Program Lansia Dian

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sehat merupakan keadaan yang sempurna baik fisik, mental
maupun sosial , tidak hanya terbebas dari penyakit atau cacat. (
WHO 2009)

Menurut World Health Organization (WHO). Lansia adalah


seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang
dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut
Aging Proces atau proses penuaan.

Besarnya jumlah penduduk lansia di Indonesia di masa depan


membawa dampak positif maupun dampak negatif. Berdampak
positif apabila penduduk lansia berada dalam keadaan sehat,
aktif dan produktif. Disisi lain besarnya jumlah penduduk lansia
menjadi beban jika lansia memiliki masalah penurunan kesehatan
yang berakibat pada peningkatan biaya pelayanan kesehatan,
penurunan pendapatan/penghasilan, peningkatan disabilitas ,
tidak adanya dukungan sosial dan lingkungan yang tidak ramah
terhadap penduduk lansia.

Salah satu dampak keberhasilan pembangunan kesehatan


adalah terjadinya penurunan angka kelahiran, angka kesakitan
dan angka kematian serta peningkatan angka harapan hidup
penduduk Indonesia. Berdasarkan data Riskesdes 2007, umur
harapan hidup di Indonesia meningkat dari 68,6 tahun pada tahun
2004 menjadi 70,5 tahun pada tahun 2007. Selain itu salah satu

1
sasaran dari Renstra kementrian kesehatan tahun 2010-2014
adalah meningkatkan UHH dari 70,6 tahun menjadi 72 tahun
pada taun 2014.

Berdasarkan data proyeksi penduduk ,diperkirakan tahun


2017 terdapat 23,66 juta jiwa penduduk lansia di Indonesia
(9,03%). Diprediksi jumlah penduduk lansia tahun 2020 (27,08
juta), tahun 2025 (33,69 juta), tahun 2030 (40,95 juta) dan
tahun 2035 (48,19 juta). Suatu negara dikatakan berstruktur
tua jika mempunyai populasi lansia di atas tujuh persen
(soewono).

Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan


kesehatan lanjut usia di puskesmas Nyalindung , maka perlu
disusun pedoman pelayanan kesehatan lanjut usia di puskesmas.
Diharapkan pedoman ini dapat menjadi salah satu acuan bagi
petugas puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada lanjut .

2
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia untu mencapai lanjut usia yang
sehat, mandiri, aktifdan berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat.

2. Tujuan Khusus
a. Sebagai sarana bagi lansia untuk memantau kesehatannya
b. Sebagai wadah komunikasi dan sosialisasi antara petugas kesehatan
dengan lansia

C. Ruang Lingkup
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lansia Puskesmas dilaksanakan didalam
gedung dan luar gedung Puskesmas , meliputi:
1. Pelayanan Posyandu Lansia
2. Menyediakan Pelayanan Santun Lansia

D. Batasan Operasional
1. Posyandu lansia
adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat lanjut usia disuatu wilayah
tertetu yang sudah disepakati dan digerakkan oleh masyarakat dimana
mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.
2. Konseling pada Lansia
Dalam bimbingan konseling lanjut usia memiliki sifat pelayanan. Sifat
pelayanan bimbingan dan konseling pada lansia meliputi:
 Preventif atau pencegahan
 Kuratif atau penyembuhan
 Rehabilitatif atau pemulihan
3. Pelayanan Santun Lansia
Adalah Puskesmas yang menyediakan ruang khusus untuk melakukan
pelayanan bagi kelompok usia lanjut. Misalnya: Menyediakan Nomor antrian

3
khusus untuk lansia, dan menyediakan ruangan khusus untuk pemeriksaan
pada lansia.

E. Landasan Hukum
1. Undang –undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang – undang No 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan lanjut usia
(Lembaran negara Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan Lanjut
Usia).
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2016 tentang Rencana
Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia 2016-2019.
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah RI No. 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan upaya
peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia.

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Sumberdaya manusia dalam pengelolaan Program Lansia di UPTD
Puskesmas Nyalindung terdiri dari Kepala UPTD Puskesmas Nyalindung
meliputi tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan
kegiatan.
Kemampuan teknis sumber daya manusia sebagaimana dimaksud
sebelumnya diperoleh melalui pendidikan dan atau pelatihan peraturan
perundang-undangan (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Puskesmas).

Tabel 2.1

Kualifiasi Sumber Daya Manusia Program Lansia

di UPTD Puskesmas Nyalindung

HASIL ANALISA
PERSYARATAN KETERANGAN
YA TIDAK
a. Pendidikan minimal D3 V
Kesehatan
b. Memiliki STR
V
c. Memiliki SIP
d. Mempunyai Sertifikat V
pelatihan, Diklat maupun
Seminar yang menunjang
kegiatan pelayanan

5
pengendalian dan V
pemberantasan penyakit
e. Mengetahui dan
melaksanakan fungsi sebagai
tenaga pelayanan
pencegahan dan
pengendalian penyakit
(perencanaan, pelaksanaan,
V
pemantauan dan evaluasi)

B. Distribusi Ketenagaan
Adapun distribusi ketenagaan yang menjadi mitra kerja Lansia di UPTD
Puskesmas Nyalindung yaitu :
Penanggung Jawab : Dr Ageng Prasetia

Penanggung jawab dan Pelaksana Progran : Dian Putri Sundari Amd.Keb

6
C. Jadwal Kegiatan
D. Tabel 2.2
Jadwal Kegiatan Program Lansia
di UPTD Puskesmas Nyalindung.

Bulan
No Jenis Kegiatan 1 1 Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 12
0 1
1. Posyandu Lansia

