Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

SUBMARINE EXHALATIVE AND VOLCANOGENIC PROCESSES

Beberapa tahun belakangan, terjadi peningkatan pemahaman tentang pentingnya


deposit mineral logam yang terbentuk oleh exhalative ataupun sumber vulkanik dimana
fluida mineralisasi dihasilkan. Berbagai macam deposit Sulfida terbentuk dilingkungan
bawah laut dan kebanyakan terbentuk diantara rekahan batuan vulkanik bawah dan diatas
batuan vulkanisme yang tidak teralterasi. Deposit ini mengandung sejumlah Kalkopirit,
Sphalerit dan Galena didalam batuan vulkanik, berhimpitan dengan lapisan tipis batuan
vulkanik maupun sedimen yang kaya akan besi (Fe) dan Siliceou. Ada beberapa perbedaan
berdasarkan komposisi, asosiasi batuan, umur vulkanogenik, masif dan unsur utama logam
Sulfida. Deposit ini dapat digolongkan menjadi 3 tipe, yaitu:

1. Pirit-Sphalerit-Kalkopirit, yangtersusun atas mineral mafik hingga felsik batuan


vulkanik
2. Pirit-Galena-Sphalerit-Kalkopirit, yang tersusun atas mineral felsik, dan batuan
vulkanic berkomposisi Calc-Alkali
3. Pirit-Kalkopirit, yang tersusun atas mineral mafik, Ophiolite, dan batuan vulkanik.

Beberapa contoh deposit yang telah ada, seperti jenis Noranda atau deposit sulfida
masiv, Kidd Creek di Ontario, the Sullivan Ore Body di Columbia, Deposit Kuroko di
Jepang, tambang the Rammelsberg di German dan sebagainya.

Submarine Manganese Nodule/ Nodul Mangan Bawah Laut

Nodul atau lapisan konkresi mangan hidros, oksida besi, dan bermacam logam seperti
Tembaga (Cu), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Molibdenum (Mo) dan Kromium (Cr) yang terdapat
di sebaran area yang luas di bawah samudra.

Ukuran nodul bervariasi dengan diameter antara kurang dari 1 mm hingga lebih dari
beberapa desimeter. Beberapa nodul memiliki berat sekitar ratusan kilogram. Mangan dan
Besi adalah penyusun utama dari nodul, dengan persentase sekitar 20% untuk Mangan dan
15% untuk Besi. Kebanyakan nodul mengandung Lempung, Kalsium Karbonat, dan fragmen
vulkanik. Namun, Tembaga, Nikel dan Kobalt hanya ditemukan sebanyak 0.1% hingga
beberapa persen.

Adanya persebaran yang luas dari nodul yang berada di bawah samudra dapat
dianggap bahwa nodul menghasilkan material logam sebagai material detrital yang berasal
dari lempeng kontinen. Akibat dari persebaran yang luas di bawah samudra dan jauh dari
garis pantai, sejauh ini proses vulkanik bawah laut dianggap sebagai sumber yang paling
logis. Dan tidak ada alasan kenapa sebagian nodul tidak bisa ditemukan di suatu kedalaman
dibawah lantai samudra masa resen, bahkan hanya sedikit yang ditemukan di inti dalam laut.

Nodul mangan adalah konkret dan bukti pertumbuhan dalam cross-section. Rata-rata
pertumbuhan nodul sangat rendah yang berkisar 1 mm per 1 juta tahun. Bahkan nodul yang
kecil pun hanya memiliki diameter sebesar 2 cm dan telah terbentuk selama 10 tahun. Nodul
berkembang dari inti yang mungkin merupakan batuan atau fragmen vulkanik, partikel
organik atau bahkan gigi hiu. Nodul bisa bertahan berada di permukaan selama 5 juta tahun
sebelum terperangkap dibawah perlapisan sedimen dan terkubur.

