Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adenomiosis, dikenal pula dengan nama endometriosis interna, merupakan
kelainan jinak uterus yang ditandai oleh adanya komponen epitel dan stroma jaringan
endometrium fungsional di miometrium. Istilah adenomiosis diperkenalkan pertama kali
oleh Frankl (1925) dua tahun sebelum istilah endometriosis diperkenalkan oleh
Sampson).
Gambaran cystosarcoma adenoids uterinum (istilah awal adenomiosis) pertama
kali dilaporkan oleh patolog Carl von Rokitansky (1860). Pada tahun 1896, von
Recklinghausen melaporkan fenomena yang sama dengan istilah adenomyomata dan
cystadenomata. Pada masa itu, patomekanisme adenomiosis dan endometriosis masih
dianggap berbeda. Thomas Stephen Cullen (1908) menemukan tumor intramiometrial
dengan epitel dan stroma endometrial terdistribusi di dalamnya. Tahun 1921 barulah
disadari bahwa ‘adenomiosis’ dan ‘endometriosis’keduanya berasal dari jaringan
endometriotik serupa.
Tahun 1972, Bird et al. mengemukakan definisi adenomiosis sebagai invasi jinak
jaringan endometrium ke dalam lapisan miometrium yang menyebabkan pembesaran
uterus difus dengan gambaran mikroskopis kelenjar dan stroma endometrium ektopik
non neoplastik dikelilingi oleh jaringan miometrium hipertrofik dan hiperplastik.
Belakangan diketahui ada adenomiosis yang bermanifestasi sebagai lesi fokal terisolasi
dalam miometrium.
Pada awal tahun 1988, Honoré et al. mempublikasikan kasus adenomiosis pada
tiga wanita muda infertil yang menjalani pembedahan dengan diagnosis awal leiomioma
uteri. Memang, telah lama dicurigai adenomiosis berperan sebagai salah satu penyebab
subfertilitas bahkan infertilitas pada populasi wanita. Hanya saja diagnosis adenomiosis
saat itu masih berdasarkan spesimen histerektomi sehingga sangat sulit mengevaluasi
pengaruhnya terhadap fertilitas.
Kini, pada wanita muda tanpa gejala sekalipun magnetic resonance imaging
(MRI) memungkinkan identifikasi penebalan junctional zone (JZ), tautan antara
endometrium dengan sisi dalam miometrium. JZ mengalami penebalan signifikan pada
adenomiosis. Transvaginal sonography(TVS) memungkinkan identifikasi adenomiosis
itu sendiri. Kedua teknik noninvasif tersebut cukup akurat dalam mendiagnosis
adenomiosis preoperatif.
1
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi dari Adenomiosis Uteri ?
2. Apa etiologi dari Adenomiosis Uteri?
3. Bagaimana manifestasi klinis dari Adenomiosis Uteri ?
4. Apa saja komplikasi yang ditimbulkan akibat Adenomiosis Uteri ?
5. Bagaimana penatalaksaan Adenomiosis Uteri ?
6. Bagaimana patofisiologi dari Adenomiosis Uteri ?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada kasus adenomiosis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Adenomiosis Uteri
2. Untuk mengetahui etiologi dari Adenomiosis Uteri
3. Untuk mengetahui klinis dari Adenomiosis Uteri
4. Untuk mengetahui komplikasi yang ditimbulkan akibat Adenomiosis Uteri
5. Untuk mengetahui penatalaksaan Adenomiosis Uteri
6. Untuk mengetahui patofisiologi dari Adenomiosis Uteri
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada kasus adenomiosis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Adenomiosis adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang
merupakan lapisan bagian dalam rahim, ada dan tumbuh di dalam dinding (otot) rahim.
Biasanya terjadi di akhir2 masa usai subur dan pada wanita yang telah melahirkan.
Adenomiosis tidak sama seperti endometriosis - suatu kondisi di mana lapisan
rahim menjadi tertanam di luar rahim - meskipun perempuan dengan adenomiosis
sering juga memiliki endometriosis. Ciri khasnya adalah penetrasi progesif stroma dan
kelenjar endometrium ke dalam miometrium yang diikuti dengan hiperplasia otot polos
dan perubahan lingkungan imun lokal.
Penyakit ini sangat sering ditemukan sebagai penyebab dismenorea, menoragia
dan infertilitas. Pertumbuhannya dipicu oleh kelemahan otot polos uterus atau adanya
peningkatan tekanan intrauterin atau gabungan keduanya. Kadar estrogen yang tinggi
dan perubahan imunitas seluler juga telah dihubungkan dengan kejadian adenomiosis.
Penyakit ini sebagian besar muncul pada akhir masa reproduksi dan perimenopause.
B. Etiologi
Penyebab tidak diketahui pasti, ada beberapa teori diduga sebagai penyebabnya:
1. Jaringan endometrium yang menyusup ke dinding rahim.
Ini terjadi contohnya saat dilakukan operasi cesar, sel endometrium
menyusup ke dinding rahim, lalu tumbuh dan berkembang disana. Beberapa ahli
percaya bahwa adenomiosis hasil dari invasi langsung dari sel-sel endometrium
dari permukaan rahim ke dalam otot yang membentuk dinding rahim. Insisi uterus
dilakukan selama operasi seperti operasi caesar (C-section) mempromosikan
invasi langsung dari sel-sel endometrium ke dalam dinding rahim.
2. Teori Pertumbuhan
Diyakini sejak awal, jaringan endometrium ini memang sudah ada saat janin
mulai tumbuh. ahli lainnya berspekulasi adenomiosis yang berasal dalam otot
rahim dari jaringan endometrium disimpan di sana ketika rahim pertama kali
terbentuk pada janin perempuan.