7
BAB III

STANDAR FASILITASI

A. Denah Ruangan

8
A. Standar Fasilitas
Tabel 3.1
Standar Fasilitasi Program Lansia

NO. NAMA ALAT Jumlah


1. Timbangan Injak 1 Buah
2 spignomanometer 1 Buah
3 stetoskop 1 Buah
4 Alat GCU 1 Buah
6 poster 1 Buah
7 Buku KMS 1 Buah
Bahan Habis Pakai
1 lanset Sesuai
Kebutuhan
2 Kapas alkohol Sesuai
Kebutuhan
3 Obat-obatan Sesuai
Kebutuhan

C. Logistik
Logistik yang diperlukan dalam kegiatan Program Lansia:
1. Buku KMS
2. Poster Posyandu,
3. Buku Register Lansia

9
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan lanjut usia adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Tabel Kegiatan Program Lansia
UPAYA KEGIATAN
LANSIA POSYANDU LANSIA

1. Posyandu Lansia
adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat lanjut usia disuatu
wilayah tertetu yang sudah disepakati dan digerakkan oleh masyarakat
dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.
Adapun pelaksanaan kegiatan posyandu lansia dengan menggunakan
sistem 5 meja yaitu:
Meja 1: Pendaftaran
Mendaftarkan lansia kemudian kader mencatat lansia tersebut.
Lansia yang sudah tercatat di buku register langsung menuju meja
selanjutnya.
Meja 2: Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan
dilakukan pemeriksaan tekanan darah oleh petugas.
Meja 3: Pencatatan buku KMS
Kader melakukan pencatatan di KMS meliputi : Indeks masa tubuh,
Tekanan darah, Berat badan, tinggi badan
Meja 4: Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan dilakukan perorangan berdasarkan KMS.
Meja 5: Pelayanan Medis

10
Pelayanan medis oleh tenaga profesional yaitu petugas dari
puskesmas meliputi kegiatan: pemeriksaan dan pengobatan
ringan.

2. Santun Lansia
Adalah Puskesmas yang menyediakan ruang khusus untuk melakukan
pelayanan bagi kelompok usia lanjut. Misalnya: Menyediakan Nomor
antrian khusus untuk lansia, dan menyediakan ruangan khusus untuk
pemeriksaan pada lansia.

B. Strategi Kegiatan
Promosi Kesehatan dilakukan dengan metode
a. Konseling / Penyuluhan
b. Senam Lansia
c. Pemeriksaan Kesehatan ( BB, TB, TD )

C. Langkah Kegiatan
 Perencanaan
Di dalam menentukan kegiatan pembinaan kesehaan ianjut usia melalui
strategi pelayanan kesehatan lansia, tahap-tahap yang perlu dilakukan adalah:

1. Pengumpulan data dasar, peta lokasi usia lanjut.


2. Melakukan pendekatan dan kerjasama lintas sektor di tingkat
kecamatan/desa/kelurahan, untuk memberikan informasi tentang pelayanan
kesehatan lansia yang akan dilakukan oleh Puskesmas.

 Pelaksanaan

11
Pelaksanaan kegiatan pembinaan kehatan lanjut usia secara umum
mencakup kegiatan pelayanan yang berbentuk upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif.
Adapun kegiatan pelayanan lanjut usia meliputi :
1. Kegiatan promotif
Kegiatan promotif dilakuakan kepada lansia ,keluarga ataupun
masyarakat di sekitarnya,antaralain berupa penyuluhan tentang hidup
sehat, gizi untuk lansia, Proses degeneratif. Upaya meningkatkan
kebugaran jasmani,pemeliharaan kemandirian serta produktifitas
lansia.
2. Kegiatan preventif
Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah sedini mungkin terjadinya
penyakit dan komlikasinya akibat proses degeneratif.Kegiatan deteksi
dini dan pemantauan kesehatan lansia yang dapat dilaksanakan
dikelompok lansia atau puskesmas dengan melalui Kartu Menuju
Sehat (KMS ).

12
3. Kegiatan kuratif
Kegiatan pengobatan ringan bagi lanjut usia yang sakit bila dimungkinkan
dapat dilakukan di kelompok lansia / posyandu.Pengobatan selanjutnya
dilakukan di Puskesmas pembantu atau induk,bila sakit yang diderita lansia
perlu penanganan dengan fasilitas yang lebih lengkap, maka dilakukan
rujukan ke RS setempat.

4. Kegiatan rehabilitatif
Upaya rehabilitatif ini dapat berupa upaya medis,psikososial,edukatif
maupun upaya-upaya lain yang dapat semaksimal mungkin mengembalikan
fungsional dan kepercayaan diri lansia.

13
BAB V

PENUTUP

Pedoman Pelaksanaan Posyandu ini dibuat sebagai acuan bagi Penanggung


Jawab Program, pelaksana programdan Bidan Desa dalam melaksanakan kegiatan.
Pedoman ini dapat diubah sesuai dengan kebutuhan dan kaidah yang berlaku
untuk menyesuaikan dengan perkembangan keadaan.

Kegiatan Posyandu Lansia akan berhasil apabila ada komitmen yang kuat dari
Kepala Puskesmas, Penanggung jawab UKM dan Penanggung jawab Program serta
pelaksana program juga keterlibatan masyarakat dan lintas sektor terkait

Demikian pedoman ini kami susun, kritik dan saran kami terima untuk
kesempurnaan pedoman ini, semoga pedoman ini bermanfaat bagi kita semua.

14

You might also like