Professional Documents
Culture Documents
Proposal Pengabdian Masyarakat PLAT TERPADU
Proposal Pengabdian Masyarakat PLAT TERPADU
Pelaksana:
A. Latar Belakang
Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia
dan keberlangsungan sebuah bangsa dan Negara. Agar kelak mampu bertanggung jawab
dalam keberlangsungan bangsa dan Negara, setiap anak perlu mendapat kesempatan
seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun
sosial. Untuk itu, perlu dilakukan upaya perlindungan untuk mewujudkan kesejahteraan
diskriminatif.
berkewajiban untuk memberikan perlindungan dan menjamin terpenuhinya hak asasi anak
sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. Hal ini sejalan dengan amanat UUD RI tahun
1945, terkait jaminan hak asasi manusia, termasuk anak sebagai manusia yang memiliki
hak untuk tumbuh dan kembang. Selain itu, ditetapkan UU nomor 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak, dan UU nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU nomor 23
tahun 2002 tentang perlindungan anak, yang secara substantif telah mengatur beberapa
hal, antara lain: persoalan anak yang sedang berhadapan dengan hukum, anak dari
kelompok minoritas, anak dari korban eksploitasi ekonomi dan seksual, anak yang
diperdagangkan, anak korban kerusuhan, anak yang menjadi pengungsi, dan anak dalam
undangan sektoral terkait dengan definisi anak. Di sisi lain, maraknya kejahatan pada anak
termasuk perilaku penelantaran pada Anak, memerlukan komitmen yang lebih serius dari
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat serta semua pemangku kepentingan yang
terkait dengan penyelenggaraan perlindungan anak. Perilaku kejahatan dan penelantaran
Anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
melakukan kegiatan hidup sehari-hari di jalanan, baik untuk mencari nafkah atau
berkeliaran di jalan dan tempat-tempat umum lainnya. Masalah anak jalanan merupakan
masalah kesejahteraan sosial yang serius dan perlu mendapat perhatian. Keberadaan anak
jalanan menunjukkan bahwa banyak pihak belum melaksanakan fungsinya dengan benar.
Anak seharusnya berada dalam keluarga yang melindungi dan memberikan pemenuhan
kebutuhan mereka.
kondisi anak. Data anak jalanan hasil dari Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
tahun 2009 adalah 85.146.600 jiwa dan jumlah tersebut cenderung meningkat bila
dibandingkan tahun 2007 sebanyak 104.000 anak. Kondisi anak tampil dalam kehidupan
yang bermasalah, penyimpangan perilaku dan tampilan fisiknya yang juga semakin
memprihatinkan. Kondisi ini tidak mengherankan karena sebagian besar hidup anak-anak
tersebut ada di jalanan dengan kehidupan yang keras, sehingga tidak mengherankan jika
mereka memiliki perilaku dan moral agak berbeda dengan anak-anak seusianya.
yaitu bahwa anak jalanan pada masa sekarang, bukan lagi berasal dari luar kota yang
memasuki sebuah kota tertentu. Tetapi, anak jalanan sekarang ini sebagian besar dapat
berasal dari kota itu sendiri. Artinya, anak-anak bukan dalam masa ”pelarian” dari rumah
dan lingkungannya. Secara moral, anak-anak jalanan baru, tidak memiliki ketakutan
bahwa kegiatan yang dilakukan di jalanan bisa diketahui oleh orangtua atau keluarga dan
berkaitan dengan nilai-nilai sosial yang telah bergeser. Hal ini tentu akan menyulitkan
mendorong anak untuk keluar dari jalanan dan tinggal bersama orangtua/keluarganya
kembali. Padahal sesungguhnya keadaan mereka dijalanan juga tidak mudah bagi mereka.
