Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

Makalah Rekayasa Teknologi Produksi Tanaman

Organ Target Daun (Mint)


Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Rekayasa Teknologi Produksi Tanaman

Disusun oleh:
Robiah (150510160110)

Kelas:
RTPT G

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Segala puji hanya untuk Allah Rabb seluruh alam, Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Karena atas rahmat dan hidayah-Nya semata saya telah
menyelesaikan makalah Rekayasa Teknologi Produksi Tanaman dengan judul Organ
Target Daun (Mint) tepat pada waktunya.
Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah lestari pada Nabi Muhammad
Saw. beserta keluarga dan seluruh umatnya yang setia terhadap ajarannya hingga akhir
zaman.
Makalah ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab
itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Allah SWT karena telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah ini dapat diselesaikan.
2. Ibu Dr. Santi Rosniawaty S.P.,M.Pdan Ibu Dr.Uum Umiyati SP.,MP sebagai
pembimbing sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
3. Rekan-rekan kelas Agroteknologi G yang telah memberikan bantuan dan
dukungan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif guna
menyempurnakan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca (amin).

Jatinangor, November 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB IIPEMBAHASAN ................................................................................................... 3
2.1 Tanaman Mint dan Pemanfaatannya .......................................................... 3
2.2 Rekayasa Teknologi Produksi Tanaman Mint............................................ 6
BAB IIIPENUTUP ........................................................................................................... 9
3.1 Simpulan ..................................................................................................... 9
3.2 Saran ........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 10

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Standar mutu dementholized oil (DMO).............................................................. 5


Tabel 2 Karakteristik mutu minyak cornmint Balittro ..................................................... 6

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bentuk daun, letak daun, dan bentuk bunga tanaman mint ............................. 5
Gambar 2 Persemaian stek pucuk tanaman mint di sungkup plastik dan di bawah
naungan paranet ................................................................................................................ 6

iv
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman memiliki berbagai macam organ target, salah satunya adalah
organ target berupa daun.Daun merupakan suatu organ dalam tanaman yang
berfungsi untuk pengambilan zat-zat makanan terutama yang berupa gas. Selain
itu, daun juga berperan dalam pengolahan zat makanan (asimilasi), penguapan air
(transpirasi), dan pernafasan (respirasi).
Mentha arvensis L. (mint) merupakan salah satu tanaman perkebunan
dengan organ target daun. Tanaman mint bukan merupakan tanaman asli
Indonesia tetapi berasal dari daerahsubtropik, sekitar Mediteriania (Laut Tengah).
Tanaman mint termasuk ke dalam tanamanherbal aromatik penghasil minyakatsiri
yang saat ini menjadi komoditas yangsering dimanfaatkan sebagaipenambah
aroma dan rasa pada makan, minuman, obat, kosmetik, dan produk
penyegarlainnya.
Kebutuhan minyak pepermin dalam negeri rata-rata 300 ton per tahun, dan
hampir seluruh kebutuhan tersebut masih dipasok dari luar negeri dengannilai
devisa yang cukup besar.Pada tahun 2004, Indonesia mengimpor minyak permen
sebanyak 242 ton/tahun dengannilai US $ 1,756 juta dan kristal menthol 483
ton/tahun dengan nilai US $ 3,277 juta.Sementara pada tahun 2005, Indonesia
mengimpor minyak permen sebanyak 345 ton/tahundengan nilai US $ 3,99 juta
dan Kristal menthol 684,1 ton/tahun dengan nilai US $ 4.6 juta. Pada tahun 2006
laju impor tanaman mint mencapai US$ 3,78 juta (Pribadi, 2010).
Kebutuhan minyak permen dan kristal menthol yang terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, memberi peluang bagi para petani untuk
mengembangkan tanaman mint diIndonesia. Pengembangan tanaman mint di
Indonesia diharapkan dapat mengurangiketergantungan impor, menghemat devisa,
menambah lapangan kerja, meningkatkanpendapatan dan kesejahteraan petani.
Oleh karena itu, diperlukan rekayasa teknologi produksi pada tanaman mint yang
bertujuan untuk meningkatkan potensi hasil dari tanaman mint yang ditanam di
Indonesia.

