Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 42

Pemicu 2 Kultur Sel

Kelompok 4 :
REAKTOR SEBAGAI
Aisyah Razaanah Siregar
Bonifasius Andhika Prasetya
KOMPONEN PENTING
Dhea Putriani
Prayoga Byantara
PENUNJANG
Shri Hanifa Shinta Devi KEBERLANGSUNGAN
HIDUP SEL HAYATI
Soal Soal Soal
Outline Nomor 5 Nomor 6 Nomor 7
SOAL 5

Jika aspek pencahayaan menjadi faktor penting dalam menopang


hidup sel, bagaimana anda mendesain reaktor anda terkait
dengan pencahayaan yang optimal? Dan bagaimana pula jika
diinginkan sebaliknya (tanpa cahaya)?
Reaktor Terkait dengan Aspek
Pencahayaan
Fotobioreaktor terdapat 2 jenis :
• Fotobioreaktor sistem terbuka : sumber cahaya menggunakan cahaya alami (Cth :
matahari)

• Fotobioreaktor sistem tertutup : sumber cahaya menggunakan cahaya buatan (Cth :


Lampu LED
Terkait Pencahayaan
• Pada pencahayaan yang intens, laju fotosintesis akan berbanding lurus proporsional
dengan intensitas cahaya, sampai intensitas iluminasi yang tinggi dapat merusak sistem
reseptor fotosintetik dalam beberapa menit, yang dinamakan photoinhibition.
• Beberapa spesies phytoplankton tumbuh dengan laju optimal pada 50μE/(m2) dan akan
mengalami photoinhibition pada 130 μE/(m2).
• Pada jenis bioreaktor tembus cahaya tubular atau plate-type, dengan rasio luas
permukaan dan volume 20-80 m2/m3 dan besarnya pencahayaan sampai 1.15 μE/(m2s),
dengan layer thickness sampai 5 mm
Jika Tanpa Pencahayaan
Jika bioreaktor diinginkan tanpa pencahayaan maka :
• Dapat dengan tidak menyalakan lampu pada bioreaktor
• melapisi bioreaktor dengan bahan-bahan yang tidak tembus cahaya
• Teknologi yang sekarang berkembang dapat menggunakan kontrol pencahayaan pada
reaktor dengan siklus siang dan malam yang dapat diatur, serta panjang gelombang
cahaya dapat diatur pula menggunakan software
Solar Lighting Bionavitas Light Immersion
Macam-Macam Technology
Desain • Sinar matahari dikontrol
menggunakan kolektor sinar
• Mampu meningkatkan yield alga
dengan model yang lebih efisien
dan terukur
Pencahayaan yang diletakkan pada atap
kemudian didistribusikan melalui
serat optik besar menuju growth
• Sumber cahaya yang ada
dimanfaatkan dengan
pada chamber fotobioreaktor
• Alga tersusun pada cloth
memaparkannya ke dalam
kultur sehingga dihasilkan
Bioreaktor menyerupai membran yang
lembab dengan lembaran
biomassa hingga peningkatan
eksponensial
pencahayaan dengan serat optik • Teknologi ini juga mencegah
di dalamnya fotoinhibisi akibat bayangan dan
• Produksi optimum diperoleh dapat diterapkan pada kolam
ketika membran disusun vertikal terbuka maupun bioreaktor
dengan penyebaran cahaya yang tertutup dengan cahaya yang
baik masuk lebih dalam
Macam-Macam Fiberoptic Solar System
• Menghasilkan banyak
Femtobeam
• Tidak membutuhkan
Desain keuntungan seperti efisiensi
dari sisi energi listrik,
cahaya matahari dan
bergantung seluruhnya
Pencahayaan distribusi cahaya, dan rasio
permukaan teradiasi dapat
pada sumber cahaya
berdaya rendah yang aktif
pada diatur sesuai bentuk reaktor memancarkan cahaya
pada keseluruhan luas
Bioreaktor • Cahaya yang diemisikan dari
serat ini mampu menjadi
permukaan sehingga
dapat dihasilkan laju
salah satu metode yang
pertumbuhan sel yang
menjanjikan distribusi
seragam
cahaya seragam yang lebih
baik pada bioreaktor
SOAL 6

Jika keberadaan oksigen menjadi faktor penting dalam menopang


hidup sel, bagaimana anda mendesain reaktor anda terkait
dengan sistem aerasi yang optimal? Dan bagaimana pula jika
diinginkan sebaliknya (tanpa oksigen)?
• Fermentasi aerobik terjadi dengan keberadaan
oksigen yang akan dikonsumsi oleh organisme
sehingga dapat mengalami pertumbuhan dan
KONDISI menghasilkan produk yang diharapkan.
• Bioreaktor yang menggunakan sel aerobik, oleh
AEROBIK karena kelarutan oksigen dalam media
rendah, maka O2 harus selalu dipasok terus
menerus. Oksigen dapat diberikan dengan
cara mendispersikan udara ke dalam media.
Kondisi Aerobik :
Kebutuhan Oksigen
• Kebutuhan oksigen tidak terlepas dari sumber karbon yang dibutuhkan oleh
medium. Sementara itu, sumber karbon pada medium juga berkaitan erat
dengan yield yang nantinya dihasilkan.
Kondisi Aerobik :
Kebutuhan Oksigen
• Kebutuhan oksigen juga berkaitan erat dengan oksigen terlarut (DO) pada laju
pengambilan spesifik (QO2 )

