Bab I: Universitas Sumatera Utara

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Operasi atau pembedahan merupakan semua tindakan pengobatan yang

menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh

yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

membuat sayatan, setelah bagian yang akan ditangani ditampilkan, dilakukan

tindakan perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka.

Perawatan selanjutnya akan termasuk dalam perawatan pasca bedah.

(Sjamsuhidajat, 2005).

Tindakan operasi menyebabkan terjadinya perubahan kontinuitas

jaringan tubuh. Untuk menjaga homeostasis, tubuh melakukan mekanisme

untuk segera melakukan pemulihan pada jaringan tubuh yang mengalami

perlukaan. Pada proses pemulihan inilah terjadi reaksi kimia dalam tubuh

sehingga nyeri dirasakan oleh pasien (Wall & Jones, 1991). Pada proses

operasi digunakan anestesi agar pasien tidak merasakan nyeri pada saat

dibedah. Namun setelah operasi selesai dan pasien mulai sadar, ia akan

merasakan nyeri pada bagian tubuh yang mengalami pembedahan (Wall &

Jones, 1991).

Universitas Sumatera Utara


Dari segi pembedahan, lokasi nyeri pasca bedah yang paling sering

terjadi dan sifat nyerinya paling hebat (severe) adalah Operasi daerah

abdominal dan operasi tulang panjang serta fraktur. Pada pembedahan yang

letaknya superficial, extrimitas, dinding rasa nyerinya sangat bervariasi, :

Nyeri hebat (severe) 5 – 15 %, Nyeri yang sedang (moderate) 30 – 50 % dari

penderita, Nyeri yang ringan atau tanpa nyeri : 50%, dari penderita. ( Bachtiar,

2012).

Prosedur pembedahan yang sering dilakukan pada pasien fraktur

meliputi reduksi terbuka dengan fiksasi interna (Open reduction and internal

fixation/ORIF). Sasaran pembedahan yang dilakukan untuk

memperbaiki fungsi dengan mengembalikan gerakan, stabilitas, mengurangi

nyeri dan disabilitas (Smeltzer & Bare, 2002). Jenis pembedahan fraktur

lainnya adalah Fiksasi Eksternal terutama digunakan ketika terdapat luka dan

trauma pada jaringan lunak yang merupakan kontraindikasi langsung untuk

dilakukan pembedahan terhadap fraktur (Smeltzer & Bare, 2002).

Menurut Brunner & Suddarth (2002) masalah yang sering muncul

segera setelah operasi, pasien telah sadar dan berada di ruang perawatan

dengan kondisi edema/bengkak, keterbatasan lingkup gerak sendi, penurunan

kekuatan otot serta penurunan kemampuan untuk ambulasi dan berjalan

karena luka bekas operasi sehingga akan menimbulkan nyeri yang hebat dan

kadang kala menimbulkan obat anti nyeri yang tinggi.

Nyeri pasca bedah adalah gabungan dari beberapa pengalaman sensori,

emosional, dan mental yang tidak menyenangkan akibat trauma bedah.

Universitas Sumatera Utara


Walaupun nyeri telah dikelola dengan baik, kira-kira 86% pasien mengalami

nyeri sedang ke hebat pasca bedah meskipun analgesik ditingkatkan (Harsono,

dalam perpustakaan Universitas Indonesia tahun 2010).

Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial yang

dijelaskan dalam hal kerusakan tersebut ( Alexander and Hill, 1987)..

Ada atau tidaknya nyeri hanya diketahui dari laporan pasien, jika pasien

mengatakan nyeri maka nyeri itu memang ada dan nyata. Tingkat keparahan

nyeri pun hanya diketahui oleh pasien yang sedang mengalami nyeri, karena

pasien tersebutlah yang paling mengerti bagaimana, dimana serta seberapa

berat intensitas nyeri yang dirasakan pasien tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai

intensitas nyeri pasien pasca operasi fraktur ekstremitas bawah di Rumah sakit

Dr. Pirngadi Medan.

2. Rumusan Masalah

Bagaimana intensitas nyeri pasien pasca operasi fraktur ekstremitas

bawah.

3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui intensitas nyeri pasien pasca operasi fraktur ekstremitas

bawah.

Universitas Sumatera Utara


4. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat terhadap berbagai aspek, yaitu :

4.1.Bagi praktek keperawatan

Dalam praktek keperawatan, hasi penelitian ini bermanfaat untuk

meningkatkan pengetahuan perawat yang adekuat dalam mengidentifikasi

intensitas nyeri pasien pasca operasi fraktur ekstremitas bawah. dan dapat

dijadikan sebagai salah satu pedoman bagi perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan dalam rangka mempercepat proses penyembuhan sehingga dapat

meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan kemajuan profesi

keperawatan pada umumnya.

4.2.Bagi pendidikan keperawatan

Dalam bidang pendidikan keperawatan, hasil penelitian ini dapat

digunakan oleh perawat pendidik untuk mengembangkan metode

pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam

memahami intensitas nyeri pasien pasca operasi fraktur ekstremitas bawah.

dan mempersiapkan mahasiswa untuk menerapkannya dalam pemberian

asuhan keperawatan.

4.3.Bagi penelitian keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan yang berharga bagi

peneliti, sehingga, sehingga dapat menerapkan pengetahuan ilmiah yang

diperoleh untuk penelitian yang akan datang mengenai intensitas nyeri pasien

pasca operasi fraktur ekstremitas bawah.

Universitas Sumatera Utara

You might also like