Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 19

ANGGARAN DASAR (AD)

BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)


“PAMORDYA”

DESA PAMOTAN KECAMATAN PAMOTAN


KABUPATEN REMBANG
PENDAHULUAN

Desa adalah sebuah entitas dan komunitas otonom yang mempunyai kewenangan
untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Pemikiran tersebut membawa konsekuensi logis
bahwa desa harus mandiri, berdaya dan mempunyai kapasitas untuk mengelola Rumah
Tangga Desa sesuai kebutuhan dan potensi masyarakatnya.
Kemandirian desa bisa dinilai dari kemampuannya untuk membiayai kegiatan
Pemerintahan Desa baik dari sisi pemerintahan, pembangunan maupun kemasyarakatan,
sehingga desa dituntut untuk bisa menggali potensi yang dapat menjadi sumber
pendapatan asli desa.
Bertitik tolak dari pemikiran tersebut, keberadaan BUMDes menjadi suatu hal yang
strategis karena dengan adanya BUMDes, desa dapat memperoleh alternatif pendanaan
Rumah Tangga Desa. Selain itu keberadaan BUMDes juga memberikan sumbangan bagi
peningkatan sumber pendapatan masyarakat yang memungkinkan masyarakat mampu
melaksanakan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan secara optimal.
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa; Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengelolaan, dan Pembubaran
BUMDes; Peraturan Bupati Rembang Nomor 35 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan BUMDes di Kabupaten Rembang, maka dibentuklah BUMDes Pamotan
dengan Anggaran Dasar sebagai berikut:
BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

Pasal 1
1. Badan Usaha Milik Desa ini bernama PAMOTAN MAKNUR DAN BERDAYA yang
selanjutnya disebut sebagai BUMDes PAMORDYA
2. BUMDes PAMORDYA ini didirikan pada tanggal 5 Maret 2018 untuk waktu yang tidak
terbatas.
3. BUMDes PAMORDYA ini berkedudukan di Desa Pamotan Kecamatan Pamotan
Kabupaten Rembang.

BAB II
ARTI DAN LOGO

Pasal 2
1. Arti nama Pamordya berasal dari singkatan Pamotan Makmur dan Berdaya
2. Arti Logo Pamordya:
a. Logo PAMORDYA berasal dari filosofi Daun Pucuk Merah yang mengadung arti
keagungan dan kewibawaan
b. Berjumlah 7 yang mewakili jumlah hari dalam satu minggu
c. Kata PAMORDYA menggunakan font jenis serif yang memberikan kesan
kontemporer berdasarkan warna hijau yang berati kemakmuran
d. Pada tulisan pamotan makmur dan berdaya mengandung makna bawah pamotan
merupakan salah satu Desa makmur dilihat dari letak geografisnya dan kedepannya
mempunyai daya saing Nasional.

BAB III
ASAS

Pasal 3
BUMDes Pamordya ini berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-Undang Dasar
Tahun 1945.

BAB IV
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 4
Maksud pembentukan BUMDes Pamordya adalah:
1. Untuk meningkatkan nilai guna atas aset dan potensi desa untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat desa.
2. Untuk meningkatkan kemampuan keuangan pemerintah desa dalam
menyelenggarakan pemerintahan dan meningkatkan pendapatan masyarakat
melalui berbagai kegiatan ekonomi masyarakat.

Pasal 5
Tujuan pembentukan BUMDes Pamordya adalah:
1. Mewujudkan kelembagaan ekonomi masyarakat desa yang mandiri untuk
memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat.
2. Mendukung kegiatan investasi lokal, penggalian potensi lokal serta meningkatkan
hubungan perekonomian desa dan kota dengan membangun sarana dan prasarana
perekonomian desa yang dibutuhkan untuk mengembangkan produktivitas usaha
masyarakat desa.
3. Mendorong perkembangan perekonomian desa dengan meningkatkan kapasitas
masyarakat dalam merencanakan dan mengelola pembangunan perekonomian
desa.
4. Meningkatkan kreativitas dan peluang usaha ekonomi produktif masyarakat desa.
5. Menciptakan kesempatan berusaha dan membuka lapangan kerja.
6. Meningkatkan pendapatan asli desa.

