Professional Documents
Culture Documents
Tugas Geothermal Geomagnet
Tugas Geothermal Geomagnet
Disusun oleh :
Dibimbing oleh:
Pada system geothermal, area manifestasi panas bumi sangat erat kaitannya dengan
keberadaan alterasi padanya. Sebagian fluida yang terperangkap dibawah batuan
impermeable akan mengalami proses akumulasi panas. Proses akumulasi panas
mengakibatkan batuan impermeable di atasnya mengalami perubahan struktur dan sifat
batuan. Batuan yang mengalami perubahan ini disebut batuan alterasi yang dalam sistem
panasbumi berfungsi sebagai clay cap atau batuan penudung untuk menjaga proses akumulasi
panas di reservoar.
Berdasarkan asumsi bahwa tubuh intrusi atau urat hidrotermal kaya akan mineral
ferromagnetic, yaitu dimana mineral ferromagnetik tersebut akan kehilangan sifat
kemagnetannya bila dipanasi mendekati titik currie. Maka batuan di dalam sistem panas bumi
pada umumnya memiliki nilai suseptibilitas yang lebih rendah dibanding batuan sekitarnya.
Hal ini disebabkan adanya proses demagnetisasi oleh proses alterasi mineral hidrotermal,
dimana proses tersebut mengubah mineral yang ada menjadi mineral-mineral paramagnetik
atau bahkan diamagnetik. Sehingga pemilihan metode geomagnet dipandang sebagai salah
satu metode yang tepat dalam studi panas bumi karena metode geomagnet ini sangat sensitif
terhadap peru- bahan vertical. Metode magnetic ini sendiri umumnya digunakan untuk mem-
pelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat hydro-thermal yang kaya akan mineral ferromagnetic
dan struktur geologi.
Oleh karena itu dalam pemetaan potensi geothermal, metode geomagnet sering
digunakan untuk mempelajari daerah yang diduga mempunyai potensi geothermal. Dimana
metode eksplorasi geomagnet sering digunakan karena data acquitsition dan data proceding
yang dilakukan tidak serumit metode gaya berat. Penggunaan filter matematis umum
dilakukan untuk memisahkan anomali berdasarkan panjang gelombang maupun kedalaman
sumber anomali magnetik yang ingin diselidiki.
B. Prinsip Kemagnetan
dimana:
H adalah kuat medan magnet (Ax)
m ’ adalah kutub khayal yang diukur oleh alat (m)
3. Momen Magnet
Pada kenyataannya, kutub-kutub magnet selalu muncul berpasangan (dipole)
dimana dua kutub berkekuatan +m dan -m dipisahkan oleh jarak I, maka momen
maghnetik ini didefinisikan sebagai:
M = lmr
dimana:
adalah momen magnet (m. C)
adalah kutub magnet(m) r1 adalah arah dari unit vektor dari kutub negatif ke kutub
positif
l adalah j arak antara dua kutub (m)
4. Intensitas Magnet
Bila suatu tubuh magnetik terletak dalam suatu medan magnetik eksternal, tubuh
magnetik tersebut akan menjadi termagnetisasi oleh induksi. Intensitas dan arah
magnetisasi/ kemagnetan tubuh magnetik tersebut adalah sebanding dengan kuat
dan arah medan magnetik yang menginduksi. Intensitas kemagnetan didefinisikan
sebagai momen magnet persatuan volume.
dimana:
j adalah intensitas kemagnetan (Am-1)
M adalah momen magnetik (m.C) v adalah volume (m3)
Karena kuat medan magnet bumi konstan dimana-mana, maka harga intensitas
medan magnet akan hanya tergantung pada perubahan kerentanan magnet. Konsep
inilah yang digunakan sebagai dasar dalam eksplorasi geomagnetik.
5. Induksi Magnet ( B )
Medan magnet yang terukur oleh magnetometer adalah medan magnet induksi,
termasuk efek magnetisasinya, yang diberikan oleh persamaan (Telford, 1990).
B = n0{H +M)
(6)
B = jl0(H + kH)
B = jl0(\ + k)H dimana:
(7)
H = n 0 (\ + k)
B = \AH
Dimana H dan M memiliki arah yang sama seperti kasus pada umumnya.
