Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Tugas Loss Control Management 12 September 2017

Nama: Dimas Putra Setiawan


NIM: 14451007
Kelas: PDN IV/A

Soal-soal:

1. Jelaskan Teori Loss Causation Model (ILCI Model – Bird dan German, 1985)

2. Jelaskan Hirarki Pengendalian Bahaya (uraikan dan beri contoh)

3. Jelaskan korelasi dari worker competency training dan tingkat kecelakaan

4. Jelaskan jenis keadaan darurat, dan mengapa diperlukan prosedur emergency?

5. Jelaskan apa yang diketahui tentang JSA, dan buatlah JSA untuk pengisian

BBM di mobil tangki.

Jawaban:

1. Berikut ini adalah grafik ilustrasi mengenai Loss Causation Model (ILCI

Model – Bird dan German, 1985) yang bersumber dari [1]:


Adapun penjelasannya dimana diatas adalah termasuk dari teori domino

mengenai penyebab terjadinya kerugian (loss) yang mana penyebab dari suatu

kerugian yaitu dimulai dari bagian paling kiri pada ilustrasi di atas:

Lack of Control: Yang berarti kurangnya pengawasan atau pengendalian

pada suatu pekerjaan yang disebabkan diantaranya yaitu dari kurang

mencukupinya program yang berorientasi pada fokus K3, dan/atau standar

yang berlaku kurang mencukupi baik dari peralatan maupun prosedur yang

digunakan/dilakukan oleh pekerja yang terlibat, maupun kurang mencukupinya

kepatuhan pekerja dalam menaati peraturan atau perintah yang berlaku.

Basic Causes: setelah kurangnya pengawasan yang disebutkan sebelumnya

maka akan menimbulkan beberapa dampak dimana pada kondisi ini faktor

penyebab dasar menjadi faktor awal yang tidak terlihat oleh kasat mata namun

menjadi dasar terjadinya suatu kecelakaan.

Penyebab Dasar terbagi menjadi 2 yaitu : Faktor Pribadi dan Faktor Pekerjaan.

Faktor Pribadi/Personal:

• Kemampuan fisik atau fisiologi tidak layak

• Kemampuan mental tidak layak

• Stress fisik atau fisiologi

• Stress mental

• Kurang pengetahuan

• Kurang keahlian

• Motivasi kerja yang tidak tepat


Faktor Pekerjaan :

• Pengawasan / kepemimpinan yang kurang

• Engineering yang kurang / salah

• Pengadaan (purchasing) yang kurang / tidak standar

• Maintenance yang kurang

• Standar kerja yang kurang mencukupi

• Salah pakai/salah menggunakan

Immediate Causes: Merupakan penyebab terjadinya kecelakaan yang dapat

dilihat oleh kasat mata yang disebabkan oleh penyebab dasar yang telah

disebutkan sebelumnya, pada level ini Penyebab Langsung hanya memiliki 2

sebab yaitu: Unsafe Act (Tindakan Tidak Aman) dan Unsafe Condition

(Kondisi Tidak Aman )

Contoh Tindakan Tidak Aman:

• Operasi tanpa otorisasi

• Gagal mengamankan

• Membuat alat pengaman tidak berfungsi

• Memakai alat yang rusak

• Memakai APD yang tidak layak

• Posisi tidak aman

• Servis alat yang sedang beroperasi

• Bercanda, main-main, bersenda gurau yang berlebihan

• Pengaruh alkohol dan obat obatan terlarang


Contoh Kondisi yang Tidak Aman :

• Peralatan rusak

• Ruang kerja sempit/terbatas

• Sistem peringatan kurang

• Bahaya kebakaran

• Kebersihan dan kerapian kurang

• Kebisingan

• Adanya paparan radiasi

• Temperatur ekstrim

• Penerangan tidak layak

• Ventilasi yang tidak layak

• Lingkungan tidak aman

Incident: Insiden terjadi karena adanya kontak dengan sumber energi yang

melebihi ambang batas yang dapat ditolerir oleh benda atau manusia. Beberapa

diantaranya adalah:

Struck against: menabrak/bentur benda diam/bergerak

Struck by: terpukul/tertabrak oleh benda bergerak

Fall to: jatuh dari tempat yang lebih tinggi

Fall on: jatuh di tempat yang datar

Caught in: tusuk, jepit, terkena benda runcing

Caught on: terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar

Caught between: terpotong, hancur, remuk

Contact with: listrik, kimia, radiasi, panas, dingin


Overstress: terlalu berat, cepat, tinggi, besar

Equipment failure: kegagalan mesin, peralatan

Environmental release: masalah pencemaran lingkungan

Loss: merupakan bentuk kerugian yang disebabkan dari kecelakaan yang telah

terjadi yang dampaknya bisa terjadi pada Manusia, Peralatan , Material, Proses

Produksi dan Lingkungan. Biasanya di posisi ini terjadi cedera, kematian atau

rusaknya peralatan maupun rusaknya bahan produksi sehingga membuat

proses produksi menjadi terhenti dan atau terjadi pencemaran / kerusakan

lingkungan dan juga secara langsung mengurangi keuntungan finansial.

2. Berikut ini adalah grafik piramida terbalik mengenai hirarki pengendalian


bahaya yang bersumber dari [2] dengan keterangan bahwa metode paling atas
memiliki proteksi dan pengendalian bahaya yang terbaik dibandingkan dengan
yang dibawahnya:

Eliminasi: Hirarki teratas yaitu eliminasi/menghilangkan bahaya dilakukan

pada saat desain, tujuannya adalah untuk menghilangkan kemungkinan

kesalahan manusia dalam menjalankan suatu sistem karena adanya kekurangan


pada desain. Penghilangan bahaya merupakan metode yang paling efektif

sehingga tidak hanya mengandalkan prilaku pekerja dalam menghindari resiko,

namun demikian, penghapusan benar-benar terhadap bahaya tidak selalu

praktis dan ekonomis.

Contoh-contoh eliminasi bahaya yang dapat dilakukan misalnya: bahaya jatuh,

bahaya ergonomi, bahaya ruang terbatas, bahaya bising, bahaya kimia.

Substitusi: Metode pengendalian ini bertujuan untuk mengganti bahan, proses,

operasi ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya.

Dengan pengendalian ini menurunkan bahaya dan resiko minimal melalui

disain sistem ataupun desain ulang. Beberapa contoh aplikasi substitusi

misalnya: Sistem otomatisasi pada mesin untuk mengurangi interaksi mesin-

mesin berbahaya dengan operator, menggunakan bahan pembersih kimia yang

kurang berbahaya, mengurangi kecepatan, kekuatan serta arus listrik,

mengganti bahan baku padat yang menimbulkan debu menjadi bahan yang cair

atau basah.

Perancangan: Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk memisahkan

bahaya dengan pekerja serta untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia.

Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit sistem mesin atau peralatan.

Contoh-contoh implementasi metode ini misal adalah adanya penutup mesin

atau machine guard, circuit breaker, interlock system, start-up alarm,

ventilation system, sensor, sound enclosure

Administrasi: Pengendalian administrasi ditujukan dengan melakukan

pengendalian dari sisi orang yang akan melakukan pekerjaan, dengan


dikendalikan metode kerja diharapkan orang akan mematuhi, memiliki

kemampuan dan keahlian cukup untuk menyelesaikan pekerjaan secara aman.

Jenis pengendalian ini antara lain seleksi karyawan, adanya standar operasi

baku (SOP), pelatihan, pengawasan, modifikasi perilaku, jadwal kerja, rotasi

kerja, pemeliharaan, manajemen perubahan, jadwal istirahat, investigasi, dan

lainnya.

APD (Alat Pelindung Diri): Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri

merupakan merupakan hal yang paling tidak efektif dalam pengendalian

bahaya, dan APD hanya berfungsi untuk mengurangi resiko dari dampak

bahaya. Karena sifatnya hanya mengurangi, perlu dihindari ketergantungan

hanya mengandalkan alat pelindung diri dalam menyelesaikan setiap

pekerjaan.

Alat pelindung diri mandatory adalah antara lain: Topi keselamatan (helmet),

kacamata keselamatan, masker, sarung tangan, earplug, pakaian (uniform) dan

sepatu keselamatan. Dan APD yang lain yang dibutuhkan untuk kondisi khusus

yang membutuhkan perlindungan lebih misalnya: face shield, respirator,

SCBA (Self Content Breathing Aparatus), dan lainnya.