BAB V
BENTUK DAN SIFAT

Pasal 6
1. BUMDes Pamordya disahkan dengan Perdes dan unit usahanya berbadan hukum.
2. BUMDes Pamordya bersifat menyelenggarakan kemanfaatan umum dan
mengembangkan perekonomian desa.

BAB VI
PERMODALAN

Pasal 7
1. Sekurang-kurangnya 51% (lima puluh satu persen) modal BUMDes Pamordya
merupakan aset milik desa yang dipisahkan dari Anggaran Pendapatan Belanja
Desa.
2. Modal BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan jumlah modal
yang disetorkan Pemerintah Desa secara akumulatif kepada tiap-tiap unit usaha
yang berada di bawah pengelolaan BUMDes.
3. Untuk pemenuhan modal, BUMDes dapat mengikutsertakan masyarakat umum
dan/atau pihak lain untuk menjadi pemilik modal BUMDes sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Badan Usaha Milik Desa dapat menerima bantuan/hibah dari Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah.
5. Dalam hal bantuan/hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) merupakan Bantuan
Langsung Masyarakat (BLM) yang ditujukan untuk BUMDes, maka bantuan tersebut
merupakan modal bersama antara Pemerintah Desa dan pemilik modal BUMDes
lainnya.
6. Dalam hal bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) merupakan bantuan yang
ditujukan untuk Pemerintah Desa dalam rangka pengembangan BUMDes, maka
bantuan tersebut merupakan tambahan penyertaan modal pemerintah desa, yang
dengan demikian menambah persentase kepemilikan modal pemerintah desa dalam
BUMDes.
7. Modal BUMDes selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berasal dari
dana bergulir program pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang diserahkan
kepada desa dan/atau masyarakat melalui pemerintah desa.
8. Dana bergulir program pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang diserahkan
kepada desa dan/atau masyarakat melalui pemerintah desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (7) merupakan tambahan penyertaan modal pemerintah desa, yang
dengan demikian menambah persentase kepemilikan modal pemerintah desa dalam
BUMDes.

BAB VII
JENIS USAHA

Pasal 8
1. BUMDes Pamordya dapat menjalankan bisnis sosial (social business) yang
memberikan pelayanan umum (serving) kepada masyarakat dengan memanfaatkan
sumber daya lokal dan teknologi tepat guna untuk memperoleh keuntungan
finansial.
2. BUMDes Pamordya dapat menjalankan bisnis penyewaan (renting) bangunan dan
barang kebutuhan masyarakat dan ditujukan untuk memperoleh Pendapatan Asli
Desa.
3. BUMDes Pamordya dapat menjalankan jasa perantara (brokering) yang memberikan
jasa pelayanan kepada warga.
4. BUMDes Pamordya dapat menjalankan bisnis yang berproduksi dan/atau berdagang
(trading) barang-barang tertentu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun
dipasarkan pada skala yang lebih luas.
5. BUMDes Pamordya dapat menjalankan bisnis keuangan (financial business) untuk
memenuhi kebutuhan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) yang dijalankan oleh
pelaku usaha ekonomi Desa.
6. BUMDes Pamordya dapat menjalankan usaha bersama (holding) sebagai induk dari
unit-unit usaha yang dikembangkan oleh BUMDes baik dalam skala lokal desa
maupun kawasan perdesaan.

BAB VIII
KEPENGURUSAN

Pasal 9
1. Dalam rangka pengelolaan BUMDes Pamordya dibentuk kepengurusan sebagai
organisasi pengelola.
2. Kepengurusan BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. Penasehat.
b. Pelaksana Operasional.
c. Pengawas.