1
1.2 Rumusan Masalah
 Apasajakah manfaat dari tanaman mint?
 Bagaimana sifat komoditas tanaman mint?
 Bagaimana kriteria kualitas tanaman mint yang baik?
 Apa sajakah rekayasa teknologi produksi tanaman yang dapat digunakan untuk
meningkatkan produksi hasil tanaman mint?

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui manfaat dari tanaman mint
 Untuk mengetahui sifat komoditas tanaman mint
 Untuk mengetahui kriteria kualitas tanaman mint yang baik
 Untuk mengetahui rekayasa teknologi produksi tanaman yang dapat digunakan
untuk meningkatkan produksi hasil tanaman mint

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tanaman Mint dan Pemanfaatannya


A. Tanaman Mint
Mint (Mentha arvensis L.) merupakan tanaman yang termasuk ke dalam
kelas Dicotyledonae, ordo Tubiflorae, famili Lameaceae, dan genus Mentha.
Tanaman mint merupakansalah satu tanaman herbal aromatik penghasil
minyak atsiri yang saat ini menjadi komoditas yang sering dimanfaatkan
sebagai penambah aroma dan rasa pada makan, minuman, obat, kosmetik, dan
produk penyegarlainnya.
Minyak M. arvensis dalam perdagangan sering disebut sebagai Cornmint
oil. Minyak ini banyak digunakansebagai bahan campuran dalam pembuatan
permen, pasta gigi, minyak angin, balsem danberbagai jenis obat-obatan.
Minyak cornmint memiliki sifat mudah menguap, tidak berwarna, berbau
tajam,dan menimbulkan rasa hangat yang diikuti rasa dingin menyegarkan.
Minyak ini dapat diperolehdengan cara menyuling bagian batang dan daun dari
tanaman mint (Hadipoentyanti, 2012).
Kandungan utama dari minyak M. arvensis (mint) adalah menthol.
Menthol berkhasiat sebagai obat karminatif (penenang), antispasmodic (anti
batuk) dan bersifat diaforetik (menghangatkan). Selain itu, tanaman mint juga
memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia, di antaranya yaitu:
 Mengurangi panas tubuh: air pada daun mint dapat memberikan
pendinginan pada bagian tubuh dan meminimalkan efek sinar matahari yang
terik dalam tubuh seseorang.
 Menyehatkan pencernaan tubuh: di dalam daun mint terdapat antioksidan
dan fitonutrien yang dapat menyehatkan sistem pencernaan tubuh.
 Menyehatkan gigi dan mulut: daun mint memiliki banyak sifat anti bakteri
dan anti-inflamasi. Kedua zat ini baik untuk kesehatan mulut dan mencegah
dari terjadinya kerusakan pada gigi.
 Meredakan batuk: daun mint memiliki aroma dan kandungan zat yang dapat
membuka rongga pada bagian hidung dan dapat melegakan pernapasan.

