Professional Documents
Culture Documents
Rele Jarak
Rele Jarak
TINJAUAN PUSTAKA
2) Penelitian yang berjudul “Analisis Setting Rele Jarak Pada Sistem SUTT 150
kV Pembangkit Celukan Bawang” oleh Bhimantara Ari Sugandi (2010)
dengan metode analisis perhitungan.
5
6
3) Penelitian yang berjudul “Setting Rele Jarak Pada Sistem SUTT 150 kV GI
Kapal – GI Padang Sambian Menggunakan Metode Adaptive Neuro – Fuzzy
Inference System (ANFIS)” oleh M. Nordiansyah (2014) dengan metode
ANFIS.
a) Proteksi utama
Sistem proteksi yang diharapkan bekerja sesegera mungkin ketika terjadi
kondisi abnormal atau gangguan pada daerah pengamanan.
b) Proteksi cadangan
Sistem proteksi yang dimungkinkan apabila pengaman utama tidak dapat
bekerja. Pada proteksi cadangan ini pula dapat dibagi menjadi dua kategori
yaitu :
Sistem proteksi cadangan lokal
Sistem proteksi cadangan yang dapat bekerja, apabila pengaman utama
yang sama gagal bekerja, contoh : penggunaan OCR dan GFR.
Sistem proteksi jarak jauh
Sistem proteksi ini dapat bekerja apabila pengaman utama di tempat lain
gagal bekerja.
Pada dasarnya sistem proteksi harus memenuhi syarat – syarat diantaranya
adalah (Aljufri,dkk,2011) :
a) Cepat yakni mampu bekerja secepat mungkin memisahkan bagian yang
mengalami gangguan dari sistem jaringan yang normal.
b) Sensitif yakni peka terhadap gangguan sekecil apapun.
c) Selektif yakni mampu mengetahui letak gangguan dan memilih pemutus
jaringan terdekat, dengan begitu saluran yang mengalami gangguan saja yang
dipisahkan dari sistem.
d) Andal yakni hanya akan bekerja bila diperlukan (bila kondisi abnormal atau
bekerja saat terjadi gangguan saja) dan tidak bekerja saat kondisi sistem
jaringan dalam keadaan normal.
Adapun tujuan adanya proteksi pada suatu sistem diantaranya adalah
(Tobing,2008) :
a) Mengurangi kerugian produksi
b) Menempatkan dan memisahkan gangguan dari peralatan
c) Mengetahui jenis gangguan
d) Melindungi sistem
8
Dimana :
= Impedansi sekunder (Ω)
= Impedansi primer (Ω)
= Rasio Transformator Arus (A)
= Rasio Transformator Tegangan (V)
12
Sedangkan berikut ini adalah penjelasan setting rele jarak pada setiap zona
(Suprijono,2012) :
1) Setting zone 1
Setting zone 1 tidak mencakup 100% saluran yang diamankan (diproteksi).
Zone 1 biasanya diseting 80% dari panjang saluran transmisi. Hal – hal yang perlu
diperhatikan dalam setting zone 1 ini adalah :
a) Unit zona 1 tidak diperbolehkan bekerja apabila terdapat gangguan di
terminal ujung saluran dan bekerja seketika apabila terdapat gangguan
terdeteksi. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.3, apabila terjadi
gangguan pada F1 atau pada F2 maka rele R1 dan R4 bekerja. Apabila
gangguan terjadi pada F1 maka seharusnya hanya rele – rele pada saluran
tersebut yang bekerja, yakni rele R1 dan R2, sedangkan rele R4 tidak
bekerja.
2) Setting zone 2
Setting zone 2 ini biasanya diseting mencakup hingga beberapa bagian saluran
depan kedua. Impedansi setting zone 2 ini yakni 100% saluran depan ditambah 20
% saluran depan kedua. Prinsip penyetelan rele pada zona 2 yakni :
a) Zona 2 harus mencakup minimum gangguan di rel depan, dikarenakan
adanya variasi nilai tahanan gangguan. Rele zona 2 diseting 20% lebih
besar dari impedansi gangguan, dengan memberi tahanan gangguan
terbesar yang mungkin terjadi.