Anak di jalanan seringkali menjadi objek kekerasan baik fisik, emosi, seksual maupun
kekerasan sosial. Pelaku kekerasan bisa berasal dari sesama anak jalanan, maupun dari
orang dewasa yang berada di jalanan. Pergaulan di jalanan dengan situasi keras juga
Kondisi serupa juga terjadi di kota Pontianak, puluhan anak jalanan terjaring razia
dan diantara mereka sebagian besar berada pada kondisi yang cukup memprihatinkan,
dan tampilan fisiknya yang juga semakin memprihatinkan, dengan melakukan tato
keseluruh tubuhnya, melakukan tindik bahkan melubangi telinganya. Di sisi lain perilaku
mereka menunjukkan ketidakwajaran seperti pada anak pada umumnya dan seusianya.
Fenomena ini menunjukkan perlu penanganan serius dari berbagai pihak terkait melalui
lintas sektoral dalam penanganan masalah anak jalanan, yang tidak hanya cukup dengan
secara institusi melalui Pusat Layanan Anak Terpadu (PLAT). Pelaksana program
dilakukan secara lintas sektoral oleh Dinas Sosial Kota Pontianak, Dinas Kesehatan,
(BPMPAKB), dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Wadah ini dibangun dengan
anak secara menyeluruh demi terpenuhinya hak dasar dan perlindungan sosial anak dari
penelantaran, eksploitasi, diskriminasi dan tindak kekerasan fisik, psikis, maupun seksual.
PLAT berdaya tampung 50 anak atau lebih, dengan rata-rata terisi 30 anak. Selain
berfungsi sebagai tempat untuk menampung anak yang terlantar, tempat pendampingan
hukum, dan tempat pendidikan, PLAT juga berfungsi sebagai tempat penguatan kapasitas
anak. Beberapa program penguatan kapasitas anak yang telah dilaksanakan, diantaranya
holistik, meliputi aspek bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual dengan melibatkan tim ahli.
Keperawatan sebagai salah satu tim kesehatan, memiliki kapasitas sekaligus tanggung
masalah kesehatan pada Anak dengan masalah khusus. Untuk itu, STIKes Yarsi Pontianak
ingin mengambil bagian dalam mengatasi masalah tersebut sebagai bentuk pengabdian
masyarakat dosen sebagai salah satu wujud nyata pelaksanaan Tri Dharma Perguruan
Tinggi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terwujudnya penanganan masalah kesehatan pada Anak secara terpadu meliputi aspek
E. Kegiatan
1. Screening kesehatan jiwa pada anak/remaja yang tinggal di PLAT
Kegiatan ini didesain untuk mengklasifikasikan kondisi kesehatan jiwa anak/remaja,
masyarakat
3. Layanan pemenuhan kebutuhan dasar anak
Layanan ini didesain untuk membimbing anak dalam membuat dan menerapkan
program “Activity Daily Living” selama anak tersebut menjalani pembinaan di panti
sosial, bagaimana memanfaatkan waktu luang untuk hal yang bermanfaat misalnya
psikososial yang dialami anak. Kegiatan ini berupa konseling rutin yang dilakukan
E. Tim
1. Ns.Wahyu Kirana, M.Kep., Sp.Jiwa
2. Ns. Dodik Limansyah, M.Kep. Sp. Kom.
3. Ns. Lintang Sari, M.Kep.
4. Ns. Masmuri, M.Kep.
G. Proses Kegiatan
1. Persiapan
2. Proses Kegiatan
anak-anak yang terjaring oleh dinas sosial. Screening ini bertujuan untuk
mendeteksi masalah kesehatan jiwa pada anak. Screening ini menggunakan tehnik
interview 2 menit yang biasa dilakukan dalam mendeteksi pasien dengan masalah
kegiatan:
a) Layanan Pendidikan Transisional.
Layanan ini berupa konseling untuk mempersiapkan mental anak yang
bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Selain itu kegiatan lain
memanfaatkan waktu luang untuk hal yang bermanfaat sesuai dengan tahap
Tahun 2017