3
 Mencegah kanker:di dalam daun mint terdapat zat antioksidan yang dapat
mencegah radikal bebas sehingga pertumbuhan kanker akibat radikal bebas
dalam tubuh dapat dicegah.
 Membuat kulit menjadi lebih sehat: vitamin A dalam tanaman mint dapat
meningkatkan dan memperkuat jaringan pada bagian-bagian kulit. Selain itu,
kandungan asam salisilat pada daun mint juga dapat menghilangkan sel kulit
mati dan akan membuat kulit menjadi lebih segar dan sehat.
B. Sifat-Sifat Tanaman Mint
Di Indonesia terdapat 6 jenis mentha yaitu Mentha piperita, M.arvensis,
M. spicata, M.crispa, M. canadensis dan M. viridis.Terdapat 3 macamminyak
mentha yang paling banyak beredar dipasaran dunia, yaitu Peppermint (minyak
dari M. piperita), cornmint(minyak dari M. arvensis), dan spearmint (minyak
dari M. spicata).Jenis mentha yang berpeluang untuk dikembangkan di
Indonesia adalah jenis M.arvensis yang tidak memerlukan panjang hari tertentu
untuk berbunga.Adapun morfologi dari tanaman mint yaitu:
 Batang tanaman mint berbentuk tegak atausedikit menjalar dengan tinggi
tanaman berkisar 30,5 - 98,5 cm, berbentuk segi empat, tekstur permukaan
licin atau sedikitberbulu, dan berwarna hijau keunguan.
 Panjang daun tanaman mint berkisar antara 1,3 – 6,5 cm dengan lebar 1- 3,2
cm, berbentuk lansetsampai setengah bundar, dengan ujung daun
runcingsampaisegitiga tumpul. Tepi daun bergerigi, tangkai daun berbulu,
pangkal daun menyempit dan letak daun berseling berhadapan
 Bunga dari tanaman mint bersifat majemuk bergerombol, berbentuk
karangan melingkar di ketiak daun, berwarna putih, putih keunguan sampai
ungu. Kelopak bunga bergerigi pendek dan runcing.
 Perkembangbiakan tanaman mintbiasanya dilakukan secara vegetatif yaitu
dengan setek pucuk, setek batang atau stolon. Perbanyakan yang dianjurkan
yaitu menggunakan stek pucuk karena pertumbuhannya lebih cepat dan
baik.

4
Gambar 1 Bentuk daun, letak daun, dan bentuk bunga tanaman mint
Tanaman mint memiliki persyaratan agar dapat tumbuh dengan baik dan
optimal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanaman tanaman mint
yaitu:
 Tanaman mint menghendaki tanah yang subur, gembur dan berdrainase
baik(air tidak tergenang) dengan pH tanah 5,5-7,0. Tanaman ini dapat
berproduksi optimal di dataran rendah (100-400 mdpl) sampai medium
(400-700 mdpl), serta dapat tumbuh dengan baik pada latosol dan andosol.
 Tanaman mint dapat tumbuh subur dan berproduksi tinggi pada kondisi
iklim dengan curahhujan 2000-4000 mm/tahun, kelembaban 70-80%,
intensitas cahaya penuh, dan pada temperatur 20-300C (Hadipoentyanti,
2012).
C. Karakteristik Mutu Minyak Cornmint dari Mentha arvensis
Isolasi minyak cornmint dari mentholnya dapat dilakukan melalui proses
pendinginan. Minyakyang sudah diisolasi mentholnya disebut dementholized
oil (DMO). Karakteristik mutuDMO menurut Standar Amerika (EOA) dan
minyakcornmint yang dihasilkan Balittro disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 1 Standar mutu dementholized oil (DMO)

5
Tabel 2 Karakteristik mutu minyak cornmint Balittro

2.2 Rekayasa Teknologi Produksi Tanaman Mint


Pengembangan tanaman mint di Indonesia diharapkan dapat mengurangi
ketergantungan impor, menghemat devisa, menambah lapangan kerja,
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Oleh karena itu, diperlukan
rekayasa teknologi produksi pada tanaman mint yang bertujuan untuk
meningkatkan potensi hasil dari tanaman mint yang ditanam di Indonesia. Berikut
adalah beberapa teknik rekayasa produksi yang dapat digunakan pada tanaman
mint.
A. Penggunaan Naungan di Persemaian Tanaman Mint
Jumlah bibit dalam polibag yang dapat disemaikan untuk 1 ha luas lahan
adalah 40.000 bibit dan2.000 bibit untuk cadangan/sulaman.Saat di persemaian,
tanaman mint sangat mudah layu jika terdapat perubahan
kondisilingkungan.Oleh karena itu, diperlukan pembuatan naungan dari daun
kelapa, alang-alang/paranet maupun sungkup dari plastik untuk mengurangi
intensitas tanaman yang layu saat disemaikan. Naungan dibuat menghadap ke
timur setinggi 180 cm dan di bagian barat setinggi 150cm. Bentuk naungan
disesuaikan dengan jumlah benih. Pemeliharaan tanaman yang dilakukan yaitu
berupa penyiraman yang dilakukan 1 kali sehari pada pagi hari atau
disesuaikandengan kondisi lingkungan.

