Professional Documents
Culture Documents
Material Energi 2
Material Energi 2
Material Energi 2
Secara garis besar alur produksi listrik dan pihak pengelola yang diterapkan oleh
Uganda ditampilkan di bawah ini:
Konsumen energi listrik di Uganda dibagi dalam beberapa sektor yaitu diantaranya,
sektor domestik, sektor industri dan sektor komersil. Seperti yang diketahui pada laporan
sebelumnya, konsumsi listrik di Uganda sangat rendah yaitu sekitar 61 kWh per kapita per
tahun. Sebesar 47% konsumsi listrik diperoleh dari sektor large industry, 17% dari sektor
medium industry, 12% dari sektor komersial (tidak hanya mencakup perusahaan perdagangan
dan jasa, tetapi juga perusahaan industri kecil), dan 24% dari sektor domestik. Pada gambar 1
ditampilkan grafik konsumsi listrik per sektor pada tahun 2000-2014. Pertumbuhan
penggunaan listrik tercepat dialami oleh sektor large industry dan paling lambat dialami
sektor domestik.
Pemerintah Uganda sedang melakukan investasi yang besar pada bagian power
generation, dimana diperkirakan kapasitas produksi pada tahun 2020 akan menjadi dua kali
lipat. Akan tetapi, hal ini berbanding terbalik pada bagian customer, dimana masih rendahnya
tingkat pertumbuhan konsumsi listrik khususnya pada sektor domestik. Hal ini diakibatkan
oleh belum meratanya akses untuk terhubung dengan listrik sehingga tidak semua penduduk
di Uganda dapat menggunakan listrik. Selain itu, akibat tarif listrik yang mahal, konsumsi
listrik oleh penduduk yang sudah memiliki akses menjadi terbatas. Pada gambar 3
ditunjukkan tarif listrik untuk masing-masing sektor.
1. Meningkatkan akses listrik khususnya pada penduduk Uganda dan usaha kecil-
menengah.
Bagi penduduk dan pengusaha yang sudah memiliki akses listrik memiliki kendala
berupa tarif yang mahal, sehingga konsumsi listrik mereka terbatas. Pada gambar 3
ditunjukkan, harga untuk sektor domestik lebih mahal sekitar dua kali lipat dan cenderung
berubah secara periodik. Sedangkan harga untuk large industry cenderung stabil, hal ini
dikarenakan adanya subsidi bagi large industry.
Ekspor merupakan salah satu solusi yang menjanjikan mengingat produksi yang
tinggi, namun membutuhkan biaya pembangunan untuk meningkatkan akses listrik yang
mahal. Negara tetangga seperti, Rwanda dan Sudan Selatan diperkirakan akan tetap
menjadi importir listrik (walaupun dengan kapasitas terbatas, mengingat ukuran dan / atau
keadaan jaringan ketenagalistrikan mereka). Sedangkan, Tanzania dan Kenya telah
merencanakan untuk menjadi eksportir.
Referensi
Jurnal Online:
http://www.cdcgroup.com/Documents/Evaluations/Uganda%20Power%20Study.pdf
https://www.laurea.fi/en/document/Documents/Uganda%20Fact%20Sheet.pdf