Professional Documents
Culture Documents
Standar Operasional Pelayanan
Standar Operasional Pelayanan
TINJAUAN TEORI
b. Tujuan :
1. Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau tim dalam
organisasi atau unit.
2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam
organisasi
3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas terkait.
4. Melindungi organisasi dan staf dari malpraktek atau kesalahan administrasi
lainnya.
5. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan
inefisiensi
c. Fungsi :
1. Memperlancar tugas petugas atau tim.
2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
d. Prinsip-prinsip protap :
1. Harus ada pada setiap kegiatan pelayanan.
2. Bisa berubah sesuai dengan perubahan standar profesi atau perkembangan
iptek serta peraturan yang berlaku.
3. Memuat segala indikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada setiap
upaya, disamping tahapan-tahapan yang harus dilalui setiap kegiatan
pelayanan.
4. Harus didokumentasikan.
Contoh SOP
ASUHAN KEBIDANAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit :
Halaman :
Untuk memudahkan dalam mengetahui keadaan kesehatan pasien dan upaya tindak lanjut
2. Tujuan
yang dapat dilakukan oleh bidan/paramedis kepada pasien
- Tensi meter
- Timbangan
- Stetoskop
5. Prosedur
Perlengkapan :
- Alat tulis
- Balangko asuhan kebidanan
1. Petugas paramedis melihat dan Lihat dan tanyakan
k/u pasien
menanyakan keadaan umum pasien
8. Unit Terkait
Unit/Poli KIA/KB
9. Dokumen 1. Rekam medis
Terkait 2. Balangko asuhan kebidanan
10 | S T A N D A R P R O S E D U R P E L A Y A N A N K E B I D A N A N
6. Quality Assurance
Berbagai komponen kegiatan quality assurance harus segera dilaksanakan dengan
diikuti oleh perencanaan dan pelaksanaan berbagai upaya perbaikan dan
peningkatan untuk mencapai peningkatan mutu pelayanan. Data dan informasi
yang diperoleh dianalysis dengan cermat ( root cause analysis ) dan dilanjutkan
dengan penyusunan rancangan tindakan perbaikan yang tepat dengan melibatkan
semua pihak yang berkepentingan. Semuanya ini dilakukan dengan pendekatan
“tailor’s model“ dan Plan- Do- Control- Action (PDCA).
7. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan dengan membangun
kerjasama dan kolaborasi dengan pusat-pusat unggulan baik yang bertaraf lokal
atau dalam negeri maupun internasional. Penerapan berbagai pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut harus dilakukan dengan mempertimbangkan
aspek pembiayaan.
8. Peningkatan peran serta masyarakat dan organisasi profesi
Peningkatan peran organisasi profesi terutama dalam pembinaan anggota sesuai
dengan standar profesi dan peningkatan mutu sumber daya manusia.
9. Peningkatan kontrol social
Peningkatan pengawasan dan kontrol masyarakat terhadap penyelenggaraan
pelayanan kesehatan akan meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan mutu
pelayanan.
11 | S T A N D A R P R O S E D U R P E L A Y A N A N K E B I D A N A N
2. Tanggung jawab
Agar setiap orang beranggung jawab, maka perlu standar yang kuat.
3. Pengukuran umpan balik
Perlu dibuat sistem evaluasi sehingga dapat mengukur apakah kita mempunyai
informasi yang cukup.
4. Pemecahan masalah dan proses perbaikan
Ketepatan waktu, pengorganisasian sistem yang efektif untuk menyelesaikan
keluhan, dan masalah sistem memerlukan proses perbaikan dalam upaya
meningkatkan kepuasan pelanggan.
5. Komunikasi
Perlu ada mekanisme komunikasi yang jelas. Jika tidak ada informasi, maka
petugas atau staf merasa diabaikan dan tidak dihargai.
6. Pengembangan staf dan pelatihan
Pengembangan staf dan pelatihan berhubengan dengan pengembangan sumber
daya yang dapat mempengaruhi kemampuan organisasi dalam memberikan
pelayanan.
7. Keterlibatan tim kesehatan
Perlu ketrlibatan tim kesehatan agar mereka terlibat dan berperan serta dalam
strategi organisasi.
8. Penghargaan dan pengakuan
Sebagai bagian dari strategi, perlu memberikan penghargaan dan pengakuan
kepada visi pelayanan dan nilai sehingga individu maupun tim mendapat
insentif untuk melakukan pekerjaan dengan baik.
