Laporan Apds 1

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

Laporan Pratikum Akuisisi dan Pengolahan Data Seismik Refleksi

Program Studi Teknik Geofisika

Jurusan Sains

LAPORAN PRATIKUM MINGGU KE 1

(SIMULASI AKUISISI DATA DAN REKAMAN SINTETIK)

Nama : Ekky Riwandha Kurniawan (12115044)


Shift : (Sabtu),15:00-16:30
Asisten :
Yudha Styawan (12114002)

M. Ahsani Taqwim (12114004)

M. Hanif Syamri (12114003)

PRODI TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS SAINS

INSTITUT TEKNLOGI SUMATERA

2018
deformasi pada medium batuan yang
pada akhirnya besaran-besaran
ABSTRAK
deformasinya akan bergabung pada
Telah dilakukan praktikum aplikasi konstanta-konstanta pada elastisitas
Tesseral . Praktikum ini bertujuan untuk medium yang mengalami vibrasi akibat
Mengetahui penggunakan aplikasi gejala gelombang.
Tesseral dan memahami rambat
gelombang dengan prinsipnya dalam Gelombang menjadi pokok bahasan
interpretasi lapisan bumi. Dengan hasil utama dalam berbagai studi geofisika.
yaitu ketika semakin tinggi nila Melalui penjabarannya, gelombang
densitasnya maka kecepatan perambatan didiskripsikan oleh komponen-
medium akan semakin besar.Gelombang komponennya. Dimulai dengan
yang dipantulkan memiliki sudut yang perioda, frekuensi, hingga amplitude
sama dengan sudut gelombang datang dan cepat rambatannya. Semua
Gelombang yang terpantul dari lapisan komponen tersebut di dalam studi
bawah permukaan dapat kembali ke seismic perambatan gelombang dapat
permukaan sehingga menjadi gelombang dikonversi menjadi sebuah pemetaan
baru. Semakin besar frekuensi maka lebar/kedalaman dengan salah satu
semakin besar kemungkinan data program/aplikasi yaitu Tesseral.
perlapisan itu akan terlihat lebih jelas.
Tesseral adalah sebuah jenis software
pemodelan 2D dan 3D bawah
permukaan dengan data-data awal
berupa gelombang yang diubah
menjadi peta pemodelannya. Tesseral
memproduksi mengumpulkan sintetis,
snapshot dari medan gelombang,
bidang waktu gelombang insiden,
potongan melintang waktu dan gambar
BAB I gempa lainnya. Software Tesseral
memudahkan penggambaran
PENDAHULUAN
underground dengan diskripsi
1.1 Latar Belakang pemodelan karakterisasi setiap lapisan
dengan bias kecepatan perambatan
Seismologi melibatkan analisa gerakan gelombang yang berbeda.
tanah yang disebabkan oleh sumber
energi di dalam bumi, seperti gempa 1.2 Tujuan
bumi atau ledakan. Gejala gelombang 1. Mengetahui penggunakan aplikasi
dalam media bumi padat akan Tesseral.
menyebabkan adanya peristiwa vibrasi 2. Memahami penjalaran gelombang
atau getaran terhadap yang dilalui serta prinsipnya dalam interpretasi
gelombang. Gejala vibrasi dari lapisan bumi.
medium akan menyebabkan efek 3. Dapat mendesain model akuisisi
data dan parameter akuisisi data
Model untuk media cairan jenuh berpori
