Professional Documents
Culture Documents
Akut Limb Iskemik (Ali)
Akut Limb Iskemik (Ali)
Pengertian
Akut Limb Iskemik (ALI) adalah oklusi akut dari suatu arteri pada ekstremitas dimana
terjadi penurunan secara tiba-tiba atau perburukan perfusi ke anggota gerak yang
menyebabkan ancaman potensial terhadap viabilitas ekstremitas (Rahmad, 2011).
Akut Limb Iskemik (ALI) merupakan suatu keadaan penurunan perfusi/ perburukan
perfusi secara tiba tiba pada anggota gerak yang menyebabkan ancaman potensial
terhadap viabilitas anggota gerak. Penyakit ini disebabkan oleh thrombus, embolus,
trauma vaskular, aneurisma serta penyebab lainnya. Oleh karena penyakit ini
mempunyai prognosis yang cenderung buruk, maka perlu untuk mengenal tanda-
tanda atau gejala penyakit ini.
Etiologi
1. Trombosis
Emboli
Sekitar 80% emboli timbul dari atrium kiri, akibat atrial fibrilasi atau
miokard infark.Kasus lainnya yang juga berakibat timbulnya emboli adalah katup
prostetik, vegetasi katup akibat peradangan pada endokardium, paradoksikal emboli
(pada kasus DVT) dan atrial myxoma.Aneurisma aorta merupakan penyebab dari
sekitar 10% keseluruhan kasus yang ada, terjadi pada pembuluh darah yang sehat.
3. Faktor Resiko dibagi menjadi dapat dirubah dan tidak dapat dirubah
Menurut Rangkuti mengatakan bahwa beberapa faktor resiko untuk penyakit arteri
perifer yaitu:
1. Yang dapat dirubah :
Merokok
Diabetes melitus
Semakin tinggi kadar gula dalam darah akan mempungaruhi viskositas darah,
sehingga resiko timbulnya aterosklerosis meningkat.
Hiperlipidemia
Dengan peningkatan kadar lemak dalam darah, sehingga lemak beresiko akan
menempel pada dinding dipembuluh darah.
Hipertensi
Tekanan darah tinggi yang berlangsung secara terus menerus akan mengakibatkan
meningkatnya tekanan pada dinding arteri, sehingga akan menyebabkan kerusakan
pada pembuluh darah arteri.
Patofisiologi
Penyebab dari Akut Limb Iskemik adalah trombus/embolus yang sebagian besar
berasal dari jantung kemudian menuju ke arteri besar selanjutnya berhenti pada
pembuluh darah yang lebih kecil dari embolus lalu menumpuk dan menutup aliran
darah pada pembuluh yang lebih kecil terutama pada daerah yang bercabang
seperti pada arteri iliaka, femoralis, poplitea, tibialis dan dorsalis pedis akhirnya
saluran darah ke arah distal berhenti dan dapat menimbulkan Akut Limb Iskemik
(ALI).
Perjalanan Akut Limb Iskemik (ALI) yang cukup kompleks ini, dapat menimbulkan
beberapa masalah pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang menunjukkan suatu
masalah keperawatan yang kompleks pula, diantaranya gangguan perfusi jaringan,
gangguan rasa nyaman nyeri, intoleransi aktivitas, cemas, resiko tinggi perdarahan
dan resiko tinggi cedera serta banyak lagi yang satu sama lain saling berhubungan
dan perlu segera ditangani.
1. Pain (nyeri).
2. Parasthesia (tidak mampu merasakan sentuhan pada ekstremitas).
3. Paralysis (kehilangan sensasi motorik pada ekstremitas).
4. Pallor (pucat).
5. Pulseless (menurunnya/tidak adanya denyut nadi).
6. Perishingly cold /Poikilothermia (dingin pada ekstremitas).
Pada awalnya tungkai tampak pucat, tetapi setelah 6-12 jam akan terjadi
vasodilatasi yang disebabkan oleh hipoksia dari otot polos vaskular. Kapiler akan
terisi kembali oleh darah teroksigenasi yang stagnan, yang memunculkan
penampakan mottled (yang masih hilang bila ditekan). Bila tindakan pemulihan aliran
darah arteri tidak dikerjakan, kapiler akan ruptur dan akan menampakkan kulit yang
kebiruan yang menunjukkan iskemia irreversibel. Nyeri terasa hebat dan seringkali
resisten terhadap analgetik.Adanya nyeri pada ekstremitas dan nyeri tekan dengan
penampakan sindrom kompartemen menunjukkan tanda nekrosis otot dan keadaan
kritikal (yang kadangkala irreversibel).