9. Keterlibatan dan pemberdayaan staf
Staf yang terlibat adalah yang mempunyai keterikatan dan tanggung jawab.
10. Mengingatkan kembali dan pemberdayaan
Petugas harus diingatkan tentang prioritas pelayanan yang harus diberikan.
12 | S T A N D A R P R O S E D U R P E L A Y A N A N K E B I D A N A N
2.4 ANALISIS SWOT
Pengertian analisis SWOT adalah salah satu bentuk analisis dalam
manajemen dengan menggunakan prinsip SWOT (Strength, Weaknesses,
Opportunities, and Threats). Analsis SWOT digunakan untuk melihat kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang akan dihadapi.
SWOT menurut Sutojo dan F. Kleinsteuber (2002 : 8) adalah untuk
menentukan tujuan usaha yang realistis, sesuai dengan kondisi dan oleh karenanya
diharapkan lebih mudah tercapai. Analisa SWOT adalah sebuah analisa yang
dicetuskan oleh Albert Humprey pada dasawarsa 1960-1970an. SWOT adalah
singkatan dari kata-kata Strength (kekuatan perusahaan) Weaknesses (kelemahan
perusahaan), Opportunities (peluang bisnis) dan Threats (hambatan untuk
mencapai tujuan).
Apabila teknik swot analisis tersebut diterapkan dalam kasus menentukan
tujuan strategi manajemen kebidanan dapat diutarakan sebelum menentukan
tujuan-tujuan yang ingin dicapai hendaknya perlu menganalisis : kekuatan dan
kelemahan, peluang yang ada, berbagai macam hambatan yang mungkin timbul.
Kinerja bidan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal.
Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT
adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan Weaknesses serta
lingkungan eksternal Opportunities dan Thearts yang dihadapi dunia bisnis.
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang dan Ancaman
dan faktor internal Kekuatan dan Kelemahan.
Teknik analisis SWOT yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Analisis Internal
Analisis Kekuatan (Strenght)
Setiap bidan perlu menilai kekuatan dari kelemahannya dibandingkan
para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor
seperti teknologi, sumber daya finansial, kemampuan kemanufakturan,
13 | S T A N D A R P R O S E D U R P E L A Y A N A N K E B I D A N A N
kekuatan pemasaran, dan basis pelaggan yang dimiliki. Strenght (kekuatan)
adalah keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh bidan pesaing.
Analisis Kelemahan (Weaknesses)
Merupakan keadaan bidan dalam menghadapi pesaing mempunyai
keterbatasan dan kekurangan serta kemampuan menguasai pasar, sumber daya
serta keahlian. Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam
tubuh suatu satuan yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam
hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius
bagi penampilan kinerja yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai
keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana
dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang
rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, dan
tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.
2. Analisis Eksternal
Analisis Peluang (Opportunity)
Setiap bidan memiliki sumber daya yang membedakan dirinya dari
bidan lain. Peluang dan terobosan atau keunggulan bersaing tertentu dan
beberapa peluang membutuhkan sejumlah besar modal untuk dapat
dimanfaatkan. Dipihak lain, bidan-bidan baru bemunculan. Peluang
pemasaran adalah suatu daerah kebutuhan pembeli di mana bidan dapat
beroperasi secara menguntungkan.
Analisis Ancaman (Threats)
Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragukan oleh
suatu kecenderungan atau suatu perkembangan yang tidak menguntung-kan
dalam lingkungan yang akan menyebabkan kemerosotan kedudukan seorang
bidan. Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan
yang tidak menguntungkan.
14 | S T A N D A R P R O S E D U R P E L A Y A N A N K E B I D A N A N
Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi yang
bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun di masa depan. Dengan
melakukan kedua analisis tersebut maka seorang dikenal dengan melakukan
analisis SWOT.