(Gasman pendekatan);
BAB II
Model Builder memungkinkan
DASAR TEORI pengguna untuk dengan cepat membangun
2.1 Tesseral model dengan tingkat properti batu dan
structural kompleksitas tinggi. Sonic data
Tesseral merupakan sebuah software untuk log dalam format LAS dapat digunakan
memproduksi mengumpulkan sintetis, untuk Vp input, Vs, dan nilai-nilai densitas
snapshot dari medan gelombang, bidang untuk dengan mudahmenciptakan model
waktu gelombang insiden, potongan berlapis tipis yang adalah representasi
melintang waktu dan gambar gempa akurat dari waduk proyek yang
lainnya. sebenarnya. Sistem patahan dalam hingga
tiga zona masing-masing dengan orientasi
AVO-dependensi untuk:
azimut yang berbeda, baik secara vertikal
Model hampir mendekati kompleksitas dan horizontal, dapat didefinisikan.
termasuk dengan kecepatan lateral yang
Viewer interaktif menyajikan hasil
kuat. Sebaliknya, batas curam,
pemodelan dalam format visual yang
kompartementalisasi, dan zona kaustik,
memungkinkan tampilan yang propagasi
memproduksi gelombang kompleks ray-
gelombang film melalui model geologi.
jalan termasuk yang tercermin dari batas-
Film dapat berjalan ke depan atau mundur
batas vertikal dll
untuk memungkinkan pengguna untuk
Model dengan kompleks topografi dan menentukan asal-usul dari semua peristiwa
berbagai kondisi nearsurface, termasuk dan artefak yang diamati pada catatan
situasi ketika sumber / penerima dengan tembakan sintetis. flipping sesaat antara
ketinggian yang berbeda, perangkap, vertikal, X dan Y-arah dan gelombang
permafrost, zona kecepatan variable tekanan catatan memungkinkan
rendah. Ketebalan (memperhitungkan pemahaman penuh dan kaya nilai multi-
dengan teliti komponen kinematika dan komponen rekaman.
dinamika gelombang permukaan,
Prosedur Pencitraan seismik
gelombang satelit, refraksi, dll).
memungkinkan pengolahan pemodelan
model Thin-berlapis yang dibangun atas (sintetis) data. Kemampuan termasuk
dasar akustik dan kepadatan sumur . analisis kecepatan, CDP susun, waktu pre-
stack dan migrasi kedalaman, waktu dan
model media yang transversally kedalaman VSP migrasi, dan AVO-
isotropik dengan sumbu simetri miring, modeling. Sumber dan data yang
yang mungkin rumit rumit dengan sistem dihasilkan dalam format file yang populer
patahan miring. dapat digunakan atau output untuk analisa
lebih lanjut dan pengolahan di paket lain.
Model dengan sifat visco-elastis (Q-
Perangkat lunak ini berjalan perhitungan
faktor) tambahan yang memungkinkan
diparalelkan pada berbagai platform
simulasi penyerapan energi seismik dan
perangkat lunak termasuk Windows dan
efek gelombang seperti dispersi kecepatan.
cluster Linux, mempekerjakan terbaru mempunyai kecepatan rambat paling besar
multicore dan GPU teknologi. diantara gelombang seismik yang lain. 2.

