Professional Documents
Culture Documents
KONSEP
KONSEP
KONSEP
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian dari Distress Spiritual ?
2. Apa saja Karakteriktik Distress Spritual ?
3. Apa saja Etiologi Distress Spiritual ?
4. Apa saja Manifestasi Klinik Distress Spiritual ?
5. Apa saja Penatalaksanaan Distress Spiritual ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Distress Spiritual
2. Untuk mengetahui Karakteristik dari Distress Spiritual
3. Untuk mengetahui Etiologi dari Distress Spiritual
4. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis dari Distress Spiritual
5. Untuk mengetahui Penatalaksanaan dari Distress Spiritual
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.2 Karakteristik
Nanda (2005) meliputi empat hubungan dasar yaitu :
1. Hubungan dengan diri
a. Ungkapan kekurangan
1. Harapan
2. Arti dan tujuan hidup
3. Perdamaian/ketenangan
b. Penerimaan
c. Cinta
d. Memaafkan diri sendiri
3
e. Keberanian
1. Marah
2. Kesalahan
3. Koping yang buruk
2. Hubungan dengan orang lain
a. Menolak berhubungan dengan tokoh agama
b. Menolak interaksi dengan tujuan dan keluarga
c. Mengungkapkan terpisah dari sistem pendukung
d. Mengungkapkan pengasingan diri
3. Hubungan dengan seni, musik, literatur, dan alam
a. Ketidakmampuan untuk mengungkapkan kreativitas (bernyanyi,
mendengarkan musik, menulis)
b. Tidak tertarik dengan alam
c. Tidak tertarik dengan bacaan keagamaan
4. Hubungan dengan kekuatan yang lebih besar dari dirinya
a. Ketidakmampuan untuk berdo’a
b. Ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan
c. Mengungkapkan terbuang oleh atau karena kemarahan Tuhan
d. Meminta untuk bertemu dengan tokoh agama
e. Tiba-tiba berubah praktik agama
f. Ketidakmampuan untuk introspeksi
g. Mengungkapkan hidup tanpa harapan, menderita
2.3 Etiologi
4
b. Pengkajian Psikologis Status mental, mungkin adanya depresi, marah,
kecemasan, ketakutan, makna nyeri, kehilangan kontrol, harga diri rendah,
dan pemikiran yang bertentangan (Otis-Green, 2002).
c. Pengkajian Sosial Budaya dukungan sosial dalam memahami keyakinan
klien (Spencer, 1998).
1. Faktor Predisposisi
2. Faktor Presipitasi
a. Kejadian Stresfull
b. Ketegangan Hidup
5
perbedaan keyakinan dan ketidakmampuan menjalankan peran spiritual
baik dalam keluarga, kelompok maupun komunitas.
Menurut Safarino (2002) terdapat lima tipe dasar dukungan sosial bagi distres
spiritual:
1. Dukungan emosi yang terdiri atas rasa empati, caring, memfokuskan pada
kepentingan orang lain.
2. Tipe yang kedua adalah dukungan esteem yang terdiri atas ekspresi positif
thingking, mendorong atau setuju dengan pendapat orang lain.
3. Dukungan yang ketiga adalah dukungan instrumental yaitu menyediakan
pelayanan langsung yang berkaitan dengan dimensi spiritual.
4. Tipe keempat adalah dukungan informasi yaitu memberikan nasehat,
petunjuk dan umpan balik bagaimana seseorang harus berperilaku
berdasarkan keyakinan spiritualnya.
6
5. Tipe terakhir atau kelima adalah dukungan network menyediakan
dukungan kelompok untuk berbagai tentang aktifitas spiritual. Taylor, dkk
(2003) menambahkan dukungan apprasial yang membantu seseorang untuk
meningkatkan pemahaman terhadap stresor spiritual dalam mencapai
keterampilan koping yang efektif.
Menurut Mooss (1984) yang dikutip Brunner dan Suddarth
menguraikan yang positif (Teknik Koping) dalam menghadapi stress, yaitu:
1. Pemberdayaan Sumber Daya Psikologis (Potensi diri)
Sumber daya psikologis merupakan kepribadian dan kemampuan
individu dalam memanfaatkannya menghadapi stres yang disebabkan
situasi dan lingkungan (Pearlin & Schooler, 1978:5). Karakterisik di bawah
ini merupakan sumber daya psikologis yang penting, diantaranya adalah:
1. Pikiran yang positif tentang dirinya (harga diri)
Jenis ini bermanfaat dalam mengatasi situasi stres,
sebagaimana teori dari Colley’s looking-glass self : rasa percaya diri,
dan kemampuan untuk mengatasi masalah yg dihadapi.
2. Mengontrol diri sendiri
Kemampuan dan keyakinan untuk mengontrol tentang diri
sendiri dan situasi (internal control) dan external control (bahwa
kehidupannya dikendalikan oleh keberuntungan, nasib, dari luar)
sehingga pasien akan mampu mengambil hikmah dari sakitnya
(looking for silver lining).
7
yang penting untuk dipikirkan dan semuanya akan berakhir dengan
sendirinya. Sebagaian orang berpikir bahwa setiap suatu kejadian akan
menjadi sesuatu tantangan dalam hidupnya. Sebagian lagi menggantungkan
semua permasalahan dengan melakukan kegiatan spiritual, lebih
mendekatkan diri kepada sang pencipta untuk mencari hikmah dan makna
dari semua yang terjadi.
3. Teknik Perilaku
Teknik perilaku dapat dipergunakan untuk membantu individu
dalam mengatasi situasi stres. Beberapa individu melakukan kegiatan yang
bermanfaat dalam menunjang kesembuhannya. Misalnya, pasien HIV akan
melakukan aktivitas yang dapat membantu peningkatan daya tubuhnya
dengan tidur secara teratur, makan seimbang, minum obat anti retroviral
dan obat untuk infeksi sekunder secara teratur, tidur dan istirahat yang
cukup, dan menghindari konsumsi obat-abat yang memperparah keadan
sakitnya.
2.6 Penatalaksanaan
a. Terapi Aktivitas
1. Psikofarmaka pada distres spiritual tidak dijelaskan secara tersendiri.
Berdasarkan dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan
Jiwa (PPDGJ) di Indonesia III aspek spiritual tidak digolongkan secara
jelas apakah masuk kedalam aksis satu, dua, tiga, empat atau lima
2. Memantau keefektifan dan efek samping obat yang diminum
3. Mengukur vital sign secara periodik
b. Manipulasi lingkungan
1. Memodifikasi ruangan dengan menyediakan tempat ibadah.
2. Menyediakan sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan
spiritual.
3. Melibatkan pasien dalam kegiatan spiritual secara berkelompok