15 | S T A N D A R P R O S E D U R P E L A Y A N A N K E B I D A N A N
Berikut adalah Aplikasi Analisis SWOT untuk Menjadi Bidan Terbaik
a. KEKUATAN (STRENGHT)
Pantang menyerah jika terjadi kesulitan
berkomitmen pada ucapan
Mampu bekerja keras
Bertanggung jawab pada perbuatan / pekerjaan
Mampu memehami materi dan praktek kebidanan
b. KELEMAHAN (WEAKNESS)
Kurang percaya diri bila berbicara di depan umum
Kurang konsisten dalm mengambil keputusan
Ceroboh dalam bertindak
Terlalu mudah lupa
Terlalu egois dan mudah emosi
Terlalu mementingkan diri sendiri
c. KESEMPATAN (OPPORTUNITY)
Kurangnya bidan desa
Menurunkan AKI dan AKB
Kehamilan dan persalinan yang aman
BPM berkualitas
Adanya dukungan dari keluarga
d. ANCAMAN (THREAT)
Banyaknya lulusan kebidanan
Banyak bidan senior yang lebih berpengalaman
Banyak bidan di indonesia
Tenaga kerja yang kopeten
16 | S T A N D A R P R O S E D U R P E L A Y A N A N K E B I D A N A N
Meningkatnya persaingan di antara lulusan AKBID
Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam
rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan,
manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses
perencanaan strategis / strategic planning. Kemampuan manufaktur, harus
dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul
dalam sebuah perencanaan stategi. Perencanaan strategis secara eksplisit
berhubungan dengan manajemen perubahan, hal ini telah menjadi hasil penelitian
beberapa ahli (e.g., Ansoff, 1965; Anthony,1965; Lorange, 1980; Steiner,
1979). Lorange (1980).
17 | S T A N D A R P R O S E D U R P E L A Y A N A N K E B I D A N A N
perencanaan strategi merupakan proses untuk memutuskan bagaimana
mengimplementasikan strategi tersebut.
Dalam proses formulasi strategi manajemen menentukan cita-cita
organisasi dan menciptakan strategi-strategi utama untuk mencapai cita-cita
tersebut. Proses perencanaan strategi kemudian mengambil cita-cita dan strategi
yang telah ditentukan tersebut dan mengembangkan program-program yang akan
melaksanakan strategi dan mencapai cita-cita tersebut secara efisien dan efektif.
Keputusan oleh produsen barang-barang industrial untuk melakukan
diversifikasi ke barang-barang konsumen merupakan formulasi strategi suatu
keputusan strategi yang mana sejumlah masalah implementasi harus
diselesaikan. Dalam proses perencanaan strategis yang formal langkah yang
paling penting adalah menulis penjelasan dari cita-cita dan strategi perusahaan
dan perencanaan mungkin harus menginterprestasikan atau memperoleh
pemikiran manajemen sebagai langkah yang utama.
18 | S T A N D A R P R O S E D U R P E L A Y A N A N K E B I D A N A N
program pemerintah dalam menurunkan AKI dan AKB guna peningkatan mutu
layanan kebidanan.
Pengembangan rencana strategis dari sekarang agar bidan dapat membantu
dalam menurunkan AKB dan AKI tersebut bidan harus mempersiapkan diri dari
sekarang harus seperti apa kedepannya dan harus bagaimana. setelah lulus dari
pendidikan kebidanan agar bisa membantu program pemerintah tersebut yaitu
dengan belajar sebaik-baiknya dari sekarang supaya dapat mengembangkan
pelayanan kebidana sesuai dengan perkembangan teknologi.
Hal yang harus dikembangkan :
1. Money (Uang)
Uang adalah factor yang amat penting, bahkan menentukan didalam
setiap proses pencapaian tujuan,tentulah tidak dapat disangkal lagi. Setiap
program, setiap kegiatan atau rutin maupun proyek, besar maupun kecil, semua
itu tidak akan terlaksana tanpa adanya penyediaan uang atau biaya yang
cukup.tentunya didalam membangun dan mengembangkan praktik pelayanan
kebidanan kita membutuhkan uang entah itu dalam jumlah sedikit ataupun
besar.apalagi mungkin pada pengembangan pelayanan kebidan ini saya
berencana untuk memanfaatkan ilmu teknologi "Telemedicine" yang mungkin
itu membutuhkan akses internet selama 24 jam apalagi yang sudah seperti kita
ketahui bahwa di Indonesia khususnya daerah-daerah terpencil seperti pedesaan
belum mendapatkan jaringan internet.
Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk
mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional.
Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta
berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi khususnya dalam
pelayanan kebidanan.
19 | S T A N D A R P R O S E D U R P E L A Y A N A N K E B I D A N A N
2. Materials (Materi)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang
ahli dalam bidangnya terutama Bidan juga harus dapat menggunakan
bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak
dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki1.