3. Peradangan rahim akibat proses persalinan.

3
Teori ini menyatakan ada hubungan antara adenomiosis dan proses
persalinan. Proses deklamasi endometrium pada periode paska persalinan bisa
menyebabkan pecahnya/putusya ikatan sel pada endometrium.
Dari teori diatas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa faktor risiko terkena
adenomiosis adalah persalinan baik cesar maupun normal. Walaupun tidak
berbahaya, nyeri dan perdarahan berlebihan yang ditimbulkannya bisa menggangu
aktifitas sehari-hari. Bahkan jika nyeri berulang dapat menyebabkan gangguan
psikologi pada penderita seperti depresi, sensi, gelisah, marah dan rasa tidak
berdaya. Dalam hal-hal seperti ini perlu segera cari pertolongan dokter.
Perdarahan yang banyak dalam waktu yang lama akan menyebabkan anemia.

C. Patofisiologi
Penyakit ini disebabkan oleh tumbuhnya endometrium (selaput lendir rahim) di
tempat yang tidak semestinya. Akibatnya jaringan tempat tumbuhnya selaput lendir
yang abnormal ini rusak, meradang, dan menimbulkan rangsang nyeri. Jadi penyakit ini
sejenis dengan endometriosis. Adenomyosis dapat ada bersamaan dengan endometriosis
eksternal. Dan jaringan endometrium yang salah tempat ini, seperti endometrium yang
normal, akan mengikuti siklus menstruasi, jadi cenderung mengalami pendarahan pada
saat menstruasi. Darah yang terkumpul di dalam jaringan otot rahim ini akan
menyebabkan pembengkakan; rahim menjadi lebih besar.
Pembengkakan (adenomyosis) ini dapat merata atau terfokus di satu tempat. Jika
pembengkakan ini terfokus di satu tempat maka disebut sebagai adenomyoma, yang
mana menyerupai tumor rahim lainya. Adenomiosis dapat berupa bercak-bercak di
selaput lendir rongga perut (peritoneum), benjolan (nodul), maupun cairan yang
4
terkumpul dalam bentuk kista indung telur. Adenomiosis sering kali menimbulkan nyeri
yang lebih hebat dan gangguan infertilitas yang lebih berat Selama wanita tersebut
masih mendapatkan haid, maka pada saat yang bersamaan jaringan endometrium
abnormal juga mengalami reaksi peluruhan yang menimbulkan perdarahan.