13
3) Setting zone 3
Jangkauan zona 3 merupakan cadangan unit zona 2 sehingga jangkauannya
lebih jauh dari jangkauan zona 2. Jangkauan zona ini biasanya diseting 220%
melewati saluran di depan dan saluran di depan kedua. Transformator berada di
rel depan, maka zona 3 diseting lebih kecil dari impedansi saluran di depan
ditambah reaktansi transformator. Bila waktu penyetelan proteksi cadangan
terlama transformator lebih kecil dari waktu penyetelan zona 3, maka penyetelan
zona 3 tidak perlu dirubah. Tetapi bila lebih besar dari waktu penyetelan zona 3,
maka waktu penyetelan zona ini dapat diperbesar. Rata – rata waktu penyetelan
zona 3 lebih besar dari waktu cadangan rele – rele transformator.
dengan demikian rele ini secara otomatis bersifat rele jarak terarah
(Suprijono,2012).
karakteristik rele ini dapat mengantisipasi gangguan tanah dengan tahanan yang
tinggi (high resistance). Namun kecepatannya sedikit lebih lambat dari jenis Mho.
Blocking Scheme
Peralatan teleproteksi pada pola ini mengirim sinyal ke peralatan
teleproteksi pada gardu induk di depannya apabila rele mendeteksi
gangguan pada reverse zone. Pada gardu induk yang menerima sinyal,
apabila rele mendeteksi gangguan pada forward zone zona 2, maka rele
akan memberikan perintah blocking. Apabila rele tidak menerima sinyal
namun mendeteksi gangguan pada daerah depan (zone 2), maka rele akan
memberikan perintah trip seketika. Berikut ini skema Blocking :
2.5 GMD (Geometric Mean Distance) dan GMR (Geometric Mean Radius)
Pada saluran transmisi double circuit, induktansi juga dipengaruhi oleh GMD
(Geometric Mean Distance) dan GMR (Geometric Mean Radius). Radius rata –
rata geometris (GMR) dari suatu luas adalah limit dari jarak rata – rata geometris
(GMD) antara pasangan elemen dalam suatu luas tersebut, bila jumlah elemen
tersebut diperbesar hingga tak terhingga (Sujatmiko,2009). Berikut ini persamaan
GMD dan GMR (El – Hawary,2000) :
/
=( ) ..................................................................(2.3)
/
=( ′ ′ ′ ′ ) ....................................................................(2.4)
/
=( ′ ′ ′ ′ ) ...................................................................(2.5)
/
=( ′ ′ ′ ′ ) ....................................................................(2.6)
Dimana :
GMD = Geometric Mean Distance
Deq = Jarak yang diukur dari titik pusat penghantar (m)
/
= (( )( )( )) .....................................................(2.7)
/
= ( ′( ′ )) ................................................................................(2.8)
/
= ( ′( ′ )) ................................................................................(2.9)
/
= ( ′( ′ )) ..............................................................................(2.10)
Dimana :
20
Dengan asumsi urutan positif, urutan negatif, dan urutan nol adalah V1F, V2F,
dan V0F, tegangan pada titik rele dari setiap sirkit simetris ditunjukkan pada
persamaan di bawah ini (Toshiba,2005) :
V1 = Z1 x I1 + V1F .........................................................................................(2.19)
V2 = Z1 x I2 + V2F .........................................................................................(2.20)
V0 = Z0 x I0 + Z0m x I0m + V0F ......................................................................(2.21)
Dimana :
V1 = Relay point positive sequence voltage (V)
V2 = Relay point negative sequence voltage (V)
23
akan menjumlahkan nilai semua bobot yang datang. Penjumlahan ini kemudian
dibandingkan dengan nilai ambang (thershold) tertentu melalui fungsi aktivasi
setiap neuron. Nilai input melewati nilai threshold maka neuron diaktifkan dan
neuron tersebut akan mengirimkan nilai output melalui bobot-bobot output ke
semua neuron yang terhubung, demikian seterusnya. (Arjana, 2007)
Z_inj = v0j + ∑
I=1
Xi.vji……………………………………………………………...(2.38)
Keterangan:
Vij = bobot pada hubungan dari unit input ke i dengan unit layer hidden ke j.
V0j = bobot awal bias.
Z_inj = sinyal input unit hidden
X J1 K
1 1
X J2 K Layer
Layer 2 Y
2 Output
input
X K
J3 error
3 3
X Jn
n K
n
Layer Hidden