Satuan SI untuk B adalah tesla = 1 newton/ ampere meter = 1 Wb/ m2 (
Telford, 1990). (8)
Dengan demikian intensitas total yang diukur oleh magnetometer adalah suatu
vektor antara medan total yang tidak terganggui dan anomali lokal H ’. Dari
persamaan-persamaan di atas, nampak bahwa parameter suseptibiltas magnetik (k)
merupakan parameter yang sangat penting, karena menyatakan derajat magnetisasi
suatu benda akibat pengaruh medan magnet luar. Suseptibilitas magnetik
merupakan parameter yang menyebabkan timbulnya anomali magnetik.
6. Medan Magnetik Bumi
Bumi berlaku seperti sebuah magnet sferis yang sangat besar dengan suatu medan
magnet yang mengelilinginya. Medan itu dihasilkan oleh suatu dipole magnet yang
yang terletak pada pusat bumi. Sumbu dipole ini bergeser sekitar 11° dari sumbu
rotasi bumi, yang berarti kutub utara geografis bumi tidak terletak pada tempat yang
sama dengan kutub selatan magnetik bumi.
Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis yang dapat diukur yaitu
arah dan intensitas kemagnetanya. Parameter fisis itu adalah deklinasi magnetik
magnetik, intensitas horizontal H dan intensitas vertikal Z. dari elemen ini semua
medan magnet lainya dapat dihitung. Parameter yang menggambarkan arah medan
magnetik adalah deklinasi D (sudut antara utara magnetik dan utara geografis) dan
inklinasi I (sudut antara bidang horizontal dan vektor medan total), yang diukur
dalam derajat.
Intensitas medan magnet total F digambarkan dengan komponen horizontal H,
komponen vertical Z dan komonen horizontal ke arah utara X dan ke arah timur Y,
seperti yang terlihat pada Gambar 6. Intensitas medan magnet bumi secara kasar
antara 25.000-65.000 nT dan untuk Indonesia, wilayah yang terletak di utara
ekuator mempunyai intensitas ±40.000 nT sedangkan untuk wilayah yang di selatan
ekuator mempunyai intensitas ±45.000 nT.
2. Paramagnetik
Batuan atau mineral paramagnetik mempunyai kerentanan magnet positif dan akan
mengecil sesuai dengan menurunnya suhu, seperti yang terlihat pada Gambar 8.
Sifat-sifat paramagnetik akan timbul bila atom atau molekul suatu batuan atau
mineral memiliki momen magnet pada waktu tidak terdapat medan luar dan
interaksi antara atom lemah. Contoh batuan paramagnetik antara lain : piroksen,
olivine, garnet dan biotit.
3. Ferromagnetik
Atom-atom dalam bahan ferromagnetik memiliki momen magnet dan interaksi
antara atom-atom tetangganya begitu kuat sehingga momen semua atom dalam
suatu daerah mengarah sesuai dengan medan magnet luar yang diimbaskan, seperti
yang terlihat pada Gambar 9. Contohnya : besi, cobalt dan nikel.
Gambar 9. Spin Elektron Bahan Ferromagnetik
4. Antifferomagnetik
Suatu bahan atau material akan bersifat antifferomagnetik pada saat kemagnetan
benda ferromagnetik naik sesuai dengan kenaikan temperatur yang kemudian hilang
setelah temperatur mencapai titik Curie, seperti yang terlihat pada Gambar 10.
Contohnya hematite.
5. Ferrimagnetik
Bahan-bahan dikatakan ferrimagnetik bila momen magnet pada dua daerah magnet
saling berlawanan arah satu terhadap lainnya, seperti yang terlihat pada Gambar 11.
Harga k cukup tinggi dan bergantung pada temperatur. Contohnya adalah titanium.
Keuntungan:
(+) Metode geomagnet sangat cocok digunakan untuk mempelajari daerah yang diduga
mempunyai potensi geothermal. Metode eksplorasi geomagnet banyak digunakan karena data
acquitsition dan data proceding dilakukan tidak serumit metode gaya berat.