3. Machines (Mesin)
Machine atau mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau
menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.nah,mesin yang
dimaksud dalam pengembangan perencanaan pelaksanaan pelayanan
kebidanan disini tentunya adalah alat-alat yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan terutama "Telemedicine" seperti jaringan internet,dan sarana agar
jaringan tersebut bisa diakses secara merata oleh seluruh kalangan masyarakat.
4. Method (Metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata
cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode
dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan
memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-
fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha.
Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya
tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan
memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap
manusianya sendiri2.
20 | S T A N D A R P R O S E D U R P E L A Y A N A N K E B I D A N A N
5. Market (Pasar)
Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang
ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang, jasa, ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapai
tujuan organisasi.
Market atau Pasar merupakan faktor yang selalu berubah-ubah sesuai
permintaan pasar dan bukan merupakan kebijakan dari manajemen. Demikian
pula dengan Method atau tata kerja yang merupakan pola cara-cara bagaimana
kegiatan dan kerjasama tersebut harus dilaksanakan sehingga tujuan dari
organisasi dapat tecapai secara efektif dan efisien. Maka dapat disimpulkan
bahwa Methods hanyalah cara yang dipergunakan sedangkan Market adalah
wahana untuk memperluas sasaran dari kegiatan tersebut.
Maka dari itu,dalam strategis ini kita membutuhkan alat-alat dalam
melakukan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat
itu sendiri terutama pelayanan yang dilaksanakan di pedesaan yang mungkin
masih awam terhadap penggunaan internet.
2.7 Kebijakan
Pasal 1 aayat 7 : Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau
tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.
Pasal 19 (1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
huruf a diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa
nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan.
(2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
pelayanan:
a. konseling pada masa sebelum hamil;
21 | S T A N D A R P R O S E D U R P E L A Y A N A N K E B I D A N A N
b. antenatal pada kehamilan normal;
c. persalinan normal;
d. ibu nifas normal;
e. ibu menyusui;
f. konseling pada masa antara dua kehamilan.
22 | S T A N D A R P R O S E D U R P E L A Y A N A N K E B I D A N A N
(3) Pelayanan noenatal esensial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
a meliputi
a. inisiasi menyusui dini,
b. pemotongan dan perawatan tali pusat,
c. pemberian suntikan Vit K1,
d. pemberian imunisasi B0,
e. pemeriksaan fisik bayi baru lahir,
f. pemantauan tanda bahaya,
g. pemberian tanda identitas diri,
h. merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil dan tepat
waktu ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang lebih mampu.
a. penanganan awal asfiksia bayi baru lahir melalui pembersihan jalan nafas,
b. ventilasi tekanan positif,
c. kompresi jantung;
d. penanganan awal hipotermia pada bayi baru lahir dengan BBLR melalui
penggunaan selimut atau fasilitasi dengan cara menghangatkan tubuh bayi
dengan metode kangguru;
e. penanganan awal infeksi tali pusat dengan mengoleskan alkohol atau
povidon iodine serta menjaga luka tali pusat tetap bersih dan kering;
f. membersihkan dan pemberian salep mata pada bayi baru lahir dengan infeksi
gonore (GO).
(5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak prasekolah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c meliputi
23 | S T A N D A R P R O S E D U R P E L A Y A N A N K E B I D A N A N
c. pengukuran tinggi badan,
d. stimulasi deteksi dini,
e. intervensi dini peyimpangan tumbuh kembang balita dengan menggunakan
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
(6) Konseling dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d
meliputi
a. pemberian komunikasi,
b. informasi,
c. edukasi (KIE) kepada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi baru lahir,
ASI eksklusif, tanda bahaya pada bayi baru lahir, pelayanan kesehatan,
imunisasi, gizi seimbang, PHBS, dan tumbuh kembang.
24 | S T A N D A R P R O S E D U R P E L A Y A N A N K E B I D A N A N
Dalam satu desa kita bisa saksikan ada beberapa BPS (Bidan Praktik Swasta)
yang melayani. Akses masyarakat menuju tempat pelayanan tenaga kesehatan
semakin dipermudah. Di sisi lain, pelayanan bidan juga menjadi sorotan
masyarakat bilamana tidak sesuai dengan harapan masyarakat tentang layanan
kebidanan yang ideal.