Oksigen terlarut:
Keseimbangan antara
suplai oksigen oleh
fermentor dengan
kebutuhan oksigen oleh
organisme
Kondisi Aerobik :
Kebutuhan Oksigen
• Jumlah oksigen yang dibutuhkan dapat dinyatakan melalui nilai laju
pengambilan oksigen (oxygen uptake rate – OUR).
• Selama proses berlangsung, nilai OUR dapat bervariasi sehingga bioreaktor
perlu didesain untuk nilai OUR paling tinggi. Variasi nilai OUR berkisar pada nilai
berikut:
a. Kondisi mikroaerobik (sedikit jumlah oksigen): < 5 mmol/L.h
b. Mudah : 100 mmol/L.h
c. Rata-rata (Umum) : 150 – 200 mmol/L.h
d. Sulit : > 300 mmol/ L.h
e. Kondisi kaya oksigen : 500 mmol/L.h
Kondisi Aerobik :
Faktor yang Mempengaruhi
Kebutuhan Oksigen
Kondisi Aerobik :
Faktor yang Mempengaruhi
Kebutuhan Oksigen
Kondisi Aerobik :
Tahapan Perpindahan Oksigen
• Perpindahan oksigen dari udara ke dalam sel terjadi dalam beberapa tahapan,
(Bartholomew et al., 1950):
Kondisi Aerobik :
Perhitungan OTR
• OTR menyatakan laju transfer oksigen dari gelembung ke dalam fasa liquid
Kondisi Aerobik :
Perhitungan OTR
Kondisi Aerobik :
Komponen Bioreaktor Terkait Aerasi

Sparger Pengaduk Sekat


Kondisi Aerobik :
Jenis Bioreaktor Berdasarkan Sistem Aerasi

Stirred Airlift Bubble


Tank Column
Kondisi Aerobik
Bioreaktor :
Stirred Tank

• Pengaduk dengan berbagai


variasi digunakan untuk
menghasilkan gelembung
udara pada bagian dalam
bioreaktor.
Kondisi Aerobik
Bioreaktor :
Stirred Tank

• Jenis pengaduk yang dapat


digunakan pada bioreaktor
stirred tank diantaranya:
Kondisi Aerobik
Bioreaktor :
Stirred Tank

• Perbedaan bioreaktor stirred


tank dengan dan tanpa
sparger.
Kondisi Aerobik
Bioreaktor : Airlift
• Penggunaan bioreaktor jenis airlift
umumnya ditujukan untuk
menghasilkan tegangan geser yang
lebih rendah sehingga menghasilkan
kualitas pencampuran yang lebih
baik daripada bioreaktor stirred
tank.
Kondisi Aerobik
Bioreaktor : Airlift
Terdapat draft tube yang
menghasilkan:
• Efisiensi transfer massa dan panas
yang lebih baik
• Peningkatan pencampuran (aliran
aksial )
• Mengurangi peleburan gelembung
(bentuk gelembung yang lebih kecil)
Kondisi Aerobik
Bioreaktor : Airlift
Terdapat 3 daerah dalam reaktor
airlift, yaitu:
• Air-riser
• Down-comer
• Disengangement zone
Kondisi Aerobik Daerah Air-riser Daerah Down-comer
Bioreaktor : • Daerah dimana terdapat
gelembung
• Menghasilkan
pergerakan aliran ke
bawah
Airlift • Menghasilkan pergerakan
aliran ke atas • Menyebabkan terjadinya
• Daerah bisa terletak baik sirkulasi liquid sehingga
di dalam maupun di luar meningkatkan efisiensi
dari draft tube pencampuran
• Air-riser yang berada di • Gelembung akan
luar draft tube lebih sering bergerak dengan arah
digunakan untuk skala dan kecepatan yang
besar (mampu seragam
menghasilkan efisiensi
perpindahan panas yang
lebih baik
Daerah Disengangement zone :
• Memiliki peranan sebagai :
Kondisi Aerobik
1.Tempat menambah volume pada reaktor
Bioreaktor : 2.Mengurangi pembentukan busa
Airlift 3.Meminimalisasi resirkulasi gelembung
melalu down-comer
• Daerah yang meluas menyebabkan
pengurangan kecepatan gelembung
sehingga gelembung dapat dilepaskan dari
liquid (untuk gelembung yang kaya karbon
dioksida)
Kondisi Aerobik
Bioreaktor :
Bubble Column
• Umumnya jenis bioreaktor ini
digunakan untuk jenis sel yang
diimobilisasi dan jenis organisme
yang sensitif terhadap tegangan
(contoh: lumut dan sel tumbuhan)
• Tidak memiliki draft tube seperti
pada Airlift
• Menghasilkan gelembung yang
lebih
Kondisi Aerobik
Bioreaktor :
Bubble Column
• Jenis dari bentuk bioreaktor bubble
column
• Dalam suatu proses fermentasi anaerobik,
mikroorganisme dapat tumbuh dan menghasilkan
produk pada keadaan hampir tanpa maupun
KONDISI benar-benar tanpa keberadaan oksigen.
• Bioreaktor pada kondisi anaerob ini mayoritas
ANAEROBIK digunakan pada industri proses bahan bakar
(contoh: etanol atau isobutanol), pengolahan
limbah cair, serta proses produksi beberapa jenis
asam organik.
SOAL 7