Pasal 10
Penasehat
1. Penasehat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a dijabat oleh
Kepala Desa secara ex officio.
2. Penasehat dapat mengangkat anggota yang berasal dari perangkat desa dan/atau
anggota Badan Permusyawatan Desa (BPD) dan/atau profesional untuk membantu
melaksanakan tugas dan fungsinya;
Pasal 11
Pelaksana Operasional
1. Susunan Pelaksana Operasional BUMDes Pamordya terdiri dari:
a. Satu orang Ketua.
b. Satu orang Sekretaris.
c. Satu orang Bendahara.
d. Kepala Unit Usaha dan anggotanya.
2. Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (2) huruf b adalah
merupakan unsur dari masyarakat yang dipilih berdasarkan musyawarah Pemerintah
Desa, BPD dan Lembaga Desa yang lain dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Desa.
3. Ketua Pelaksana Operasional bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan
BUMDes.
4. Kepala Unit Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dibentuk sesuai
dengan jumlah unit usaha dan dalam penyebutannya dapat menggunakan nama lain
yang disesuaikan dengan masing-masing jenis unit usaha.
5. Dalam melaksanakan tugasnya, seluruh pelaksana operasional harus mematuhi
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga BUMDes dan peraturan perundang-
undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi,
transparansi, kemandirian, akuntabilitas, dan kewajaran.

Pasal 12
Tata cara pengangkatan dan pelantikan Pelaksana Operasional selajutnya diatur dalam
Angaran Rumah Tangga

Pasal 13
Pengawas
1. Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf c adalah unsur
perangkat desa dan/atau BPD dan/atau Lembaga Desa yang dipilih berdasarkan
musyawarah Pemerintah Desa, BPD dan Lembaga Desa yang lain dan ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Desa.
2. Pengawas berjumlah 5 (lima) orang yang terdiri atas ketua merangkap anggota,
sekretaris merangkap anggota dan tiga anggota.
3. Pengawas mengadakan rapat pleno sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali yang
diselenggarakan pada setiap akhir tahun buku
4. Selain rapat pleno sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3), Pengawas dapat
melakukan rapat-rapat lain dalam rangka untuk membahas segala sesuatu yang
terkait dengan kinerja BUMDes Pamordya.
5. Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas harus mematuhi Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga BUMDes dan peraturan perundang-undangan serta wajib
melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian,
akuntabilitas, dan kewajaran.
Pasal 14
Tugas, fungsi, wewenang dari Penasehat, Pelaksana Operasional serta Pengawas
selanjutnya diatur dalam Angaran Rumah Tangga

BAB IX
RAPAT

Pasal 15
Musyawarah yang diselenggarakan oleh BUMDes Pamordya meliputi:
a. Musyawarah Desa
b. Musyawarah Desa Luar Biasa
c. Musyawarah Tahunan
d. Musyawarah Pengurus
e. Musyawarah Pelaksana Operasional

Pasal 16
Musyawarah Desa
1. Musyawarah Desa merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi yang
diselenggarakan untuk:
a. Membahas dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban pelaksana
operasional.
b. Memilih dan menetapkan pengurus dan/atau pelaksana operasional BUMDes.
c. Menyusun dan menetapkan pokok-pokok program kerja BUMDes.
2. Musyawarah Desa dilakukan satu kali setiap masa kepengurusan dan dilaksanakan
pada setiap akhir masa kepengurusan.