Oleh karena itu, seorang bidan sebelum terjun ke masyarakat hendaknya
sudah menguasai betul ilmu, etika, hukum, perundang- undangan dan kompetensi
kebidanan yang terkait langsung dengan pelayanan kesehatan sesuai tugas dan
kewenangan seorang bidan. Mengingat semakin majunya teknologi informasi dan
kemudahan masyarakat mengakses pengetahuan tentang kesehatan juga
kebidanan melalui media digital, bidan hendaknya mau membuka diri untuk terus
menerus meng-update pengetahuan terkini di bidang pelayanan kebidanan dan
aktif berorganisasi dalam Ikatan Bidan Indonesia.
25 | S T A N D A R P R O S E D U R P E L A Y A N A N K E B I D A N A N
menyampaikan hasil pengawasannya, pihak Puskesmas menyediakan
kotak saran. Khusus di Puskesmas Ponjong I mereka punya mekanisme
audit terhadap internal mereka sendiri yang dilakukan oleh Tim ISO 9001-
2000.
Selain melakukan pengawasan dengan melibatkan masyarakat,
pihak Puskesmas juga melakukan pengukuran terhadap penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya. Hal ini untuk mengukur
apakah pelayanan yang dilakukan oleh Pihak Puskesmas makin membaik
atau tidak. Seperti yang dilakukan oleh ketiga Puskesmas dalam
penelitian ini, mereka melakukan pengukuran secara rutin untuk
mengetahui kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan
kesehatan.
Masing-masing Puskesmas melakukan survey kepuasan. Dari ketiganya
yang paling intens melakukan adalah Puskesmas Ponjong I, sebab semenjak
Puskesmasnya mendapatkan sertifikat ISO 9001-2000, diwajibkan melakukan
survey kepuasan pelanggan 4 bulanan. Berbeda lagi yang dilakukan
Puskesmas Panggang II, selain melakukan survey kepuasan pelanggan,
aktif juga melakukan pengecekan terhadap angka cakupan kerja (tinggi
rendahnya), apakah sudah tercapai apa belum. Menyerap aspirasi dari
masyarakat pun dilakukan melalui Badan Penyantun Puskesmas dan turun ke
Dusun Siaga. Dengan demikian, diharapkan Puskesmas akan mendapatkan
banyak masukan dari masyarakat.
Hasil pengamatan diketahui bahwa upaya dari ketiga Puskesmas
untuk melakukan pengukuran kinerja sudah bagus. Namun, kegiatan survey
yang dilakukan masih dikelola sendiri oleh penyelenggara pelayanan, sehingga
keobyektifannya masih dipertanyakan. Seperti keraguan yang diungkapkan
oleh salah seorang personil di Puskesmas Ponjong I berikut ini. "Aku juga
sanksi mas, setiap dilakukan survey pasti hasilnya bagus, bagus, dan bagus
26 | S T A N D A R P R O S E D U R P E L A Y A N A N K E B I D A N A N
terus. Apakah memang demikian atau karena masyarakat tidak obyektif
dalam menjawab ya?" (Wawancara, 25 Agustus 2007).
Kebijakan SPM telah dituangkan dalam Surat Keputusan Bupati.
Sehingga Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang telah disusunkan SPM
wajib memenuhi standar ini. Bila dalam implementasinya terjadi
penyimpangan SPM ini, maka Puskesmas dapat dituntut oleh masyarakat.
Seperti yang diungkapkan oleh kepala Puskesmas Panggang II berkut ini. "Jika
terjadi penyimpangan terhadap SPM mungkinkah Pemerintah Daerah dalam
hal ini.
1. Evaluasi Internal
Setelah rancangan awal dibuat, sebaiknya rancangan tersebut
dievaluasi oleh seluruh anggota perusahaan yang terlibat sehingga dapat
diketahui kekurangan serta kesalahan yang terdapat pada rancangan awal
tersebut dan kemudian meminta saran, kritik dan usulan yang membangun.
Dengan melibatkan seluruh anggota perusahaan yang terlibat dalam SOP
tersebut, maka proses pemahaman dan penerapan akan berjalan dengan
lebih mudah.
2. Evaluasi Eksternal
Pada tahap evaluasi eksternal, dibutuhkan tim penasehat yang berasal
dari luar perusahaan untuk menilai rancangan yang telah dibuat dan
memberikan saran, kritik dan usulan yang dapat membangun pembuatan
SOP tersebut. Pihak eksternal dari perusahaan tentu dapat menilai
rancangan dengan lebih objektif, dikarenakan mereka tidak terlibat
langsung dalam proses penerapan SOP.
27 | S T A N D A R P R O S E D U R P E L A Y A N A N K E B I D A N A N