5
D. Pathway

Etiologi : idiopatik.
Fx presipitasinya : Jaringan
endometrium menyusup ke dinding
rahim, teori pertumbuhan, peradangan
rahim akibat proses persalinan.

Endometrium
yang Tumbuhnya endometrium di
abnormal tempat tdk semestinya

Jaringan tempat tumbuhnya


Mengikuti siklus selaput lendir abnormal rusak,
menstruasi meradang

Kekura Pendarahan saat


ngan menstruasi Adenomiosis
volume
cairan
Darah terkumpul di Bercak di selaput
jaringan otot rahim lendir rongga perut
Fokus Cairan terkumpul
pada 1 Pembengkakan dlm bentuk kista
tempat penebalan ke indung telur
dalam dari
Rahim lapisan uterus
membesar Gangguan
Adenomyoma infertilitas
Penekanan
Nyeri dinding uterus
Harga diri
rendah
Nyeri
Akut

6
E. Manifestasi klinis
Adenomyosis mungkin tidak menghasilkan segala gejala-gejala, meskipun
beberapa wanita-wanita mungkin mengalami:
1. Pembesaran rahim
2. Nyeri, yang dirasakan terutama selama menstruasi (dysmenorrhea). Nyeri dapat juga
dirasakan pada saat tidak sedang menstruasi.
3. Pembesaran rahim dapat merata dengan tonjolan-tonjolan rahim yang besar atau
dapat pula seperti tumor yang terlokalisir.
4. Menstruasi yang banyak dan abnormal. Pendarahan pada saat menstruasi dapat
banyak sekali dan berhari-hari, mungkin dengan bekuan-bekuan darah. Pendarahan
yang hebat ini dapat menyebabkan anemia.
5. Pendarahan abnormal di luar menstruasi (pendarahan sedikit-sedikit, bercak-bercak).
6. Gumpalan darah Passing selama periode.
F. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan abdominal dan biamanual tak dapat menemukan adanya lesi yang kecil.
Disarankan untuk melakukan pemeriksaan bimanual saat atau beberapa saat sesudah
menstruasi agar dapat menemukan lesi pada cavum douglassi yang umumnya
membesar saat menstruasi.
2. Kista besar yang melekat erat sering ditemukan dengan mudah pada pemeriksaan
bimanual.
G. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
a. Obat anti-inflamasi.
Jika menjelang menopause, dokter akan memberikan obat anti-inflamasi, seperti
ibuprofen (Advil, Motrin, lainnya), untuk mengontrol rasa sakit. Dengan memulai
obat anti-radang dua sampai tiga hari sebelum haid dimulai dan terus
membawanya selama periode menstruasi, juga dapat mengurangi aliran darah
menstruasi selain menghilangkan rasa sakit.
b. Obat hormon.
Mengontrol siklus menstruasi melalui kombinasi kontrasepsi estrogen-progestin
oral atau melalui hormon yang mengandung tambalan atau cincin vagina dapat
mengurangi perdarahan berat dan rasa sakit yang terkait dengan adenomiosis.
Kontrasepsi progestin-only, seperti alat kontrasepsi yang mengandung progestin
atau pil kelahiran terus menerus-menggunakan kontrol, sering menyebabkan
amenore - tidak adanya periode menstruasi - yang mungkin memberikan bantuan.
7
c. Tramalsupp
1) Kandungan
Tramadol100 mg/ supositoria
2) Indikasi
Nyeri kronik sedang sampai berat
3) Kontra Indikasi
Pasien dalam terapi MAOI. Hipersensitif thd opioid lain. Pasien dengan
ketergantungan obat.
4) Efek Samping
Mual, muntah, dispepsia, konstipasi, lelah, sedasi, pusing, pruritus, berkeringat,
wajah memerah, mulut kering, sakit kepala
5) Perhatian
Penderita trauma kepala, peningkatan TIK, gangguan fungsi ginjal & hati yang
berat. Hipersekresi bronkus. Penderita ketergantungan obat. Tidak dapat
menekan gejala "putus obat" akibat pemberian morfin. Hamil & laktasi. jangan
mengemudi/menjalankan mesin
6) Dosis
Sehari 1-8 kapsul; 1-4 supositoria; 1-8 ampul 50 mg/ml; 1-8 ampul 100 mg/2
ml I.V; I.M ; S.K. ; tablet retard: Dewasa di atas umur 14 th:1-2 tablet sebagai
dosis tunggal, diutamakan pagi dan malam hari; nyeri yang berat:2 tablet dapat
digunakan sebagai dosis awal; dosis harian sampai 400 mg; anak-anak: Tidak
direkomendasikan untuk anak dibawah 14 th
7) Interaksi
Obat yg bekerja pada SSP, peningkatan efek sedasi. Jangan digunakan bersama
MAOI
8) Kemasan
Suppositoria 100 mg x 10
2. NON FARMAKOLOGI
a. Histerektomi
Jika rasa sakit parah dan menopause adalah tahun lagi, dokter mungkin
menyarankan operasi untuk mengangkat rahim (histerektomi). Menghapus
ovarium dan tidak perlu untuk mengendalikan adenomiosis.
Histerektomi adalah operasi pengangkatan kandungan (rahim dan uterus)
pada seorang wanita, sehingga setelah menjalani operasi ini dia tidak bisa lagi
hamil dan mempunyai anak. Histerektomi biasanya disarankan oleh dokter untuk
8
dilakukan karena berbagai alasan. Alasan utama dilakukannya histerektomi adalah
kanker mulut rahim atau kanker rahim.Adapun penyebab lainnya adalah sebagai
berikut:
1) Adanya fibroid yang merupakan tumor jinak pada rahim. Histerektomi perlu
dilakukan karena tumor ini dapat menyebabkan perdarahan berkepanjangan,
nyeri panggul, anemia, dan tekanan pada kandung kemih.