Pasal 17
Musyawarah Desa Luar Biasa
1. Musyawarah Desa Luar Biasa merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi
yang diselenggarakan untuk mengambil keputusan yang bersifat luar biasa dan
mendesak tetapi tidak terbatas pada penggantian ketua pelaksana operasional
sebelum masa kerja yang bersangkutan berakhir.
2. Tata cara penyelenggaraan Musyawarah Luar Biasa selanjutnya akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 18
Musyawarah Tahunan
1. Musyawarah Tahunan merupakan musyawarah desa yang dilaksanakan dalam
rangka untuk:
a. Membahas dan mengesahkan laporan tahunan pelaksana operasional.
b. Menyusun dan menetapkan program kerja tahunan BUMDes.
c. Mengevaluasi perkembangan unit-unit usaha BUMDes.
2. Musyawarah Tahunan dalam rangka sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
huruf a dan b dilakukan satu kali setiap akhir tahun buku.
3. MusyawarahTahunan dalam rangka sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
huruf c dilakukan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu tahun.
Pasal 19
Musyawarah Pengurus
1. Musyawarah Pengurus BUMDes merupakan musyawarah pengurus BUMDes yang
diselenggarakan dalam rangka untuk membahas segala sesuatu yang bersifat
umum dan yang berhubungan dengan pelaksanaan keorganisasian BUMDes.
2. Musyawarah Pengurus BUMDes sekurang-kurangnya diselenggarakan setiap bulan
sekali.

Pasal 20
Musyawarah Pelaksana Operasional
1. Musyawarah Pelaksana Operasional merupakan musyawarah pelaksana
operasional BUMDes yang diselenggarakan dalam rangka untuk membahas segala
sesuatu yang bersifat teknis dan yang berhubungan dengan operasional BUMDes.
2. Musyawarah Pelaksana Operasional sekurang-kurangnya diselenggarakan setiap
bulan sekali.

BAB X
HASIL USAHA

Pasal 21
1. Hasil usaha BUMDes Pamordya sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 15 ayat
(1) Peraturan Desa Pamotan Nomor 01 / Per_Des / III / Tahun 2018 tentang Badan
Usaha Milik Desa adalah pendapatan BUMDes yang diperoleh dikurangi dengan
biaya, penyusutan dan kewajiban (gaji dan tunjangan Pengurus BUMDes) termasuk
pajak dalam 1 (satu) tahun buku.
2. Dalam hal BUMDes merupakan holding company, maka hasil usaha sebagaimana
dimaksudkan pada ayat (1) adalah merupakan akumulasi dari hasil usaha dari tiap
tiap unit usaha.
3. Dalam hal unit usaha merupakan persekutuan modal antara Pemerintah Desa
dengan pihak lain, maka hasil usaha yang disetorkan ke BUMDes adalah hasil
usaha yang merupakan bagian dari pemerintah desa sebagai salah satu pemilik
modal.
4. Hasil usaha BUMDes dibagi menurut ketentuan sebagai berikut:
a. Tiga puluh lima persen (30%) digunakan untuk penambahan modal BUMDes.
b. Empat puluh persen (40%) disetorkan kepada Pemerintah Desa sebagai
Pendapatan Asli Desa.
c. Dua puluh persen (25%) digunakan untuk tunjangan prestasi bagi pengurus
dan karyawan.
d. Lima persen (5%) digunakan untuk dana sosial.

BAB XI
PEMBUBARAN

Pasal 22
1. Dalam hal BUMDes Pamordya merupakan holding company, unit usaha dapat
dibubarkan jika memenuhi ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada pasal 16
ayat 2 Peraturan Desa Pamotan Nomor 01 / Per_Des / III / Tahun 2018 Tahun 2018
tentang Badan Usaha Milik Desa.
2. Pembubaran unit usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mempengaruhi
status hukum BUMDes sebagai satu badan usaha.

Pasal 23
1. BUMDes Pamordya hanya dapat dibubarkan apabila satu atau lebih memenuhi
ketentuan sebagaimana diatur pada Pasal 17 ayat (2) Peraturan Desa Pamotan
Nomor 01 / Per_Des / III / Tahun 2018 Tahun 2018 tentang Badan Usaha Milik
Desa.
2. Dalam hal BUMDes memenuhi ketentuan sebagaimana diatur pada Pasal 17 ayat
(2) huruf a Peraturan Desa Pamotan Nomor 01 / Per_Des / III / Tahun 2018 Tahun
2018 tentang Badan Usaha Milik Desa, tata cara pembubaran BUMDes selanjutnya
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
3. Dalam hal BUMDes memenuhi ketentuan sebagaimana diatur pada Pasal 17 ayat
(2) huruf b dan c Peraturan Desa Pamotan Nomor 01 / Per_Des / III / Tahun 2018
Tahun 2018 tentang Badan Usaha Milik Desa, tata cara pembubaran diatur menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 24
Anggaran Dasar (AD) hanya dapat diubah oleh Musyawarah Desa Pamotan dan ditetapkan
melalui Peraturan Desa (Perdes).