Gambar 2 Persemaian stek pucuk tanaman mint di sungkup plastik dan di bawah
naungan paranet

6
B. Pemupukan
Tanaman mint memerlukan pemupukan organik dan anorganik untuk
memelihara kesuburan tanah dan menjaga agar tanaman tetap berproduksi
optimal. Pada umumnya, pemupukan dapat meningkatkan produksi minyak,
tetapitidak mempengaruhi mutu minyaknya. Mutu minyak lebih ditentukan
olehjenis/varietas tanaman mint.
Pemupukan dengan pupuk kandang diberikan dengan dosis 30ton/ha, dan
pupuk anorganik (Urea, SP-36 dan KCI) masing-masing dengan dosis
150kg/ha. Pemberian pupuk anorganik dapat dilakukan ketika tanaman
berumur 2-3 minggu yaituberupa ½ dosis Urea dan dosis penuh SP-36 dan
KCI, serta pada umur tanaman 1-2 bulan berupa ½ dosis urea (Hadipoentyanti,
2012).
C. Penyiangan
Tanaman mint harus benar-benar bebas dari gulma.Apabila
gulmaterbawa bersama tanamansaat panen, maka akan mempengaruhi mutu
dan aromaminyak yang dihasilkan. Selain itu adanya gulma akan
mempengaruhi pertumbuhan stolonyang terbentuk. Penyiangan dapat
dilakukan 1 minggu sekali atau apabila gulma sudahtumbuh mengganggu.
Penyiangan harus dilakukan lebih insentif menjelang panen.
D. Jarak Tanam
Jarak tanam dapat berpengaruhterhadap hasil terna, tetapi
tidakberpengaruh terhadap kadar minyak (Chand etal., 2004 dalam Pribadi,
2010). Jarak tanam yang tepat akanberpengaruh terhadap serapan hara
danpertumbuhan akar serta kanopi tanaman.Penggunaan bibit berumur 2 bulan,
padapopulasi tanaman M. srvensis 250.000 per hadikombinasikan dengan
pemberian pupuk N 160kg/ha dapat menghasilkan hasil terna 19,3 tondan
minyak 163,5 kg/ha (Raam dan Kumar, 1998 dalam Pribadi, 2010).
E. Lingkungan Tumbuh
Peningkatan produksi minyak menthadapat dilakukan dengan pengaturan
pencahayaan,terutama lama pencahayaan yang diterimaoleh daun muda, hal ini
disebabkanpembentukan menthone menjadi menthol terjadipada daun muda.
Penambahan cahayalampu selama 4 jam pada pukul 18.00 sampai22.00 pada