2) Endometriosis, suatu kelainan yang disebabkan dinding rahim bagian dalam


yang seharusnya tumbuh di rahim saja, juga ikut tumbuh di indung telur, tuba
fallopii, atau bagian tubuh lainnya. Hal ini bisa membahayakan bagi ibu. Oleh
karena itu, biasanya dianjurkan untuk melakukan histerektomi oleh dokter.

Ada beberapa jenis histerektomi yang perlu kita ketahui :

1) Histerektomi parsial (subtotal). Pada histerektomi jenis ini, rahim diangkat,


tetapi mulut rahim (serviks) tetap dibiarkan. Oleh karena itu, penderita masih
dapat terkena kanker mulut rahim sehingga masih perlu pemeriksaan pap smear
(pemeriksaan leher rahim) secara rutin.

2) Histerektomi total. Pada histerektomi ini, rahim dan mulut rahim diangkat
secara keseluruhannya.

3) Histerektomi dan salfingo-ooforektomi bilateral. Histerektomi ini mengangkat


uterus, mulut rahim, kedua tuba fallopii, dan kedua ovarium. Pengangkatan
ovarium menyebabkan keadaan penderita seperti menopause meskipun usianya
masih muda.

4) Histerektomi radikal. Histerektomi ini mengangkat bagian atas vagina,


jaringan, dan kelenjar limfe disekitar kandungan. Operasi ini biasanya
dilakukan pada beberapa jenis kanker tertentu untuk bisa menyelamatkan
nyawa penderita.
Histerektomi dapat dilakukan melalui irisan pada bagian perut atau melalui
vagina. Pilihan ini bergantung pada jenis histerektomi yang akan dilakukan, jenis
penyakit yang mendasari, dan berbagai pertimbangan lainnya.
Pemulihan dari operasi histerektomi biasanya berlangsung dua hingga enam
minggu. Selama masa pemulihan, pasien dianjurkan untuk tidak banyak bergerak
yang dapat memperlambat penyembuhan bekas luka operasi. Dari segi makanan,
disarankan untuk menghindari makanan yang menimbulkan gas seperti kacang