Menjaga kestabilan suhu sering menjadi faktor utama dalam


menjalankan pembiakan sel. Upaya-upaya apa yang dapat
dilakukan dalam mendesain reaktor untuk menjaga kestabilan
suhu tersebut?
KESTABILAN SUHU
• Suhu merupakan salah satu faktor penting yang harus
dijaga agar tetap stabil.
• Suhu » akan mendenaturasi protein dalam organisme,
menyebabkan tidak adanya reaksi biokimia yang berjalan.
• Suhu « membuat reaksi biokimia dalam organisme akan
berlangsung lambat sehingga tidak mencukupi untuk
mempertahankan kehidupan.
• Suhu < 0◦C, pembentukan kristal es dapat merusak sel
dan jaringan.
Heat Load Heat Temperature
Exchanger Control Unit

MENJAGA KESTABILAN SUHU


HEAT LOAD (BEBAN PANAS)
Temperatur (dilihat sebagai
perpindahan kalor) memiliki nilai
yang bervariasi sesuai dengan jenis
bioreaktor.
• Penggunaan bioreaktor untuk
kultur sel dan fermentasi
anaerobik, nilai perpindahan
kalornya sangat rendah.
• Penggunaan bioreaktor untuk
fermentasi aerobik, nilai laju
produksi kalor cukup tinggi, nilai
perpindahan kalornya tinggi.
HEAT
EXCHANGER
PADA
BIOREAKTOR
HEAT EXCHANGER
PADA BIOREAKTOR

• Penggunaan heat
exchanger eksternal
menyebabkan
terjadinya thermal
shock dan penurunan
oksigen pada
organisme di dalam
bioreaktor.
• Permukaan internal
lebih efektif dalam
menjaga temperatur.
TEMPERATURE
CONTROL SYSTEM
• Sistem kontrol temperatur terdiri dari
pengukur temperatur dan sistem
perpindahan panas.
• Sistem perpindahan panas akan
menggunakan jacketed vessel untuk
memindahkan panas masuk dan keluar
reaktor.
• Sistem control temperatur dilakukan dengan
pengontrolan panas dari heater
meggunakan micro controller
TEMPERATURE CONTROL DIAGRAM
Pengendalian
Integrasi sensor temperatur
remote suhu di dinding
dapat bioreaktor
memberikan batasdilakukan dengan cara
menjaga
suhu pada panas dari
jaket reaktor, heater
sehingga meggunakan
dapat memastikanmicro controller
bahwa sel kultur tidak terpengaruh oleh perubahan
temperatur yang ekstrim dari lingkungan eksternal.
TEMPERATURE
CONTROL SYSTEM

• Heater diletakkan di dalam wadah


bioreaktor
• Cooling dilakukan melalui pipa
berdinding tipis pada tutup luar
bioreaktor, yang terhubung
dengan katup elektromagnetik
kepada air pendingin.
Benz, G. T., 2011. Bioreactor Design for Chemical Engineers. CEP Magazine,
Volume August 2011, pp. 21-26.

Kempf, J., 2016. Understanding Temperature Control in Bioreactor System.


[Online] Tersedia: https://www.process-worldwide.com/understanding-
temperature-control-in-bioreactor-systems-a-300334/ [Diakses 1 April 2018].
Panda, T., 2011. Bioreactor: Analysis and Design. 1st ed. New York: Mc Graw-
Hill.

Norton, G. M, dan Siegert, F. 1991. Bioreactor Design Fundamentals. Austin:


REFERENSI University of Texas.

Nurhayati, A. 2018. III. Prinsip bioreaktor. [ONLINE] Academia.edu. Tersedia:


http://www.academia.edu/10034482/III._Prinsip_bioreaktor [Diakses 10 April
2018].
University of Mariland. n.d. Fed-Batch Fermentations. [ONLINE] Tersedia:
http://userpages.umbc.edu/~gferre1/fedbatch.html. [Diakses 19 Maret 2018].

Wignyanto. 2017. Bioindustri. Malang: UB Press.

You might also like