Telp: Terdaftar Sejak: 11 Maret2018 1

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 6

PORTOPOLIO

Kasus 1
Topik : Asma Bronkial
Tanggal (kasus) : 11 Maret 2018 Presenter : dr. Carollius Pratama Putra
Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Herianto, SpPD
Tempat Presentasi :
Objektif Presentasi :
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
Seorang wanita usia 30 tahun, datang dengan keluhan sesak nafas yang
□ Deskripsi :
memberat 1 jam sebelum masuk rumah sakit
□ Tujuan : Menegakkan diagnosis
Bahan
□ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit
Bahasan :
Cara □ Presentasi dan □ Pos
□ Diskusi □ E-mail
Membahas : Diskusi
Nama : Ny. SS , wanita, Usia 30
Data Pasien : No. Registrasi : 154458
tahun
Nama RS: RSUD Sekayu Telp : Terdaftar sejak : 11 Maret2018
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Gambaran Klinis:
Ny. SS datang ke IGD RSUD Sekayu dengan keluhan sesak nafas yang memberat 1 jam
sebelum masuk rumah sakit. Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit os mulai merasakan
nafasnya sesak, dengan frekuensi 1 - 2 kali sehari. Sesak dipengaruhi suhu, os merasa
sesak terutama pada malam hari dan merasa lebih nyaman saat beristirahat. ± 2 hari
sebelum masuk rumah sakit, penderita mengeluh sesak nafas kembali saat pagi hari, rasa
berat di dada, sesak tidak berkurang dengan perubahan posisi ataupun penderita
beristirahat, sesak malam hari ada.. Batuk (+) sejak 3 hari lalu, pilek (-), demam (-). BAB
dan BAK seperti biasa. ± 1 jam sebelum masuk rumah sakit, penderita mengeluh sesak
nafas yang semakin parah, Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis,
temperatur 36,7ºC, Tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 88x/m, RR = 28x/m, Vesikuler +/+,
Wheezing +/+.
2. Riwayat Pengobatan: Os tidak sedang mengonsumsi obat-obatan apapun
3. Riwayat kesehatan/Penyakit: Riwayat asma sejak berumur 5 tahun, riwayat alergi (-),
riwayat merokok (-)
4. Riwayat Keluarga :
Riwayat keluhan yang sama tidak ada
Riwayat Diabetes Melitus tidak ada
Riwayat alergi tidak ada
5. Riwayat Psikososial :
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Hasil Pembelajaran :
1. Definisi asma bronkial
2. Penegakkan diagnosis asma bronkial
3. Patogenesis asma bronkial
4. Tatalaksana asma bronkial
5. Edukasi tentang asma bronkial yang tepat

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio


1. Subjektif :
Ny. SS datang ke IGD RSUD Sekayu dengan keluhan sesak nafas yang memberat 1 jam
sebelum masuk rumah sakit. Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit os mulai
merasakan nafasnya sesak, dengan frekuensi 1 - 2 kali sehari. Sesak dipengaruhi suhu,
os merasa sesak terutama pada malam hari dan merasa lebih nyaman saat beristirahat. ± 2
hari sebelum masuk rumah sakit, penderita mengeluh sesak nafas kembali saat pagi
hari, rasa berat di dada, sesak tidak berkurang dengan perubahan posisi ataupun
penderita beristirahat, sesak malam hari ada. Batuk (+) sejak 3 hari lalu, pilek (-), demam
(-). BAB dan BAK seperti biasa. ± 1 jam sebelum masuk rumah sakit, penderita
mengeluh sesak nafas yang semakin parah. Riwayat asma sejak berumur 5 tahun, riwayat
alergi (-)
2. Objektif :
Keadaan Umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Compos Mentis
Suhu : 36,7ºC
Frekuensi nadi : 88x/m, regular, isi dan tegangan cukup
Pernafasan : 28x/m, regular, tipe torakoabdominal
Tekanan darah : 130/90mmHg
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : 165 cm

Kepala : normocephali
Mata : konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Pulmo : statis dan dinamis simetris, stem fremitus kanan = kiri, vesikuler (+/
+), ronkhi (-/-), wheezing (+/+)
Cor : Iktus kordis tidak tampak, iktus kordis tidak teraba, batas jantung
normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Datar, lemas, bisung usus (+) normal, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : edema (-), akral hangat, capirally refill < 2 detik

3. Assesment :
Anamnesis pada kasus:
Ny. SS datang ke IGD RSUD Sekayu dengan keluhan sesak nafas yang memberat 1 jam
sebelum masuk rumah sakit. Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit os mulai merasakan
nafasnya sesak, dengan frekuensi 1 - 2 kali sehari. Sesak dipengaruhi suhu, os merasa
sesak terutama pada malam hari dan merasa lebih nyaman saat beristirahat. ± 2 hari
sebelum masuk rumah sakit, penderita mengeluh sesak nafas kembali saat pagi hari,
rasa berat di dada, sesak tidak berkurang dengan perubahan posisi ataupun penderita
beristirahat, sesak malam hari ada. Batuk (+) sejak 3 hari lalu, pilek (-), demam (-). BAB
dan BAK seperti biasa. ± 1 jam sebelum masuk rumah sakit, penderita mengeluh sesak
nafas yang semakin parah. Riwayat asma sejak berumur 5 tahun, riwayat alergi (-)

