Professional Documents
Culture Documents
Geriatri
Geriatri
Geriatri adalah cabang ilmu penyakit dalam yang berkepentingan dengan aspek
pencegahan, peningkatan, pengobatan, rehabilitasi dan psikososial dari penderita usia
lanjut (Ilmu kesehatan usia lanjut).
Gerontologi : ilmu tentang usia lanjut.
Batasan usia lanjut (lansia) adalah 60 tahun sesuai konsensus WHO tahun 1989.
Menua (menjadi tua atau aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk
infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Asesmen geriatri merupakan suatu analisis multidisiplin yang dilakukan oleh seorang
geriatris atau suatu tim interdisipliner geriatri atas seorang penderita usia lanjut untuk
menentukan masalah dan kapabilitas medis, fungsional, dan psikososial agar dapat
dilakukan penatalaksanaan menyeluruh dan berkesinambungan.
Asesmen geriatri bertujuan :
1. Menegakkan diagnosis kelainan fisik /psikis yang bersifat fisiologik dan patologik
dan memberi terapi terhadap kelainan tsb.
2. Menegakkan gangguan organ/sistem (impairment), ketidakmampuan (disability),
dan ketidakmampuan sosial (handicap) agar dapat dilakukan terapi dan / atau
rehabilitasi.
3. Mengetahui sumber daya sosial-ekonomi dan lingkungan yang dapat digunakan
untuk penatalaksanaan penderita tsb.
Tatakerja dan tatalaksana pada penderita geriatri dilakukan secara tim. Kerjasama
multidisipliner secara interdisipliner.
Multidisipliner melibatkan berbagai bidang ilmu, untuk tujuan penyerasian konsep,
interdisipliner berarti saling tergantung, luwes, untuk mencapai tujuan bersama, bertujuan
untuk penyerasian konsep dan tindakan.
Di pusat geriatri suatu rumah sakit rujukan keanggotaan tim geriatri diperluas dengan
tenaga rehabilitasi (dokter spesialis rehabilitasi medik, fisioterapis, terapi okupasi,
wicara), nutrisionis, psikolog/psikiater, farmasis dan tenaga lain yang berkaitan dengan
penatalaksanaan kesehatan penderita usia lanjut.
Pelaksanaan pelayanan :
1. Community based geriatric service (pelayanan geriatri berbasis masyarakat),
dimana semua sarana pelayanan kesehatan yang telah ada harus diikutsertakan
dalam pelayanan kesehatan lansia, setelah diberi tambahan pengetahuan
secukupnya :
- Puskesmas dan dokter praktek swasta sebagai tulang punggung
- Lintas sektoral : agama, sosial, pendidikan dan kebudayaan.
- Lembaga swadaya masyarakat (LSM) : membentuk layanan sukarela (rawat,
kebersihan, meals on wheels)
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui ceramah, symposium,, lokakarya,
dan penyuluhan.
2. Hospital based community geriatric service (pelayanan geriatri oleh masyarakat
berbasis rumah sakit), dimana pusat-pusat pelayanan geriatric di rumah sakit
bertindak sebagai konsultan terhadap pelayanan geriatric masyarakat dan dengan
penuh tanggung jawab mengikuti keadaan penderita lansia yang sebelumnya
dirawat atau mendapat pelayanan di rumah sakit tsb. Rumah sakit tsb juga
menyediakan tenaga konsultan (medis, psikologik sosial dan rehabilitatif) bagi
semua institusi lansia yang berada diwilayahnya (Panti Wredha, dll)
3. Hospital based geriatric service (pelayanan geriatri berbasis rumah sakit), yang
pada dasarnya merupakan pusat rujukan dari pelayanan geriatric di masyarakat,
tergantung dari tingkatan pelayanan dan dana yang tersedia :
- sederhana : poliklinik lansia
- sedang : poliklinik, day-hospital (pelayanan tanpa rawat inap)
- lengkap : sedang + bangsal akut
- paripurna : lengkap + bangsal kronik
Problem yang umum ditemukan pada lansia dikelompokkan oleh Kane dkk (1994) atas
14 “ I” agar mudah diingat sbb:
Immobility
Instability
Incontinence
Intellectual impairment
Infection
Impairment of vision and hearing
Irritable colon
Isolation (depression)
Inanition (malnutrition)
Impecunity
Iatrogenesis
Insomnia
Immune deficiency
Impotence
Beberapa problem klinik dari penyakit pada lansia yang sering dijumpai, sehingga
disebut sebagai Geriatric Giants adalah :
1. Sindroma serebral : kumpulan gejala yang terjadi akibat perubahan patologik dari
aliran darah serebral. Ada 3 kelompok sindroma klinis otak :
a. Sindroma yang berkaitan dengan seluruh otak (apraksia, gait, demensia,
inkontinensia).
b. Sindroma klinis yang terutama berkaitan dengan pembuluh karotis (TIA-
transient ischaemic attack, stroke, dan arteritis).
c. Sindroma klinis yang terutama berkaitan dengan pembuluh vertebrobasiler
(TIA dan drop attack). Drop attack adalah suatu keadaan dimana
seseorang jatuh mendadak tanpa diduga, tanpa kehilangan kesadaran, dan
begitu terbaring di lantai tidak mampu untuk berdiri sendiri. Penyebabnya
diduga karena oklusi mendadak ke dua arteri vertebralis akibat tertekuk
atau tertekan oleh osteofit.
2. Konfusio. Konfusio akut adalah suatu akibat gangguan menyeluruh fungsi
kognitif yang ditandai oleh memburuknya secara mendadak derajat kesadaran dan
kewaspadaan dan terganggunya proses berpikir yang berakibat terjadinya
disorientasi. Demensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya
fungsi intelektual dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan
disfungsi hidup sehari-hari. Perjalanan penyakit bertahap menurun tanpa
gangguan kesadaran.
3. Gangguan otonom (hipotensi ortostatik/postural; gangguan regulasi temperatur :
hipertermia dan hipotermia).
4. Inkontinensia (urin dan alvi)
5. Jatuh (falls): suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata, yang
melibatkan kejadian yang mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk
di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau
luka.
6. Kelainan tulang (osteoporosis) dan patah tulang
7. Dekubitus, adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan di bawah kulit,
bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada
suatu area secara terus-menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi
darah setempat.
Semua problem klinik tsb bukanlah suatu diagnosis, tapi merupakan gejala yang harus
dicari penyakit penyebabnya. Sindroma serebral merupakan dasar penyebab masalah
problem lainnya.