Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 20

PROPOSAL SUPERVISI

MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG BOUGENVILLE RSUD DORIS SYLVANUS
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktik Keperawatan 10

Oleh :

Kelompok 1

1. Akhmad Riva’I PO.62.20.1.15.111


2. Didi Saputra PO.62.20.1.15.119
3. Elis Fitria PO.62.20.1.15.121
4. Isma Azizah PO.62.20.1.15.127
5. Lila Hidayati PO.62.20.1.15.130
6. M. Alkim PO.62.20.1.15.131
7. Nabilah Aulia Sakinah PO.62.20.1.15.132
8. Yayang Savita PO.62.20.1.15.145
9. Yuanando PO.62.20.1.15.147

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia


Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya
Jurusan Keperawatan
Prodi DIV Keperawatan Reguler II
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini tuntutan masyarakat pada pelayanan keperawatan semakin tinggi karena
tingkat pengetahuan dan kesadaran akan kebutuhan yang tinggi pula. Perawat diharapkan
semakin profesional dalam memberikan pelayanan keperawatan untuk mendapatkan
kepercayaan masyarakat, sehingga dapat memenuhi tuntutan masyarakat sebagai pengguna
jasa keperawatan.
Diharapkan kualitas pelayanan keperawatan senantiasa memenuhi harapan
konsumen dan sesuai standar yang berlaku, maka diperlukan suatu pengawasan terhadap
pelaksanaan asuhan keperawatan. Supervisi merupakan salah satu fungsi dari manajemen.
Seorang manajer hendaknya mampu menjalankan fungsi manajemen agar dapat mencapai
tujuan secara berdaya guna. Manajer ruangan dalam hal ini kepala ruangan melaksanakan
supervisi terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat primer. Supervisi
mempunyai tiga kegunaan, pertama supervisi berguna untuk meningkatkan kemampuan
supervisi dalam memberikan pelayanan pada pelaksana kegiatan (perawat). Kedua, supervisi
bemanfaat untuk meningkatkan kemampuan para pelaksana kegiatan. Ketiga, hasil supervisi
berguna untuk menyusun pedoman atau petunjuk pelaksanaaan layanan professional kepada
pelaksana kegiatan. Supervisi akan mencapai tingkat kegunaan yang tinggi pada kegiatannya
dilakukan melalui tiga prinsip hubungan kemanusiaan yaitu pengakuan dan penghargaan,
objektivitan dan kesejawatan di Ruang Bougenville RSUD Doris Sylvanus.
Oleh karena itu perlu diadakan kegiatan delegasi dan supervisi untuk memberikan
gambaran tentang pelaksanaan dan pendokumentasian supervisi yang sesuai.

B. Tujuan
1.1 Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan peran kepala ruangan sebagai supervisor dalam lingkup
tanggung jawabnya, terutama untuk menilai kinerja perawat dalam pelaksanaan pemberian
obat melalui injeksi intravena di Ruang Bougenville RSUD Doris Sylvanus.
1.2 Tujuan Khusus
a. Kepala ruangan mampu merumuskan tujuan supervisi tindakan pemberian obat
melalui injeksi intravena
b. Kepala ruangan mampu melakukan supervisi pemberian obat melalui injeksi intravena
c. Kepala ruangan mampu mengevaluasi dan menilai pengetahuan perawat dalam
pelaksanaan pemberian obat melalui injeksi intravena
d. Kepala ruangan mampu mengevaluasi dan menilai kinerja perawat dalam pelaksanaan
pemberian obat melalui injeksi intravena
e. Kepala ruangan mampu mengevaluasi dan menilai sikap perawat dalam melakukan
prosedur pemberian obat melalui injeksi intravena
f. Kepala ruangan mampu memberikan reward pada perawat primer dalam prosedur
pemberian obat melalui injeksi intravena
g. Kepala ruangan mampu memberikan konsep solusi dan perbaikan dalam pelaksanaan
prosedur pemberian obat melalui injeksi intravena
h. Kepala ruangan mampu mendokumentasikan hasil supervisi prosedur pemberian obat
melalui injeksi intravena
i. Kepala ruangan mampu memberikan rencana tindak lanjut dari supervisi yang telah
dilakukan.
j. Kepala ruangan mampu membimbing dan memberikan masukan kepada staf

C. Manfaat

Bagi Pasien:

a. Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa


penyembuhan.
b. Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien.
c. Memberikan kepuasan pada pasien.

