Professional Documents
Culture Documents
Makalah Organ Target Daun (Mint)
Makalah Organ Target Daun (Mint)
Disusun oleh:
Robiah (150510160110)
Kelas:
RTPT G
Assalamualaikum wr.wb.
Segala puji hanya untuk Allah Rabb seluruh alam, Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Karena atas rahmat dan hidayah-Nya semata saya telah
menyelesaikan makalah Rekayasa Teknologi Produksi Tanaman dengan judul Organ
Target Daun (Mint) tepat pada waktunya.
Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah lestari pada Nabi Muhammad
Saw. beserta keluarga dan seluruh umatnya yang setia terhadap ajarannya hingga akhir
zaman.
Makalah ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab
itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Allah SWT karena telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah ini dapat diselesaikan.
2. Ibu Dr. Santi Rosniawaty S.P.,M.Pdan Ibu Dr.Uum Umiyati SP.,MP sebagai
pembimbing sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
3. Rekan-rekan kelas Agroteknologi G yang telah memberikan bantuan dan
dukungan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif guna
menyempurnakan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca (amin).
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bentuk daun, letak daun, dan bentuk bunga tanaman mint ............................. 5
Gambar 2 Persemaian stek pucuk tanaman mint di sungkup plastik dan di bawah
naungan paranet ................................................................................................................ 6
iv
BAB I PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Apasajakah manfaat dari tanaman mint?
Bagaimana sifat komoditas tanaman mint?
Bagaimana kriteria kualitas tanaman mint yang baik?
Apa sajakah rekayasa teknologi produksi tanaman yang dapat digunakan untuk
meningkatkan produksi hasil tanaman mint?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui manfaat dari tanaman mint
Untuk mengetahui sifat komoditas tanaman mint
Untuk mengetahui kriteria kualitas tanaman mint yang baik
Untuk mengetahui rekayasa teknologi produksi tanaman yang dapat digunakan
untuk meningkatkan produksi hasil tanaman mint
2
BAB II PEMBAHASAN
3
Mencegah kanker:di dalam daun mint terdapat zat antioksidan yang dapat
mencegah radikal bebas sehingga pertumbuhan kanker akibat radikal bebas
dalam tubuh dapat dicegah.
Membuat kulit menjadi lebih sehat: vitamin A dalam tanaman mint dapat
meningkatkan dan memperkuat jaringan pada bagian-bagian kulit. Selain itu,
kandungan asam salisilat pada daun mint juga dapat menghilangkan sel kulit
mati dan akan membuat kulit menjadi lebih segar dan sehat.
B. Sifat-Sifat Tanaman Mint
Di Indonesia terdapat 6 jenis mentha yaitu Mentha piperita, M.arvensis,
M. spicata, M.crispa, M. canadensis dan M. viridis.Terdapat 3 macamminyak
mentha yang paling banyak beredar dipasaran dunia, yaitu Peppermint (minyak
dari M. piperita), cornmint(minyak dari M. arvensis), dan spearmint (minyak
dari M. spicata).Jenis mentha yang berpeluang untuk dikembangkan di
Indonesia adalah jenis M.arvensis yang tidak memerlukan panjang hari tertentu
untuk berbunga.Adapun morfologi dari tanaman mint yaitu:
Batang tanaman mint berbentuk tegak atausedikit menjalar dengan tinggi
tanaman berkisar 30,5 - 98,5 cm, berbentuk segi empat, tekstur permukaan
licin atau sedikitberbulu, dan berwarna hijau keunguan.
Panjang daun tanaman mint berkisar antara 1,3 – 6,5 cm dengan lebar 1- 3,2
cm, berbentuk lansetsampai setengah bundar, dengan ujung daun
runcingsampaisegitiga tumpul. Tepi daun bergerigi, tangkai daun berbulu,
pangkal daun menyempit dan letak daun berseling berhadapan
Bunga dari tanaman mint bersifat majemuk bergerombol, berbentuk
karangan melingkar di ketiak daun, berwarna putih, putih keunguan sampai
ungu. Kelopak bunga bergerigi pendek dan runcing.