Keinginan untuk mengambil sumber daya yang ada telah mendorong munculnya
beberapa metode untuk menemukan deposit mineral di bawah laut. Namun, rumitnya
lingkungan di bawah laut menyebabkan sistem pengeboran dan pengerukan adalah yang
paling banyak dilakukan di masa sekarang. Sebuah alat yang digunakan untuk mengambil
sumber daya tersebut dimana material tersedot dan dikumpulkan, lalu dipindahkan ke
permukaan oleh sebuah pipa. Kebanyakan pengambilan dilakukan pada kedalaman lebih dari
12.000 kaki rata-rata dari kedalaman lautan. Pada tahun 1972, “Kennecott Copper
Corporation” melakukan sebuah penelitian untuk menemukan 200 ton nodul Mangan untuk
tujuan pengujian metalurgi.

Gambar 1. Peta Persebaran Nodul

Sedimentary exhalative deposits (SEDEX deposits) merupakan jenis dari endapan


sulfida masif yang memiliki tingkat salinitas fluida tinggi (20–30. Wt% NaCl equiv.) dan
temperatur tinggi berkisar (>200–250OC). Jenis endapan ini merupakan salah satu penghasil
logam penting di dunia, dengan jumlah cadangan yang cukup besar dan berasosiasi dengan
batuan sedimen kimia seperti Rijang, Barit dan Karonat serta sedimen klastik seperti Lanau,
Mudstone (Batu Lumpur), dan Argilit, dimana pengendapan terjadi di bawah laut dan
diperkirakan endapan ini terbentuk dikarenakan oleh adanya pelepasan atau percampuran
fluida hidrotermal dengan air laut. Hasil dari endapan SEDEX yang paling berharga adalah
Timbal (Pb), Seng (Zn), dan terdapat juga Perak (Ag), Tembaga (Cu), Emas (Cu) , Bismut
dan Tungsten. SEDEX juga dapat mengandung lapisan (layer) sulfida masif (sekitar 60%
mineral sulfida) yang berselingan dengan lapisan batuan sedimen .

Secara tektonik endapan SEDEX terbentuk oleh aktivitas hidrotermal pada


continental rifting, dimana fluida naik keatas melalui jalur extensional faults. Endapan Sedex
mulai terbentuk pada zaman Kambrium, Awal Silur, dan Devon Akhir . hasil dari endapan
SEDEX berupa Zn, Pb, As, S ,Cu , Fe, Mn , Ga.

Secara umum penurunan suhu dan dilusi (pencampuran cairan), penambahan H2S dan
peningkatan pH merupakan proses pengendapan efektif untuk Zn dan Pb dari pengurangan
air asin. Sebaliknya, reduksi sulfat dan atau penambahan H2S (melalui pencampuran cairan
atau interaksi sebelumnya terbentuk pirit) dapat menjadi proses penting bagi pembentukan
Sphalerit dan Galena.

Proses mineralisasi dalam pembentukan bijih dari endapan SEDEX bervariasi,


tergantung pada jenis bijih yang di endapkan oleh proses exhalative sedimen. Sumber logam
dan mineralisasi pada endapan SEDEX adalah air asin yang kontak dengan batuan sedimen,
dimana batuan sedimen mengandung ion S dan terjebak di dalam batuan selama proses
diagenesis. Akibat dari daerah pembentukan sedimen tersebut didasar laut yang sangat
dipengaruhi oleh tekanan dan suhu yang tinggi maka batuan sedimen akan merespon dengan
melepaskan ion S tersebut ke dalam air laut. Logam seperti Timbal (Pb) dan Seng (Zn) yang
ditemukan dalam semua sedimen. Logam ini terikat dengan mineral lempung. Sedangkan
Zink ditemukan dalam mineral karbonat.