2.2 Gelombang Seismik Gelombang Sekunder

Sumber gelombang seismik pada mulanya (transversal/shear wave) Gelombang


berasal dari gempabumi alam yang dapat sekunder adalah gelombang yang arah
berupa gempa vulkanik maupun gempa getarannya tegak lurus terhadap arah
tektonik, akan tetapi dalam seismik perambatan gelombang. Gelombang ini
eksplorasi sumber gelombang yang hanya dapat merambat pada material padat
digunakan adalah gelombang seismik saja dan mempunyai kecepatan gelombang
buatan. Ada beberapa macam sumber yan lebih kecil dibandingkan gelombang
gelombang seismik buatan seperti dinamit, primer.
benda jatuh, airgun, watergun, vaporchoc,
sparker, maupun vibroseis. Sumber IPenjalaran Gelombang Seismik Untuk
gelombang seismik buatan tersebut pada memahami penjalaran gelombang seismik
hakekatnya membangkitkan gangguan pada bawah permukaan diperlukan
sesaat dan lokal yang disebut sebagai beberapa asumsi sebagai berikut :
gradien tegangan (stress). Gradien 1. Panjang gelombang seismik yang
tegangan mengakibatkan terganggunya digunakan jauh lebih kecil dibandingkan
keseimbangan gaya-gaya di dalam dengan ketebalan lapisan batuan. Dengan
medium, sehingga terjadi pergeseran titik kondisi seperti ini memungkinkan setiap
materi yang menyebabkan deformasi yang lapisan batuan akan terdeteksi.
menjalar dari suatu titik ke titik lain.
2. Gelombang seismik dipandang sebagai
Deformasi ini dapat berupa pemampatan sinar yang memenuhi Hukum Snellius,
dan perenggangan partikel-partikel Prinsip Huygens dan Prinsip Fermat.
medium yang menyebabkan osilasi
densitas/tekanan maupun pemutaran 3. Medium bumi dianggap berlapis-lapis
(rotasi) partikel-partikel medium. Apabila dan setiap lapisan menjalarkan gelombang
medium bersifat elastis sempurna, maka seismik dengan kecepatan yang berbeda-
setelah mengalami deformasi sesaat tadi beda.
medium kembali ke keadaan semula. 16
4. Pada bidang batas antar lapisan,
Menurut cara bergetarnya gelombang
gelombang seismik menjalar dengan
seismik dibagi menjadi dua macam yaitu:
kecepatan gelombang pada lapisan di
1.
bawahnya. 17 5. Semakin bertambahnya
Gelombang Primer kedalaman lapisan batuan, maka semakin
kompak lapisan batuannya, sehingga
(longitudinal/compussional wave) kecepatan gelombang pun semakin
Gelombang primer adalah gelombang yang bertambah seiring dengan bertambahnya
arah pergerakan atau getaran partikel kedalaman.
medium searah dengan arah perambatan
gelombang tersebut. Gelombang ini
Keterangan : Pembiasan cahaya pada
bidang antarmuka antara dua medium
Hukum Fisika Gelombang Seismik dengan indeks bias berbeda, dengan n2 >
n1. Karena kecepatan cahaya lebih rendah
1. Hukum Snellius Hukum snellius di medium kedua (v2 < v1), sudut bias θ2
menyatakan bahwa bila suatu gelombang lebih kecil dari sudut datang θ1; dengan
jatuh pada bidang batas dua medium yang kata lain, berkas di medium berindeks
mempunyai perbedaan densitas, maka lebih tinggi lebih dekat ke garis normal.
gelombang tersebut akan dibiaskan, jika
sudut datang gelombang lebih kecil atau 2. Prinsip Huygens menyatakan
sama dengan sudut kritisnya. Gelombang bahwa setiap titik-titik pengganggu yang
akan dipantulkan, jika sudut datangnya berada di depan muka gelombang utama
lebih besar dari sudut kritisnya. akan menjadi sumber bagi terbentuknya
Gelombang datang, gelombang bias, deretan gelombang yang baru. Jumlah
gelombang pantul terletak pada suatu energi total deretan gelombang baru
bidang datar. 18 Perumusan matematis tersebut sama dengan energi utama.
hukum Snellius adalah : Gambar di bawah ini menunjukkan prinsip
Huygens.

Lambang θ1,θ2 merujuk pada sudut datang


dan sudut bias, v1 dan v2 pada kecepatan
cahaya sinar datang dan sinar bias.
Lambang n1 merujuk pada indeks bias
medium yang dilalui sinar datang, Di dalam eksplorasi seismik titik-titik di
sedangkan n2 adalah indeks bias medium atas dapat berupa patahan, rekahan,
yang dilalui sinar bias. Gambar 7. pembajian, antiklin, dll. Sedangkan
deretan gelombang baru berupa gelombang BAB III
difraksi. Untuk menghilangkan efek ini
dilakukanlah proses migrasi. METODOLOGI
3.1. Penggunaan Tesseral
3. Prinsip Fermat menyatakan bahwa
jika sebuah gelombang merambat dari satu Langkah-langkah melakukan permodelan
titik ke titik yang lain, maka gelombang menggunakan Tesseral adalah sebagai
tersebut akan memilih jejak yang tercepat. berikut.
Kata tercepat diboldkan untuk memberikan 1. Buka Program Tesseral lalu atur
penekanan bahwa jejak 20 yang akan tingkat ketelitian data yang akan
dilalui oleh sebuah gelombang adalah jejak digunakan dan atur jarak/ panjang dari
yang secara waktu tercepat bukan yang daerah pengukuran serta tentukan
terpendek secara jarak. Tidak selamanya kedalaman yang hendak diinterpretasikan.
yang terpendek itu tercepat. Kemudian pilih Framework dan atur
source, frekuensi dan jumlah source
Dengan demikian, jika gelombang
melewati sebuah medium yang memiliki
variasi kecepatan gelombang seismik,
maka gelombang tersebut akan cenderung
melalui zona-zona kecepatan tinggi dan
menghindari zona-zona kecepatan rendah.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di
bawah ini.

