilkan kandungan aktif pada produk farmasi.
8. Gunakan huruf besar untuk label seperti Dompamine versus Dobutamine
9. Cek diagnose saat dispesing jika diindentifikasi potensial tercampurnya obat look alike
10. Cek ketepatan dosis saat dispensing.

Terapkan 7 Benar Pemberian Obat

1. Benar pasien
a. Gunakan minimal dua identitas pasien
b. Cocokan obat yang akan diberikan dengan instruksi terapi tertulis
c. Anamnesis riwayat alergi
d. Anamnesis kehamilan/menyusui
e. Anamnesis lengkap riwayat obat/penggunaan obat saat ini dan buat daftar obat-obat
tertentu
f. Bandingkan pemberian obat saat ini dengan daftar obat yang digunakan pasien di rumah
(termaksud kelalaia,duplikasi,penyesuaian,kehilangan,interaksi atau tambahan obat).
g. Identifikasi pasien yang akan mendapat obat dengan kewaspadaan tinggi dilakukan oleh
dua orang yang komponen (double check)
2. Benar Obat
a. Beri label semua obat dan tempat obat (syringes,cangkir obat,baskom obat) dan larutan
lain.
b. Obat dan larutan lain dilokasi perioperatif atau ruang prosedur yang tidak akan segera
dipakai juga harus diberi label
c. Pemberian label dilokasi perioperatif atau ruang prosedur dilakukan setiap kali obat atau
larutan diambil dari kemasan asli ketempat lainya.
d. Pada label,tuliskan nama obat,kekuatan,jumlah,kuantitas,pengeceran dan folume tanggal
persiapan,tanggal kadaluarsa jika tidak digunakan dalam 24 jam dan tanggal kadaluarsa
jika kurang dari 24 jam.
e. Semua obat atau larutan diverifikasi oleh dua orang secara verbal dan visual jika orang
menyiapkan obat bukan yang memberikannya ke pasien.
f. Pemberian label pada tiap obat atau larutan segera setelah obat disiapkan jika tidak
segera diberikan.
g. Jangan memberi label pada syringes atau tempat kosong sebelum obat disiapkan atau di
isi.
h. Siapkan satu obat atau larutan pada satu saat.beri label hanya untuk satu obat atau
larutan pada satu saat.
i. Buang segera setiap obat atau larutan yang tidak ada labelnya.
j. Buang semua tempat obat berlabel dilokasi steril segera setelah operasi atau prosedur
dilakukan (ini berarti tempat obat orisisnal disimpan sampai tindakan selesai)
k. Saat pergantian tugas /jaga,reviw semua obat dan larutan oleh petugas lama dan petugas
baru secara bersama.
l. Ubah daftar obat/kardeks jika terdapat perubahan obat.
m. Kebenaran jenis obat yang perlu kewaspadaan tinggi dicek oleh dua orang yang
kompeten double check.

3. Benar Dosis
a. Dosis obat, terutama yang memerlukan kewaspadaan tinggi,dihitung dan di check oleh
tiap dua orang yang kompoten double check
b. Jika ragu konsultasi ke dokter yang menulis resep
c. Berkonsentrasi penuh pada saat menyiapkan obat dan hindari gangguan.
4. Benar Waktu