Klasifikasi
1. Kelas I :
1. Kelas IIa :
Perfusi jaringan tidak memadai pada aktifitas tertentu. Timbul klaudikasi intermiten
yaitu nyeri pada otot ekstremitas bawah ketika berjalan dan memaksakan berhenti
berjalan,nyeri hilang jika klien istirahat dan sudah mulai ada kehilangan sensorik.
1. Kelas IIb:
Perfusi jaringan tidak memadai,ada kelemahan otot ekstremitas dan kehilangan
sensasi pada ekstremitas. Harus dilakukan intervensi selanjutnya seperti
revaskularisasi ataupun embolektomi.
1. Kelas III:
Telah terjadi iskemia berat yang mengakibatkan nekrosis, kerusakan syaraf yang
permanen, irrevesibel, kelemahan ekstremitas, kehilangan sensasi sensorik,
kelainan kulit atau gangguan penyembuhan lesi kulit. Intervensi tindakan yang
dilakukan yaitu amputasi.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Doppler ultrasonography
1. Angiografi
Untuk mengetahui letak obstruksi, gambaran cabang arteri dan bagian distal yang
dialiri dan untuk mendiagnosa adanya emboli sehingga dapat melakukan tindakan
intervensi selanjutnya.
1. MSCT
Untuk melihat lokasi dan penyebab kelainan, adanya diseksi terutama pada diseksi
aorta.
1. Elektrokardiografi (EKG)
Mengidentifikasi gangguan irama jantung penyebab Akut Limb Iskemik (ALI) misal
AF.
1. Echokardiografi
Penatalaksanaan Medis
Akut Limb Iskemik (ALI) merupakan keadaan yang darurat yang memerlukan
tatalaksana (revaskularisasi) segera, meminimalisir waktu revaskularisasi penundaan
dalam melepaskan oklusi merupakan hal yang terpenting karena dapat mengurangi
resiko kehilangan anggota gerak meningkat dengan durasi dari iskemik akut. Pada
suatu penelitian, angka amputasi ditemukan meningkat terhadap interval antara onset
dari ALI dan eksplorasi yaitu 6% dalam 12 jam, 12% dalam 13-24 jam, dan 20%
setelah 24 jam.
1. Therapy Awal
Preoperative anticoagulation dengan IV heparin untuk menghindari penambahan
bekuan darah. Pre intervensi antikoagulan dengan kadar teraupetik heparin juga
mengurangi morbiditas dan mortalitas.
Analgesik yang tepat
Pemantauan sederhana untuk meningkatkan perfusi yang masih ada yaitu hindari
penekanan berlebihan pada area yang sakit dan hindari suhu yang ekstrim
Hipotensi terutama pada diseksi aorta
2. Catheter directed thromboliysis
1. Terapi trombolitik
Therapi tromolitik dapat dilakukan pada oklusi akut tanpa ditemukan tanda iskemi
anggota gerak. Diberikan secara PIAT (Peripheral Intra Arterial Trombolitik) bila tidak
ada kontraindikasi. Obat trombolitik yang sering dipakai :
Monitoring trombolitik :
Bila fibrinogen < 150 mg / dl kadar fibrinogen dinilai ulang dalam 24 jam nilai normal
fibrinogen 180-350 mg/dl
Bila fibrinogen < 100 mg / dl trombolitik harus dihentikan
Trombolitik juga dihentikan bila :
Absolute
1. Gangguan perdarahan aktif
2. Perdarahan gastrointestinal dalam 10 hari terakhir
3. Gangguan serebrovaskular dalam 6 bulan terakhir
4. Pembedahan intracranial atau pembedahan spinal dalam 3 bulan terakhir
5. Cedera kepala dalam 3 bulan terakhir
Relatif
1. Pembedahan besar atau trauma dalam 10 hari terakhir
2. Hipertensi ( sistolik > 180 mmHg atau diastolic > 110 mmHg )
3. Resusitasi kardiopulmoner dalam 10 hari terakhir
1. Pembedahan
Komplikasi
Hiperkalemia
1. Sindrom kompartemen adalah nyeri saat flexi/extensi, kelemahan otot, tidak mampu
respon terhadap stimulasi sentuhan, pucat, nadi lemah/tidak teraba. Pembengkakan
jaringan dalam kaitannya dengan reperfusi menyebabkan peningkatan pada tekanan
intracompartment tekanan, penurunan aliran kapiler, iskemia, dan kematian jaringan
otot (pada >30 mmHg). Penanganannya adalah dengan dilakukannya fasciotomy.
Terapi trombolitik, akan menurunkan risiko compartment syndrome dengan reperfusi
anggota gerak secara berangsur-angsur