3. Worker Competency and Training atau Pelatihan dan Kompetensi Pekerja

memiliki korelasi yang sangat berhubungan karena sebagian besar kecelakaan

kerja disebabkan oleh kesalahan yang dilakukan oleh manusia sebagai pekerja

yang berperilaku tidak aman yang dapat menyebabkan terjadinya insiden, hal

ini dikarenakan pekerja tidak peduli, lalai, atau mengabaikan maupun tidak

memiliki kepahaman yang cukup mengenai pentingnya K3 sehingga perlunya


diadakan pelatihan-pelatihan terkait K3 yang bertujuan menyiapkan pekerja

yang selalu siap dalam keadaan darurat maupun sadar akan pentingnya kerja

aman dan juga pekerja harus berkompetensi sebagai bukti kehandalan mereka

dalam menangani suatu pekerjaan terutama untuk pekerjaan-pekerjaan yang

membutuhkan keahlian khusus sehingga jika pekerja yang berkompetensi yang

menangani tentunya kemungkinan kesalahan akan kecil dan kemungkinan

keberhasilan suatu pekerjaan tanpa terjadi kecelakaan akan lebih besar.

4. Keadaan darurat adalah suatu keadaan yang lain dari keadaan normal yang

mempunyai kecenderungan atau potensi tingkat yang membahayakan baik bagi

keselamatan manusia, harta benda maupun lingkungan.

Jenis-jenis keadaan darurat adalah: kebakaran, kecelakaan, kegagalan mesin

atau proses, sabotase maupun bencana alam

Perlunya prosedur emergency adalah karena dalam keadaan darurat segala

sesuatunya terjadinya begitu cepat dan waktu sangatlah berharga dan dapat

menimbulkan selisih kerugian yang berbeda, sehingga perlunya prosedur

adalah untuk mempersiapkan baik personil maupun peralatan agar jika suatu

saat terjadi suatu keadaan darurat maka penanganan dapat dilakukan secara

tanggap, singkat dan menghindari kepanikkan yang dapat mempersulit situasi

sehingga jika keadaan darurat secara cepat ditangani maka dapat memperkecil

kemungkinan kerugian baik korban jiwa maupun materi.

5. Job Safety Analysis (JSA) merupakan upaya untuk mempelajari/menganalisa

dan serta pencatatan tiap-tiap urutan langkah kerja suatu pekerjaan, dilanjutkan

dengan identifikasi potensi-potensi bahaya di dalamnya kenudian diselesaikan


dengan menentukan upaya terbaik untuk mengurangi ataupun

menghilangkan/mengendalikan bahaya-bahaya pada pekerjaan yang dianalisa

tersebut.

Untuk JSA pengisian BBM ke mobil tangki adalah sebagai berikut:

Uraian Kegiatan Bahaya yang dapat Timbul Pengendalian

Mobil Tangki Menabrak pos satpam, Awak mobil


masuk area menabrak pagar gate in diberikan
pengisian pengarahan dan
pengecekan
kesehatan
Proses filling Menabrak sarfas yang ada di Diberikan pelatihan
sekitar filling bay dan pengarahan
mengenai
pemasangan rubber
block untuk awak
mobil tangki
Proses filling terlambat dalam proses rescue Meletakkan APAR,
rubber block,
bonding dan
grounding cable saat
baru tiba di filling
point
Proses filling Kontaminasi produk akibat Diberikan training
pengisian produk yang salah di mengenai pengisian
kompartemen mobil tangki BBM pada mobil
tangki
Proses filling Terjatuh, tertindih, tertimpa, Menggunakan Alat
tersangkut dengan sarfas Pelindung Diri
pengisian
Proses filling Gangguan kesehatan akibat Menggunakan
terpapar uap dari BBM masker
Daftar literatur dan gambar:

[1]: http://safetyjourney.blogspot.co.id/2013/07/loss-causation-model-ilci-model-

bird.html (diakses pada 12 September 2017)

[2]:https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id/2013/09/pengendalia

n-resikobahaya.html (diakses pada 12 September 2017)

You might also like