BAB XIII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 25
Hal-hal yang belum ditentukan dalam Anggaran Dasar (AD) akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga (ART).

Ditetapkan di Pamotan
Pada tanggal 08 Maret 2018

Ketua BPD Pamotan Kepala Desa Pamotan

H. MUSTOFA ABDUL ROUF


ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)

BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)


“PAMORDYA”

DESA PAMOTAN KECAMATAN PAMOTAN


KABUPATEN REMBANG
BAB I
KEPENGURUSAN

Bagian Kesatu
Pelaksana Operasional

Paragraf 1
Persyaratan

Pasal 1
1. Persyaratan umum seseorang dapat diangkat menjadi Pelaksana Operasional adalah:
a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
c. Memiliki kemauan dan kemampuan serta semangat pengabdian kepada
masyarakat.
d. Berkelakuan baik, jujur dan adil.
e. Sehat jasmani dan rohani.
f. Berumur sekurang-kurangnya 21 (Dua Puluh Satu) tahun atau sudah pernah
menikah dan maksimal 60 (Lima Puluh Tahun) tahun.
2. Persyaratan khusus seseorang dapat diangkat menjadi Ketua Pelaksana Operasional
adalah sebagai berikut:
a. Berpendidikan paling rendah SMA atau sederajat.
b. Terdaftar sebagai warga Desa Pamotan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dengan
tidak terputus-putus, dibuktikan dengan fotokopi KTP dan/atau Kartu Keluarga; atau
telah bertempat tinggal tetap sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dengan tidak
terputus-putus di Desa Pamotan yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Domisili
yang diketahui oleh Ketua Rukun Tetangga (RT).
c. Memiliki kemauan dan kemampuan, pengalaman, pengetahuan dan ketrampilan
dalam kewirausahaan sosial.

Paragraf 2
Tata Cara Pengangkatan Pelaksana Operasional

Pasal 2
1. Kepala Desa menunjuk nama-nama yang akan menduduki jabatan dalam Pelaksana
Operasional dengan memperhatikan persyaratan sebagaimana yang dimaksud pada
pasal (1).
2. Kepala Desa menyampaikan permohonan persetujuan pengangkatan Pelaksana
Operasional kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
3. BPD menyelenggarakan Musyawarah Desa untuk membahas permohonan Kepala
Desa selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterimanya permohonan persetujuan
dari Kepala Desa.
4. Kepala Desa menerbitkan keputusan pengangkatan pengurus Pelaksana Operasional
setelah mendapatkan persetujuan BPD.
Paragraf 3
Kewajiban, Tugas dan Wewenang Pelaksana Operasional

Pasal 3
Pelaksana operasional berkewajiban untuk:
a. Menjalankan usaha BUMDes PAMORDYA
b. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga BUMDes PAMORDYA dan
peraturan perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip
profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, dan kewajaran.
c. Memberikan laporan tahunan kepada Kepala Desa tentang keadaan serta
perkembangan BUMDes dan unit usahanya serta keuangan yang meliputi hasil usaha
dan laporan perubahan aset BUMDes.

Pasal 4
Pelaksana operasional bertugas untuk:
a. Melaksanakan pengelolaan BUMDes PAMORDYA
b. Menggali dan memanfaatkan potensi agar BUMDes dapat berkembang.
c. Memupuk kerjasama dengan lembaga-lembaga lainnya.
d. Membuat rencana kerja dan rencana anggaran BUMDes.
e. Memberikan laporan keuangan BUMDes kepada Kepala Desa.
f. Menyampaikan laporan seluruh kegiatan usaha BUMDes kepada Kepala Desa.
g. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban setiap akhir tahun termasuk rincian
neraca, laba-rugi dan penjelasan-penjelasan lain atas dokumen tersebut.
h. Menyampaikan informasi perkembangan usaha kepada masyarakat desa melalui forum
musyawarah desa sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun.