(+) Metode ini sensitive terhadap perubahan vertical, umumnya digunakan untuk mempelajari
tubuh intrusi, batuan dasar, urat hydrothermal yang kaya akan mineral ferromagnetic, struktur
geologi. Umumnya tubuh intrusi, urat hydrothermal kaya akan mineral ferromagnetic (Fe3O4,
Fe2O3) yang memberi kontras pada batuan sekelilingnya.
Kerugian:
(-) Setiap jenis batuan di bumi walaupun dalam pengklasifikasian atau penamaannya sama,
dapat saja mempunyai sifat dan karakteristik yang spesifik akibat peristiwa geologi yang
dialaminya. Sehingga bisa memberikan data yang didapat bisa berbeda dengan kenyataan
yang sebenarnya di bawah permukaan
BAB 5 CARA MENDESKRIPSIKAN AREA YANG PROSPEK
Metode Geomagnet pada dasarnya merupakan metode yang sangat sering digunakan dalam
metode pencarian atau eksplorasi geothermal. Metode ini seringkali dikombinasikan dengan
metode-metode geofisika lainnya seperti geolistrik ataupun pemetaan alterasi.
Salah satu contoh/ studi kasus pemakaian metode magnetik dalam geothermal antara lain
adalah dalam eksplorasi panas bumi di daerah Jaboi, Kota Sabang, Daerah Istimewa Aceh
Metode geomagnet merupakan cara geofisika yang digunakan untuk mendeteksi struktur
bawah permukaan sebagai pembentuk sistem panasbumi dan melokalisir daerah anomali
rendah yang diduga berkaitan dengan manifestasi panasbumi seperti mata air panas Jaboi,
Ieseum, Batetamon, Lho Pria Laot, Seurui dan Pasi Jaboi. Secara geografis daerah survei
geomagnet terletak pada koordinat UTM 752000 mE – 760000 mE dan 638500 mN –
650000 mN
Lintasan A :
Anomali magnet memperlihatkan harga antara – 260 s/d 357 nT. Harga anomali dibagian
baratlaut secara umum lebih tinggi dari bagian tengah dan tenggara. Penurunan nilai anomali
yang cukup tajam yaitu dari A5500 ke A5750 dan kenaikan anomali cukup besar dari titik
A6250 ke A 6500. Indikasi struktur/sesar diperkirakan antara A5000-A5250, A6250-A6500 dan
A6500-A6750.
Lintasan AB:
Profil anomali memperlihatkan nilai antara -558 s/d 207 nT Kenaikan anomali yang tajam terjadi
antara AB1500-AB1750. Anomali magnet sangat rendah di AB1500 mungkin karena batuannya
terdemagnetisasi lebih kuat daripada yang dibagian tengah dan tenggara. Indikasi struktur
diperkirakan antara AB2250-AB2500.
Lintasan B
Profil anomali menunjukkan nilai antara –796 s/d 464 nT. Daerah nomali sangat rendah terdapat
antara titik B2250 s/d B3250 mencapai nilai minimum –796nT, sedangkan di bagian tengah dan
tenggara mencapai nilai maksimum berturut-turut 464 nT dan 191 nT. Batuan pada daerah
anomali rendah mungkin telah terdemagnetisasi lebih kuat daripada daerah dengan anomali
tinggi.
Lintasan BC
Profil anomali memperlihatkan nilai antara 79 s/d 578. Setengah lintasan kearah baratlaut
beranomali tinggi sedangkan yang kearah tenggara beranomali rendah. Batuan dibawah daerah
beranomali rendah diduga telah terdemagnetisasi relatif lebih kuat dari daerah yang beranomali
tinggi. Indikasi struktur diperkirakan antara BC1000-BC1250.
Lintasan C
Profil anomali menunjukkan nilai antara –48 s/d 744 nT. Anomali rendah terdapat dibagian
baratlaut mencapai nilai minimum –48 nT sedangkan anomaly tinggi di bagian tengah dan
tenggara mempunyai nilai maksimum berturut-turut 744 nT dan 421nT. Harga anomali rendah
disebabkan nilai kerentanan magnet batuan dibagian baratlaut lebih rendah daripada ke-rentanan
batuan dibagian tengah dan tenggara. Indikasi struktur sesar diperkirakan antara C2750-C3250
dan C5250-C5500.