Bagi Perawat:

a. Dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor perawat.


b. Menjalin kerjasama dan keakraban antar perawat.
c. Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
Bagi Rumah Sakit:

Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.

Bagi Institusi :

Mahasiswa mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan sesuai prosedur tetap yang


benar.
BAB II

MATERI SUPERVISI

A. Pengertian
Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan
perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan (Nursalam, 2007).

B. Tujuan Supervisi
Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga
yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan kemampuan perawat dalam
melaksanakan tugas.

C. Prinsip Supervisi
1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.
2. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, keterampilan hubungan antar
manusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan.
3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan dinyatakan melalui
petunjuk, pengaturan, uraian tugas dan standar.
4. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokrasi antara supervisor dan
perawat pelaksana.
5. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik.
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif, kreatifitas dan
motivasi.
7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam pelayanan
keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan manajer.

D. Pelaksana Supervisi

1) Kepala ruangan
a) Bertanggungjawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada klien di ruang
perawatan.
b) Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
c) Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktik keperawatan di ruang
perawatan.
2) Pengawas perawatan
Bertanggung jawab dalam mensupervisi pelayanan pada Kepala Ruangan yang ada
di instalasinya.

3) Kepala seksi perawatan


Mengawasi instalasi dalam melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh perawat
secara tidak langsung.

E. Langkah-Langkah Supervisi

Tahap I Di Nurse Station (Pra- Supervisi)

Supervisor (Kepala Ruangan) memberitahu PP (Perawat Primer) bahwa akan dilakukan


supervisi prosedur pemberian obat melalui intravena Kegiatan ini bertujuan untuk
mengevaluasi dan menilai pengetahuan, kinerja, sikap perawat dalam melaksanakan
pemasangan infus sehingga dapat meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan.

Tahap II Di Ruang perawat (Pra- Supervisi)

PP bersama PA (perawat assosiate) menyiapkan peralatan. Setelah siap PA memanggil


Kepala ruangan.

Tahap III Di Bed Pasien (Supervisi)

PP bersama PA melakukan prosedur tindakan pemberian obat intarvena. Karu menilai


kinerja perawat berdasarkan instrumen yang telah disiapkan, menilai kognitif, afektif dan
psikomotor saat melakukan tindakan di depan pasien. Bila memungkinkan dilakukan
follow up saat itu juga. Misal cara cuci tangan, komunikasi yang terlewatkan pemberian
obat intarvena. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan validasi data.

Tahap IV Di Ruang Karu (Pos-Supervisi)

Supervisor (Karu) mengklarifikasi permasalahan yang ada

”Fair” (Karu memberitahu kesalahanPP)

“Feedback” (Karu memberitahu PP bagaimana tindakan yang seharusnya)

“Follow-Up” (Karu bersama PP merencanakan tindakan tersebut secara bersama untuk


melakukan perbaikan).
“Reinforcement” (Karu memberikan reward dan dukungan pada PP dan PA)

F. Peran Supervisor dan Fungsi Supervisi Keperawatan


Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah mempertahankan keseimbangan
pelayanan keperawatan dan manajemen sumber daya yang tersedia (Nursalam,2007).

1) Manajemen Pelayanan Keperawatan.


Tanggungjawab supervisor adalah

a. Menetapkan dan mempertahankan standar praktik keperawatan.


b. Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang diberikan.
c. Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur pelayanan keperawatan,
kerjasama dengan tenaga kesehatan lain yang terkait.
2) Manajemen Anggaran
Manajemen keperawatan berperan aktif dalam membantu perencanaan dan
pengembangan. Supervisor berperan dalam:

a. Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana tahunan yang


tersedia, mengembangkan tujuan unit yang dapat dicapai sesuai tujuan di Ruang
Bougenville RSUD Doris Sylvanus
b. Membantu mendapatkan informasi statistik untuk merencanakan anggaran
keperawatan.
c. Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola.
Supervisi yang berhasil guna dan berdaya guna tidak dapat terjadi begitu saja,
tetapimemerlukan praktik dan evaluasi penampilan agar dapat dijalankan dengan tepat.
Kegagalan supervisi dapat menimbulkan kesenjangan dalam pelayanan keperawatan.