Pasal 5
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Pelaksana Operasional
mempunyai wewenang:
a. Mengangkat dan memberhentikan pegawai BUMDes PAMORDYA
b. Meningkatkan usaha sesuai dengan bidang yang telah ditetapkan.
c. Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga lainnya.
d. Menggali dan memanfaatkan potensi BUMDes untuk meningkatkan pendapatan
BUMDes.
e. Mewakili BUMDes di dalam dan di luar pengadilan.

Pasal 6
Dalam melaksanakan tugasnya, pengurus dan/atau pelaksana operasional berhak
menerima honorarium dan biaya operasional sesuai dengan kemampuan keuangan
BUMDes PAMORDYA
Paragraf 4
Masa Kerja Pelaksana Operasional

Pasal 7
Masa kerja pengurus dan/atau pelaksana operasional BUMDes PAMORDYA adalah 3 (tiga)
tahun terhitung sejak tanggal pengangkatan dan dapat diangkat kembali untuk periode
berikutnya.
Paragraf 5
Pemberhentian Pelaksana Operasional

Pasal 8
1. Pelaksana Operasional berhenti, karena:
a. Meninggal dunia.
b. Permintaan sendiri.
c. Diberhentikan.
2. Pelaksana Operasional diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
karena:
a. Berakhir masa kerjanya.
b. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap
secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan.
c. Melakukan tindakan yang merugikan BUMDes berdasarkan evaluasi Pemerintah
Desa.
d. Dipidana penjara yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan
perbuatan pidana yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.
e. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai pengurus dan/atau pelaksana operasional.

Bagian Kedua
Tugas dan Wewenang, Kewajiban dan Hak Penasehat

Pasal 9
1. Penasehat mempunyai tugas:
a. Memberikan nasehat kepada Pelaksana Operasional dalam menjalankan
pengelolaan BUMDes PAMORDYA
b. Memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penting bagi
pengelolaan BUMDes.
c. Mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha dan mencari alternatif jalan keluar apabila
terjadi gejala menurunnya kinerja BUMDes.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penasehat
mempunyai wewenang:
a. Mengesahkan program kerja dan anggaran belanja BUMDes.
b. Mengevaluasi kinerja BUMDes.
c. Meminta penjelasan dari Pelaksana Operasional mengenai segala persoalan yang
menyangkut pengelolaan usaha BUMDes.
d. Melindungi BUMDes dari hal-hal yang dapat merusak citra BUMDes.
3. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Penasehat wajib mematuhi Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga BUMDes PAMORDYA dan peraturan perundang-
undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi,
transparansi, kemandirian, akuntabilitas, dan kewajaran.
4. Dalam melaksanakan tugas, wewenang dan kewajibannya, Penasehat berhak untuk:
a. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas kinerja BUMDes secara umum.
b. Melakukan tindakan yang dirasa perlu dalam rangka perbaikan kinerja BUMDes.
c. Mengusulkan pembubaran BUMDes dan/atau unit usaha BUMDes dengan
ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Desa Pamotan Nomor 01 / Per_Des /
I / Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Desa.
d. Memperoleh penghasilan yang sah dari pelaksanaan tugas-tugasnya sesuai dengan
kemampuan BUMDes.