Gambar 2. Endapan Bijih Pb dan Zn SEDEX Sullivan

Salah satu endapan mineral logam tipe SEDEX terdapat di kabupaten Solok Selatan ,
Sumatera Barat daerah Sijunjung, dimana berdasarkan data geokimia regional, adanya suatu
anomali unsur Pb dan Zn yang secara teoritis anomali seperti ini lazim ditemukan pada
lingkungan mineral logam SEDEX. Jenis litologi yang terdapat pada daerah tersebut ada 6
satuan batuan, dari yang muda susunannya adalah satuan Alluvium, satuan Batulempung-
Batulempung pasiran, satuan Batuan vulkanik, satuan Batugamping kristalin, satuan Batuan
intrusif Andesit dan satuan Batuan Metamorf.

Volcanogenic Massif Sulphide/ Sulfida Masif Vulkanogenik

Endapan VMS atau Volcanogenic Massif Sulphide yang dikenal juga dengan nama
endapan volcanic-associated, volcanic-hosted dan volcano-sedimentary-hosted massive
sulphide adalah endapan sulfida logam dasar yang terdapat di sekuen vulkanik bawah laut.
Endapan bijih ini memiliki kadar sulfida sangat tinggi sampai mencapai 95% sulfida dari
setiap endapan bijihnya. Endapan VMS biasanya terjadi sebagai lensa polymetallic masif
sulfida yang terbentuk pada atau dekat dasar laut di lingkungan vulkanik bawah laut.
Endapan ini terbentuk dari cairan logam.

Host endapan ini dapat berupa batuan vulkanik atau batuan sedimen. Endapan VMS
merupakan sumber utama Zn, Cu, Pb, Ag dan Au, dan sumber yang signifikan untuk Co, Sn,
Se, Mn, Cd, In, Bi, Te, Ga, dan Ge. Endapan VMS berada di atau dekat dasar laut melalui
fokus pelepasan panas, larutan hidrotermal yang kaya logam. Untuk alasan ini, endapan VMS
diklasifikasikan di bawah klasifikasi umum dari endapan “Exhalative”, yang termasuk
sedimen exhalative (Sedex) dan endapan nikel (Eckstrand et al., 1995), biasanya berbentuk
gundukan sampai tabular, tubuh terdiri atas batas strata terutama kandungan sulfida yang
besar (>40%), kuarsa dan bagian bawahnya merupakan phyllosilicates, dan mineral dan
oksida besi serta silikat yang mengubah dinding-batu, serta terdapat white smoker dan black
smoker.

Ini mewakili penampang klasik dari endapan VMS, dengan semi-massif sampai
massif sulfida lensa ditutupi oleh sistem urat stockwork dan berasosiasi dengan alterasi yang
berasal dari pipa. Dari (Hannington et al. (1998). Tatanan Geologi & Tektonik Endapan VMS
ini, berasosiasi dengan back arc rifting, pada tatanan busur vulkanik dan berasosiasi dengan
pembentukan kaldera dan struktur di lingkungan submarin. Endapan VMS ini, juga
berasosiasi dengan pemekaran samudera aktif pada back arc basin serta pegunungan api
bawah laut, juga berperan dalam pembentukan endapan VMS.

Tatanan tektonik dan geologi yang paling umum di antara semua jenis endapan VMS
adalah bahwa mereka terbentuk dalam perpanjangan tektonik dasar laut, termasuk
didalamnya pemekaran lantai samudera dan lingkungan busur (Herzig dan Hannington,
1995), tetapi endapan yang tercatat dalam geologi yang terbentuk terutama di busur
samudera, busur benua dan sistem back-arc (Franklin et al. 1998; Allen et al., 2002). Ini
dikarenakan selama aktivitas tektonik subduksi kebanyakan dari lantai samudera tua
tersubduksi .