Perkembangbiakan tanaman mintbiasanya dilakukan secara vegetatif yaitu
dengan setek pucuk, setek batang atau stolon. Perbanyakan yang dianjurkan
yaitu menggunakan stek pucuk karena pertumbuhannya lebih cepat dan
baik.
4
Gambar 1 Bentuk daun, letak daun, dan bentuk bunga tanaman mint
Tanaman mint memiliki persyaratan agar dapat tumbuh dengan baik dan
optimal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanaman tanaman mint
yaitu:
Tanaman mint menghendaki tanah yang subur, gembur dan berdrainase
baik(air tidak tergenang) dengan pH tanah 5,5-7,0. Tanaman ini dapat
berproduksi optimal di dataran rendah (100-400 mdpl) sampai medium
(400-700 mdpl), serta dapat tumbuh dengan baik pada latosol dan andosol.
Tanaman mint dapat tumbuh subur dan berproduksi tinggi pada kondisi
iklim dengan curahhujan 2000-4000 mm/tahun, kelembaban 70-80%,
intensitas cahaya penuh, dan pada temperatur 20-300C (Hadipoentyanti,
2012).
C. Karakteristik Mutu Minyak Cornmint dari Mentha arvensis
Isolasi minyak cornmint dari mentholnya dapat dilakukan melalui proses
pendinginan. Minyakyang sudah diisolasi mentholnya disebut dementholized
oil (DMO). Karakteristik mutuDMO menurut Standar Amerika (EOA) dan
minyakcornmint yang dihasilkan Balittro disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 1 Standar mutu dementholized oil (DMO)
5
Tabel 2 Karakteristik mutu minyak cornmint Balittro
Gambar 2 Persemaian stek pucuk tanaman mint di sungkup plastik dan di bawah
naungan paranet
6
B. Pemupukan
Tanaman mint memerlukan pemupukan organik dan anorganik untuk
memelihara kesuburan tanah dan menjaga agar tanaman tetap berproduksi
optimal. Pada umumnya, pemupukan dapat meningkatkan produksi minyak,
tetapitidak mempengaruhi mutu minyaknya. Mutu minyak lebih ditentukan
olehjenis/varietas tanaman mint.
Pemupukan dengan pupuk kandang diberikan dengan dosis 30ton/ha, dan
pupuk anorganik (Urea, SP-36 dan KCI) masing-masing dengan dosis
150kg/ha. Pemberian pupuk anorganik dapat dilakukan ketika tanaman
berumur 2-3 minggu yaituberupa ½ dosis Urea dan dosis penuh SP-36 dan
KCI, serta pada umur tanaman 1-2 bulan berupa ½ dosis urea (Hadipoentyanti,
2012).
C. Penyiangan
Tanaman mint harus benar-benar bebas dari gulma.Apabila
gulmaterbawa bersama tanamansaat panen, maka akan mempengaruhi mutu
dan aromaminyak yang dihasilkan. Selain itu adanya gulma akan
mempengaruhi pertumbuhan stolonyang terbentuk. Penyiangan dapat
dilakukan 1 minggu sekali atau apabila gulma sudahtumbuh mengganggu.
Penyiangan harus dilakukan lebih insentif menjelang panen.
D. Jarak Tanam
Jarak tanam dapat berpengaruhterhadap hasil terna, tetapi
tidakberpengaruh terhadap kadar minyak (Chand etal., 2004 dalam Pribadi,
2010). Jarak tanam yang tepat akanberpengaruh terhadap serapan hara
danpertumbuhan akar serta kanopi tanaman.Penggunaan bibit berumur 2 bulan,
padapopulasi tanaman M. srvensis 250.000 per hadikombinasikan dengan
pemberian pupuk N 160kg/ha dapat menghasilkan hasil terna 19,3 tondan
minyak 163,5 kg/ha (Raam dan Kumar, 1998 dalam Pribadi, 2010).