Bagian Ketiga
Tugas dan Wewenang, Kewajiban dan Hak Pengawas

Pasal 10
1. Pengawas mempunyai tugas:
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan BUMDes
PAMORDYA
b. Menyampaikan laporan hasil pengawasan disertai saran dan pendapat kepada
Pemerintah Desa.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengawas
mempunyai wewenang:
a. Memeriksa dan meneliti administrasi BUMDes.
b. Meminta keterangan kepada Pelaksana Operasional atas segala sesuatu yang
berkaitan dengan pengelolaan BUMDes.
3. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Pengawas wajib mematuhi Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga BUMDes PAMORDYA dan peraturan perundang-
undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi,
transparansi, kemandirian, akuntabilitas, dan kewajaran.
4. Dalam melaksanakan tugas, wewenang dan kewajibannya, Penasehat berhak untuk:
a. Mengusulkan pembubaran BUMDes dan/atau unit usaha BUMDes dengan
ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Desa Nomor 01 / Per_Des / III / Tahun
2018 tentang Badan Usaha Milik Desa.
b. Memperoleh penghasilan yang sah dari pelaksanaan tugas-tugasnya sesuai dengan
kemampuan BUMDes.

Bagian Keempat
Larangan

Pasal 11
Penasehat, Pelaksana Operasional dan Pengawas BUMDes PAMORDYA dilarang
menyalahgunakan wewenang dan mengambil keuntungan pribadi maupun keuntungan
pihak lain yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung dari kegiatan
BUMDes selain penghasilan yang sah.

BAB II
MUSYAWARAH DESA LUAR BIASA

Pasal 12
Tata Cara Penyelenggaraan Musyawarah Desa Luar Biasa
1. Musyawarah Desa Luar Biasa hanya dapat diselenggarakan berdasarkan usulan dari:
a. Kepala Desa.
b. Pengawas.
2. Musyawarah Desa Luar Biasa diselenggarakan oleh BPD bersama-sama dengan
Pemerintah Desa yang dilaksanakan berdasarkan usulan Kepala Desa dan/atau
Pengawas BUMDes…..
3. Dalam hal usulan penyelenggaraan Musyawarah Desa Luar Biasa berasal dari Kepala
Desa, maka usulan harus disampaikan secara tertulis kepada BPD dengan
melampirkan pertimbangan dari Pengawas.
4. Dalam hal usulan penyelenggaraan Musyawarah Desa Luar Biasa berasal dari
Pengawas, maka usulan harus disampaikan secara tertulis kepada BPD dengan
diketahui oleh Kepala Desa serta harus memuat permasalahan yang dijadikan sebagai
dasar untuk diselenggarakannya Musyawarah Besar Luar Biasa.
5. Permasalahan yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengajukan usulan
Musyawarah Desa Luar Biasa sebagaimana yang dimaksud pada ayat (4) meliputi:
a. Penyalahgunaan wewenang oleh pelaksana operasional dalam rangka untuk
memperkaya diri sendiri atau orang lain.
b. Pelaksana Operasional melakukan tindakan melawan hukum dengan ancaman
pidana sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
c. Pelaksana Operasional melanggar norma sosial maupun kesusilaan yang dapat
mempengaruhi nama baik BUMDes, tetapi tidak terbatas kepada perselingkuhan,
pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan kepada anak dan
perempuan serta perusakan lingkungan hidup yang dilakukan secara masif.
6. Permasalahan yang dijadikan sebagai dasar untuk mengajukan usulan Musyawarah
Desa Luar Biasa sebagaimana yang dimaksud pada ayat (5) harus merupakan
permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dalam forum Musyawarah Pengurus,
tetapi tidak diperoleh permufakatan.
7. Dalam hal Musyawarah Desa Luar Biasa diselenggarakan dalam rangka untuk
melakukan penggantian Ketua Pelaksana Operasional maka Musyawarah Desa Luar
Biasa dinyatakan sah apabila dihadiri oleh Kepala Desa, seluruh anggota BPD, serta
masing masing satu orang perwakilan dari semua lembaga desa.
8. Badan Permusyawaratan Desa harus menyelenggarakan Musyawarah Desa Luar Biasa
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah diterimanya usulan untuk
menyelenggarakan Musyawarah Desa Luar Biasa tersebut.

