Material Energi 2

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

Perkembangan Konsumsi Energi Listrik Uganda di Beberapa Sektor

(Rayhan Hafiz Saleh, 1406606814)

Berdasarkan hasil Undang-Undang Ketenagalistrikan (1999), yang membatalkan


Dewan Listrik Uganda (Uganda Electricity Board) pada tahun 2001. Ini menciptakan tiga
perusahaan independen namun sepenuhnya milik pemerintah:

 The Uganda Electricity Generation Company Limited (UEGCL) untuk


mengendalikan pembangkit listrik yang dilakukan oleh pembangkit listrik Nalubaale
dan Kiira;
 The Uganda Electricity Transmission Company Limited (UETCL) untuk
menyediakan transmisi listrik ke distributor. UETCL memiliki dan mengoperasikan
infrastruktur transmisi di atas 33 kV;
 The Uganda Electricity Distribution Company Limited (UEDCL) untuk
mendistribusikan listrik kepada konsumen akhir. UEDCL memiliki infrastruktur
distribusi di bawah 33 kV. Kecuali beberapa konsesi individual kecil, Umeme Ltd
mengoperasikan jaringan distribusi dan menjual listrik kepada pengguna akhir.

Secara garis besar alur produksi listrik dan pihak pengelola yang diterapkan oleh
Uganda ditampilkan di bawah ini:

Gambar 1. Alur produksi listrik dan pihak pengelola

Konsumen energi listrik di Uganda dibagi dalam beberapa sektor yaitu diantaranya,
sektor domestik, sektor industri dan sektor komersil. Seperti yang diketahui pada laporan
sebelumnya, konsumsi listrik di Uganda sangat rendah yaitu sekitar 61 kWh per kapita per
tahun. Sebesar 47% konsumsi listrik diperoleh dari sektor large industry, 17% dari sektor
medium industry, 12% dari sektor komersial (tidak hanya mencakup perusahaan perdagangan
dan jasa, tetapi juga perusahaan industri kecil), dan 24% dari sektor domestik. Pada gambar 1
ditampilkan grafik konsumsi listrik per sektor pada tahun 2000-2014. Pertumbuhan
penggunaan listrik tercepat dialami oleh sektor large industry dan paling lambat dialami
sektor domestik.

Gambar 2. Konsumsi Listrik per Sektor di Uganda

Pemerintah Uganda sedang melakukan investasi yang besar pada bagian power
generation, dimana diperkirakan kapasitas produksi pada tahun 2020 akan menjadi dua kali
lipat. Akan tetapi, hal ini berbanding terbalik pada bagian customer, dimana masih rendahnya
tingkat pertumbuhan konsumsi listrik khususnya pada sektor domestik. Hal ini diakibatkan
oleh belum meratanya akses untuk terhubung dengan listrik sehingga tidak semua penduduk
di Uganda dapat menggunakan listrik. Selain itu, akibat tarif listrik yang mahal, konsumsi
listrik oleh penduduk yang sudah memiliki akses menjadi terbatas. Pada gambar 3
ditunjukkan tarif listrik untuk masing-masing sektor.

Gambar 3. Tarif listrik untuk masing-masing sektor


Agar dapat menggunakan surplus kapasitas listrik yang disebabkan oleh tingginya
produksi tetapi konsumsi rendah, maka diperlukan cara agar dapat menstimulasi permintaan
(demand) listrik. Hal ini dapat dicapai dengan beberapa cara, sebagai berikut:

1. Meningkatkan akses listrik khususnya pada penduduk Uganda dan usaha kecil-
menengah.

Dengan dipermudahnya akses listrik bagi penduduk Uganda diharapkan dapat


meningkatkan konsumsi listrik total. Selain itu, dengan adanya akses listrik yang memadai
juga diharapkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi bagi penduduk Uganda, sehingga
angka kesenjangan sosial bagi penduduk di perkotaan yang memiliki akses listrik
memadai dengan penduduk di daerah terpencil akan menurun.

2. Menurunkan tarif listrik.

Bagi penduduk dan pengusaha yang sudah memiliki akses listrik memiliki kendala
berupa tarif yang mahal, sehingga konsumsi listrik mereka terbatas. Pada gambar 3
ditunjukkan, harga untuk sektor domestik lebih mahal sekitar dua kali lipat dan cenderung
berubah secara periodik. Sedangkan harga untuk large industry cenderung stabil, hal ini
dikarenakan adanya subsidi bagi large industry.

3. Ekspor tenaga listrik.

Ekspor merupakan salah satu solusi yang menjanjikan mengingat produksi yang
tinggi, namun membutuhkan biaya pembangunan untuk meningkatkan akses listrik yang
mahal. Negara tetangga seperti, Rwanda dan Sudan Selatan diperkirakan akan tetap
menjadi importir listrik (walaupun dengan kapasitas terbatas, mengingat ukuran dan / atau
keadaan jaringan ketenagalistrikan mereka). Sedangkan, Tanzania dan Kenya telah
merencanakan untuk menjadi eksportir.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, konsumsi listrik


Uganda dipengaruhi oleh beberapa bagian (Generation-Transmission-Distribution-
Customers). Konsumen listrik di Uganda sendiri terdiri dari beberapa sektor, antara lain large
industry, medium industry, domestic dan commercial. Untuk meningkatkan konsumsi listrik
secara total pemerintah perlu memperhatikan bagian konsumen khususnya sektor domestic
bukan hanya meningkatkan produksi semata. Solusi yang ditawarkan oleh penulis adalah
dengan meningkatkan akses listrik bagi penduduk dan usaha kecil menengah disertai dengan
menurunkan tarif listrik yang berlaku, selain itu, Uganda dapat melakukan ekspor tenaga
listrik pada Negara sekitar.

Referensi

Jurnal Online:

http://www.cdcgroup.com/Documents/Evaluations/Uganda%20Power%20Study.pdf

https://www.laurea.fi/en/document/Documents/Uganda%20Fact%20Sheet.pdf

You might also like