G. Teknik Supervisi

1) Proses supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen kelompok, yaitu


a. Mengacu pada standar asuhan keperawatan.
b. Fakta pelaksanaan praktik keperawatan sebagai pembanding untuk menetapkan
pencapaian.
c. Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan kualitas asuhan.
2) Area Supervisi.
a. Pengetahuan perawat tentang perkembangan klien..
b. Ketrampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar.
c. Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran, empati.
3) Cara Supervisi
Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu

a. Langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung,
dimana supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, feed back dan perbaikan. Adapun
prosesnya adalah
1. Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan keperawatan
didampingi oleh supervisor.
2. Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement dan
petunjuk.
3. Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi yang
bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan memperbaiki yang masih
kurang. Reinforcement pada aspek yang positif sangat penting dilakukan oleh
supervisor.
b. Supervisi secara tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Supervisor tidak
melihat langsung apa yang terjadi di lapangan sehingga mungkin terjadi
kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.
BAB III

PELAKSANAAN

PELAKSANAAN

Kegiatan supervisi prosedur injeksi intravena akan dilaksanakan pada:

Hari/ tanggal : Rabu, 23 Mei 2018

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Di Ruang Bougenville RSUD Doris Sylvanus

Topik : Supervisi peran perawat dalam prosedur pemberian obat melalui


injeksi intravena

Supervisor : Kepala ruangan

Sasaran : Perawat primer yang mendelegasikan tugas kepada Perawat Associate

MATERI YANG DISUPERVISI

1. Persiapan prosedur pemberian obat melalui injeksi intravena


2. Pelaksanaan prosedur pemberian obat melalui injeksi intravena

INSTRUMEN
Instrumen pemberian obat melalui injeksi intravena
a. Persiapan Alat

1. Instrumen penilaian Supervisi


a) Format penilaian instrumen supervisi prinsip pelaksanaan pemberian obat
intarvena
b) Format laporan supervisi keperawatan
STRUKTUR PENGORGANISASIAN

Penanggung jawab :

Kepala Ruangan :

Perawat Primer 1 :

Perawat Primer 2 :

Perawat Associate 1 :

Perawat Associate 2 :

PELAKSANAAN KEGIATAN

Tahap PERAWAT
KARU PERAWAT PRIMER Tempat
kegiatan ASSOCIATE

Pra 1. Salam Pembukaan 1. Menguraikan tentang 1.Menerima Ruang Karu


Supervisi 2. Menyampaikan tindakan pemberian obat delegasi dari
tujuan supervisi intarvena itu perawat primer
5 menit 3. Menentukan 2. Mendelegasikan kepada untuk
kegiatan yang akan perawat associate untuk menyiapkan
disupervisi: menyiapkan perlengkapan pemberian obat
mengecek kondisi pemberian obat intarvena intarvena
pasien yang akan
dilakukan
pemberian obat
intarvena
4. Menjelaskan
instrumen/ format
penilaian yang akan
digunakan.
5. Mempersilahkan
perawat primer
untuk tindakan
pemberian obat
intarvena
Supervisi 1. Melakukan 1. Melakukan cross cek 1. Membantu Bed Pasien
pengawasan & kelengkapan pemberian perawat primer
15 menit koordinasi obat intarvena mempersiap-kan
2. Menjelaskan kepada pasien alat yang belum
dan keluarga tentang ada untuk
2. Melakukan prosedur pemberian obat pemberian obat
crosscheck intarvena intarvena
kelengkapan alat. 3. Mendelegasikan pada 2. Membawa
3. Menilai pelaksanaan perawat assosiate untuk trolley ke bed
pemberian obat membantu pemberian obat pasien
intarvena intarvena 3. Menerima
berdasarkan format 4. Melakukan langkah-langkah delegasi dari
supervisi pemberian obat intarvena perawat primer
4. Mencatat jika 5. Menemui Karu bersama untuk membantu
ditemukan ada hal- perawat Assosiate untuk pemberian obat
hal yang perlu evaluasi intarvena
didiskusikan 6. Menemui Karu untuk
bersama perawat evaluasi tindakan perawat
primer dan perawat primer dan perawat
pelaksana. Assosiate
5. Mengisi format/
instrumen penilaian
supervisi
6. Menanyakan
perasaan perawat
primer setelah
dilakukan supervisi
7. Menyampaikan hasil
penilaian supervisi
(fair)
8. Memberikan
feedback, reward,
follow up dan
konsep solusi
terhadap masalah
yang ditemukan
Post 1. Dokumentasi hasil 1. Karu memanggil PP 1. Mendengar-kan Ruang Karu
Supervisi supervisi klarifikasi dengan seksama
2. Salam penutup 2. Supervisor melakukan 2. Menerima hasil
10 menit Tanya jawab dengan PP dan penilaian
PA
3. Menyampaikan hasil
supervisi (Fair)
4. Supervisor memberikan
masukan dan solusi pada PP
dan PA
5. Supervisor memberikan
reinforcement pada PPdan
PA
6. Memberikan feed back dan
follow up
7. Mendengarkan dengan
seksama
8. Menerima hasil penilaian
9. Tanda tangan hasil
supervise
ALUR PELAKSANAAN SUPERVISI