9
buncis, kacang panjang, brokoli, kubis dan makanan yang terlalu pedas. Seperti
setelah operasi lainnya, makan makanan yang kaya protein dan meminum cukup
air akan membantu proses pemulihan.
H. Komplikasi
Meskipun tidak berbahaya, rasa sakit dan perdarahan yang berlebihan
berhubungan dengan adenomiosis dapat memiliki efek negatif pada gaya hidup.
Penderita mungkin menemukan diri menghindari kegiatan yang sebelumnya dinikmati
karena tidak tahu kapan atau di mana mungkin mulai berdarah. periode Nyeri dapat
menyebabkan penderita kehilangan pekerjaan atau sekolah dan dapat strain hubungan.
Berulang sakit dapat menyebabkan depresi, mudah tersinggung, kemarahan kecemasan,
dan perasaan tak berdaya.

10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Contoh kasus :
Pada tanggal 12 april 2014, pukul 10.00 WIB. Ny N umur 30 tahun datang ke rumah
sakit dengan keluhan mengatakan perdarahan terus menerus selama 20 hari. Ny. N
juga mengeluh nyeri, saat dilakukan pemeriksaan dihasilkan P : nyeri saat menstruasi,
Q : seperti tertusuk-tusuk, R : di panggul, S : skala nyeri 7, T : sebelum dan ketika
mengalami menstruasi. Saat dilakukan pemeriksaan TTV dihasilkan Tanda – tanda
Vital : TD : 100/70 mmHg, Suhu : 80x/mnt, Infeksi : 20x/mnt, Nadi : 36,5 c. Saat
pemeriksaan nyeri hasilnya P : nyeri saat menstruasi, Q : seperti tertusuk –tusuk, R : di
panggul, S : skala nyeri 7, T : sebelum dan ketika mengalami menstruasi. Data objektif
dihasilkan pasien tampak murung, mukosa bibir kering, CRT > 3 detik, konjungtiva
anemis.
A. Pengkajian
1. Data Umum

Tanggal Pengkajian : 12 April 2014


Initial Klien : Ny. N
Alamat : Gondang Wetan RT 04/RW 01 Manahan,
Surakarta.
Umur : 30 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku Bangsa : jawa / indonesia
Diagnosa medis : adenomiosis uterus
Nama Penanggung Jawab : Tn. M
Alamat Penanggung :Gondang Wetan RT 04/RW 01 Manahan,
Surakarta.
Umur : 35 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Suku Bangsa : jawa / indonesia

11
2. Keluhan Utama
Nyeri
3. Status Kesehatan atau penyakit saat ini
Pasien mengatakan perdarahan terus menerus selama 20 hari
4. Riwayat Ginekologi
a. Karakteristik mentruasi

1) Siklus : 28 hari
2) Banyaknya : mengganti pembalut setiap satu jam atau dua
jam sekali dalam sehari.
3) Lamanya : lebih dari 15 hari.
4) Sifat darah : stolsel, warna merah.
5) Teratur/tdk teratur : tidak teratur.
6) Dismenorhea : dismenorhea selama kehamilan.
7) Menarche : 10 tahun
b. Penyakit dan pengobatan : -
c. Alergi : px tidak memiliki riwayat alergi.
d. Penyakit masa kanak – kanak dan imunisasi : febris.
e. Penyakit dan pembedahan sebelumnya :-
f. Riwayat di rumah sakit sebelumnya :-
g. Kecelakaan atau cidera :-
h. Perilaku beresiko :
1) Konsumsi kafein : ibu tidak suka mengkonsumsi kopi.
2) Merokok : ibu tidak merokok.
3) Alkohol : ibu tidak minum-minuman beralkohol
4) Obat – obatan : tidak ada
5) Praktis seks tidak aman : tidak ada.
5. Riwayat medis yang lalu
a. Riwayat kekerasan / penganianyaan
1) Cidera akibat kekerasaan : tidak ada
2) Pengalaman perkosaan : tidak ada
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Penyakit Keturunan : px mengatakan dalam keluarga tidak ada yang
menderita penyakit menurun (DM, asma, hipertensi, dan jantung) dan
penyakit menular (hepatitis, TBC, HIV/AIDS).

