Professional Documents
Culture Documents
Sismik Filogenetik Molekuler
Sismik Filogenetik Molekuler
Sismik Filogenetik Molekuler
FILOGENETIK MOLEKULER
Nama :
BIOLOGI 2015
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Klasifikasi bakteri secara filogenetik dapat dilakukan melalui analisis
taksonomi molekular (Sembiring, 2010). Data yang digunakan adalah sekuens gen
yang mengkode 16S rRNA (16S rDNA) pada masing-masing strain yang akan
diklasifikasikan. Woese pada tahun 1980-an telah dapat menyimpulkan bahwa
perbandingan filogenetik berdasarkan bagian conserved dari genom lebih stabil
daripada klasifikasi berdasarkan pada sifat-sifat fenotipik (Woese, 1987). Oleh
karena itu, penggunaan molekul rRNA disebarluaskan untuk pembuatan
perbandingan filogenetik, dan gen 16S rRNA (1650 bp) adalah marker yang
paling umum digunakan dalam bidang sistematika mikrobia (Prakash et al.,
2007).
Molekul 16S rRNA terdiri atas daerah variabel dan daerah conserved, dan
primer universal untuk amplifikasi gen 16S rRNA biasanya dipilih dari daerah
conserved sedangkan daerah variabel digunakan untuk taksonomi perbandingan.
Langkah awal dalam klasifikasi filogenetik adalah mengisolasi dan memurnikan
DNA kromosomal dari masing-masing strain. Gen 16S RNA selanjutnya
diamplifikasi dengan teknik PCR (polymerase chain reaction) dari masing-masing
sampel DNA kromosomnya. Hasil amplifikasi tersebut dimurnikan untuk
disekuensing (Prakash et al., 2007).
Analisis filogenetika, kelompok outgroup sangat dibutuhkan dan
menyebabkan polarisasi karakter atau ciri, yaitu karakter apomorfik dan
plesiomorfik. Karakter apomorfik adalah karakter yang berubah dan diturunkan
dan terdapat pada ingroup, sedangkan karakter plesiomorfik merupakan karakter
primitive yang terdapat pada outgroup. Karakter sinapomorfik adalah karakter
yang diturunkan dan terdapat pada kelompok monofiletik. Karakter morfologi
telah lama digunakan dalam banyak penelitian filogenetika. Dengan pesatnya
perkembangan teknik-teknik di dalam biologi molekuler penggunaan sekuen
DNA dalam penelitian filogenetik telah meningkat pesat dan telah dilakukan pada
semua tingkatan taksonomi, misalnya famili, marga, dan spesies. Filogenetik
molekuler mengombinasikan teknik biologi molekuler dengan statistik untuk
merekonstruksi hubungan filogenetika (Hillis et al., 1996).
Menurut Prakash (2007) Klasifikasi filogenetik dilakukan melalui
konstruksi phylogeny tree. Phylogeny tree yang diperoleh merupakan hasil
klasifikasi yang menunjukkan hubungan filogenetik masing-masing strain bakteri
yang diklasifikasikan. Terdapat 4 tahapan dalam mengkonstruksi phylogeny tree
yang didasarkan atas data sekuens 16S rDNA, yaitu:
a. Preparasi sekuens 16S rDNA
b. Aligment sekuens 16S rDNA
c. Konstruksi phylogeny tree
d. Konstruksi matriks similaritas dan perbedaan nukleotida 16S rRNA.
1.3. Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah di atas adalah :
Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui cara dan tahapan analisis
kekerabatan bakteri Escherichia dengan metode filogenetik molekuler.
BAB II
METODE PENELITIAN
B. Bahan
1. Data sequence
Strain mikroba yang digunakan merupakan genus Lactobacillus
berjumlah 15 yang data sequence 16S rRNA-nya diperoleh dengan cara
download dari data base Internasional melalui internet dengan alamat:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/Taxonomy. Data strain bakteri yang di uji
ditunjukkan dalam Tabel 1 di bawah ini dan data selengkapnya mengenai
sequence 16S rRNA dari masing-masing strain ditunjukkan dalam Lampiran
1.
