Professional Documents
Culture Documents
Abortus (Print)
Abortus (Print)
Konsep Dasar
2.1 Abortus
Ovofetal
Ibu
Faktor ovofetal
Pemeriksaan janin dengan ultrasonografi dan selanjutnya pemeriksaan
histologik menunjukkan bahwa pada 70 persen kasus, ovum yang telah
dibuahi gagal berkembang dengan baik atau mengalami malformasi. Pada
40 persen dari kasus ini, kelainan kromosom mendasari terjadinya aborsi.
Pada 20 persen abortus, trofoblas gagal mengadakan implantasi secara
adekuat.
Faktor ibu
1
2.1.3 Patofisiologi
Penyebab abortus yang paling dekat adalah pelepasan embrio parsial atau
komplit akibat perdarahan kecil di dalam desidua. Ketika terjadi kegagalan fungsi
plasenta, uterus mulai berkontraksi sehingga proses abortus mulai. Jika terjadi
sebelum minggu ke-8, mebrio defektif yang tertutup vili dan desidua cenderung
dikeluarkan dalam gumpalan (blighted ovum), walaupun sedikit produk konsepsi
dapat bertahan di dalam uterus maupun serviks. Perdarahan uterus terjadi sewaktu
proses pengeluaran.
Antara minggu ke-8 dan ke 14, mekanisme di atas dapat terjadi atau
membrane ketuban dapat rupture sehingga mengeluarkan janin yang cacat tetapi
gagal mengeluarkan plasenta. Plasenta ini dapat menonjol di ostium serviks
eksterna atau tetap melekat pada dinding uterus. Tipe abortus ini dapat diikuti
perdarahan yang banyak. Antara minggu ke 14 dan 22, janin biasanya dikeluarkan
dengan diikuti plasenta beberapa saat kemudian. Plasenta lebih jarang tertahan.
Biasanya perdarahan tidak berat, tetapi rasa nyeri dapat hebat, sehingga
menyerupai ‘persalinan kecil’.
Jelas dari uraian di atas bahwa abortus diikuti oleh perdarahan uterus dan
nyeri, dengan intensitas bervariasi. Walaupun abortus merupakan penyebab
perdarahan pervaginam pada kehamilan dini pada lebih dari 95 persen kasus,
penyebab-penyebab yang lebih jarang seperti kehamilan ektopik, perdarahan
serviks karena eversi epithelium atau polip endoserviks; mola hidatidosa; dan
jarang karsinoma serviks harus disingkirkan. (Obsteri patologi, kedokteran
Unpad:2005)
2
2.1.5 Diagnosis
3
-Kram atau Abortus Evakuasi
nyeri perut Inkomplit
bawah
-Ekspulsi
sebagian hasil
konsepsi
Terbuka Lunak dan -Mual/muntah
lebih besar -Kram perut
dari usia bawah
gestasi -Sindroma
mirip
preeklamsia
-Tak ada janin
ke luar jaringan
seperti anggur
*Perdarahan ringan membutuhkan waktu lebih dari 5 menit untuk
membasahi pembalut atau kain bersih
Abortus spontan
Abortus Imminens
4
masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal:2002)
Penangan
Abortus insipiens
5
kontraksi rahim yang kuat dan ditemukan adanya dilatasi serviks sehingga jari
pemeriksa dapat masuk dan ketuban dapat teraba. Kadang-kadang perdarahan
dapat menyebabkan kematian ibu dan jaringan yang tertinggal dapat
menyebabkan infeksi sehingga evakuasi harus segera dilakukakan. Janin biasanya
sudah mati dan mempertahankan kehamilan pada keadaan ini merupakan indikasi
kontra. (Sulaiman, 2004)
Pada abortus insipien perdarahan lebih banyak dan rasa nyeri lebih kuat, ada
yang menyatakan lebih nyeri dari pada his waktu partus, dan ostium uteri
internum dan eksternum terbuka dan kantong ketuban menonjol keluar. Jika
dilakukan pemeriksaan ultrasonografi pada penampang longitudinal terlihat
serviks yang terbuka melalui mana menonjol kantong yang berisi cairan di depan
bagian terbawah dari janin di belakang kandung kemih yang penuh (full bladder
technique). (Chalik, 1997)
Gejala klinis :
6
Pemeriksaan dalam : Ostium terbuka, buah kehamilan masih dalam rahin, dan
ketuban utuh (mungkin menonjol). (Sulaiman, 2004)
1. Jika usia kehamilan kurang dari 16 minggu, dilakukan evakuasi uterus dengan
Aspirasi Vakum Manual (AVM). Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan :
- Beri ergometrin 0,2 mg I.M (dapat diulang sesudah 15 menit jika perlu) atau
misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam jika perlu) ;
- Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
(Saifuddin, 2010)
7
Apabila wanita tersebut berada pada trimester pertama kehamilan, tidak
ditemukan perdarahan atau nyeri berlebihan, tanda-tanda vital dalam batas
normal, tidak mengalami distress emosional yang berat, dan kadar hematokrit
terakhir mencapai 30 %, maka dapat bidan tawarkan dua pilihan kepada klien.