Proses Hidrotermal Endapan VMS berhubungan erat dengan kegiatan vulkanik bawah
laut. Larutan hidrotermal yang berperan sangat dipengaruhi oleh fluida magmatis serta aliran
air laut yang masuk ke dalam sistem hidrotermal. Fluida meteorik berasal dari air laut yang
mempunyai karakter kimiawi tertentu dengan komposisi tinggi kadar klorida dan sulfat.
Karena merupakan percampuran antara fluida magmatis dan air laut mengakibatkan fluida
mineralisasi mempunyai salinitas tinggi (umumnya 5-20 wt % NaCl eq.) dengan tingginya
kadar sulfida & sulfat. Tahapan- tahapan mineralisasi endapan VMS sebagai berikut :

• Air laut meresap melalui rekahan yang terbentuk di lantai samudera. Fluida
tersebut dipanaskan oleh batuan bagian dalam yang melebur pada kerak samudera
sampai ketinggian temperatur setinggi 400°C
• Fluida yang panas perlahan naik ke permukaan lalu memancar ke permukaan dan
terbentuklah black smoker
• Proses urat hidrotermal ini menghasilkan 2 tipe proses geologi, yaitu blacksmoker
dan white smoker. Perbedaan antara black smoker dan white smoker, yaitu:
- Pada black smoker :
- Mempunyai suhu lebih dari 360OC
- Endapan mineral yang dihasilkan, yaitu Pirit (FeS2), Kalkopirit
(CuFeS2) dan Anhidrit (CaSO4)
- Mineral yang dihasilkan yaitu mineral Sulfida

- Pada white smoker :


- Memiliki suhu antara 260-300OC
- Endapan mineral yang dihasilkan yaitu Pirit (FeS2) dan Sphalerit
(ZnS).
- Kaya akan zinc
- Lebih dalam berada pada pinggir sekuen vulkanik bawah laut

Terdapat tipe-tipe endapan VMS di dunia ini berdasarkan pada litologi footwall dan
sistem geotektonik :

1. Cyprus type: berhubungan dengan tholeiitic batuan basalt dalam sekuen ofiolit(back
arc spreading ridge). Contoh: Troodos Massif (Siprus).
2. Besshi-type: berasosiasi dengan lempeng vulkanik dan turbidit kontinental. Contoh:
Sanbagwa (Jepang).
3. Kuroko-type: berasosiasi dengan batuan vulkanik felsik terutama kubah rhyolite (back
arc rifting). Contoh: Kuroko deposits (Jepang).
4. Primitive–type: berasosiasi dengan differensiasi magma. Contoh: Canadian Archean
rocks.

Karakteristik setiap tipe endapan ditunjukkan pada Tipe endapan Vulkanik Hosted
Massif Sulphide terminologi konvensional (dimodifikasi dari Hutchinson, 1980). Mineralogi
ubahan & Urat Mineral ubahan dan tekstur yang terdapat di urat, adalah sebagai berikut :

1. Mineral sulfida dominan: Pirit, Pirhotit, Markasit, Arsenopirit, Kalkopirit, Sphalerit


dan Galena
2. Mineral sulfat: Barit, Anhidrit
3. Mineral lempung: Smektit, Illit, Serisit (temperatur meningkat)
Contoh Deposit Yang Ada di Seluruh Dunia

A. Kuperschiefer di German dan Belanda


Mineral pada pertambangan ini termineralisasi pada zaman Permian. Pertambangan
ini sudah mengeksplorasi lebih dari 3550 km2 memanjang dari Inggris, melewati Belanda dan
bagian utara German hingga ke Polandia. Walaupun rata-rata ketebalan yang ditemukan
hanya setengah meter. Sulfida yang ditemukan adalah Pirit, Kalkopirit, “Chalcocite”, Barite,
Galena dan Sphalerite. Penurunan jumlah Sulfida pada laut yang terbentuk pada zaman Perm
ini dianggap karena bakteriogenik H2S, namun sumber dari logam adalah masalah yang sama
dengan Deposit Sulfida lain. Yang utama adalah proses “Sabkha”, sumber exhalative dari
mineralisasi fluida, penurunan dari sumber panas dan magmatic atau vulkanik fluida.