12
b. Penyakit saat ini dalam keluarga : Ibu mengatakan tidak ada keluarga yang
menderita sakit.
c. Riwayat penyakit jiwa dan keluarga : ibu mengatakan dalam keluarga tidak
ada yang menderita gangguan jiwa.
7. Riwayat Psikososial
a. Koping individu
1) Kesadaran diri dan harga diri : ibu mengatakan cemas dengan konidsi
yang sekarang.
2) Penatalaksanaan stress : ibu mengatakan jadwal untuk berlibur 1 bulan
sekali.
3) Penyalahgunaan zat : -
8. Pola kesehatan

a. Nutrisi
Ibu mengatakan porsi makan sedang, jenis makanannya nasi, sayur, lauk,
tidak ada gangguan menelan. Minum 2 gelas per hari.
b. Personal Hygiene
Ibu mengatakan personal hygiene yaitu: Ibu mandi 2 kali sehari, keramas 3
kali dalam 1 minggu, gosok gigi 2 kali sehari, ganti pakaian 2 kali sehari
dan tidak ada keluhan.
c. Aktivitas dan latihan
Sebelum dan selama hamil ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
memasak, menyapu, mencuci pakaian dan mencuci piring sendiri.
d. Pola istirahat / tidur
Ibu mengatakan ibu tidur malam kurang lebih 4 jam dan tidak pernah tidur
siang karena ibu bekerja. Ada gangguang saat tidur, ibu mengeluh nyeri
perut bagian bawah
e. Rekreasi
Rekreasi setiap 1 bulan sekali
9. Spiritual
a. Agama : islam
b. Pola Beribadah : ibu mengatakan menjalankan ibadah sholat sehari 5x.

13
10. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum

Kesadaran : composmentis
Tanda – tanda Vital :
TD : 100/70 mmHg, Suhu : 80x/mnt, R : 20x/mnt, Nadi : 36,5 c.
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 50 kg
11. Had To Toe
a. Kepala dan muka
Rambut : Hitam, pendek, halus, bersih tidak ada ketombe.
Muka :Tidak ada Chloasma Gravidarum, pucat, tidak oedema,cemas,
dan terlihat gelisah, pasien tampak menahan nyeri.
Mata :Simetris, conjungtiva pucat, sklera putih, tidak ada kelainan
bentuk pada mata.
Hidung :Bersih tidak ada polip, bentuk normal, tidak ada kelainan.
Telinga :Bentuk simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada kelainan.
Mulut :Bibir pucat dan kering, lidah pucat,caries dentis tidak ada,
stomatitis tidak ada, tidak ada kelainan.
Leher :Pembesaran kelenjar tiroid(-)
b. Dada dan Axila
Dada : Pernafasan teratur, tidak ada bungi mengi.
Axilla : Benjolan : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
c. Ekstremitas
Tangan :Tidak ada oedema, simetris, kuku pendek, bersih, tidak ada
kelainan
Kaki :Simetris, kuku pendek, bersih, tungkai tidak ada oedema,
tidak ada varices, tidak ada kelainan
d. Abdomen
Inspeksi : Tidak tampak adanya kelainan
Palpasi :Supel, nyeri tekan (-), TFU tidak teraba, tidak teraba masa
Perkusi : Undulasi (-), shifting dullness (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) normal
e. Ekstremitas : Oedema

14
f. Genital
Inspekulo : Vulva/uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio
utuh, OUE tertutup, darah (+), discharge (-), sondasi 8.5 cm.
VT : Vulva/uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio
licin, OUE tertutup, uterus sebesar telur bebek, adnexa kanan–kiri
dalam batas normal, darah (+), discharge (-).
g. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium Tanggal 12 april 2014
Hb : 4.1 gr/dl
Hct : 14 %
Eritrosit : 2.31x106/uL
Leukosit : 15.3x103/uL
Trombosit : 47 x103/uL
Gol. darah : B
GDS : 157 mg/dL

15
B. Analisa Data
No Data Etiologi Problem

1. DS : Tumbuhnya Kekurangan
- Pasien mengatakan endometrium di tempat volume cairan
perdarahan sudah 20 hari. tidak semestinya
- Pasien mengeluh pusing
dan lemah.
- Pasien mengatakan sehari Endometrium yang
mengganti pembalut abnormal
sebanyak 5 kali.