Tabel 1. Nama Strain Anggota Escherichia
No Nama Strain
1 Escherichia albertii Albert 19982
g. Click align. Setelah align selesai ada instruksi: truncating sequences nama to
15 characters for phylip output. Click OK. Kemudian Close.
h. Melihat di folder ClustalX ada tidaknya file yang disimpan. melihat file
gun4.dnd, gun4.aln, gun4.phy dan gun4.gde dalam folder clustalX.
j. C:\Phylip>del infile
k. C:\Phylip>ren outfile infile (Enter)
l. C:\Phylip>neighbor (Enter)
m. Akan muncul tulisan Are these setting correct?
n. Mengetikkan y (Enter)
o. Akan muncul tulisan: Output written on output
Tree written on tree file
p. C:\Phylip\exit
a. Click TREEV32
b. Click File Open Look in PHYLIP
c. Memilih files of type: All file (*.*)
d. Click Treelife kemudian open
e. Click Tree mencari/menentukan define outgroup kemudian click tree
kembali dan memilih edit preferences, kemudian memilih Phylogram.
f. Click file save as graphic dalam suatu folder tersendiri.
Copy paste sisa Tabel yang tersisa dengan cara meletakkan pada kolom
pertama baris kedua dalam program EXELL.
n. Membuat table dalam WORDS untuk mempresentasikan hasil print out table
dalam EXELL.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Analisis dilakukan setelah didapatkan strain bakteri Escherichia, kemudian
dilakukan bantuan software PFE dengan memasukkan strain yang terpilih ke
dalam software tersebut. Seperti gambar berikut:
Setelah itu hasil dari copy-paste sequence kemudian diluruskan dan disave
dengan nama yang sesuai nama sequence strain terpilih. Kemudian dilanjutkan
dengan metode alignment sequence 16S rRNA menggunakan program ClustalX.
File yang telah disimpan dari program PFE, dimasukkan ke dalam program
ClustalX. Saat mengonstruksi file tersebut, terdapat tampilan berupa urutan basa
nitrogen masing-masing sekuens. (Gambar 1). Urutan basa nitrogen ditampilkan
sesuai dengan panjang sekuens dan setiap basa nitrogen memiliki satu warna
tertentu, yaitu hijau untuk A, merah untuk T, ungu untuk G, dan biru untuk C.
Selain itu, tampilan urutan basa nitrogen juga dapat diubah menjadi urutan asam
amino sesuai dengan urutan kodonnya. Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:
Gambar 2. Pengaplikasian Alignment sequence 16S rRNA menggunakan
ClustalX
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh Berbagai spesies dari genus
Escherichia yang saling berdekatan posisinya dalam pohon filogenetik dapat
diduga memiliki hubungan kekerabatan yang dekat, begitupun sebaliknya. Pada
gambar (3) kode strain DSM dari Escherichia blattae berjarak jauh dengan kode
strain yang lain, sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan kekerabatannya tidak
dekat. Berbeda dengan kode strain dari ATCC dari Escherichia fergusonii dan
kode strain NBRC 102203 dari Escherichia coli berjarak sangat dekat dengan
kode strain Albert dari Escherichia Albertii. Analisis kekerabatan secara lebih
akurat dapat dilakukan dengan menggunakan panjang cabang. Jika selisih
panjang cabang antara 2 organisme tersebut sangat jauh, hubungan kekerabatan
di antara keduanya juga jauh, begitupun sebaliknya.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah praktikan hendaknya memahami terlebih
dahulu apa yang akan dipraktikumkan, sehingga praktikan dapat mengikuti
jalannya praktikum dengan baik, dan praktikan seharusnya lebih teliti dalam
memasukkan data, sehingga hasil yang diperoleh akan lebih akurat.