Gambar 3.2 Penentuan ketelitian dan


Penentuan Jarak dan Kedalaman

2. Lalu akan muncul kotak dialog


pembuatan permodelan lapisan. Pada
tabel ini dapat ditentukan Vs dan Vp
pada polygon awal dan dapat dilakukan
pembuatan lapisan awal dari batuan.

Gambar 3.3 Penentuan Poligon Awal


3. Lakukan pembentukan lapisan
dengan memilih tools New
Polygon. Pada bagian ini dapat
dibuat lapisan dengan jenis yang
berbeda-beda mulai dari patern,
Vp,Vs dan Densitas.

Gambar 3.6 Acoustic modeling


6. Kemudian didapatkan nilai modeling
dari frekuensi 30Hz

Gambar 3.4 Pemodelan Geologi

Gambar 3.5 framework


4. Lakukan Run-Acoustic Modelling
dengan cara klik tab menu Run,
pilih Accoustic Modelling. Tunggu Gambar 3.7 Modeling 30Hz
Hingga Proses berakhir.
DIAGRAM ALIR

Buka software tesseral 2-D Source Frequency 30 Hz

Lakukan pengaturan data pada Frame Work Buatlah Polygon Baru

Aturlah polygon dengan


macam macam pelapisan
Pilih Elastic Modeling Klik pada Tool bar Run
dengan batuan yang
diinginkan

Lakukan picking pada


reflektor yang terlihat Tentukan nilai dari offset
dan waktu Lakukan perhitungan
menggunakan Ms. Excel
Lakukan perbandingan
hingga mendapatkan Vrms,
kedalaman yang Lakukan run/shoot
T0 dan kedalaman
didapatkan dari tiga kali sebanyak 3 kali
shoot

Lakukan analisis pada hasil


yang telah didapatkan

BAB IV
Observation
ANALISA DAN
PEMBAHASAN Position Horizontal Line

4.1. Analisa Data From 0


Data yang diinputkan pada tesseral adalah
Vp, Vs dan densitas serta lebar dan To 4700 m
panjang penampang yang diinginkan.
Interval 100 m
Tabel 4.1 Data yang diinputkan pada
tesseral Margin 2500

Start 0,02
Top 0
Stop 10
Bottom 5000 m
Tabel 4.2 Data Lapisan pada Permodelan
Left 0 Geologi

Right 10000 m
4.2. Hasil Run Data 4.3 Pembahasan
Dari data hasil praktikum di area A. Shot Point 1
percobaan degan satu sumber gelombang, Reflekor 1 Gradien 1 1,00548e-07
48 penerima gelombang (receiver), T1 1,304 Gradien 2 3,5e-08
interval antar receiver 100 meter, T2 2,342 G rata” 6,7554e-08
frekuensi awal 30 Hz, sampling rate 0.01 T3 1,358 Vrms 3847,463117
s, dan kedalaman 5000. X1 0 Z 2508,545952
X2 1000
X3 1500

Reflekor 2 Gradien 1 3,68969e-07


T1 2,72 Gradien 2 1,3e-08
T2 2,787 G rata” 1,91177e-07
T3 2,79 Vrms 2287,084931
X1 0 Z 3110,435506
X2 1000
Model yang terrepresentasikan oleh X3 1500
perambatan gelombang seismik refleksi
adalah lapisan 1,2,3,4.
Dengan hasil pengolahan sebagai berikut :