Abortus inkomplit
Sebagian jaringan hasil konsepsi masih tertinggal di dalam uterus
di mana pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis masih terbuka dan
teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri
eksternum. Perdarahan biasanya masih terjadi jumlahnya pun bisa banyak
atau sedikit bergantung pada jaringan yang tersisa, yang menyebabkan
sebagian placental site masih terbuka sehingga perdarahan berjalan terus.
Pasien dapat jatuh dalam keadaan anemia atau syok hemoragik sebelum
sisa jaringan konsepsi dikeluarkan. Pengelolaan pasien harus diawali
dengan perhatian terhadap keadaan umum dan mengatasi gangguan
hemodinamik yang terjadi untuk kemudian disiapkan tindakan kuretase.
Pemeriksaan USG hanya dilakukan bila kita ragu dengan diagnosis secara
klinis. Besar uterus sudah lebih kecil dari umur kehamilan dan kantong
8
gestasi sudah sulit dikenali, di kavum uteri tampak massa hiperekoik yang
bentuknya tidak beraturan.
Bila terjadi perdarahan yang hebat, dianjurkan segera melakukan
pengeluaran sisa hasil konsepsi secara manual agar jaringan yang
mengganjal terjadinya kontraksi uterus segera dikeluarkan, kontraksi
uterus dapat berlangsung baik dan perdarahan bisa berhenti. Selanjutnya
dilakukan tindakan kuretase. Tindakan kuretase harus dilakukan secara
hati-hati sesuai dengan keadaan umum ibu dan besarnya uterus. Tindakan
yang dianjurkan ialah dengan karet vakum menggunakan kanula dari
plastic. Pascatindakan perlu diberikan uterotonika parenteral ataupun per
oral dan antibiotika (Saifuddin, Abdul Bari.2013.Ilmu
Kebidanan.Jakarta:PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo)
Penanganan
Tentukan besar uterus (taksir usia gestasi), kenali dan atasi setiap
komplikasi (perdarahan hebat, syok, infeksi/sepsis).
Hasil konsepsi yang terperangkap dalam serviks yang disertasi
perdarahan hingga ukuran sedang, dalat dikeluarkan secara digital atau
cunam ovum. Setelah itu evaluasi perdarahan:
o Bila perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg IM atau
misoprostol 400 mg per oral
o Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil
konsepsi dengan AVM atau D&K (pilihan tergantung dari usia
gestasi, pembukaan serviks dan keberadaan bagian-bagian janin)
Bila tidak ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotika profilaksis
(ampisilin 500 mg oral atau doksisiklin 100 mg)
Bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1 g dan metronidazol 500 mg setiap
8 jam.
Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi di bawah 16 minggu,
segera lakukan evakuasi dengan AVM
Bila pasien tampak anemic, berikan sulfas ferosus 600 mg per hari
selama 2 minggu (anemia sedang) atau transfuse darah (anemia berat).
Pastikan tidak ada komplikasi berat seperti sepsis, perforasi uterus atau
cidera intra-abdomen (mual/muntah, nyeri punggung, demam, perut
kembung, nyeri perut bawah, dinding perut tegang, nyeri ulang lepas).