DO :
Mengikuti siklus
- Perdarahan pervaginam
menstruasi
- Pasien tampak pucat dan
konjungtiva anemis.
- Input : klien dalam sehari
dapat menghabiskan 2 gelas
Perdarahan saat
dalam sehari.
menstruasi
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 80x/menit
- RR : 20x/menit
- Suhu : 36,5 c
2. DS : Tumbuhnya Nyeri akut
- Pasien mengatakan nyeri endometrium di tempat
panggul saat menstruasi. tidak semestinya
- Pasien mengatakan nyeri
bertambah saat beraktivitas.
Jaringan tempat
DO :
tumbuhnya selaput lendir
- Wajah klien meringis
abnormal rusak,
menahan nyeri
meradang
- Klien sering memegangi
panggul yang sakit.
- TD : 100/70 mmHg
Adenomiosis
- Nadi : 80x/menit

16
- RR : 20x/menit
- Suhu : 36,5 c
- Skala nyeri : Penebalan ke dalam dari
P : nyeri saat menstruasi. lapisan uterus
Q : seperti tertusuk-tusuk.
R : di panggul.
S : skala nyeri 7 Penekanan dinding
T : sebelum dan ketika uterus
mengalami menstruasi.
3. DS : Adenomiosis Harga diri rendah
- Klien mengatakan sedih
tidak bisa memberikan
keturunan kepada suami. Cairan terkumpul dalam
- Klien mengatakan merasa bentuk kista di indung
lemah dan lesu telur

DO :
- Wajah klien terlihat murung Gangguan infertilitas
dan tidak bersemangat.
- Mata pasien terlihat sembap
seperti sehabis menangis.

C. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
2. Nyeri akut b.d Agens cedera biologis
3. Harga diri rendah situasional b.d gangguan fungsi

17
D. Intervensi

No. Diagnosa NOC NIC


1. Kekurangan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Cairan
volume cairan keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor tanda-tanda vital
b.d kehilangan diharapkan masalah kebutuhan 2. Kolaborasi dengan dokter
cairan aktif cairan aktif teratasi. untuk pemberian terapi
transfuse darah dan cairan iv.
NOC : 3. Pertahankan catatan intake dan
Keparahan kehilangan darah otuput yang akurat.
4. Monitor masukan makanan /
Kriteria Hasil : cairan dan hitung intake kalori
Indikator Awal Tujuan harian.
Kehilangan 2 5 5. Monitor status nutrisi.
Darah 6. Dorong keluarga untuk
yang membantu pasien makan.
terlihat 7. Dorong masukan oral.
Kulit dan 2 5
membran
mukosa
pucat
Ket :
2 = Cukup berat
5 = Tidak ada

2. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri


agens cidera keperawatan selama 3x24 jam 1. Gunakan teknik komunikasi
biologis diharapkan masalah gangguan terapeutik untuk mengetahui
rasa nyaman teratasi pengalaman nyeri pasien.
2. Berikan edukasi pada pasien
NOC: untuk mengurangi rasa cemas.
Pengetahuan : Manajemen 3. Kaji penyebab gangguan
nyeri istirahat dan tidur klien.

18
4. Ciptakan dan jaga suasana
Kriteria Hasil : lingkungan fisik klien yang
Indikator Awal Tujuan tenang sesuai dengan keadaan
Strategi 2 4 dan kebutuhan klien.
untuk 5. Kolaborasi dengan dokter
mengontrol pemberian analgetik untuk
nyeri mengurangi nyeri.
Pembatasan 2 4
aktivitas
Ket:
2 = Pengetahuan terbatas
4 = Pengetahuan banyak