a. Sesuai waktu yang ditentukan sebelum makan,setelah makan,saat makan


b. Perhatikan waktu pemberian :
3 × sehari tiap 8 jam
2 × sehari tiap 12 jam
Sehari sekali tiap 24 jam
Selang sehari tiap 48 jam
c. Obat segera diberikan setelah diintruksikan oleh dokter.
d. Belum memasuki masa kadaluarsa obat.
5. Benar cara/Route pemberian
a. Cara pemberian obat harus sesuai dengan bentuk/jenis sedian obat :
Slow release tidak boleh di gerus
Enteric coated tidak boleh di gerus
b. Obat yang akan diberikan per NGT sebaiknya adalah obat cair/syirup
c. Pemberian antar obat sedapat mungkin berjarak
d. Jadwal pemberian obat dan nutrisi juga berjarak
6. Benar Dokumentasi
a. Setiap perubahan yang terjadi pada pasien setelah mendapat obat harus di
dokumentasikan.
b. Setiap dokumen klinik harus ada bukti nama dan tanda tangan/paraf yang melakukan
c. Setelah memberikan obat, langsung diparaf dan diberi nama siapa yang memberikan
obat tersebut
d. Setiap perubahan jenis/dosis/jadwal/cara pemberian obat harus diberi nama dan paraf
e. Jika ada coretan yang harus dilakukan :buat hanya satu garis dan diparaf di ujungnya
f. Dokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan : efek samping obat (ESO) di catat
dalam rekam medic dan form pelaporan insiden di kirim ketim keselamatan pasien di
instalasi penjamin mutu dan akreditasi.pelaporan efek samping obat dikirim ke komite
farmasi dan terapi.
g. Dokumentasikan kejadian nyaris cedera terkait pengobatan form pelaporan insiden ke
Tim keselamatan pasien.
h. Dokumentasikan kejadian tidak diharapkan form pelaporan incident ke tim keselamatan
pasien.
7. Benar Informasi
a. Semua rencana tindakan/pengobatan harus di dokumentasikan pada pasien dan atau
keluarga,termaksud pasien di ICU (hak pasien)
b. Jelaskan tujuan dan cara mengkonsumsi obat yang benar
c. Jelaskan efek samping yang mungkin timbul
d. Terncana lama terapi juga dikomunikasikan pada pasien
e. Tips : semua informasi yang telah diberikan pada pasien dan keluarganya ini di tulis
dalam “form penjelasan dan pendidikan dokter kepada pasien yang ada dalam Rekam
medis dan di tanda tangani oleh dokter dan pasien /keluarga pasien

Cegah Salah Pasien,Salah Posisi &


Salah Tindakan/Prosedur

 Pengecekan informed concern

 Pengecekan identitas pasien

 Penandaan area operasi

 Pelaksaan time out


 Pengecekan hasil penunjang
secara terus menerus

1. Pengecekan surat ijin tindakan (informed consent)


- Kelengkapan (identitas pasien,nama tindakan/ prosedur dan area operasi,tanda tangan
pasien/yang bertanggung jawab,dokter operasi/anesthesia,saksi dan telah mendapat
informasi lengkap tentang tindakan yang akan dilakukan
- Ditandatangani oleh pasien sendiri (bila umur pasien 17 tahun atau lebih, sadar,koomperatif)
atau oleh orang yang bertanggung jawab dengan menyertakan foto copy KTP.
2. Pengecekan identitas pasien
- Gelang identitas dicocokan dengan data di medical record dan menanyakan langsung nama
lengkap pasien, area operasi dan nama tindakan operasi kepada pasien oleh petugas OK dan
perawat diruangan penerimaan/transit pasien.
- Didalam ruangan operasi oleh perawat anesthesia,perawat sirkuler,dokter anesthesia,dan
dokter bedah serta pada saat memindahkan pasien ke RR gelang identitas harus dicek oleh
perawat sirkuler dan pada saat meninggalkan raunag operasi.
3. Penadaan Area Operasi
- Dilakukan oleh dokter bedah (operator) atau yang ditujukan diruangan rawat inap atau paling
lambat sebelum pasien di pindahkan keatas meja operasi (kecuali pasien emergency)
berupa”tanda centang” di atas atau sedekat mungkin dengan area incise.
- Penandaan menggunakan tinta yang tidak mudah dihapus,sehingga dapat dilihat sampai saat
akan drapping (disinfeksi)
Protokol Umum :
a. Tanda lokasi operasi marking (√) terutama
- Pada orang yang memiliki dua sisi kanan dan kiri
- Multiple structures (jari tangan,jari kaki)
- Multiple level (operasi tulang belakang :cervical,thoracal,lumbal)
- Multiple lesion yang pengerjaannya bertahap
b. Anjuran penandaan lokasi operasi
- Gunakan tanda yang sudah disepakati
- Dokter yang akan melakukan operasi yang melakukan pemberian tanda.
- Tandai pada atau dekat daerah insisi
- Gunakan tanda yang tidak ambigu (contoh :tanda “x”merupakan tanda yang ambigu)
- Gunakan penanda yang tidak mudah terhapus (contoh: gentian violet)
c. Sebelum dilaksanakan operasi terapkan pengisian check list keselamatan operasi untuk
memastikan :
- Tepat pasien
- Tepat prosedur
- Tepat daerah/lokasi operasi.
4. Pengecekan data pemeriksaan penunjang
- Data pemeriksaan radiologi,hasil pemeriksaan laboratorium patologi klinik dan patologi
anatomi
5. Pelaksanaan time out tim operasi
- Verifikasi akhir seluruh anggota tim ditempat operasi akan dilakukan dan setelah pasien
dianesthesi,minimal meliputi :memastikan benar pasien,benar area operasi,benar
prosedur tindakan,data foto Rontgen dan peralatan khusus yang dipakai.
MENURUNKAN RISIKO INFEKSI NOSOKOMIAL
DENGAN HAND HYGIENE DAN PENGGUNAAN APD