Hasil Shot Point 1


B. Shot Point 2 batuan akan terekam oleh
receiver/geophone dan juga
Reflekor 1 pembiasan/refraksi dapat dilihat ketika
Gradien 1 -1,4151e-09
T1 0,609 gelombang melewati suatu lapisan dan
Gradien 2 2,8e-08
T2 0,585 menuju lapisan selanjutnya yang dapat
G rata” 1,34661e-08
T3 0,628 dikatakan mengalami perambatan ke
Vrms 8617,460714 medium yang lain akan mengalami
X1 4000
Z 2624,016787 pembelokan/refraksi.
X2 4500
X3 4700 Kecepatan gelombang akan semakin
besar seiring bertambahnya kedalaman,
hal itu dapat dilihat dari warna
Reflekor 2 Gradien 1 2,74044e-09 gelombangnya dan kerapatan dari
T1 0,567 Gradien 2 4,7e-08 gelombangnya. Juga dapat dilihat
T2 0,612 G rata” 2,50202e-08 bahwa energi gelombang mekanik
T3 0,678 Vrms 6321,998954 yang diberikan akan semakin kecil dan
X1 4100 Z 7,09323e-09 lama kelamaan akan hilang. Untuk
X2 4400 gelombang yang dipantulkan, maka
X3 4600 gelombangnya akan kembali ke arah
permukaan, hal ini merupakan
pembuktian dari hukum snellius yang
mengatakan bahwa jika gelombang
datang dari medium yang kurang rapat
menuju medium yang lebih rapat
dibiaskan mendekati garis normal.
Sebaliknya gelombang yang datang
dari medium yang lebih rapat menuju
medium yang kurang rapat dibiaskan
menjauhi garis normal . ketika
Hasil Shot Point 2 gelombang hasil refleksi mencapai
permukaan gelombang baru muncul
Telah dilakukan percoban kembali dari permukaan dan kembali
perambatan gelombang dengan menuju bawah permukaan. Hal ini
menggunakan aplikasi tesseral. didasari oleh Prinsip Huygens yang
Praktikum ini memiliki tujuan untuk menyatakan bahwa setiap titik-titik
Mengetahui penggunaan aplikasi pengganggu yang berada di depan
software tesseral dan untuk Memahami muka gelombang utama akan menjadi
rambat gelombang serta prinsipnya sumber bagi terbentuknya deretan
dalam interpretasi lapisan bumi. Pada gelombang yang baru. Besarnya nilai
praktikum, digunakan source yang dari semua gelombang baru sama
ditembakkan dari atas permukaan dan dengan besarnya nilai dari gelombang
receiver berada berjejer di atas awal nya .
permukaan. Frekuensi yang digunakan Pada hasil dapat kita lihat bahwa
adalah 30 Hz. Pada pemodelan geologi semakin rapat(semakin besar Densitas)
dilakukan variasi jenis batuan yang sebuah lapisan maka lapisan tersebut
tentunya akan memiliki variasi Vp,Vs, akan dirambati oleh gelombang lebih
dan densitas bataun tersebut. Setelah di cepat. Pada hasil juga kita dapat
run acoustic modeling dapat dilihat melihat bentuk gelombang source, itu
bahwa pada source memancarakan merupakan perambatan gelombang
sinyal/gelombang yang berbentuk V langsung yang diterima oleh
terbalik dan hasil pantulan/refleksi dari geophone/reseptor dan itu adalah data
yang biasa didapat karena gelombang Daftar Pustaka
awal/source akan merambat
membentuk setengah lingkaran  https://id.wikipedia.org/wiki/Seism
sehingga diterima oleh reseptor lebih ik_refraksi
cepat. Data tersebut merupakan data  https://jurnal.uns.ac.id/ijap/article/d
yang tidak terlalu berpengaruh dan
ownload/1422/4616
dapat dikatakan bahwa itu merupakan
noise. Dengan semakin besarnya nilai  https://media.neliti.com/media/publ
dari frekuensi, yang di mana nilai ications/15442-ID-desain-
frekuensi akan berbanding terbalik parameter-akusisi-seismik-3d-
dengan panjang gelombang, maka menggunakan-metode-statik-dan-
lapisan yang dilalui dapat digambarkan dinamik-dengan.pdf.
dengan baik. Panjang gelombang
 https://seisxploresurvey.wordpress.
seismik yang digunakan jauh lebih
kecil dibandingkan dengan ketebalan com/2015/10/09/pemodelan-
lapisan batuan. kedepan-survey-seismik-2-d-untuk-
paramater-akuisisi/.
Kemudian terjadinya perbedaan
nilai, dikarenakan human error atau
ketidakpastian penentuan titik (picking
data) saat menentukan titik shot point.

BAB V
KESIMPULAN
 Ketika semakin tinggi nilai sebuah
densitasnya maka kecepatan
perambatan medium akan semakin
besar.
 Gelombang yang dipantulkan
memiliki sudut yang sama dengan
sudut gelombang datang
 Gelombang yang terpantul dari
lapisan bawah permukaan dapat
kembali ke permukaan sehingga
menjadi gelombang baru.
 Semakin besar frekuensi maka
semakin besar kemungkinan data
perlapisan itu akan terlihat lebih
jelas.

You might also like