3. Harga diri Setelah diberikan asuhan Peningkatan Harga Diri


rendah keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor pernyataan pasien
situasional b.d diharapkan gangguan harga diri mengenai harga diri
gangguan rendah teratasi. 2. Dukung pasien untuk bisa
fungsi mengidentifikasi kekuatan
NOC: 3. Bantu pasien untuk menemukan
Tingkat Kecemasan penerimaan diri
Kriteria Hasil : 4. Fasilitasi lingkungan dan
Indikator Awal Tujuan aktivitas-aktivitas yang akan
meningkatkan harga diri
Rasa cemas 2 5
5. Tentukan kepercayaan diri
yang
pasien dalam hal penilaian diri
disampaikan

19
secara lisan

Kesulitan 2 4
dalam
penyelesaian
masalah

Ket :
2 = Cukup berat
4 = Ringan

20
E. Implementasi

No. Tanggal/Jam Diagnosa Implementasi


1. 13 April 2014 Kekurangan volume cairan 1. Memonitori tanda-tanda vital
b.d kehilangan cairan aktif 2. Melakukan kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian terapi
transfuse darah dan cairan iv.
3. Mempertahankan catatan intake
dan otuput yang akurat.
4. Memonitori masukan makanan /
cairan dan hitung intake kalori
harian.
5. Memonitori status nutrisi.
6. Mendorong keluarga untuk
membantu pasien makan.
7. Mendorong masukan oral.

2. 13 April 2014 Nyeri akut b.d agens cidera 1. Menggunakan teknik komunikasi
biologis terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien.
2. Memberikan edukasi pada pasien
untuk mengurangi rasa cemas.
3. Mengkaji penyebab gangguan
istirahat dan tidur klien.
4. Menciptakan dan jaga suasana
lingkungan fisik klien yang tenang
sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan klien.

21
5. Melakukan kolaborasi dengan
dokter pemberian analgetik untuk
mengurangi nyeri.

3. 13 April 2014 Harga diri rendah 1. Memonitori pernyataan pasien


situasional b.d gangguan mengenai harga diri
fungsi 2. Mendukung pasien untuk bisa
mengidentifikasi kekuatan
3. Membantu pasien untuk
menemukan penerimaan diri
4. Memfasilitasi lingkungan dan
aktivitas-aktivitas yang akan
meningkatkan harga diri
5. Menentukan kepercayaan diri
pasien dalam hal penilaian diri

22
F. Evaluasi

Tanggal/Jam Diagnosa keperawatan Evaluasi TTD

13 April 2014 Kekurangan volume S :


cairan b.d kehilangan 1. Px mengatakan perdarahan
cairan aktif berkurang.
2. Px mengatakan pusing
berkurang.
O:
1. Pasien pucat
2. TD 110/80 mmHg
3. Nadi 80x/menit
4. Suhu 37 c
5. RR 22x/menit
A:
Masalah deficit cairan teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi 1 , 2, 3 dan
4.
13 April 2014 Nyeri akut b.d Agens S:
cedera biologis Px mengatakan nyeri
berkurang.
O:
1. Wajah px terlihat lebih tenang
tidak terlihat seperti menahan
nyeri.
2. TD : 110/80 mmHg
3. Nadi : 80x/menit
4. Suhu 37 c
5. RR : 22x/menit.
A:

23
Masalah nyeri teratasi sebagian.
P:
Lanjutkan intervensi 1, 3, 4 dan
5.
15 April 2014 Harga diri rendah S :
situasional b.d gangguan 1. Px mengatakan sudah mulai
fungsi bisa menerima
2. Px mengatakan sudah tidak
merasa lemah
O:
Pasien tidak murung
A:
Masalah harga diri rendah
teratasi
P:
Hentikan intervensi

24
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adenomiosis adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang merupakan
lapisan bagian dalam rahim, ada dan tumbuh di dalam dinding (otot) rahim. Biasanya
terjadi di akhir2 masa usai subur dan pada wanita yang telah melahirkan.
Penyebab terjadinya adenomiosis adalah Jaringan endometrium yang menyusup ke
dinding rahim, teori pertumbuhan,peradangan rahim akibat persalinan. Gejala yang
ditimbulkan pada adenomiosis adalah nyeri, pembesaran rahim, perdarahan yang
abnormal, menstruasi yang abnormal.

25

You might also like