B. Rammelsberg di German
Lebih dari 200 paper telah ditulis di daerah Rammelsberg Ore Deposits karena deposit
di daerah tersebut hanya mengandung sekitar 6 x 106 ton Zink (Zn) dan Tembaga (Cu).
Peneliti beranggapan bahwa Sulfida besi mengandung unsur Sulfur dari hidrothermal
magmatik dimana Sulfur dari Pirit sendiri sejatinya ada bakteriogenik. Sulfida dari Tembaga
dan Zink, hanya 50% daru Pirit yang dihasilkan dari sumber panas bawah laut, dimana bagian
Pirit yang lainnya berasal dari pengurangan bakteri pada Sulfat bawah laut.

C. White Pine di Michigan


Lebih dari 5% Tembaga yang dihasilkan di Amerika adalah hasil produksi dari
deposit yang luas tersebut, yang mempunyai ketebalan hingga 8 meter dan membentang
beberapa kilometer dengan rata-rata kandungan Tembaga hingga 1.2%. Ini adalah satu-
satunya yang diketahui sebagai deposit shale Tembaga di Amerika Serikat. Deposit ini
sebenarnya sama dengan deposit Kupferschiefer di German, namun dengan metamorfisme
yang luar biasa.
Riset yang dilakukan oleh ‘White and Wright’ mengindikasikan bahwa mineralisasi
yang terlihat tidak berhubungan antara bijih lanau dan sesar yang banyak dan retakan, disaat
yang lain mengatakan sebagai saluran solusi.

D. Kidd Creek, Timmons District di Ontario


Pada 3 Maret 1959, Leo Miller mendeteksi sebuah anomali magnetik di dekat Kidd
Creek (Kidd Township) yang berlokasi sekitar 15 mil utara kota Timmins, Ontario. Pada
1963, dilakukan pengerjaan. Pada November 1963, pengeboran inti intan pertama
menunjukkan mineralisasi Tembaga. Pada April 1964, 8 lubang pengeboran menunjukkan
adanya Zink, Tembaga dan Perak yang berlimpah pada abad itu. Pada 31 Desember 1969,
yaitu 5 setengah tahun sejak penemuan, pertambangan Kidd Creek telah mendapat
$460,528,993 (dolar Canada) dari mineral Kalkopirit, Sphalerit, Pirit, Perak dan Galena.
Tambang Kidd Creek berada di greenstone belt terbesar yang berumur Prekambrium
awal. Abitibi belt ini diketahui sebagai asosiasi emas dan deposit logam dasar terbesar.
Deposit bijih nya mencapai lebar 170 meter, dengan panjang minimal 670 meter, dan dengan
ketebalan 1220 meter. Sejak laporan pertambangan pada 1966 hingga 1974, 25 juta ton bijih
telah ditambang dengan rata-rata 1.52% Cu, 9.75% Zn, 0.40% Pb dan 4.30 ton Ag. Peneliti
mengatakan lubang pengeboran dilakukan lebih dalam, dari hanya 2800 kaki menjadi 1220
meter.

E. Noranda di Quebec
Pada 1960, ditemukan deposit Sulfida Tembaga dan Zink masif di “Archean
greenstone”. Deposit Noranda berasosiasi dengan batuan vulkanik felsik. Deposit
sulfida Tembaga-Zink di Noranda ini berasal dari tumpukan tebal Andesite dan
Rhyolite berumur Archean. Deposit bijih berada di atau dekat atas dari formasi
Rhyolitik.

F. Deposit Tembaga Afrika Pusat


Penemuan Tembaga di Zambia membuat negara ini sebaga Negara Ketiga Penghasil
Tembaga, dan Tembaga di Rhodesian atau Zambian adalah distrik penghasil tembaga
terpenting di dunia. Pertambangan di Zambia telah ada sejak 1927, dari sebuah hutan
liar berubah menjadi pusat aktifitas industri. Areanya berukuran panjang 225 km
dengan lebar 50 km yang membentang dari Konkola di utara Roan Antelop dan
Bwana Mkubwa di Tenggara.
DAFTAR PUSTAKA
Economic Mineral Deposits, (1981) Bateman, Alan Mara and Mead L. Jensen

You might also like