E. Lingkungan Tumbuh
Peningkatan produksi minyak menthadapat dilakukan dengan pengaturan
pencahayaan,terutama lama pencahayaan yang diterimaoleh daun muda, hal ini
disebabkanpembentukan menthone menjadi menthol terjadipada daun muda.
Penambahan cahayalampu selama 4 jam pada pukul 18.00 sampai22.00 pada
7
saat tanaman berumur 30 hari padaM. piperita, dapat dihasilkan menthol
dengankadar 54,89% dan menthofuran yang rendahdengan kadar 7,83%
(Rosman, 2007).
F. Pasca Panen
Akumulasi minyakpada daun mencapai maksimum pada periodeantara
saat mulai berbunga dan berbunga penuh,sedangkan kandungan mentol naik
sesuaidengan umur tanaman. Proses pasca panen yangsangat berpengaruh
terhadap kandungan mentoldan minyak mentha diantaranya adalah:
carapengeringan sebaiknya dikering-anginkanselama 3 hari; pada proses
saponifikasimenggunakan KOH 10% selama 3 jam, dengancara ini kandungan
menthol bebas dalam minyakmentha mencapai 68,5%; proses
fraksinasidistilasi dengan tekanan rendah, pada prosesfraksinasi di atas suhu
124o C dapat diperolehkandungan mentol bebas dalam minyak mentah77%
(Mulyana dan Nurdin, 2001 dalam Pribadi, 2010).
G. Aplikasi Giberelin
Hasil minyak permen yang optimal baik dari segi kualitas
maupunkuantitas didapat dari terna yang dipanen pada saat yang tepat, yaitu
padamasa pembungaan.Daun dan ujung-ujung cabang tanaman mint yang
sedang berbunga mengandung 1% minyak atsiri, 78% mentol bebas, 2%
mentol tercampur ester,dan sisanya resin, tannin, dll.Jika panen terlambat maka
kuantitas akan turun dan kalaupanen terlalu cepat maka minyak permen
berkadar menthol rendah dan menthontinggi (LPTI, 1971 dalam Ardisela,
2012).
Aplikasi hormon gibberelin pada tanaman mint pernah diteliti olehBosela
dan Smik pada tahun 1977 dan hasilnya menunjukkan bahwa tinggi tanaman,
jumlahtunas dan daun, jumlah dan ukuran bunga pepermin meningkat melalui
aplikasigibberelin. Disamping itu gibberelin dapat menginduksi agar bunga
lebih cepatkeluar. Konsentrasi optimal yang digunakan yaitu 300 ppm
(Ardisela, 2012).
8
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
Tanaman mint (Mentha arvensis) merupakan salah satu tanaman herbal
aromatik penghasil minyak atsiri yang saat ini menjadi komoditas yang sering
dimanfaatkan sebagai penambah aroma dan rasa pada makan, minuman, obat,
kosmetik, dan produk penyegarlainnya.Terdapat 3 macamminyak mentha yang
paling banyak beredar di pasaran dunia, yaitu: Peppermint (minyak dari M.
piperita), cornmint(minyak dari M. arvensis), dan spearmint (minyak dari M.
spicata).Jenis mentha yang berpeluang untuk dikembangkan di Indonesia adalah
jenis M. arvensis yang tidak memerlukan panjang hari tertentu untuk berbunga.
Beberapa teknik rekayasaproduksi yang dapat digunakan pada tanaman mint
untuk meningkatkan produksinya yaitu penggunaan naungan di persemaian
tanaman mint, pemupukan, penyiangan, jarak tanam, rekayasa lingkungan
tumbuh, pasca panen, dan aplikasi giberelin.
3.2 Saran
Penggunaan rekayasa teknologi produksi untuk tanaman mint yang
dilakukan secara tepat dapat meningkatkan potensi hasil rata-rata tanaman mint.
9
DAFTAR PUSTAKA
Pribadi, E.R. 2010. Peluang Pemenuhan Kebutuhan Produk Mentha spp. di Indonesia.
Perspektif. 9(2): 66-77. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik.
10