Lintasan D
Nilai anomali magnet berkisar antara –387 nT s/d 510 nT. Anomali rendah hanya terdapat di
ujung ba- gian baratlaut dan tenggara dengan nilai hampir sama, sedangkan dibagian lainnya
anomali lebih tinggi dengan disertai beberapa lonjakan nilai ano- mali. Hal ini mungkin
disebabkan kerentanan magnet andesit di ujung baratlaut lebih rendah dari keren- tanan magnet
breksi di lokasi antara D4250-D5000 Indikasi struktur sesar diperkirakan antara D1250- D1500,
D2250-D2500 dan D3000-D3250.
Lintasan E
Profil anomali magnet memperlihatkan nilai antara – 138 s/d 340 nT. Anomali rendah terdapat
dibagian baratlaut, tengah dan tenggara dengan disertai anomali tinggi di E1750 dan E3000.
Indikasi struktur diperkirakan disekitar E1500 dan E 3000-E3500.
Lintasan H
Profil anomali magnet menunjukkan nilai anomali antara -165 s/d 420 nT. Harga anomali
dibagian baratlaut relatip lebih tinggi dari anomali di bagian tengah dan tenggara. Hal ini
mungkin akibat proses demagnetisasi batuan dibagian tengah lebih kuat dari yang dibagian
baratlaut sedangkan dibagian tenggara terdapat batuan tufa dengan kerentanan magnet relatif
lebih rendah. Indikasi struktur diperkirakan antara H4500-H4750.
Peta Anomali Magnet Total (Gambar 6)
Harga anomali magnet secara keseluruhan berkisar – 600 s/d 750 nT. Berdasarkan kisaran nilai
anomali, maka anomali magnet di daerah penyelidikan dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis
yaitu anomali sangat rendah, rendah dan tinggi. Anomali rendah terdapat di bagian-bagian
timurlaut, timur, barat, baratdaya dan tenggara sedangkan anomali sangat rendah terdapat di
bagian-bagian utara, tengah, baratdaya dan selatan. Daerah anomali tinggi terdapat dibagian
utara, tengah, barat dan selatan. Manifestasi air panas yang terletak di bagian utara, barat, selatan
dan bara tlaut terletak pada anomali rendah, terkecuali mataair panas Jaboi terletak pada anomali
relatif lebih tinggi. Hal ini dapat terjadi mungkin karena batuan dibawah air panas Jaboi
terdemagnetisasi lebih lemah daripada batuan pada lokasi mataair panas yang lain.
Struktur sesar di daerah penyelidikan yang dapat diinterpre- tasikan berdasarkan harga,
kelurusan dan kerapatan kontur anomali magnet adalah sebagai berikut :
a. Struktur sesar berarah utara-selatan terdapat di bagian tengah.
b. Struktur sesar berarah baratlaut–tenggara terletak di bagian utara, tengah dan selatan.
c. Struktur sesar berarah baratdaya-timurlaut terda- pat di bagian tengah.
Berdasarkan nilai intensitas anomali yang dipenga- ruhi pula oleh tingkat demagnetisasi terhadap
batuan, maka anomali magnet di daerah penyelidikan terdiri atas 3 golongan : 1. Anomali sangat
rendah dengan nilai anomali an- tara -600s/d -200 nT diinterpretasikan sebagai batuan terubah
kuat dan batuan lapuk. 2. Anomali rendah dengan nilai anomali antara > - 200 s/d 300 nT
diinterpretasikan sebagai batuan aluvium dan piroklastik. 3. Anomali tinggi dengan nilai anomali
antara > 300 s/d 750 nT diinterpretasikan sebagai batuan rhiolit/ dasit dan vulkanik segar. Daerah
potensial panas bumi diinterpretasikan terda- pat di daerah anomali magnet rendah yang
didukung oleh adanya manifestasi air panas di bagian barat, utara dan selatan serta dikontrol oleh
struktur sesar di daerah tersebut sebagai hasil interpretasi geomagnet (Mustang, A., dkk., 2005).