Ka. Bid Perawatan

Kasi Perawatan

Ka. Perawatan IRNA

Menetapkan kegiatan dan tujuan Kepala Ruangan


serta instrumen / alat ukur

Supervisi

Menilai kinerja Perawat PP 1 PP 2

Delegasi

 Fair PA PA
 Feed Back
 Follow Up, pemecahan
masalah,
reward/reinforcement

Kualitas Pelayanan Meningkat

Keterangan : Kegiatan supervisi

Delegasi dan supervisi

Bagan 2.1 Alur Supervisi Keperawatan (Nursalam, 2007)


KRITERIA EVALUASI
1. Struktur:
a. Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan.
b. Menyusun konsep supervisi keperawatan.
c. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik.
d. Menentukan materi supervisi.
e. Persiapan alat dan pasien.
2. Proses:
a. Melaksanakan supervisi keperawatan oleh Karu kepada perawat primer dan
perawat pelaksana.
b. Perawat primer dan perawat pelaksana melaksanakan tugas sesuai dengan
diskripsi tugas masing-masing.
c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
d. Karu mengisi lembar penilaian sesuai petunjuk tehnis pengisian.
3. Hasil:

a. Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal.


b. Supervisi dilaksanakan sesuai dengan rencana.
c. Supervisor mengevaluasi hasil supervise.
d. Supervisor memberikan reward/feed back pada perawat primer dan perawat
pelaksana.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2007.Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi kedua. Salemba Medika. Jakarta.

Nursalam. 2001.Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Salemba


Medika. Jakarta

Potter&Perry. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Edisi


4.EGC. Jakarta
LAMPIRAN

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR


MEMBERIKAN OBAT INJEKSI
INTRAVENA (BOLUS/VENFLON)

Pengertian Memberikan obat melalui suntikan ke dalam pembuluh darah (vena) yang
dilakukan pada bolus
Tujuan 1. Untuk meminimalkan efek samping.
2. Mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
Indikasi UU no. 23 th. 1992 tentang Kesehatan
SK Men Kes no. 1333 th. 1999 tentang Penerapan Standard Pelayanan Rumah
Sakit
Persiapan Alat 1. Kapas Steril
2. Bak Injeksi
3. Spuit sesuai kebutuhan
4. Sarung Tangan
5. Alkohol 70%
6. Pengalas
7. Bengkok
8. Alat tulis
9. Buku Injeksi
10. Jam tangan dengan detikan
11. Menyiapkan obat yang diberikan (obat injeksi)
Persiapan Klien dan 1. Membantu pasien mendapatkan posisi yang nyaman
Lingkungan 2. Menjaga privasi pasien
Persiapan Perawat Memberikan penjelasan kepada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan
dan tujuan dari tindakan tersebut
Prosedur Pelaksanaan 1. Membawa alat ke dekat pasien
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3. Pakai sarung tangan
4. Memasang perlak
5. Memeriksa area infus dan melihat tanggal pemasangan infus
6. Memasukkan obat ke dalam spuit
7. Memastikan infus dalam keadaan menetes lancar, tidak ada tanda-tanda
plebitis, kemudian klem pengatur tetesan dimatikan
8. Melakukan desinfektan dengan alkohol 70 %
9. Memasukkan obat
10. Melihat ekspresi wajah pasien
11. Mengatur tetesan sesuai dengan kebutuhan yang sudah ditentukan
12. Memantau efek dari obat dengan mengukur nadi pasien
13. Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan
14. Melepas sarung tangan dan cuci tangan
15. Mencatat dan memberi tanda pada format pemberian injeksi dan buku injeksi
Sumber Rujukan Kusyati, Eni. (2006). KETRAMPILAN DAN PROSEDUR LABORATORIUM
KEBUTUHAN DASAR. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tahap Implementasi Keperawatan