Teori
 Asma bronkial adalah hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsang dan
menyebabkan gejala obstruksi saluran nafas yang episodik dan reversible. Asma
merupakan penyakit inflamasi kronis yang berkaitan dengan faktor genetik dan
lingkungan.
 Faktor Predisposisi asma:
 Atopi
 Riwayat keluarga
 Obesitas
 Diet
 Infeksi
 Alergen
Pemeriksaan Fisik pada Kasus
Keadaan Umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Compos Mentis
Suhu : 36,7ºC
Frekuensi nadi : 88x/m, regular, isi dan tegangan cukup
Pernafasan : 28x/m, regular, tipe torakoabdominal
Tekanan darah : 130/90mmHg
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : 165 cm

Kepala : normocephali
Mata : konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Pulmo : statis dan dinamis simetris, stem fremitus kanan = kiri, vesikuler (+/+),
ronkhi (-/-), wheezing (+/+)
Cor : Iktus kordis tidak tampak, iktus kordis tidak teraba, batas jantung
normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Datar, lemas, bisung usus (+) normal, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : edema (-), akral hangat, capirally refill < 2 detik
Teori:
Wheezing pada asma terjadi karena obstruksi saluran nafas pada asma yang mana
merupakan kombinasi spasme otot bronkus, sumbatan mukus, edema, dan inflamasi
dinding bronkus. Obstruksi bertambah berat selama ekspirasi karena secara fisiologis
saluran nafas akan menyempit pada fase tersebut. Udara terperangkap pada bagian distal
tempat penyumbatan, sehingga terjadi hiperinflasi progresif paru. Akan timbul mengi
ekspirasi memanjang yang merupakan ciri khas asma sewaktu pasien berusaha
memaksakan udara keluar.

Gambaran klinis asma klasik adalah serangan episodik batuk mengi, dan sesak nafas.
Pada awal serangan sering gejala tidakjelas seperti rasa berat di dada, dan pada asma
alergik mungkin disertai pilek atau bersin.

Yang membedakan asma dengan penyakit paru yang lain yaitu pada asma serangan dapat
hilang dengan atau tanpa obat, artinya serangan asma tanpa diobati ada yang hilang
sendiri. Tetapi membiarkan pasien asma dalam serangan, tanpa obat selain tidak etis, juga
dapat membahayakan nyawa pasien. Gejala asma juga sangat bervariasi dari satu individu
ke individu yang lain, dan bahkan bervariasi pada individu sendiri misalnya gejala pada
malam hari lebih sering muncul dibandingkan malam hari.
4. Plan :
 O2 nasal 2 - 3 Lpm
 Nebu ventolin 2,5 cc.
 ambroxol 3 x 1 tab PO
 salbutamol 2 x 2 mg tab PO
 Cefadroxil 2 x 500 mg tab PO
Teori:
Pada dasarnya obat-obat anti-asma dipakai untuk mencegah dan mengendalikan gejala
asma. Fungsi penggunaan obat anti asma antara lain:
Pencegah (controller) yaitu obat-obat yang dipakai setiap hari, dengan tujuan agar gejala
asma persisten tetap terkendali. Termasuk golongan ini yaitu obat-obat anti-inflamasi dan
bronkodilator kerja panjang (long acting). Obat-obat anti-inflamasi khususnya
kortikosteroid hirup adalah obat yang paling efektif sebagai pencegah..Termasuk golongan
obat pencegah adalah kortikosteroid hirup, kortikosteroid sistemik, natrium kromolin,
natrium nedokromil, teofilin lepas lambat (TLL), agonis beta 2 kerja panjang hirup
(salmaterol dan formoterol) dan oral, dan obat-obat anti alergi.

Penghilang Gejala (reliever). Obat penghilang gejala yaitu obat-obat yang dapat
merelaksasi bronkokonstriksi dan gejala-gejala akut yang menyertainya dengan segera.
Termasuk dalam golongan ini yaitu agonis beta 2 hirup kerja pendek (short acting),
kortikosteroid sistemik, anti kolinergik hirup, teofilin kerja pendek, agonis beta 2 oral
kerja pendek. Agonis beta 2 hirup (fenoterol, salbutamol, terbutalin, prokaterol)
merupakan obat terpilih untuk gejala asma akut serta bila diberikan sebelum kegiatan
jasmani, dapat mencegah serangan asma karena kegiatan jasmani. Agonis beta 2 hirup
juga dipakai sebagai penghilang gejala pada asma episodik.

Edukasi :
Edukasi kepada pasien dan keluarganya tentang penyakitnya sehingga bisa menghindari
alergen atau faktor pencetus, dan memahami obat-obat yang dipakai serta efek samping.

Konsultasi : -

DAFTAR PUSTAKA
1. Sundaru H, Sukamto. 2014. Asma Bronkhial. Dalam : Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi VI. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam, FK UI. 478-488.
2. Barnes, P J. 2006. Asthma. In : Harrison's Principle of Internal Medicine Ed
19. New York :Mc Graw Hill education. 1669-1681.
3. Broide D. New perspectives on mechanisms underlying chronic allergic
inflammation and asthma. JACI.2008.122 (3): 475-80.
4. Global Initiatif for Asthma (GINA). 2018. Global Strategy For Asthma
Management and Prevention.

You might also like