Cuci Tangan
Sesuai Standar
 Cuci tanga pakai alcohol tiap kali akan memeriksa 1 pasien,40-60 detik
 Cuci tangan pakai sabun & air tiap kali selesai memeriksa 5 pasien 20-30 detik
Menurunkan Resiko Cidera Karena Jatuh
dengan Checklist Penilaian Resiko Jatuh

Indikator usaha menurunkan risiko cidera karena jatuh :

1. Semua pasien baru dinilai risiko jatuhnya dan penilaian diulang jika di indikasikan oleh perubahan
kondisi pasien atau pengobatan dan lainnya.
2. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindaklanjuti sesuai derajat risiko jatuh pasien guna mencegah
pasien jatuh serta akibat tak terduga lainnya.
3. Pasien anak memakai formulir : penilaian resiko jatuh anak : skala Humpty Dumpty
4. Pasien dewasa memakai formulir : penilaian resiko jatuh dewasa : Morse fall scale/MFS
5. Pengajian risiko ulang dilakukan jika ada perubahan kondisi atau pengobatan.

FAKTOR RESIKO SKALA SCORE


HASIL STANDAR
RIWAYAT JATUH YA 25
TIDAK 0
DIAGNOSIS SEKUNDER YA 15
TIDAK 0
MENGGUNAKAN ALAT-ALAT BANTU FURNITUR 30
MENYOKONG 15
TONGKAT/ALAT
BED REST 0
HEPARIN/IVFD YA 20
TIDAK 0
GAYA BERJALAN NORMAL/BED 20
GANGGUAN 10
PERGERAKAN
STATUS MENTAL DISORIENTASI 15
ORIENTASI BAIK 0
JUMLAH SCORE

KETERANGAN :

 RESIKO TINGGI = >45


 RESIKO SEDANG = 25-44
 RESIKO RENDAH = 0-24
SKALA HUMPTY DUMPTY

PARAMETER KRITERIA SKOR KETERANGAN


UMUR Dibawah 3 tahun 4 Resiko Tinggi > 12
3-7 tahun 3 Resiko Rendah 7-11
7-13 tahun 2 Score Minimal 7
>13 tahun 1 Score Maksimal 23

JENIS KELAMIN Laki-laki 2


perempuan 1
DIAGNOSA Kelainan neurogi 4
Perubahan dalam 3
oksiginasi (masalah
saluran
nafas,dehidrasi)
Kelainan 2
psikis/perilaku
Diagnosi lain 1
GANGGUAN Tidak sadar dalam 3
KOGNITIF keterbatasan
Lupa keterbatasan 2
Mengetahui 1
kemampuan diri
FAKTOR Riwayat jatuh dari 4
LINGKUNGAN tempat tidur saat bayi-
anak
Pasien menggunakan 3
alat bantuatau box
atau mebel
Pasien berada di 2
tempat tidur
Di luar ruang rawat 1
RESPON TERHADAP Dalam 24 jam 3
OPERASI/OBAT Dalam 48 jam riwayat 2
jatuh
Lebih >48 jam 1
PENGGUNAAN OBAT Bermacam-macam 3
obat yang digunakan
:obat sedative (kecuali
Saalah satu 2
pengobatan di atas
Pengobatan lain 1
TOTAL

You might also like