Bersihkan ramuan tradisional, jamu, bahan kaustik, kayu atau benda-
benda lainnya dari region genitalia.
Berikan boster tetanus toksoid 0,5 ml bila tampak luka kotor pada
dinding vagina atau kanalis servisis dan pasien pernah diimunisasi.
9
Bila riwayat pemberian imunisasi tidak jelas, berikan serum anti
tetanus (ATS) 1500 Unit IM diikuti dengan pemberian tetanus toksoid
0,5 ml setelah 4 minggu.
Konseling untuk kontrasepsi pascakeguguran dan pemantauan lanjut.
(Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal:2002)
Abortus komplit
Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil konsepsi
telah dikeluarkan dari kavum uteri. (Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal:2002)
Abortus Kompletus adalah Pengeluaran seluruh hasil konsepsi dari
kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram. (Sarwono,2010)
Diagnosis
Apabila abortus kompletus akan terjadi sering kali didahului oleh
hilangnya gejala-gejala kehamilan diikuti pengeluaran darah dengaan tiba-
tiba dan disertai dengan rasa nyeri di daerah perut bawah dan pinggang.
Janin dan plasentanya bisa keluar terpisah atau bersatu secara utuh. Jika
hasil konsepsi telah keluar dengan lengkap rasa nyeri menghilang dan
perdarahan berhenti, hanya perdarahan bercak bisa berlangsung beberapa
hari.
Abortus ini ditandai dengan perdarahan bercak sedang, serviks
tertutup atau terbuka, uterus lebih kecil dari usia gestasi, sedikit atau tanpa
nyeri perut bagian dari riwayat hasil konsepsi, pada abortus komplit
perdarahan segera berkurang setelah isi rahim dikeluarkan selambat-
lambatnya dalam 10 hari perdarahan berhenti sama sekali, karena dalam
masa ini luka rahim telah sembuh dan epitelisasi dan pada pemeriksaan tes
urine biasanya masih positif sampai 7-10 hari setelah abortus (Anik,
2013).
Penanganan
10
Abortus infeksiosa
Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai komplikasi infeksi.
Adanya penyebaran kuman atau toksin ke dalam sirkulasi dan kavum
peritoneum dapat menimbulkan septicemia, sepsis atau peritonitis.
Penanganan
Kasus ini berisiko tinggi untuk terjadi sepsis, apabila fasilitas
kesehatan setempat tidak mempunyai fasilitas yang memadai, rujuk
pasien ke rumah sakit.
Sebelum merujuk pasien lakukan restorasi cairan yang hilang dengan
NS atau RL melalui infuse dan berikan antibiotika (misalnya:
ampisilin 1 g dan metronidazol 500 mg).
Jika ada riwayat abortus tidak aman, beri ATS dan TT.
Pada fasilitas kesehatan yang lengkap, dengan perlindungan antibiotika
berspektrum luas dan upaya stabilisasi hingga kondisi pasien memadai,
dapat dilakukan pengosongan uterus sesegera mungkin (lakukan hati-
hati karena tingginya kejadian perforasi pada kondisi ini).
11
tuuh kehamilan) dari seluruh kehamilan yang diketahui secara klinis. Berilah
keyakinan akan kemungkinan keberhasilan untuk kehamilan berikut kecuali jika
terdapat sepsis atau anya penyebab abortus yang dapat mempunya efek samping
pada kehamilan berikut (hal ini jarang terjadi).
Juga kenali pelayanan kesehatan reproduksi lainnya yang dibutuhkan oleh ibu
tersebut. Sebagai contoh beberapa wanita mungkin membutuhkan:
Jika pasien diimunisasi, berikan booster tetanus toksoid 0,5 ml, jika
dinding vagina atau kanalis servikalis tampak luka terkontaminasi.
12
Jika riwayat imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus (ATS) 1500
unit IM diikuti dengan tetanus toksoid 0,5 ml setelah 4 minggu.
Penatalaksanaan untuk penyakit menular seksual.
Penapisan kanker serviks.
13