7
saat tanaman berumur 30 hari padaM. piperita, dapat dihasilkan menthol
dengankadar 54,89% dan menthofuran yang rendahdengan kadar 7,83%
(Rosman, 2007).
F. Pasca Panen
Akumulasi minyakpada daun mencapai maksimum pada periodeantara
saat mulai berbunga dan berbunga penuh,sedangkan kandungan mentol naik
sesuaidengan umur tanaman. Proses pasca panen yangsangat berpengaruh
terhadap kandungan mentoldan minyak mentha diantaranya adalah:
carapengeringan sebaiknya dikering-anginkanselama 3 hari; pada proses
saponifikasimenggunakan KOH 10% selama 3 jam, dengancara ini kandungan
menthol bebas dalam minyakmentha mencapai 68,5%; proses
fraksinasidistilasi dengan tekanan rendah, pada prosesfraksinasi di atas suhu
124o C dapat diperolehkandungan mentol bebas dalam minyak mentah77%
(Mulyana dan Nurdin, 2001 dalam Pribadi, 2010).
G. Aplikasi Giberelin
Hasil minyak permen yang optimal baik dari segi kualitas
maupunkuantitas didapat dari terna yang dipanen pada saat yang tepat, yaitu
padamasa pembungaan.Daun dan ujung-ujung cabang tanaman mint yang
sedang berbunga mengandung 1% minyak atsiri, 78% mentol bebas, 2%
mentol tercampur ester,dan sisanya resin, tannin, dll.Jika panen terlambat maka
kuantitas akan turun dan kalaupanen terlalu cepat maka minyak permen
berkadar menthol rendah dan menthontinggi (LPTI, 1971 dalam Ardisela,
2012).
Aplikasi hormon gibberelin pada tanaman mint pernah diteliti olehBosela
dan Smik pada tahun 1977 dan hasilnya menunjukkan bahwa tinggi tanaman,
jumlahtunas dan daun, jumlah dan ukuran bunga pepermin meningkat melalui
aplikasigibberelin. Disamping itu gibberelin dapat menginduksi agar bunga
lebih cepatkeluar. Konsentrasi optimal yang digunakan yaitu 300 ppm
(Ardisela, 2012).

8
BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan
Tanaman mint (Mentha arvensis) merupakan salah satu tanaman herbal
aromatik penghasil minyak atsiri yang saat ini menjadi komoditas yang sering
dimanfaatkan sebagai penambah aroma dan rasa pada makan, minuman, obat,
kosmetik, dan produk penyegarlainnya.Terdapat 3 macamminyak mentha yang
paling banyak beredar di pasaran dunia, yaitu: Peppermint (minyak dari M.
piperita), cornmint(minyak dari M. arvensis), dan spearmint (minyak dari M.
spicata).Jenis mentha yang berpeluang untuk dikembangkan di Indonesia adalah
jenis M. arvensis yang tidak memerlukan panjang hari tertentu untuk berbunga.
Beberapa teknik rekayasaproduksi yang dapat digunakan pada tanaman mint
untuk meningkatkan produksinya yaitu penggunaan naungan di persemaian
tanaman mint, pemupukan, penyiangan, jarak tanam, rekayasa lingkungan
tumbuh, pasca panen, dan aplikasi giberelin.

3.2 Saran
Penggunaan rekayasa teknologi produksi untuk tanaman mint yang
dilakukan secara tepat dapat meningkatkan potensi hasil rata-rata tanaman mint.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adina. Petik 7 Manfaat Daun Mint. Available online at: https://


blog.unsri.ac.id%2Fdownload3%2F38918.pdf (11 November 2015, 20.30 WIB)

Ardisela, D. 2012. Aplikasi Gibberelin terhadap Induksi Pembungaan Tanaman Mentha


spp. Available online at: https://www.ejournal-
unisma.net%2Fojs%2Findex.php%2Fparadigma%2Farticle%2Fdownload%2F175
%2F162&usg=AFQjCNFFfzEdhG3MlfEb6cERvwzw... (11 November 2015,
20.30 WIB)

Hadipoentyanti, E. 2012. Pedoman Teknis Mengenal Tanaman Mentha (Mentha


arvensis L.) dan Budidayanya.Kementrian Pertanian. Badan Penelitian dan
Pengembangan Perkebunan. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.

Pribadi, E.R. 2010. Peluang Pemenuhan Kebutuhan Produk Mentha spp. di Indonesia.
Perspektif. 9(2): 66-77. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik.

Rosman, R. 2007. Biosintesis menthol pada berbagai periode pencahayaan tanaman


mentha (M. piperita L.). Jurnal Littri 13 (1) :8-13.

10

You might also like