Fase Tugas Perawat


Prainteraksi 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan obat dengan benar
4. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar
Orientasi 1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / pasien
3. Menanyakan kesiapan pasien sebelum melakukan tindakan
Kerja 1. Mengatur posisi pasien sesuai tempat penyuntikan
2. Memasang perlak dan alasnya
3. Membebaskan daerah yang akan dilakukan injeksi / menutup
pintu sebagai privasi.
4. Memakai sarung tangan
5. Menentukan tempat penyuntikan dengan benar
6. Memasukan spuit dengan jarum masuk 2/3
7. Melakukan aspirasidan pastikan darah masuk spuit
8. Memasukan obat secara perlahan
9. Mencabut jarum dari tempat penusukan
10. Membuang spuit kedalam bengkok
Terminasi 1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan pasien
4. Mencuci tangan
5. Mencatan kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN
DI RUANG BOUGENVILLE

FORMAT SUPERVISI INJEKSI INTRA VENA MELALUI SELANG INFUS

Hari/tanggal : Supervisor :

Ruangan : Yang disupervisi :

Aspek Dilakukan
Parameter Keterangan
Penilaian Bobot Ya Tidak
Persiapan A. Menyiapkan Alat
1. Kapas Steril. 1
2. Bak Injeksi. 1
3. Spuit sesuai kbutuhan 1
4. Sarung Tangan. 1
5. Alkohol 70%. 1
6. Pengalas. 1
7. Bengkok. 1
8. Alat tulis. 1
9. Buku Inkeksi. 1
10. Jam tangan dengan detikan. 1

B. Menyiapkan obat yang diberikan


1. Obat injeksi 1

C. Menyiapkan Pasien.
1. Memberi penjelasan kepada 2
pasien tentang prosedur yang
akan dilakukan.
2. Mengatur posisi pasien yang 1
nyaman.

Pelaksanaan Pelaksanaan Injeksi intra vena:

1. Cuci tangan. 2
2. Memasang perlak 1
3. Menggunakan sarung tangan. 1
4. Memeriksa area infus dan tanggal 2
pemasangan.
5. Memasukkan obat dalam spuit. 1
6. Pastikan infus dalam keadaan menetes 2
lancar tidak ada tanda-tanda plebitis,
kemudian klem atau pengatur tetesan
dimatikan
7. Melakukan desinfektan dengan 2
alkohol 70 % pada daerah yang akan
diinjeksi.
8. Obat dimasukkan. 1
9. Lihat ekspresi wajah pasien. 2
10. Pengatur tetesan dibuka kembali, 1
kemudian tetesan diatur sesuai
dengan kebutuhan yang sudah
ditentukan.
11. Memantau efek dari obat dengan 2
mengukur nadi pasien.
12. Pasien dirapikan, alat-alat 1
dibereskan.
13. Melepas sarung tangan dan cuci 1
tangan.
14. Mencatat dan memberi tanda pada 1
format pemberian obat

Sikap Sikap perawat pada waktu injeksi:


1. Komunikasi. 1
2. Kerjasama. 1
3. Tanggung Jawab. 1
4. Kewaspadaan. 1

Evaluasi Evaluasi:
1. Mengevaluasi adanya ESO 1
2. Mengobservasi respon dan kondisi 1
pasien.
Total Nilai 40

Keterangan :

Ya (dilakukan) : nilai 1

Tidak dilakukan: nilai 0 Bila Skor < 56 % : Kriteria Kurang

Bila Skor 56 – 75 % : Kriteria Cukup

Nilai = total skor x 100 % Bila Skor 76 – 100 % : Kriteria Baik

total bobot

Palangkaraya,

Supervisor

Kepala Ruangan

1. PP/ ...............................

2. PA/ ................................
( )
LEMBAR PENILAIAN SUPERVISI

DI RUANG BOUGENVILLE RSUD DORIS SYLVANUS

Masalah yang Ditemukan Pemecahan Masalah Konsep Solusi/Follow Up

Palangkaraya, 23 Mei 2018

Perawat Primer Supervisor

( ) ( )

You might also like