Pasal 13
Hak Jawab Pelaksana Operasional Dalam Musyawarah Desa Luar Biasa
1. Pelaksana Operasional diberikan hak jawab atas permasalahan yang dijadikan sebagai
dasar diusulkannya penyelenggaraan Musyawarah Desa Luar Biasa.
2. Hak jawab sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) merupakan hak untuk
memberikan penjelasan sehubungan dengan pokok permasalahan yang dijadikan dasar
pengajuan usulan diselenggarakannya Musyawarah Desa Luar Biasa dan disampaikan
di awal penyelenggaraan Musyawarah Desa Luar Biasa.
3. Dalam hal penjelasan sebagaimana yang dimaksud ayat (2) dapat diterima oleh
peserta, maka dengan sendirinya Musyawarah Desa Luar Biasa berakhir dan Pelaksana
Operasional diberikan wewenang untuk melanjutkan kepengurusannya.

BAB III
KUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 14
1. Musyawarah dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 50% (lima puluh persen) lebih satu
dari peserta yang diundang.
2. Jika peserta musyawarah kurang dari 50% (lima puluh persen), maka pelaksana
musyawarah diperkenankan secara sah dan mutlak mengambil keputusan dengan
pertimbangan Kepala Desa dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah penyelenggaraan
rapat.
3. Khusus untuk perubahan AD/ART hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Desa atau
Musyawarah Desa Luar Biasa serta harus dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari peserta
yang diundang dan disetujui oleh sekurang-kurangnya oleh 50% (lima puluh persen)
lebih satu peserta yang hadir.

BAB IV
PENUTUP

Pasal 15
Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan dibetulkan sebagaimana mestinya
dengan tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan.

Ditetapkan di Pamotan
Pada tanggal 08 Maret 2018

Ketua BPD Pamotan Kepala Desa Pamotan

H. MUSTOFA ABDUL ROUF


Lampiran I:
Peraturan Desa Pamotan Nomor 01 / Per_Des / III / Tahun 2018
Tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

STRUKTUR ORGANISASI
BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) Pamordya

PENASEHAT

PENGAWAS

KETUA

PELAKSANA
OPERASIONAL

BENDAHARA KOORDINATOR USAHA SEKRETARIS

SIE UNIT USAHA SIE UNIT USAHA SIE UNIT USAHA SIE UNIT USAHA

USAHA USAHA

Ditetapkan di Pamotan
Mengetahui, Pada tanggal 06 Maret 2018
KETUA BPD DESA PAMOTAN KEPALA DESA PAMOTAN

H. MUSTOFA ABDUL ROUF

Diundangkan di Desa Pamotan


Pada tanggal 06 Maret 2018
Sekretaris Desa

WIDODO H.P

LEMBARAN DESA PAMOTAN TAHUN 2018 NOMOR : 01 / Per_Des / III / Tahun 2018
SUSUNAN PENGURUS
BUMDES PAMORDYA DESA PAMOTAN
PERIODE: 2017-2020

Komisaris : Kepala Desa Pamotan


Dewan Pengawas : 1. Munsiffuddin (BPD)
2. Khori’ah Nurkhanah (Kadus 1)
3. Ahmad Haziq (Kadus 2)
4. Agus Mulyono (Kadus 3)
5. Agung Subekti (Kat Des)
Direktur : Agus Riyanto Langgeng
Sekretaris : Mohammad Showwam Azmy
Bendahara : Ida Umi Latifah
Koordinator Usaha : Wike Oktaviana
Sie. Unit Usaha : Mulat Riasnan
Unit usaha ................... : Adi Prayetno
Unit usaha ................... : Moh. Shohibi
Unit usaha ................... : Arri Rahmawati
Unit usaha ................... : Fahmi Najih Mubarok

Ditetapkan di Pamotan
Pada tanggal 08 – 03 – 2018
KEPALA DESA PAMOTAN

ABDUL ROUF
Diundangkan di Desa Pamotan
Pada tanggal 08 – 03 – 2018
Sekretaris Desa,

WIDODO H.P

LEMBARAN DESA PAMOTAN TAHUN 2018 NOMOR : 01 / Per_Des / III / Tahun 2018

You might also like